BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. berguna kelak di kemudian hari.sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Kedisiplinan sangat penting diterapkan dalam lembaga pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Definisi Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada tantangan baru dan berkembang cepat, karenanya perlu kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. siswa tentang penyalahgunaan HP dan Motor. Pada sub bab selanjutnya pun akan

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah tidak akan lepas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Thomy Sastra Atmaja, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2014 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLA TANGAN DAN KARATE DALAM PELAJARAN PENJAS DI SMAN 24 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang menata bagaimana cara berhubungan antara. mengabdi kepada Allah. Dengan mengamalkan ajaran agama, itu

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berdaya guna dimaksudkan untuk mencapai tujuan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PENYELENGGARAAN KEGIATAN MOS DI SEKOLAH. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. mendapat tempat terdepan dan terutama. Pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

BAB I PENDAHULUAN. pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan YME,

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI TERHADAP PERILAKU DISIPLIN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGANTRU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak. lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara logis anak memiliki dua nilai fungsi, yakni fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian berita yang diketahui di media cetak atau media

Salam sejahtera, Terimakasih kepada Tuhan yang maha Esa atas segala rahmat dan nikmat-nya yang terus mengalir dalam kehidupan kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan suatu kelompok

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Rakhman Firdaus, 2016

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

Disusun Oleh: DENI EKA RINTAKASIWI A

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara umum peranan guru dalam pengembangan pendidikan karakter di

BAB I PENDAHULUAN. matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan keragaman yang ada di masyarakat,

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahwa banyaknya siswa di beberapa instansi yang berupa sekolah melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendisendi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Akhlak dapat terbentuk. Dalam kehidupan sehari-hari akhlak

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan modernisasi yang sedang berjalan pada saat ini, memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan. Perubahan tersebut meliputi beberapa aspek seperti politik, sosial, budaya. Sebenarnya, bila kita cermati kemajuan zaman tersebut tidak seharusnya menimbulkan dampak yang tidak baik. Kita sebut saja dampak dari kemajuan zaman itu yang terlihat sangat jelas adalah menyangkut menurunnya kedisiplinan.seperti halnya di Negara kita, disiplin itu terkesan tidak diindahkan lagi. Padahal, disiplin itu memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter setiap insan manusia. Perilaku yang terlihat konkrit yang sering terjadi di negara kita yaitu bisa kita lihat dari media massa atau pun elektronik, dimana sosok atau figur dari para penguasa saja yang sudah seharusnya menjadi panutan memiliki perilaku yang tidak mengindahkan disiplin. Seperti anggota dewan menonton video pada saat rapat, dan mengobrol. Logikanya, bagaimana bisa rakyat kecil menjunjung tinggi disiplin kalau para penguasa di atas pun tidak bisa memberikan suri tauladan yang baik. Kita tidak harus selalu menyorot problematika yang menyangkut kedisiplinan dalam lingkup berbangsa dan bernegara, akan tetapi haruslah memperhatikan kehidupan dan lingkungan yang lebih kecil dan yang paling dekat dengan kehidupan sekitar kita. Lingkungan tersebut yaitu sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal merupakan komponen yang sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa.perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan guru tentulah menjadi halhal yang dijadikan acuan oleh siswa karena mereka melihat dan mendengar apaapa saja yang dikatakan dan mereka anggap baik semua yang diajarkan oleh

2 pendidiknya seringkali lebih besar pengaruhnya dari apa yang dikatakan atau diajarkan orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut merupakan bagian dari pendisiplinan siswa di sekolah. Komponen penting lainnya selain sekolah yaitu tata tertib dan guru, dimana guru mempunyai peranan besar dalam membentuk karakter disiplin siswa. Mengapa kedisiplinan harus diperhatikan di sekolah? Hal tersebut dikarenakan bahwa sekolah pada umumnya memiliki fungsi mengembangkan potensi peserta didik dari berbagai aspek, seperti mental. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan terlepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan yang sesuai dengan peraturan dan tata tertib di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa di sekolah terhadap tata tertib dapat dikatakan dengan disiplin siswa. Disiplin siswa adalah salah satu usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah. Menurut Wikipedia (1993) bahwa disiplin sekolah refers to students complying with a code of behaviour often known as the school rules. Yang dimaksud dengan aturan sekolah tersebut, seperti tata cara berpakaian yang baik dan sopan, ketetapan waktu dan etika pelajar. Penetapan dari peraturan sekolah juga berfungsi dan memiliki tujuan sebagai pemberian hukuman (sanksi) bagi setiap siswa yang tidak mengindahkan peraturan yang berlaku. Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) dalam (faissalrohman.blogspot) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah : 1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang. 2. Mendorong siswa melakukan hal yang baik dan benar. 3. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi dari hal-hal yang dilarang oleh sekolah. 4. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

