Bioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium.

dokumen-dokumen yang mirip
Anindita Meitamasari Dosen Pembimbing : Ipung Fitri Purwanti ST., MT. Ph.D.

UJI KEMAMPUAN BAKTERI Bacillus megaterium DAN Bacillus subtilis UNTUK MEREMOVAL LOGAM BERAT KROMIUM (III)

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan campuran bakteri (Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

BAB III METODE PENELITIAN. Februari sampai Juli 2012 di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi,

BAB III METODE PENELITIAN

Modul 5 Bioremediasi Polutan Organik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji, yaitu uji resistensi logam berat, uji TPC (Total Plate Count), dan uji AAS

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Pada metode difusi, digunakan 5 perlakuan dengan masing-masing 3

LAMPIRAN Lampiran 1: Komposisi dan Penyiapan Media Skim Milk Agar, Komposisi Media Feather Meal Agar, Komposisi Media Garam Cair.

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

BIOREMEDIASI TANAH TERCEMAR Hg MENGGUNAKAN BAHAN CAMPURAN LINDI DAN KOMPOS

MATERI DAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2.

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

BAB III BAHAN DAN METODE

Minimalisir Logam Berat Ni Pada Limbah Cair Industri Elektroplating dengan Pseudomonas fluorescens

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PENGGUNAAN EM4 DAN BIO HS SEBAGAI PENYERAP ION LOGAM Pb 2+

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

3 Metode Penelitian 3.1 Alat-alat

BAB I PENDAHULUAN. 2. TUJUAN Mampu memeriksa kadar Nitrat dalam air.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini masyarakat modem tengah menghadapi banyak masalah. lingkungan dan pendekatan secara biologi mulai banyak dilakukan untuk

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

POLA PERTUMBUHAN DAN TOKSISITAS BAKTERI RESISTEN HgCl2 Ochrobactrum sp. S79 dari CIKOTOK, BANTEN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

2016 BIOREMEDIASI LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH MODEL PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Pangan dan Hortikultura Sidoarjo dan Laboratorium Mikrobiologi, Depertemen

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Karakterisasi Isolat L. plantarum dan Bakteri Indikator

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

3 METODE. Bahan dan Alat Penelitian

Transkripsi:

Bioremediasi Limbah Cair Tercemar Kromium (Cr) Menggunakan Mixed Culture Bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Anindita Meitamasari *) dan Ipung Fitri Purwanti Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia ditatutetoo@gmail.com Abstrak Lingkungan perairan sebagai pembuangan limbah industri langsung banyak mengandung logam berat salah satunya adalah kromium. Logam berat kromium pada air akan semakin meningkat karena akumulasi air limbah yang dibuang kedalam sungai. Penelitian ini bertujuan untuk meremoval logam berat kromium dengan menggunakan mixed culture bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Upaya bioremediasi ini akan menggunakan perlakuan media dengan penambahan salinitas dengan kadar NaCl sebesar 8,5 gram/l dengan perbandingan bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium masing-masing yaitu 25 : 75, 50 : 50 dan 75 : 25. Tiap perbandingan akan dianalisa kemampuan dalam meremoval logam berat dengan konsentrasi kromium 50, 75 dan 100. Analisa menggunakan metoda AAS dan di analisa juga optical density dengan panjang gelombang 600 nm. Hasil penelitian ini menunjukan nilai removal tertimggi kromium konsentrasi 50 adalah pada perbandingan 50:50 yaitu 15,73%. Pada konsentrasi kromium 75 removal tertinggi dicapai pada camuran bakteri dengan perbandingan 75:25 yaitu 9,53%. Sedangkan pada konsentrasi kromium 100 removal tertinggi dicapai pada campuraan bakteri dengan perbandingan 50:50 yaitu 29,54%. Katakunci: Bioremediasi, Bacillus subtilis, Bacillus megaterium, Kromium, Mixed Culture. 1. Pendahuluan Faktor pencemar paling penting pada sungai yang dapat mempengaruhi kesehatan adalah logam berat seperti merkuri (Hg), Cadmium (Cd), Kromium (Cr) dan Plumbum (Pb). Logam berat tersebut dapat mengubah rantai makanan, tingkah laku, genetik serta struktur komunitas perairan (Rachmansyah. 1998). Keberadaan logam berat di perairan adalah hal yang alamiah tetapi keberadaan logam berat ini akan meningkat dan terakumulasi karena adanya limbah yang dihasilkan industriindustri serta limbah dari aktivitas lainnya (Lin, dkk. 2008) Logam berat dapat diakumulasi dalam jumlah besar dengan menggunakan berbagai jenis mikroorganisme berupa bakteri. Bakteri mempunyai kemampuan biosorpsi melalui metabolisme bakteri yang dapat mereduksi logam berat karena bakteri mampu memanfaatkan ion logam berat tersebut (Bourquin, 1990). Upaya memperbaiki keadaan lingkungan perairan yang tercemar logam berat kromium adalah dengan bioremediasi menggunakan bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Bakteri Bacillus megaterium dapat mereduksi logam berat Cr dan resisten terhadap logam Cr, Se dan As. (Cheung K.H dan Ji Dong Gu, 2005). Bakteri Bacillus dapat menurunkan logam berat kromium sampai 31,89 ppm pada media Nutrient Broth dan pada media molase hingga 26,89 ppm (Budihartono, dkk. 2009) Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kemampuan mixed culture bakteri Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium dalam meremoval kromium dalam berbagai konsentrasi yang berbeda. 2. Metode 2.1. Tahap Laju Pertumbuhan Tahap pertama pada penelitian ini adalah dilakukan laju pertumbuhan pada masing-masing mixed culture bakteri menggunakan media tumbuh nutrient broth (NB) (Merck, Germany). Hasil dari tahap laju pertumbuhan tersebut adalah berupa kurva yang menunjukan fase-fase pertumbuhan bakteri seperti fase lag, fase pertumbuhan, fase stasioner dan fase kematian. Contoh pertumbuhan fase pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada Gambar 1: Keterangan Gambar 1. Kurva Pertumbuhan Bakteri : a) Fase Lag b) Fase Pertumbuhan c) Fase Stasioner

