BAB IV DESKRPSI HASIL PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas telah dilaksanakan di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII.c SMP Negeri 1 Kabila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AK 2 SMK Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, peneliti menyajikan materi unit suhu dan kalor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah siswa kelas XI IPS-1 SMA Negeri 2 Salatiga. Jumlah siswa kelas XI IPS-1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 1 Sukabanjar menggunakan

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan kesulitan tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berjumlah 27 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

JURNAL PENELITIAN. Oleh: ELVIRA YUSUF NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian di SMP Nurul Iman Palembang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo Kelurahan

BAB III METODE PENELITIAN

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

Bab III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penemuan terbimbing dalam meningkatkan kemampuan penalaran matematis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Kualitas sumber daya manusia ini dapat diperoleh dari proses belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mata pelajaran IPS Kelas IV SDN 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo. Siklus I

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 25 Limboto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA SD N 07 Kota Bengkulu. Subyek

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

Kewirausahaan/ Indikator Pencapaian Kompetensi. Dan Karakter

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMA AL-YUSRA kota Gorontalo tepatnya pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV DESKRPSI HASIL PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrispsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas telah dilakukan di SMK Negeri 1 Limboto Khususnya di kelas X ADP², siklus I berlangsung pada hari kamis 3 April 2013 dan siklus II rabu tanggal 24 April 2013. Jumlah siswa yang menjadi objek penelitian 30 orang siswa, laki-laki berjumlah 4 orang dan perempuan 26 orang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yakni siklus I dan siklus II, sehingga hasil belajar yang diperoleh mencapai indikator yang diharapkan. 4.1.1 Siklus I Sebagaimana mestinya penelitian tindakan, seperti apa yang telah dikemukakan pada Bab III, Peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK) yang dikemukakan Arikunto (2008:20) yang meliputi: 4.1.1.1Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti bermohon persetujuan kepada kepala sekolah sehubungan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, Melakukan observasi awal dan wawancara mengenai kemampuan siswa tentang mata pelajaran Kewirausahaan, Mengidentifikasi masalah, Menganalisis masalah dan menentukan faktor penyebabnya, Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan. Setelah itu peneliti membuat persiapan/perangkat pembelajaran yang akan dilaksanakan pada proses 31

pelaksanaan tindakan. Peneliti merancang pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam menerima pembelajaran sesuai dengan kelompok masing-masing dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. 4.1.1.2 Pelaksanaan tindakan Pada tahap ini pelaksanaan tindakan sesuai prosedur pembelajaran yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Proses pelaksanaan tindakan yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal - Memberikan salam - Mengecek kehadiran siswa - Menyampaikan materi pokok pembelajaran - Menyampaikan tujuan pembelajaran 1. Kegiatan inti Eksplorasi - Melakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelum memulai pelajaran - Mengaikatkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Elaborasi - Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya 4 orang siswa - Menyajikan pelajaran 32

- Memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. - Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lainnya - Dua orang yang tinggal dalam kelompom bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka - Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain - Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka Konfirmasi - Memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu - Memberi evaluasi 2. Kegiatan penutup - Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa - Memberikan penguwatan dan penyimpulan materi. 33

4.1.1.3 Observasi Berikut ini akan disajikan hasil observasi guru mitra terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru mitra yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru mitra difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 aspek yaitu 2 aspek (6.67% )mencapai kriteria sangat baik, 16 aspek (53.33%) mencapai kriteria baik, 10 aspek (33.33%) mencapai kriteria cukup, dan 2 aspek (6.67%) mencapai kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti pada Siklus I No Jumlah Presentase Kriteria Aspek Aspek (%) 1 Sangat Baik 2 6.67 2 Baik 17 56.66 3 Cukup 9 30.00 4 Kurang 2 6.67 5 Tidak Baik 0 0.00 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 03 April 2013 34