3 Hal serupa dikemukakan oleh wikipedia (1993) bahwa tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.pentingnya kedisiplinan dan ketertiban itu adalah untuk mecegah terjadinya pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa. Maka dari itu disiplin dan ketertiban perlu diatur oleh sebuah tatanan yang disebut tata tertib. Membicarakan tentang kedisiplinan, peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan sejalan dengan yang dipaparkan oleh Arikunto (1990:155) : Peraturan dan tata tertib merupakan dua hal yang sangat penting bagi kehidupan sekolah sebagai sebuah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan. Untuk menjaga berlakunya peratura dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah, peraturan dan tata tertib dimaksudkan untuk menjaga terlaksananya kegiatan belajar-mengajar siswa disamping itu juga untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang terlibat di dalamnya karena mereka adalah individu yang semestinya dipandang sebagai manusia seutuhnya. Menelusuri lebih jauh mengenai disiplin sekolah, bahwa disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan, seperti : sex bebas, keterlibatan dalam barang-barang haram (narkoba dan sejenisnya), geng motor, dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah tindkan kriminal lainnya), yang tidak hanya merugikan dirinya sendiri bahkan dapat merugikan mayarakat umum. Di lingkungan internal (sekolah) juga banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib yang merentang dari pelanggaran ringan hingga berat, misalnya seperti : nyontek, bolos, pemalakan, pencurian dan tawuran serta tindakan-tindakan yang menyimpang lainnya. Tentu saja semua itu memerlukan upaya pencegahan dan penanggulangannya, dan disinilah arti penting dari disiplin sekolah.

4 Terciptanya kedisiplinan juga merupakan salah satu dari tujuan pendidikan karakter, dimana pendidikan karakter ini memiliki peranan yang sangat penting. Namun, istilah Pendidikan karakter sendiri masih kurang difahami oleh banyak kalangan sehingga kajian secara teoritis terhadap pendidikan karakter dapat menyebabkan salah tafsir tentang makna pendidikan karakter. Menurut Kesuma, (2011:5),beberapa masalah ketidaktepatan makna yang beredar dimasyarakat mengenai makna pendidikan karakter dapat diidentifikasi diantaranya sebagai berikut: 1) Pendidikan karakter = mata pelajaran agama dan Pkn, karena itu menjadi tanggung jawab guru agama dan Pkn. 2) Pendidikan karakter = mata pelajaran pendidikan budi pekerti. 3) Pendidikan karakter = pendidikan yang menjadi tanggung jawab keluarga, bukaan tanggung jawab sekolah. 4) Pendidikan karakter = adanya penambahan mata pelajaran baru dalam KTSP. Berbagai makna yang kurang tepat tentang pendidikan karakter itu bermunculan dan seringkali menempati pemikiran dikalangan orang tua, guru, dan masyarakat umum sehingga menimbulkan beberapa asumsi tentang makna pendidikan karakter.menurut ahli pendidikan karakter seperti Megawangi (2004:95) mendefinisikan Pendidikan karakter itu sebagai berikut Sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-sehari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan karakter itu adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya serta menjadikan manusia sebagai mahluk yang berketuhanan dan mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia. Selain itu Pendidikan Karakter juga dapat membentuk siswa berkarakter kuat salah satunya siswa mempunyai karakter disiplin yang sangat baik sehingga mampu mengambil keputusan dengan bijak dan dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.

