BAB I PENDAHULUAN. masalah pembiayaan yang akan dibutuhkan dalam proses pembangunan tersebut. Salah satu cara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan pemerintahan diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut yang harus diperhatikan adalah. dari sektor pajak sebagai penerimaan kas Negara.

ABSTRAK. Kata Kunci : pengenaan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini status Indonesia masih menjadi negara berkembang, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. warga negara dalam membiayai keperluan pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya suatu negara dinilai maju dan berkembang dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN. nasional itu maka pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

Kata Kunci: Perhitungan, penyetoran, dan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang Dasar Negara 1945 dan berasaskan Pancasila. Sekarang ini setiap Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kemakmuran rakyatnya secara adil dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar kekuasaan belaka. Begitu pula dengan kewenangan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan kegiatannya, membutuhkan. ditempuh pemerintah adalah melalui pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting terhadap penerimaan negara dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 16 Tahun 2009 perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah Self Assessment

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah dalam rangka menjalankan. pemerintah dalam memungut pajak dari masyarakat, yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting untuk memajukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengurangi ketergantungan negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan masyarakat baik individu maupun kelompok. Berbagai cara kegiatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PNBP. Pemeriksaan. Wajib Bayar. Pedoman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan realisasi penerimaan pajak untuk beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak merupakan harapan pemerintah untuk setiap tahunnya

Tinjauan Atas Pelaksanaan Penghitungan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Atas PPh Pasal 21 Pegawai Tetap di Kantor Imigrasi klas 1 Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

PROSEDUR PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 23 ATAS JASA PEMELIHARAAN GEDUNG DI BADAN PERTANAHAN NASIONAL JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penulisan. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang 1945 pasal 23 ayat 2 yang berbunyi segala pajak keperluan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara untuk menunjang pembangunan. Kegiatan kenegaraan sulit

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan nasional, sebagaimana tertuang dalam alinea II Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. didapatkan melalui iuran wajib dari warga negaranya yang disebut pajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. disebabkan masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Di Indonesia, sistem pemungutan pajak yang berlaku saat ini adalah Self

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. selalu melakukan pembangunan guna kemajuan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara untuk membiayai pembangunan, sebaliknya semakin kecil. penerimaan pajak yang diperoleh maka semakin kecil juga kemampuan

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sebagian besar corak kehidupan masyarakatnya

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Sulaeman, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

: Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 23 atas Jasa Sewa Kendaraan pada PT. Amico ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa seluruh pembiayaan negara harus dibiayai dari pendapatan negeri dalam

BAB I PENDAHULUAN. melaporkan pajak terhutangnya. Untuk melaksanakan sistem perpajakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia mempunyai salah satu tujuan yaitu melaksanakan pembangunan nasional. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut yang harus diperhatikan adalah mengenai masalah pembiayaan yang akan dibutuhkan dalam proses pembangunan tersebut. Salah satu cara untuk merealisasikan tujuan Negara dalam hal pembiayaan pembangunan tersebut adalah dengan pajak. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang sangat berpengaruh di Indonesia, pajak adalah kontribusi wajib dari warga negara atau rakyat ke kas negara tanpa mendapatkan imbalan secara langsung, dapat dipaksakan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pemungutan pajak adalah salah satu wujud nyata dari pengabdian dan peran masyarakat serta keikutsertaannya dalam membiayai pembangunan Negara. Membebankan pajak pada masyarakat bukan perkara mudah bagi pemerintah. Bila terlau tinggi, masyarakat akan berat membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena kurangnya dana. Demi memenuhi pembiayaan negara tersebut pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan Tax Ratio di Indonesia agar pemasukan ke kas negara mengalami peningkatan. Dalam bidang perpajakan terbukti pemerintah terus melakukan upaya tersebut dengan adanya perombakan-perombokan aturan perpajakan, khususnya pada pajak penghasilan. Dalam Undang- Undang pajak penghasilan yang di berlakukan pada tanggal 1 Januari 1984 merupakan Undang-