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 2 aspek (6.67%) memperoleh kriteria sangat baik yaitu Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupun kelompok, 17 aspek (56.66%) memperoleh kriteria cukup yaitu Menarik Perhatian siswa, Mobilitas posisi mengajar, Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, Kejelasan dalam memberikan contoh, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar, Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan, Penyajian bahan belajaran sesuai dengan tujuan/indikator yang telah ditetapkan, Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan, Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Meninjau kembali materi yang telah diberikan, Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar, 9 aspek (30.00%) memperoleh kriteria cukup yaitu Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan), Memberikan motivasi awal, Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan, Antusisme dalam 35

penampilan, Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon, Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, dan 2 aspek (6.67%) memperoleh kriterian kurang yaitu Kejelasan artikulasi suara, Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi 23 aspek yaitu 2 aspek (8.69%) memperoleh kriteria sangat baik, 15 aspek (65.22%) memperoleh kriteria baik, dan 6 aspek (26.09%) kriteria cukup Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 : Hasil Pengamatan kegiatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Siklus I No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Sangat Baik 1 4.35% 2 Baik 6 26.09% 3 Cukup 14 60.87% 4 Kurang 2 8,69% Jumlah 23 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan siswa pada tanggal 03 April 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 23 aspek yang diamati pada kegiatan siswa, terdapat 2 aspek (8.69%) pada kriteria 36

sangat baik yaitu, Siswa menempati tempat duduknya masing-masing, Siswa merasa terbimbing, 15 aspek (65.22%) pada kriteria baik yaitu, Kesiapan menerima pembelajaran, Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, Adanya interaksi positif antar siswa, Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswamateri pelajaran, Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, Siswa merasa senang menerima pelajaran, Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan senang, 6 (26.09%) aspek untuk kriteria cukup yaitu Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru. 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I Untuk melihat ketuntasan siswa, maka pada akhir pembelajaran siklus I dilakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang 37

diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi sebanyak 5 butir soal essay dengan skor maksimal yang dapat dicapai siswa adalah 10 sampai 100. Di mana analisis hasil penelitian dapat diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana yang terlihat pada uraian tabel berikut: Tabel 5: Analisis Hasil Evaluasi Belajar Siswa Pada Siklus I Nilai Jumlah siswa Presentase (%) 75 19 63.33 < 75 11 36.67 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil belajar siswa siklus I pada tanggal 10 April 2013 Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 30 orang siswa yang dikenai tindakan 19 orang siswa (63.33%) memperoleh nilai rata-rata 75 ke atas, sedangkan 11 orang siswa (36.67%) memperoleh nilai di bawah 75. Nilai rata-rata kelas sebesar 71.33. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal, siswa dikatakan tuntas belajar minimal 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas. 4.1.1.4 Refleksi Hasil Tindakan Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai 38

dengan apa yang diharapkan, dalam hal ini meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu khususnya materi Mengambil Risiko Usaha. Refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil observasi dan hasil belajar siswa melalui tes tertulis sebagaimana dikatakan di atas. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus I, ditemukan bahwa masih terdapat beberapa kelemahan-kelemahan yang belum mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Adapun kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan) Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan, sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran secara kesinambungan. 2. Kejelasan Artikulasi Suara Artikulasi suara peneliti saat melakukan proses pembelajaran dinilai kurang jelas sehingga membuat siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan Pada saat memulai pembelajaran peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Memberikan motivasi awal 39

Peneliti tidak memberikan motivasi awal yang dapat mendorong semangat belajar siswa. 5. Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa Peneliti saat melakukan proses pembelajaran cenderung terpaku dalam satu tempat dan tidak terdapat variasi gerakan. Belum optimalnya aspek-aspek keterampilan peneliti dan aktivitas siswa telah diuraikan di atas akhirnya berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang diharapkan meningkat belum dapat diwujudkan. Bertolak dari hasil refleksi tersebut, maka disepakati bahwa tindakan akan dilanjutkan dan disempurnakan pada siklus berikutnya. 4.1.2 Siklus II Sebagaimana yang dilakukan pada siklus I, pada siklus II ini kegiatan juga berawal dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. 4.1.2.1 Perencanan Perencanaan tindakan pada siklus II ini merupakan rencana perbaikan tindakan untuk mencapai tujuan yang belum optimal pada siklus I, yang perencanaannya dibuat berdasarkan pada hasil refleksi. Dari hasil refleksi pada siklus I maka peneliti perlu membuat perencanaan penyempurnaan aspek-aspek kegiatan belajar mengajar yang belum terlaksana dengan baik. Kegiatan yang direncanakan sebagi refisi tindakan siklus II, meliputi hal-hal sebagai berikut : 40

1. Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Memberikan motivasi awal 4. Memperbaiki variasi gerakan 4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran siklus II ini sama halnya pada pelaksanaan tindakan siklus I, dengan kegiatan yang mengacu pada skenario yang telah ditetapkan. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada proses pelaksanaan tindakan yang diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan awal - Memberikan salam - Menegecek kehadiran siswa - Menyampaikan materi pokok pelajaran - Menyampaiakan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan inti Eksplorasi - Melakukan apersepsi tentang pemahaman siswa sebelum memulai pelajaran 41

- Mengaikatkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa Elaborasi - Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang anggotanya 4 orang siswa - Menyajikan pelajaran - Memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggotaanggota kelompok. - Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok lainnya - Dua orang yang tinggal dalam kelompom bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka - Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain - Kelompok mencocokan dan membahas hasil-hasil kerja mereka Konfirmasi - Memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu - Memberi evaluasi 3. Kegiatan penutup - Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami siswa - Memberikan penguwatan dan penyimpulan materi 42

4.1.2.3 Observasi Berikut ini akan disajikan hasil observasi guru terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru mitra yang waktu pelaksanaannya bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh peneliti. Dalam hal ini, observasi guru difokuskan kepada kegiatan peneliti pada waktu mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stary, kegiatan siswa selama proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Observasi terhadap kegiatan peneliti dalam proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan format yang sama pada siklus I. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan kegiatan guru terdiri dari 30 aspek yaitu 5 aspek (16.67%) mencapai kriteria sangat baik, 23 aspek (76.67%) mencapai kriteria baik, 2 aspek (6.67%) mencapai kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 43

Tabel 6 : Hasil Pengamatan Guru Terhadap Kegiatan Peneliti Pada Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Sangat Baik 5 16.67 2 Baik 23 76.67 3 Cukup 2 6.66 4 Kurang 0 0.00 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 25 April Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas, dari 30 aspek yang diamati hasil pengamatan guru bahwa 5 aspek (16.67%) memperoleh kriteria sangat baik yaitu Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, Membantu meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, Menggunakan bentuk dan jenis ragam penilaian, Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP, Memberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. 23 aspek (76.67%) memperoleh kriteria baik yaitu Menarik Perhatian siswa, Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan), Memberikan motivasi awal, Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan, Memberikan acuan bahan belajar yang akan diberikan, Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa, Antusiasme dalam penampilan, Mobilitas posisi mengajar, Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar (materi), Kejelasan dalam memberikan contoh, Kesesuaian metode dengan bahan belajar yang disampaikan, Penyajian bahan belajaran sesuai dengan 44

tujuan/indikator yang telah ditetapkan, Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan merespon pertanyaan siswa, Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang disediakan,memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan media, Ketepatan/kesusian penggunaan media dengan materi yang disampaikan, Memiliki keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran, Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan, Meninjau kembali materi yang telah diberikan, Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran, Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu maupunkelompok, Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan dipelajari berikunya, Memberikan motivasi untuk selalu terus belajar dan 2 aspek (6.66%) memperoleh kriteria cukup yaitu Kejelasan artikulasi suara, Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan bahan belajar. 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Observasi ini dilakukan pada saat proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang meliputi 23 aspek yaitu 17 aspek (73.91%) memperoleh kriteria sangat baik, 4 aspek (17.40%) memperoleh kriteria baik dan 2 aspek (8.69%) yang memperoleh kriterian cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : 45

