LAMPIRAN.
Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH 3, N-NO 3, Ortofosfat, TSS, Kerapatan Sel, COD. a. Analisis Nitrogen Organik (APHA ed. 20 th 4500-N org C, 1998) 1. Pembuatan larutan Digestion Reagent: sebanyak 134 gram K 2 SO 4 dan 11.41 gram CuSO 4.5H 2 O dilarutkan dalam 800 ml aquades. Tambahkan 134 ml H 2 SO 4 pekat, kemudian dilarutkan kembali dengan aquadea hingga volume 1 liter. 2. Pembuatan larutan NaOH 6N: sebanyak 240 gram NaOH dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 3. Pembuatan larutan H 2 SO 4 0.02N: sebanyak 0.56 ml H 2 SO 4 pekat dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 4. Pembuatan larutan H 3 BO 3 2%: sebanyak 20 gram H 3 BO 3 dilarutkan dalam 1 liter aquades. 5. Sebanyak 1-4 sampel diambil kemudian ditambahkan 10 ml Digestion Reagent lalu dididihkan dengan labu Kjeldahl hingga warna bening kehijauan. Cairan tersebut kemudian dilarutkan dengan aquades kira-kira <25 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Tabung beserta erlenmeyer 250 ml untuk penampung kemudian dipasang pada alat auto destillation. Waktu destilasi normal diatur selama 4 menit dengan mode AUTO (untuk awal running diatur selama 6 7 menit). NaOH 6 N kemudian disalurkan ke dalam tabung berisi sampel yang telah diencerkan dengan cara menekan tombol NaOH pada alat. Secara otomatis H 3 BO 3 2% dengan indikator mengsel (berwarna ungu) kemudian akan mengalir ke dalam erlenmeyer penampung. Destilasi dibiarkan hingga set waktu habis dengan petunjuk warna asam borat berubah dari ungu menjadi hijau. Selanjutnya larutan kemudian dititrasi dengan H 2 SO 4 0,02 N terstandar hingga berwarna ungu. Prosedur tersebut dilakukan juga pada blanko. Kadar nitrogen organik dihitung dengan persamaan sebagai berikut. 62
b. Analisis N-NH 3 (APHA ed. 20 th 4500-N org C, 1998) 1. Pembuatan larutan NaOH 6N: sebanyak 240 gram NaOH dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 2. Pembuatan larutan H 2 SO 4 0.02N: sebanyak 0.56 ml H 2 SO 4 pekat dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 3. Pembuatan larutan H 3 BO 3 2%: sebanyak 20 gram H 3 BO 3 dilarutkan dalam 1 liter aquades. 4. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Tabung beserta erlenmeyer 250 ml untuk penampung kemudian dipasang pada alat auto destillation. Waktu destilasi normal diatur selama 4 menit dengan mode AUTO (untuk awal running diatur selama 6 7 menit). NaOH 6 N kemudian disalurkan ke dalam tabung berisi sampel yang telah diencerkan dengan cara menekan tombol NaOH pada alat. Secara otomatis H 3 BO 3 2% dengan indikator mengsel (berwarna ungu) kemudian akan mengalir ke dalam erlenmeyer penampung. Destilasi dibiarkan hingga set waktu habis dengan petunjuk warna asam borat berubah dari ungu menjadi hijau. Selanjutnya larutan kemudian dititrasi dengan H 2 SO 4 0,02 N terstandar hingga berwarna ungu. Prosedur tersebut dilakukan juga pada blanko. Kadar nitrogen organik dihitung dengan persamaan sebagai berikut. N NH₃ = (ml titrasi sampel ml titrasi blanko volume sampel x280 c. Analisis NO 3 -N (APHA, 1992) 1. Pembuatan larutan