d) Fase Penurunan Populasi / Kematian (Brock dan Madigan,1991) Pertama yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat nutrient agar (NA) (Merck, Germany) dengan cara mengambil 20 gram lalu dilarutkan kedalam 1 liter aquadest. Nutrient agar dimasukkan kedalam cawan petri sebayak 15 ml digunakan sebagai inokulasi bakteri selama 24 jam. Bakteri yang telah di inokulasikan selama 24 jam dipindahkan ke dalam nutrient broth yang diambil 8 gram dan dilarutkan ke dalam 1 liter aquadest, 1 erlenmeyer 250 ml akan berisi 150 ml nutrient broth. Fungsi dari nutrient broth tersebut sebagai nutrisi dan media tumbuh untuk bakteri. Untuk 150 ml nutrient broth dimasukkan 2 hingga 3 oose bakteri. Media nutrient broth yang telah berisi bakteri tersebut di shaker (Innova 2000, USA) dengan kecepatan 150 rpm selama 18 jam. Hasil dari shaker tersebut di centrifuge (Jouan 44600, Prancis) dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit untuk mendapatkan endapan bakteri yang dibutuhkan. Buang media nutrient broth lalu ambil endapan dan homogenkan menggunakan larutan salin sebanyak 10 ml. Periksa nilai OD menggunakan spektrofotometer (Thermo Fisher Scientific, USA) hingga nilai absorban mencapai ± 0,5 A. Masukkan masing-masing bakteri yang sudah di campur larutan salin dan mempunyai absorban ± 0,5 A tersebut sesuai perbandingan yang telah ditentukan ke dalam media nutrient broth hingga 100 ml pada erlenmeyer 250 ml. Erlenmeyer tersebut dikocok menggunakan shaker selama 24 jam dan 2 jam sekali dianalisa OD (Optical Density) menggunakan spektrofotometer (Thermo Fisher Scientific, USA) dengan panjang gelombang 600 nm. 2.2. Tahap Bioremediasi Tahap ini dilakukan untuk mengetahui prosentase removal logam berat kromium oleh bakteri. Jangka waktu uji bioremediasi tergantung dari hasil laju pertumbuhan bakteri, karena uji bioremediasi akan diambil dari waktu tengah dari fase pertumbuhan. Pertama kali yang dilakukan adalah memisahkan bakteri dari pertengahan waktu laju pertumbuhan dengan cara mencentrifuge dengan kecepatan 4000 rpm lalu diambil endapannya. Endapan tersebut diencerkan dengan larutan salin kemudian homogenkan endapan dan larutan salin tersebut. Periksa OD larutan tersebut hingga absorban mencapai ± 0,5 A. Kemudian ambil masing-masing larutsan bakteri sesuai dengan perbandingan mixed culture bakteri lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer yang telah ada larutan kromium dengan perlakuan salin. Penelitian ini akan di analisa kromium, optical density, ph dan suhu pada awal, tengah dan akhir penelitian. Analisa berat kering akan dilakukan pada awal dan akhir penelitian. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Tahap Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan dilakukan selama 24 jam dan dianalisa nilai optical density menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm setiap 2 jam sekali. Nilai optical density tersebut menunjukan tingkat kepadatan bakteri sehingga didapatkan kurva pertumbuhan seperti Gambar 2. Gambar 2. Kurva Laju Pertumbuhan Bakteri Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa tren pertumbuhan dari ketiga perbandingan bakteri adalah sama. Pada jam ke 2 hingga 4 adalah fase lag, pada jam ke 0 hingga 12 adalah fase pertumbuhan, pada jam ke 12 hingga 14 adalah fase stasioner dan pada jam ke 14 hingga 24 adalah fase penurunan populasi atau kematian. Fase pertumbuhan pada laju pertumbuhan bakteri adalah selama 12 jam maka pada uji bioremediasi akan dilakukan pertumbuhan bakteri selama 6 jam kemudian bakteri tersebut akan diambil dengan cara di centrifuge dan di pindahkan ke dalam media yang mengandung kromium berbagai konsentrasi dengan perlakuan salinitas 8,5 gram/l. 3.2 Tahap Bioremediasi Pada tahap bioremediasi media kromium dengan perlakuan salinitas yang telah dicampur oleh masing-masing bakteri dengan perbandingan 25:75, 50:50 dan 75:25 akan di shaker selama 6 jam dan dianalisa konsentrasi kromium, optical density, ph dan suhu pada jam ke-0, jam ke-3 dan jam ke-6 serta dianalisa berat kering bakteri pada jam ke-0 dan jam ke-6. Hasil analisa menggunakan metode AAS yang dilakukan pada laboratorium lingkungan LPPM ITS Surabaya nilai konsentrasi kromium awal untuk konsentrasi perlakuan 50 adalah 124,31, konsentrasi kromium awal untuk konentrasi perlakuan 75 adalah 205,09 dan konsentrasi kromium awal untuk konsentrasi perlakuan 100 adalah 304,68. Efisiensi penurunan konsentrasi kromium dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Prosentase Efisiensi Removal Kromium setelah 6 Jam Pemaparan Konsentrasi Mixed Culture 50 75 100 25:75 4,30 8,01 20,40 50:50 15,73 4,32 29,54 75:25 2,53 9,53 21,91 Pada mixed culture bakteri dengan perbandingan 50 :50 dan konsentrasi kromium 100 dapat mencapai nilai removal tertinggi yaitu 29,54 %. Hal ini menunjukan bahwa kedua bakteri mempunyai kemampuan removal kromium yang sama besar. Nilai penurunan konsentrasi kromium pada sampel jam ke-0, jam ke-3 dan jam ke-6 dapat dilihat pada Gambar 3 untuk perlakuan konsentrasi 50, Gambar 4 untuk perlakuan konsentrasi 75 dan Gambar 5 untuk perlakuan konsentrasi 100. Analisa Optical density (OD) menunjukan kepadatan bakteri yang ada didalam larutan kromium. AnalisaOD dilakukan pada jam ke-0, jam ke-3 dan jam ke-6 menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600 nm. Nilai optical density dapat dilihat pada Gambar 6 untuk konsentrasi kromium 50, Gambar 7 untuk konsentrasi kromium 75 dan Gambar 8 untuk konsentrasi kromium 100. Gambar 6. Nilai OD Pada Konsentrasi Kromium 50 Gambar 3. Penurunan Konsentrasi Kromium 50 Setelah 6 Jam Pemaparan Gambar 7. Nilai OD Pada Konsentrasi Kromium 75 Gambar 4. Penurunan Konsentrasi Kromium 75 Setelah 6 Jam Pemaparan Gambar 8. Nilai OD Pada Konsentrasi Kromium 100 Gambar 5. Penurunan Konsentrasi Kromium 100 Setelah 6 Jam Pemaparan Pada hasil analisa menunjukan bahwa nilai OD semakin menurun. Hal ini terjadi karena kepadatan bakteri semakin lama semakin berkurang atau mati akibat tidak adanya nutrisi, tidak mampu bersaing, tidak mampu meremoval kromium atau telah memasuki fase kematian. Hasil analisa ph dan suhu yang dilakukan pada jam ke-0, jam ke-3 dan jam ke-6 menunjukan bahwa nilai ph pada saat tahap bioremediasi adalah antara 3,3 4. ph tersebut normal karena larutan bersifat salin dan kromium mengandung klorida yang bersifat asam. Bakteri