Undang Perpajakan nomor 7 tahun 1983 yang mengalami beberapa kali perubahan, dan UU no 7 tahun 2000 tentang perubahan ke tiga tentang pajak penghasilan yang dilandaskan kepada filsafah pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang didalamnya tertuang ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga negara dan menempatkan kewajiban perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya, masyarakat sebagai wajib pajak harus memahami ketentuan ketentuan umum perpajakan. Salah satu ketentuan tersebut adalah mengenai self assessment system. Dalam self assessment system, seluruh proses pelaksanaan kewajiban perpajakan yang dimulai dari menghitung dan menetapkan besarnya pajak terutang, menyetor pajak terutang ke kas negara, melaporkan perhitungan dan penyetoran, serta mempertanggungjawabkan semua kewajiban dilakukan wajib pajak. Untuk melengkapi dan menutup kelemahan yang ada pada self assessment system digunakan sistem perpajakan yang lain yaitu sistem pemotongan (withholding system). Withholding system adalah suatu cara pemungutan pajak yang penghitungan besarnya pajak yang terutang wajib pajak dilakukan oleh pihak ketiga. Salah satu pajak yang menggunakan sistem withholding system adalah Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23). Dimana yang dapat memotong PPh Pasal 23 adalah badan pemerintahan, wajib pajak badan, wajib pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, perwakilan perusahaan luar negeri lainnya, dan wajib pajak orang pribadi dalam negeri tertentu yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak. Menurut Siti Resmi (2014:297) Pajak penghasilan pasal 23 (PPh Pasal 23) merupakan pajak yang dipotong dari penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri (orang

pribadi maupan badan), dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh pasal 21, PPh pasal 23 ini dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintahan atau Subjek Pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Salah satu penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 23 sesuai dengan Pasal 23 UU No. 36 Tahun 2008 menurut Siti Resmi (2014:300), yaitu imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 UU PPh. Jasa lain yang dimaksud diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.03/2008 diantaranya jasa penyedia tenaga kerja. Menurut Maurice Greaver, outsourcing dipandang sebagai tindakan mengalihkan beberapa aktivitas perusahaan dan hak pengambilan keputusannya kepada pihak lain, dimana tindakan ini terkait dalam suatu kontrak kerja sama. Jadi, jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services) adalah tenaga kerja dari luar perusahaan sendiri untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu yang spesifik. Perusahaan Outsourcing adalah perusahaan yang menyediakan jasa tenaga kerja untuk keahlian pada bidang pekerjaan tertentu sesuai dengan permintaan perusahaan yang membutuhkannya. PT Semen Padang merupakan salah satu perusahaan manufaktur terbesar dan merupakan wajib pajak badan di Sumatera Barat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri semen dengan struktur organisasi yang lengkap dan merupakan salah satu perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik, sehingga sering dijadikan sebagai workshop akuntansi bagi mahasiswa. Selain itu, PT Semen Padang merupakan sebuah perusahaan yang memiliki sistem kegiatan atau proses kerja yang kompleks sehingga membutuhkan manajemen dan koordinasi yang baik antara

satu departemen dengan departemen lainnya. Perusahaan ini juga memiliki kesuksesan dalam pengembangan produksi mulai dari pembangunan unit pabrik baru sampai kepada kemampuan rancang bangun dan rekayasa yang sangat memperhatikan jaminan mutu dan kualitas, dengan tujuan agar setiap aktivitas perusahaan dijalankan oleh sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kerja yang semestinya. Setiap kegiatan transaksi yang dilakukan oleh PT. Semen Padang terhadap Pemerintah atau Subjek Pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, serta perwakilan perusahaan luar negeri lainnya PT. Semen Padang melakukan perhitungan pajak terhadap berbagai jenis-jenis transaksi pengadaan barang dan jasa serta membayarkan kepada kas negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, serta menyusun dan melaksanakan kegiatan perusahaan di bidang perpajakan secara efektif dan efisien sesuai dengan Undang-Undang, Peraturan-Peraturan dan Prinsip Akuntansi yang berlaku. PT. Semen Padang membayarkan pajak yaitu Pajak Penghasilan 21 (PPh 21), Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22), Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23), Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 (PPh Pasal 4 ayat 2), dan Pajak Penghasilan Pasal 15 (PPh Pasal 15). Berdasarkan http://www.semenpadang.co.id PT. Semen Padang merupakan salah satu penyumbang pajak terbesar di Kota Padang. Sejak tahun 2009, PT. Semen Padang ditetapkan sebagai Wajib Pajak Patuh dalam membayar pajak dan merupakan pembayar pajak terbesar di lingkungan BUMN di wilayah Sumbar dan Jambi. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 merupakan hal yang sama pentingnya dengan pajak lainnya. Setiap perusahaan menggunakan strategi perencanaan pajak yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat dari cara perhitungan pajak penghasilan perusahaan tersebut apakah telah