standar nitrat 100 mg/l: 721,8 mg KNO 3 dalam 100 ml aquades dan diencerkan sampai volume 1.000 ml. konsentrasi nitrat untuk pembuatan kurva kalibrasi adalah 0,0-1,0 mg/l. 2. Pembuatan reangen brusin-asam sulfanilat: sebanyak 1 gram brusin sulfat dan 0,1 gram asam sulfanilat dilarutkan dalam 70 ml aquades panas mendidih. Tambahkan 3 ml HCl pekat kemudian larutkan kembali dengan aquades hingga volume 100 ml. 3. Sebelum melakukan analisis kadar NO 3 terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi dengan cara sebagai berikut. Larutan standar NO 3 diencerkan hingga 0.0, 0.2, 0.4, 0.8, dan 1.0 mg/l. Dari masing-masing konsentrasi tersebut dipipet 63
sebanyak 10 ml. Kemudian ditambahkan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H 2 SO 4, diaduk kemudian dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0.5 ml reagen brusinasam sulfanilat ditambahkan, kemudian dipanaskan pada penangas air pada suhu 95 o C selama 20 menit, lalu didinginkan. Ukur intensitas warna yang timbul dengan spektrofotometer pada λ = 410 nm. Setelah itu dibuat kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi dan absorbansi larutan standar, kemudian ditentukan persamaan regresi liniernya. Abs 0.16 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 y = 0.115x + 0.033 R² = 0.992 0 0.5 1 1.5 ppm Gambar : Kurva Standar Nitrat 4. Untuk mengetahui kadar NO 3 pada sampel, sebanyak 10 ml sampel ditambahkan dengan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H 2 SO 4, diaduk kemudian dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0.5 ml reagen brusin-asam sulfanilat ditambahkan, kemudian dipanaskan pada penangas air pada suhu 95 o C selama 20 menit, lalu didinginkan. Ukur intensitas warna yang timbul dengan spektrofotometer pada λ = 410 nm. Kadar NO 3 pada sampel ditentukan dengan memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan regresi linier kurva kalibrasi. d. Analisis Ortofpsfat (APHA ed. 20 th 4500-P D, 1998) 1. Pembuatan larutan amonium molibdat: sebanyak 2.5 gram (NH 4 ) 6 MO 7 O 24.4H 2 O dilarutkan dalam 17.5 ml aquades. Sementara itu sebanyak 28 ml H 2 SO 4 diencerkan dalam 40 ml aquades. Kedua larutan dicampurkan dan dilartkan dengan aquades hingga volume 100 ml. 64
2. Pembuatan Larutan SnCl 2 : sebanyak 2.5 gram SnCl 2.2H 2 O dilarutkan dalam 100 ml gliserol/gliserin. 3. Sebelum melakukan analisis ortofosfat terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi dengan cara sebagai berikut. Larutan standar fosfat diencerkan hingga konsentrasi bervariasi dari 0.0 2.0 mg/l PO 4. Dari masing-masing standar dipipet sebanyak 25 ml dan diukur intensitas warna biru yang terbentuk akibat pencampurannya dengan larutan amonium molibdat dan SnCl 2 pada panjang gelombang yang sama (660 690 nm). Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dan absorbansi. Kemudian dapatkan persamaan regresi linier dari kurva tersebut. Kuva Standar Ortofosfat Absorbansi (Abs) 0.14 0.12 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Konsentrasi (ppm) y = 0.022x + 0.069 R² = 0.991 Series1 4. Untuk mengetahui kadar ortofosfat pada sampel, sebanyak 25 ml sampel diambil kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat serta 0.125 (± 3 tetes) SnCl 2. Larutan kemudian dikocok hingga merata, kemudian didiamkan selama 10 menit. Warna biru yang terjadi diukur intensitasnya pada panjang gelombang 660 690 nm. Kadar ortofosfat ditentukan dengan memasukkan nilai absorbansi hasil pengukuran sampel ke dalam persamaan linier kurva kalibrasi. e. Konsentrasi Sel Metode Total Soluble Solid (TSS) Milipore dengan ukuran pori-pori 0.45 µm terlebih dahulu dikeringkan pada oven 100-105 C selama ± 30 menit. Kemudian ditimbang dan dicatat berat awal milipore (a). Pompa vakum dan wadah penyaring TSS kemudian dipasang 65
ke erlenmeyer penampung. Sisipkan milipore ke wadah penyaring TSS, kemudian pompa vakum dinyalakan. Sebanyak 25 ml sampel dimasukkan perlahan ke dalam wadah penyaring kemudian ditunggu hingga cairan tersaring seluruhnya. Milipore dengan endapan hasil saringan kemudian dikeringkan pada suhu 100-105 o C selama ± 1 jam atau hingga berat konstan. Kemudian ditimbang dan dicatat berat akhir milipore (b). Konsentrasi sel kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut. f. Analisis TSS Metode Spektrofotometer Analisis TSS ini dilakukan dengan spektrofotometer HACH model DR 2000. Setelah power DR 2000 dihidupkan, kemudian dimasukkan nomor program (tertera pada cover DR 2000) untuk parameter Suspended Solid (mg/l). Panjang gelombang (λ) disesuaikan pada 810 nm. Aquades sebanyak ± 10 ml dimasukkan pada kuvet, kemudian dimasukkan ke dalam alat lalu ditutup dan ditekan tombol ZERO. Setelah itu aquades pada kuvet diganti dengan sampel yang akan diperiksa TSS nya, tekan READ/ENTER, lalu baca nilai TSS dalam mg/l pada layar. g. Kerapatan Sel (Metode Haemacytometer) Sebanyak 1 ml dari 10 ml kultur yang telah dicampur dengan 2 ml larutan preservatif Lugol, diambil menggunakan pipet Pasteur kemudian diletakkan ke dalam kamar hitung Improved Neubauer pada Haemacytometer. Sel dihitung dengan bantuan mikroskop pada perbesaran 100 x dengan alur hitung silang pada 9 buah kotak hitung 1/10.000 ml. Sel yang dihitung adalah seluruh sel yang hidup, berwarna kehitaman, baik dalam bentuk uniseluler atau koloni. Data jumlah sel yang diperoleh dari hasil penghitungan jumlah sel menggunakan kamar hitung Improved Neubauer pada Haemacytometer, selanjutnya digunakan untuk menghitung kerapatan sel. 66
h. Analisis COD (Metode Titrasi FAS) 1. Pembuatan larutan K 2 Cr 2 O 7 0.0167 M: timbang 0.4913 gram K 2 Cr 2 O 7, kemudian dikeringkan pada suhu 103 0 C selama 2 jam, setelah itu larutkan dengan aquades hingga volume 50 ml. tambhakan 16.7 ml H 2 SO 4 pekat dan 0.33 gram HgSO 4, lalu dilarutkan dengan aquades hingga volume total 100 ml. 2. Pembuatan reagen H 2 SO 4 : sebanyak 1.012 gram Ag 2 SO 4 dilarutkan dalam 100 ml H 2 SO 4 pekat. 3. Indikator Ferroin: tersedia dalam bentuk yang sudah jadi 4. Larutan FAS 0.1 M: sebanyak 39.2 gram Fe(NH 3 ) 2 SO 4. 7H 2 O dilarutkan dalam aquades, kemudian ditambahkan dengan 20 ml H 2 SO 4 pekat. Dinginkan dan larutkan dengan aquades kembali hingga volume 1 liter. 