Tabel 7 : Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Pada Proses Belajar Mengajar Pada Siklus II No Kriteria Aspek Jumlah Aspek Presentase (%) 1 Sangat Baik 17 73.91 2 Baik 4 17.40 3 Cukup 2 8.69 4 Kurang 0 0.00 Jumlah 13 100 Sumber data: Hasil pengamatan kegiatan guru pada tanggal 25 April Tahun 2013 Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa dari 23 aspek yang diamati pada kegiatan siswa, terdapat 17 aspek (73.91%) pada kriteria sangat baik yaitu Siswa menempati tempat duduknya masingmasing, Siswa mampu menjawab pertanyaan apersepsi, Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, Aktif bertanya saat proses penjelasan materi, Adanya interaksi positif antar siswa, Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar, Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan kesempatan, Aktif mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, Siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan tenang dan tidak merasa tertekan, Siswa merasa senang menerima pelajaran, Siswa tertarik pada materi yang disajikan dengan media pembelajaran, Siswa tampak tekun mempelajari sumber belajar yang ditentukan guru, Siswa mampu menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru, Siswa merasa terbimbing, Siswa secara aktif memberi rangkuman, Siswa 46

menerima tugas tindak lanjut dengan senang, 4 aspek (17.40%) pada kriteria baik yaitu Kesiapan menerima pembelajaran, Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi yang hendak dicapai, Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-materi pelajaran, Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa mampu mengemukakan pendapatnya dengan lancar, dan 2 aspek (8.69%) pada kriteria cukup yaitu Adanya interaksi positif antara siswa dan media pembelajaran, Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan lugas. 3. Hasil Belajar Siklus II Sebagaimana yang dilakukan peneliti pada siklus I, bahwa untuk melihat ketuntasan ataupun daya serap siswa, maka pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan evaluasi dengan menggunakan tes tertulis. Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi sebanyak 5 butir soal essay dengan skor maksimal yang dapat dicapai siswa adalah 10 sampai 100. Di mana analisis hasil penelitian dapat diperoleh data hasil belajar siswa sebagaimana yang terlihat pada uraian tabel berikut : Tabel 8: Analisis Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II Nilai Jumlah siswa Presentase (%) 75 25 83.33 < 75 5 16.67 Jumlah 30 100 Sumber data: Hasil belajar siswa siklus II pada tanggal 1Mei 2013 47

Dari tabel di atas menunjukan bahwa dari 30 orang siswa yang dikenai tindakan 25 orang siswa (83.33%) memperoleh nilai 75 ke atas, sedangkan 5 orang siswa (16.67%) memperoleh nilai di bawah 75. Nilai rata-rata kelas sebesar 80.17. Artinya hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan tuntas belajar minimal 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas. 4.1.2.4 Refleksi Hasil Tindakan Refleksi dilakukan melalui diskusi dengan guru mitra sekaligus yang bertindak sebagai pengamat, refleksi ini bertujuan untuk melihat apakah tindakan yang dilaksankan dalam hal ini penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stary dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Di bawah ini akan diuraikan hasil refleksi pada siklus II : 1. Pemberian apersepsi, penyampain tujuan pmbelajaran sudah baik dan sesuai, sehingga dapat membantu siswa untuk dapat lebih mudah memahami materi yang akan diajarkan 2. Pendekatan guru seperti pemberian motivasi awal pada siswa sudah baik dan sesuai sehingga siswa sehingga siswa bergairah untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi kreatif, terjadi proses pembelajaran yang efektif dan siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi. 48