tetap dapat hidup dalam keadaan asam, bahkan bakteri dapat tumbuh optimum pada keadaan ini. Sedangkan suhu pada tahap bioremediasi menunjukan suhu yang konstan yaitu antara 29 o C hingga 30,5 o C. Suhu ini menunjukan suhu ruang yang efektif dan optimum bagi pertumbuhan bakteri karena bakteri dapat tumbuh pada kondisi suhu 25 o C hingga 45 o C. Maka suhu tersebut tersebut normal dan menunjukan bahwa larutan tersebut tidak terkontaminasi. Koloni bakteri dilakukan untuk mengetahui jumlah bakteri dalam satuan volume. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan metode pengenceran untuk mempermudah dalam perhitungan jumlah koloni bakteri. Semakin besar nilai pengenceran maka semakin memudahkan dalam perhitungan karena jarak koloni tersebut tidak terlalu rapat. Jumlah koloni bakteri dapat dilihat pada Gambar 9 untuk konsentrasi 50, Gambar 10 untuk konsentrasi 75 dan Gambar 11 untuk konsentrasi 100. Jumlah koloni bakteri menunjukan kemampuan bakteri untuk tumbuh pada media yang mengandung kromium dan perlakuan salin. Jumlah koloni akhir yang lebih tinggi menunjukan bahwa perbandingan bakteri tersebut dapat berkembang di konsentrasi tersebut. Jumlah koloni akhir yang lebih tinggi dapat dilihat pada konsentrasi kromium 50 dengan perbandingan 25:75 dan konsentrasi kromium 100 dengan perbandingan 50:50. Berat bakteri menunjukan jumlah bakteri yang terkandung dalam larutan dengan cara menimbang massa bakteri. Berat kering bakteri dilakukan dengan cara menyaring larutan menggunakan kertas saring dengan bantuan vacuum pump. Lalu masukkan kertas saring ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 1 jam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar air dan mendapatkan berat kering bakteri. Berat kering bakteri dapat dilihat pada Gambar 12 untuk konsentrasi 50, Gambar 13 untuk konsentrasi 75 dan Gambar 14 untuk konsentrasi 100. Gambar 9. Jumlah Koloni Bakteri Pada Konsentrasi 50 Gambar 12. Berat Kering Bakteri Pada Konsentrasi 50 Gambar 10. Jumlah Koloni Bakteri Pada Konsentrasi 75 Gambar 13. Berat Kering Bakteri Pada Konsentrasi 75 Gambar 11. Jumlah Koloni Bakteri Pada Konsentrasi 100 Gambar 14. Berat Kering Bakteri Pada Konsentrasi 100 Nilai berat kering akhir yang lebih tinggi dari nilai berat kering awal menunjukan bahwa bakteri tersebut mampu menyerap atau