5. Sebanyak 2.5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung COD mikro, kemudian ditambahkan 1.5 ml larutan K 2 Cr 2 O 7 dan 3.5 ml pereaksi H 2 SO 4 (asam COD). Setelah itu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 148 o C. Setelah dingin, larutan dituang ke erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan dengan indikator ferroin 1 2 tetes. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan Ferro Aluminium Sulfat (FAS) 0.1 M hingga warna kecoklatan. Proses diulangi pada blanko akuades. Perhitungan kadar COD dilakukan dengan rumus berikut. Dimana A adalah ml FAS untuk titrasi blanko, B adalah ml FAS untuk titrasi sampel, dan M adalah molaritas FAS. Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan FAS perlu distandarisasi. Standarisasi dilakukan sama seperti langkah-langkah penentuan COD, namun sampelnya adalah akuades, serta tanpa adanya pemanasan. 67
Lampiran 2. Analisis Mikroalga 1. Kelimpahan Mikroalga Kelimpahan mikroalga diuji ole laboratorium produksi lingkungan departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. 2. Indeks Keragaman Indeks Shannom-Wiener digunakan untuk menentukan keanekaragaman fitoplankton dalam suatu komunitas. Persamaan indeks Shannom-Wiener (Odum, 1971). H = - P i ln P i H = indeks keragaman P i = n i /N N i = jumlah individu ke-i N = jumlah individu Kisaran nilai indeks keragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut: H < 2,3026 = rendah 2,3026 H 6,9078 = sedang H > 6,9078 = tinggi 3. Indeks Keseragaman Digunakan untuk mengetahui berapa besar kesamaan penyebaran jumlah individu pada tingkat komunitas. Formulasi indeks keseragaman adalah sebagai berikut (Odnum, 1971). E = H Hmax E = indeks keseragaman H max = nilai keragaman max (ln S) S = jumlah spesies Nilai indeks ini berkisar antara 0-1. Bila indeks keseragaman mendekati nol, maka ada beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu yang banyak, 68
sementara beberapa jenis biota lainnya sedikit. Jika mendekati satu, maka jumlah setiap spesies sama atau hampir sama. 4. Indeks Dominansi Indeks ini diperoleh dengan menggunakan formulasi Simpson (Odum, 1971). C = (P i ) 2 C = indeks dominansi P i = n i /N Nilai C berkisar 0-1, jika mendekati nol (C<0,5) maka tidak ada jenis fitoplankton yang mendominasi perairan dan jika mendekati satu atau (C>0,5) berarti ada jenis fitoplankton yang mendominasi perairan. Tabel. Hasil Perhitungan Analisis Mikroalga ln Kelimpahan N Organisme i /N (n i /N) -P i ln P i E 2 P i CYANOPHYCEAE Microcystis sp. 4444 0,08944-2,4142 0,21592 0,007999 EUGLENOPHYCEAE Euglena sp. 356 0,00716-4,9386 0,03538 0,000051 Trachelomonas sp. 178 0,00358-5,6317 0,02017 0,000013 CHOLOPHYCEAE Ankistrodesmus 8800 0,17711-1,731 0,30657 0,031366 Dictyosphaerium sp. 5600 0,1127-2,183 0,24603 0,012702 Gloeocystis 266 0,00535-5,23 0,028 0,000029 Westella sp. 4622 0,09302-2,3749 0,22092 0,008653 Gloeotilla sp. 3733 0,07513-2,5886 0,19447 0,005644 Kirchneriella sp. 2311 0,04651-3,0681 0,1427 0,002163 Selenastrum sp. 18400 0,37031-0,9934 0,36787 0,137130 XANTHOHYCEAE Centritractus sp. 89 0,00179-6,3249 0,01133 0,000003 CRYPTOPHYCEAE Cryptomonas sp. 711 0,01431-4,2468 0,06077 0,000205 DINOPHYCEAE Glenodinium sp. 178 0,00358-5,6317 0,02017 0,000013 Jumlah 49688 1,87 0,73 0,206 69