3. Partisipasi siswa dalam membahas materi dan memberikan pendapat ataupun ide sangat baik. Dari hasil refleksi siklus II di atas maka dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah berhasil dan oleh sebab itu sudah tidak perlu lagi tindakan siklus selanjutnya. 4.2 Pembahasan Salah satu yang dipelajari pada mata pelajaran Kewirusahaan di kelas X ADP 2 SMK Negeri 1 Limboto adalah Materi Mengambil Risiko Usaha tujuannya adalah siswa mampu menerapkan konsep materi, mempelajari serta dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka nanti saat mereka telah terjun dalam dunia usaha. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam dunia melakukan suatu usaha tentu kita akan dihadapkan pada risiko-risiko usaha yang harus kita hadapi, dan jika kita tidak memiliki cara yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut maka usaha yang kita lakukan bisa saja gagal. Hal inilah yang harus diketahui oleh siswa agar jika suatu saat nanti mereka terjun ke dunia kewirausahaan, mereka sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Tujuan tersebut dapat diwujudkan melalui proses pembelajaran yang dalam hal ini erat kaitannya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Dalam model pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu untuk belajar aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa menjadi saling 49

bekerja sama dalam kelompok, sehingga siswa merasa tidak bosan atau jenuh dalam menerima materi. Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pengarah, dan Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan teman satu timnya, dan mengoreksi hasil diskusi dari kelompok lain. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Staray, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Ukuran keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar adalah (43.33%) meningkat menjadi 75%. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I, siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas adalah 19 orang siswa (63.33%) dan yang memperoleh nilai di bawah 75 atau tidak tuntas adalah 11 orang siswa (36.67%). Di samping itu kualifikasi pembelajaran menunjukan bahwa dari 30 aspek yang diamati dari proses pembelajaran, 19 aspek (63.33%) yang memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik. Dari data yang diperoleh tersebut dapat dilihat bahwa masih perlu adanya perbaikan terutama pada hasil belajar baik secara individu maupun secara klasikal. Kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah (1) Memberikan apersepsi (kaitan materi yang sebelumnya dengan materiyang akan disampaikan), Peneliti tidak menjelaskan keterkaitan antara materi pelajaran yang sebelumnya dengan materi yang diajarkan, 50

sehingga siswa sulit memahami materi pelajaran secara kesinambungan, (2) Kejelasan Artikulasi Suara Artikulasi suara peneliti saat melakukan proses pembelajaran dinilai kurang jelas sehingga membuat siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan,(3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Pada saat memulai pembelajaran peneliti tidak menyampaikan tujuan pembelajaran (4) Memberikan motivasi awal, Peneliti tidak memberikan motivasi awal yang dapat mendorong semangat belajar siswa, (5) Variasi Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa, Peneliti saat melakukan proses pembelajaran cenderung terpaku dalam satu tempat dan tidak terdapat variasi gerakan. Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan strategi pembelajaran pada siklus II. Adapun perubahan yang terjadi pada siklus II adalah: (1) Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan,(2) Menyampaikan tujuan pembelajaran, (3) Memberikan motivasi awal, (4) Memperbaiki variasi gerakan. Sesuai hasil perbaikan strategi pembelajaran maka siklus II telah terjadi perubahan, baik dari segi hail belajar maupun proses pembelajaran, perubahannya antara lain sebagi berikut: 51

1. Jumlah siswa yang tuntas belajar atau memperoleh nilai minimal 75 pada siklus I adalah 19 orang siswa (63.33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas belajar atau memperoleh nilai di bawah 75 sebanyak 11 orang (36.67%), pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 25 orang siswa (83.33%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 5 orang (16.67%). 2. Dari 30 aspek yang diamati, pembelajaran pada siklus I sebesar 63.33% memperoleh kualifikasi sangat baik dan baik, dan pada siklus II meningkat menjadi 93.33%. Berdasarkan deskripsi data tersebut di atas, jelas bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan baik pada siklus I. pada siklus II inilah peningkatan hasil belajar siswa telah mencapai tingkat keberhasilan penelitian atau indikator kinerja yang telah ditentukan. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Kewirausahaan dengan materi tindakan Mengambil Risiko Usaha di kelas X ADP 2 SMK Negeri I Limboto dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi jika digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada mata pelajaran Kewirausahaan, maka hasil belajar siswa di kelas X ADP² SMK Negeri 1 Limboto meningkat dapat terbukti. 52