mengikuti Undang-Undang Perpajakan yang berlaku atau tidak. PT. Semen Padang sebagai pemotong pajak penghasilan 23 wajib melakukan perhitungan, pemotongan, dan pelaporan atas penghasilan lain yang berhubungan dengan jasa penyedia tenaga kerja. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahasnya dalam tugas akhir dan mengetahui bagaimana perhitungan, pemotongan, dan pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 khususnya terhadap penggunaan jasa penyedia tenaga kerja oleh PT. Semen Padang dengan judul : Perhitungan, Pemotongan, dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 Atas Jasa Penyedia Tenaga Kerja Pada PT. Semen Padang 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana memverifikasi Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) pada PT. Semen Padang? 2. Bagaimana perhitungan, pemotongan, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) atas jasa penyedia tenaga kerja pada PT. Semen Padang? 1.3 Tujuan Kegiatan Magang Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam melakukan kegiatan magang ini adalah : 1. Untuk mengetahui verifikasi Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) pada PT. Semen Padang. 2. Untuk mengetahui perhitungan, pemotongan, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) atas jasa penyedia tenaga kerja pada PT. Semen Padang. 1.4 Manfaat Penulisan Kegiatan magang ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi Penulis 1) Dapat meningkatkan kemampuan atau skill dalam bidang keuangan sebagai seorang profesional. 2) Belajar dalam bersosialisasi dengan cepat terhadap lingkungan kerja, baik dengan karyawan maupun dengan tugas yang diberikan. 3) Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan corporate finance yang telah diperoleh selama dibangku perkuliahan didalam lingkungan kerja tempat Praktek Kerja Lapangan. 4) Mempersiapkan diri untuk lebih memahami situasi dan kondisi dalam dunia kerja nyata. 2. Bagi Universitas Andalas 1) Dengan diadakannya Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara Universitas Andalas dengan PT Semen Padang untuk masa yang akan datang. 2) Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa Universitas Andalas untuk menjadi calon intrapreneur atau entrepreneur yang handal. 3) Menghasilkan tenaga kerja profesional yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan tuntutan lapangan. 3. Bagi PT Semen Padang 1) Hasil laporan dapat menjadi masukan bagi peningkatan kemampuan manajemen perusahaan. 2) Dapat menjalankan fungsi sosial terutama dalam pendidikan, pembinaan tenaga kerja dan kemajuan bangsa Indonesia. 3) Mendukung program pemerintah di bidang pendidikan untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas. 4) Ikut berpartisipasi dengan memberikan pembinaan terhadap mahasiswa sehingga menjadi tenaga kerja yang berkualitas. 1.5 Tempat dan Waktu Magang Pelaksanaan kegiatan magang ini dilaksanakan selama 1,5 bulan (30 hari kerja), yaitu pada tanggal 2 Januari 17 Februari 2017 di Biro Perpajakan dan Asuransi PT. Semen Padang yang

bertempat di Jalan Raya Indarung, Padang. Kegiatan Magang ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal atau jam kerja yang berlaku di PT. Semen Padang. Penulis berharap kegiatan magang ini akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dan menunjukkan kinerja yang terbaik. 1.6 Sistematika Penyusunan Laporan Magang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan magang, manfaat penulisan, serta tempat dan waktu magang. BAB II LANDASAN TEORI Membahas teori teori yang akan berhubungan dengan laporan magang dan akan digunakan sebagai landasan teori atau pedoman dalam pembahasan yang akan dikemukakan. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Membahas tentang gambaran umum mengenai PT. Semen Padang yang berisikan sejarah dan perkembangan, visi, misi, sasaran, strategi, dan struktur organisasi serta aktivitas atau kegiatan usaha dari PT. Semen Padang. BAB IV PEMBAHASAN Merupakan bab yang membahas masalah yang diangkat. Mengemukakan tentang data yang telah diperoleh selama kegiatan magang, yaitu bagaimana perhitungan,

pemotongan, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23) atas jasa pada PT. Semen Padang. BAB V PENUTUP Merupakan bab penutup dari laporan magang yang berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulis yang dianggap perlu, guna perbaikan dan perubahan untuk masa yang akan datang.