Lampiran 3. Data Hasil Pengamatan Kultivasi Mikroalga Skala Kecil Limbah peternakan 75% : Air Danau LSI IPB25% Hari Suhu COD Nutrien (mg/l) TSS (mg/l) Kerapatan ph ºC (mg/l) N-NH₃ N-N0₃ N-Organik Total N Fosfor Millipore Spektrofotometer Sel (ind/ml) 0 26,5 7,2 989 2,73 4,88 15,01 22,62 11,0 620 590 111.111 6 26,8 7,8 - - - - - - - - - 8 27,6 8 - - - - - - - - - 11 28,6 8,4 330 2,73 4,74 15,01 22,5 11,0 284 86 250.000 13 29,8 8,9 329 0 4,34 9,56 13,9 10,79 468 355 416.666 15 33,2 9,5 659 0 3,86 4,09 8,0 10,69 872 496 944.444 17 31,5 9,1 494 1,37 2,39 4,09 7,9 10,35 500 309 777.777 19 28,8 9,1 330 1,37 5,03 1,37 7,8 10,26 404 157 472.222 22 30 9,3 330 1,37 3,33 1,37 6,1 10,3 1940 910 1.777.777 24 30 9,5 165 0 3,57 1,37 4,9 10,23 925 623 1.277.777 26 30,2 9,3 165 0 3,49 1,37 4,9 10,17 250 130 472.222 70
Limbah peternakan 50% : Air Danau LSI IPB 50% hari suhu COD Nutrien (mg/l) TSS (mg/l) Kerapatan ph ºC (mg/l) NH₃ N-N0₃ N-Organik Total N Fosfor Millipore Spektrofotometer Sel (ind/ml) 0 26,5 7,6 989 5,46 4,34 6,83 16,63 10,6 412 360 138.888 6 26,6 8,1 - - - - - - - - - 8 27,6 9 659 5,46 4,14 6,83 16,43 10,57 220 27 250.000 11 28,4 8,7 659 0 4,13 9,56 13,69 10,44 328 91 305.555 13 29,7 8,5 989 0 3,58 6,83 10,41 10,4 692 265 583.333 15 33,4 9,3 659 2,73 3,73 4,09 10,55 10,24 400 212 416.666 17 31,3 9,4 494 1,37 5,03 2,73 9,13 10,23 332 131 333.333 19 28,8 9,6 330 1,37 4,15 1,37 6,89 10,2 300 71 277.777 22 29,5 9,5 330 1,37 3,39 1,37 6,13 10,19 175 100 305.555 24 30 9,5 330 0 3,36 1,37 4,73 10,16 435 246 527.777 26 30,4 9,4 165 0 4,10 1,37 5,47 10,11 105 85 277.777 71
Lampiran 4. Data Kerapatan Sel Pada Media Sakla Kecil Tabel. Hasil Analisis Kerapatan Sel Pada Media Skala Kecil Kerapatan sel (Ind/ ml) Hari 75% Limbah (Bak I) 50% Limbah (Bak II) 0 111111 138888 11 250000 305555 13 416666 583333 15 944444 416666 17 777777 333333 19 472222 277777 22 1777777 305555 24 1277777 527777 26 472222 277777 72
Lampiran 5. Data TSS Pada Media Skala Kecil Tabel 4.5. Hasil Pengukuran TSS Pada Media Skala Kecil 75% Limbah (Bak I) 50% Limbah (Bak II) Hari TSS (mg/l) TSS (mg/l) Millipore Spektrofotometer Millipore Spektrofotometer 0 620 590 412 360 11 284 86 328 91 13 468 355 692 265 15 872 496 400 212 17 500 309 332 131 19 404 157 300 71 22 1940 910 175 100 24 925 623 435 246 26 250 130 105 85 73
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Suhu dan ph Media Kultivasi Tabel. Hasil Pengukuran Suhu dan ph media kultivasi Tanggal Hari Suhu ( C) ph 14 Juni 2010 0 29,5 7,8 16 Juni 2010 2 24,6 8,3 18 Juni 2010 4 27,0 8,5 20 Juni 2010 6 28,0 8,6 22 Juni 2010 8 32,1 9,5 24 Juni 2010 10 28,9 10,2 26 Juni 2010 12 27,0 9,6 28 Juni 2010 14 27,1 9,8 30 Juni 2010 16 28,1 9,5 02 Juli 2010 18 29,5 9,2 04 Juli 2010 20 28,5 9,8 6 Juli 2010 22 28,4 9,7 8 Juli 2010 24 28,3 9,4 Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan) 74