meremoval kromium lebih besar sehingga berat kering yang ditimbang adalah berat kromium yang teremoval. Berat akhir yang lebih tinggi terlihat pada konsentrasi 50 dengan perbandingan 25:75, konsentrasi kromium 50 dan 75 pada perbandingan 75:25. 5. Kesimpulan Kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Nilai removal kromium tertinggi pada konsentrasi kromium 50 adalah pada perbandingan bakteri 50:50 yaitu 15,73%. 2. Nilai removal kromium tertinggi pada konsentrasi kromium 75 adalah pada perbandingan bakteri 75:25 yaitu 9,53%. 3. Nilai removal kromium tertinggi pada konsentrasi kromium 100 adalah pada perbandingan bakteri 50:50 yaitu 29,54%. 6. Pustaka Bourquin, A.W. 1990. Bioremediation of Hazardous Waste Biofutur. Brock, T.D dan Madigan, M.T. 1991. Biology of Microorganisms. Sixth Edition. Budihartono, dkk. 2009. Pengaruh jenis Nutrient dan metode Bioremediasi Kromium Cr(VI) dalam Tanah Menggunakan Bacillus subtilis dan Pseudomonas putida. Surabaya. Cheung, K.H dan Ji Dong Gu. 2005. Chromate Reduction by bacillus megaterium TKW 3 Isolated From Marine Sediments. World Journal of Microbiology and Biotechnology. Lin, C., He, M., Zhou, Y., Guo, W., Yang, Z., 2008, Distribution and contamination assessment of heavy metals in sediment of the Second Songhua River, China. Environ Monit Assess (Springer), Vol. 137, pp. 329 342. Racmansyah, P.R. 1998. Uji Toksisitas Logam Berat Terhadap Benur Udang Windu Dan Nener Bandeng. Jurnal Perikanan Indonesia.