5 Karakter disiplin sangat diperlukan bagi berlangsungnya kehidupan suatu bangsa. Dalam konteks kehidupan, disiplin itu merupakan sikap yang sangat penting sehingga dapat mendukung kemajuan dan perkembangan suatu masyarakat ke arah yang lebih baik namun dalam mewujudkan semua itu perlu berbagai upaya yang harus dilakukan seperti membina, membentuk dan mengembangkan karakter disiplin siswa baik dikehidupan individual, keluarga, sekolah,masyarakat, bangsa dan Negara. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh Asy Mas udi (2000:88): Karakter disiplin adalah Kebiasaan seseorang yang menjadi satu dalam prilaku kehidupan dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturaan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa ada paksaan dari siapapun. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan implementasi tata tertib dalam pembentukan disiplin siswa dan untuk mewujudkan kondisi sekolah yang kondusif ini mendorong saya untuk mengangkat suatu judul IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH DALAM PENANAMAN BUDAYA DISIPLIN SISWA (STUDI DESKRIPTIF DI SMP N I TANJUNGSIANG) B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi permasalahannya, adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana disiplin siswa di sekolah? 2. Bagaimana implementasi tata tertib untuk penanaman disiplin? 3. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan tata tertib untuk penanaman disiplin? 4. Bagaimana peran warga sekolah dalam penanaman disiplin?

6 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan diatas, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara faktual mengenai implementasi tata tertib sekolah dalam penanaman budaya disiplin siswa. 2. Tujuan Khusus Adapun tuju`an khusus dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui disiplin siswa di sekolah. 2. Mengetahui implementasi tata tertib untuk penanaman disiplin siswa di sekolah. 3. Mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan tata tertib untuk penanaman disiplin. 4. Mengetahui peran warga sekolah dalam penanaman disiplin. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bersifat teoretik dan praktis. Adapun manfaat manfaat tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Teoretik Secara teoritik penelitian ini menekankan pada teori tentang pembelajaran hukum, kesadaran hukum dalam penerapannya terhadap tata tertib siswa di sekolah dan disiplin siswa, kompetensi guru,dan manajemen sekolah dalam pendidikan karakter. Peneliti ini mengharapkan guru dapat melakukan pengawasan atas implementasi tata tertib dan melakukan pendekatan pada setiap siswa sehingga tidak pernah terjadi perilaku meyimpang dan senantiasa disiplin. 2. Praktis a. Bagi peneliti, penenelitian ini berguna sebagai acuan untuk mendorong peneliti ketika telah menjadi seorang pendidik kelak haruslah menjadi guru yang senantiasa membimbing, melakukan

7 pengawasan sehingga peserta didik itu bisa senantiasa menanamkan disiplin. b. Bagi guru, penelitian ini berguna sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas mengajarnya dan lebih meningkatkan pengawasan terhadap peserta didiknya sehingga dapat memupuk dan menanamkan disiplin sejak dini. c. Bagi siswa, penelitian ini memiliki kegunaan untuk memberikan pandangan kepada siswa-siswi mengenai pentingnya disiplin dalam pembentukan karakter siswa. Sehingga siswa akan terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang dan siswa akan memiliki moralitas yang tinggi dan senantiasa bertumpu pada nilai-nilai yang berlaku sehingga akan mencetak warga negara yang baik (to be good citizenship). E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini terdiri dari : 1. Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri dari : a. Latar belakang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, pentingnya masalah itu diteliti dan pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut baik dari sisi teoritis maupun praktis. b. Rumusan masalah berisi rumusan dan analisis masalahh sekaligus identifikasi variabel-variabel penelitian beserta definisi operasionalnya,. c. Tujuan penelitian menjelaskan hasil yang ingin dicapai setelah dilakukannya penelitian. d. Manfaat penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek, misalnya dari segi teori, segi kebijakan, segi praktik dan segi isu serta sosial.

8 e. Struktur organisasi skripsi berisi tentang rincian urutan penulisan dari setiap bab dan bagian skripsi, mulai dari bab I sampai bab terakhir. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini terdiri dari konsep-konsep utama dan turunannya sesuai dengan masalah yang dikaji, didalamnya terdapat pula penelitian terdahulu yang relevan dengan yang diteliti dan posisi teoritik peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, yang diturunkan dalam sub judul. 3. Bab III Metode Penelitian Bab ini penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek/sampel penelitian,desain penelitian, pendekatan dan metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini membahas mengenai pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian dan saran yang diberikan peneliti.