Lampiran 7. Data Hasil Analisis Kadar Nitrogen Tabel. Hasil Analisis Kadar Nitrogen dalam Media Limbah Cair Peternakan Nitrogen (mg/l) Total Tanggal Hari N- organik N- NH₃ N- NO₃ N (mg/l) 14 Juni 2010 0 5,46 1,40 4,54 11,4 16 Juni 2010 2 2,73 1,12 4,35 8,20 18 Juni 2010 4 1,37 0,56 4,05 5,98 20 Juni 2010 6 1,37 0,56 3,86 5,79 22 Juni 2010 8 1,37 0,56 3,71 5,64 24 Juni 2010 10 1,37 0,56 3,69 5,62 26 Juni 2010 12 1,37 0,56 3,68 5,61 28 Juni 2010 14 1,37 0,56 3,74 5,67 30 Juni 2010 16 0,69 0,56 3,79 5,04 02 Juli 2010 18 1,73 2,24 4,02 7,99 04 Juli 2010 20 1,73 1,40 3,88 7,01 6 Juli 2010 22 1,73 1,12 3,38 6,23 8 Juli 2010 24 0,68 0,84 3,33 4,85 Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan) 75
Lampiran 8. Data Hasil Analisis Kadar Ortofosfat Tabel : Hasil Pengujian Ortofosfat dalam Media Kultivasi Tanggal Hari Ulangan Kadar P1 P2 Ortofosfat 14 Juni 2010 0 10,36 10,47 10,42 16 Juni 2010 2 10,34 10,45 10,40 18 Juni 2010 4 10,30 10,43 10,37 20 Juni 2010 6 10,25 10,34 10,30 22 Juni 2010 8 10,22 10,26 10,24 24 Juni 2010 10 10,22 10,34 10,28 26 Juni 2010 12 10,14 10,02 10,08 28 Juni 2010 14 10,14 10,01 10,08 30 Juni 2010 16 9,93 9,93 9,93 02 Juli 2010 18 10,59 10,55 10,57 04 Juli 2010 20 10,35 10,43 10,39 6 Juli 2010 22 10,18 10,19 10,19 8 Juli 2010 24 10,13 10,16 10,15 Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan) 76
Lampiran 9. Data Hasil Analisis COD Tabel: Hasil Pengujian Kadar Ortofosfat dalm Media Kultivasi Tanggal Hari Ulangan Kadar COD P I P II (mg/l) 14 Juni 2010 0 659 659 659 16 Juni 2010 2 330 330 330 18 Juni 2010 4 165 321 243 20 Juni 2010 6 330 330 330 22 Juni 2010 8 330 165 248 24 Juni 2010 10 330 165 248 26 Juni 2010 12 165 165 165 28 Juni 2010 14 165 330 248 30 Juni 2010 16 165 165 165 02 Juli 2010 18 824 660 742 04 Juli 2010 20 660 660 660 6 Juli 2010 22 330 330 330 8 Juli 2010 24 165 165 165 Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan) 77
Lampiran 10. Data Hasil Analisis Penelitian Utama Tanggal Hari Suhu ( C) ph COD (mg/l) N- organik Nitrogen (mg/l) N- NH₃ N- NO₃ Total N (mg/l) Ortofosfat (mg/l) Kalium (mg/l) TSS (mg/l) Spektrofotometer Millipore Hemasitometer (ind/ml) 14 Juni 4,54 11,4 2010 0 29,5 7,8 659 5,46 1,40 10,42 698 100 32 361.111 16 Juni 4,35 8,20 2010 2 24,6 8,3 330 2,73 1,12 10,40 92 31 388.888 18 Juni 4,05 5,98 2010 4 27,0 8,5 243 1,37 0,56 10,37 676 192 36 472.222 20 Juni 3,86 5,79 2010 6 28,0 8,6 330 1,37 0,56 10,31 416 192 694.444 22 Juni 3,71 5,64 2010 8 32,1 9,5 248 1,37 0,56 10,24 602 532 268 930.555 24 Juni 3,69 5,62 2010 10 28,9 10,2 248 1,37 0,56 10,28 616 346 1.986.111 26 Juni 3,68 5,61 2010 12 27,0 9,6 165 1,37 0,56 10,08 446 2135 1350 4.972.222 28 Juni 3,74 5,67 2010 14 27,1 9,8 248 1,37 0,56 10,08 1200 870 3.625.000 30 Juni 3,79 5,04 2010 16 28,1 9,5 165 0,69 0,56 9,93 506 380 850 1.611.111 02 Juli 2010 18 29,5 9,2 742 1,73 2,24 4,02 7,99 10,57 210 162 1.722.222 04 Juli 2010 20 28,5 9,8 660 1,73 1,40 3,88 7,01 10,39 520 1500 1450 16.944.444 6 Juli 2010 22 28,4 9,7 330 1,73 1,12 3,38 6,23 10,19 205 138 1.916.666 8 Juli 2010 24 28,3 9,4 165 0,68 0,84 3,33 4,85 10,15 115 63 1.305.555 78