BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. program darurat bagian dari jaring pengaman sosial (social safety net), namun

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR ^TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT PERNYATAAN MISKIN (SPM)

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana penyelesaian masalah tersebut. Peran itu dapat dilihat dari sikap

BAB I. PENDAHULUAN. perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

BERITA DAERAH KOTA CIREBON

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang { PAGE \* MERGEFORMAT }

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INDIKATOR KEMISKINAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

PRO POOR BUDGET. Kebijakan anggaran dalam upaya pengentasan kemiskinan.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

14 KRITERIA MISKIN MENURUT STANDAR BPS ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2016 T E N T A N G INDIKATOR LOKAL KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN CIAMIS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

KEMISKINAN OLEH HERIEN PUSPITAWATI

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN. keterbukaan sosial dan ruang bagi debat publik yang jauh lebih besar. Untuk

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. wawancara, curah pendapat, serta mengacu buku profil desa dan profil Dusun

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Penumangan Baru adalah sebuah Desa di Kecamatan Tulang Bawang

Perilaku Merokok Penerima Jamkesmas/Penerima Bantuan Iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (PBI BPJS)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. Kranggan, Galur, Kulon Progo. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata telah

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian. Keterangan: 1. Kecamatan Gebang 2. Kecamatan Kandanghaur 3. Kecamatan Pelabuhanratu 4. Kecamatan Pangandaran

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

BAB II DESA BERINGIN JAYA. b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Suka Damai. d. Sebelah timur berbatasan dengan /Kecamatan Sentajo Raya 1

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

P R O F I L DESA DANUREJO

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V PELAKSANAAN PKH DI KELURAHAN BALUMBANG JAYA

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STATISTIK DAERAH. Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG. Katalog BPS nomor :

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2012 TATA CARA PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JEMBRANA

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN 3 TAHUN 2016

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

LAMPIRAN : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 TAHUN 2012 TENTANG MONOGRAFI DESA DAN KELURAHAN Form 1

Written by Irwandi Wednesday, 24 February :56 - Last Updated Monday, 21 March :22

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LEMBEH UTARA

BUKU MONOGRAFI DESA KEADAAN PADA BULAN... TAHUN...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN SOSIAL PEMBANGUNAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN KARAWANG

DATA POKOK DESA/KELURAHAN BULAN NOPEMBER - TAHUN 2017

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Trimurti merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BUKU MONOGRAFI KECAMATAN BUKIT INTAN TAHUN 2015

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah administrasi Desa Polobogo diapit oleh dua pemerintahan, yakni Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Batas wilayah Desa Polobogo sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang, di sebelah timur berbatasan dengan Kota Salatiga, di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banyubiru dan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sumogawe, seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.1. dibawah ini. Gambar 4.1. Peta Desa Polobogo Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015 33

4.1.2. Luas Wilayah Luas wilayah Desa Polobogo adalah 486,57 Ha. Luas wilayah tersebut terdiri dari tanah tegalan/ladang 302,415 Ha, tanah pemukiman 99 Ha dan sisanya adalah tanah yang dikelola oleh Pemerintah Desa yaitu 85,155 Ha, yang terdiri dari tanah kas desa 68,5 Ha, tanah fasilitas umum 2,534 Ha dan pusat perkantoran Pemerintahan Desa Polobogo yang memiliki luas 14,121 Ha. Wilayah desa terbagi menjadi 9 Dusun (Kaling), yang terdiri atas 29 Rukun Tetangga (RT). Berikut adalah luas wilayah Desa Polobogo menurut Dusun (Kaling). Tabel 4.1. Luas Wilayah Desa Polobogo Menurut Dusun (Kaling) No. Nama Luas Wilayah Dusun/Kaling (Ha) Jumlah RT 1. Polobogo 111,91 6 2. Metes 34,06 2 3. Sodong 38,93 2 4. Clowok 43,79 3 5. Kebonpete 68,12 5 6. Karangombo 72,99 4 7. Blongoran 38,93 2 8. Breyon 48,66 3 9. Krasak 29,19 2 Jumlah 486,57 29 Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015 4.1.3. Infrastruktur, Sarana dan Prasarana Desa Jarak antara desa Polobogo dengan ibukota Kabupaten sekitar 32 Km dan jarak dari ibukota Provinsi Jawa Tengah sekitar 53 Km. Sarana jalan yang melintas desa Polobogo berupa aspal hitam, dengan lebar lebih dari dua meter dan merupakan jalanan kabupaten sehingga untuk kepengurusan jalan merupakan tanggungjawab pemerintah kabupaten. Sedangkan untuk jalan-jalan-jalan desa sebagian merupakan bantuan dari pemerintah, LSM dan swadaya masyarakat. Untuk jalan-jalan menuju dusun yang sulit 34

dijangkau pada umumnya sudah ada, meskipun bahan penyusunnya dari batu-batuan. Selain pembangunan sarana jalan, dalam rangka pembangunan wilayah juga dibutuhkan jumlah sarana penunjang pelayanan dasar masyarakat. Hingga 2010 sarana pelayanan dasar dan fasilitas umum masyarakat di Desa Polobogo diperlihatkan pada tabel 4.2. dan 4.3 dibawah ini. Tabel 4.2. Fasilitas Pelayanan Dasar No Fasilitas Jumlah 1 Telepon/Wartel/Warnet 2 unit 2 Puskesmas Pembantu 1 unit 3 Bidan 1 orang 4 SD/Sederajat 3 unit 5 TK 1 Unit 6 PAUD 1 Unit Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015 Tabel 4.3. Fasilitas Umum No Fasilitas Jumlah 6 Masjid 10 unit 7 Mushola 9 unit 8 Gereja 5 unit 9 Wisata religi 1 unit 10 Lapangan olah raga 9 unit Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015 4.1.4. Topografis Desa Polobogo merupakan salah satu desa yang berhawa sejuk dan memiliki kondisi tanah yang subur karena berada di kaki gunung Merbabu dan di bawah puncak Telomoyo. Wilayah desa berada pada ketinggian 700 meter dari permukaan laut dengan curah hujan 2000 mm per tahun, serta memiliki suhu rata-rata harian 33º C. 35

4.1.5. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan produktif desa adalah sekitar 302,415 Ha atau sekitar 62,15% dari total luas wilayah desa yakni untuk sektor perkebunan dengan memfokuskan pada tanaman jahe 0,99% dan sektor kehutanan memfokuskan pada tanaman sengon sekitar 6,94%. Sedangkan sebagian besar lahan produktif desa digunakan untuk pembangunan sektor pertanian yang memiliki luas lahan 92%. 4. 2. Kondisi Kependudukan Total penduduk Desa Polobogo berjumlah 4.456 jiwa. Tercatat dalam data desa, jumlah penduduk laki-laki 2.154 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 2.302 jiwa. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase jumlah penduduk lakilaki lebih kecil yaitu 48% daripada persentase jumlah penduduk perempuan yang lebih besar yaitu 52%. Sedangkan Kepala Keluarga di Desa Polobogo berjumlah 1260 KK. Penduduk Desa Polobogo tersebar di 9 Dusun dan kebanyakan Kepala Keluarga (KK) berjumlah 21,67% terkonsentrasi di Dusun Polobogo yang juga menjadi pusat pemerintahan atau sebagai ibukota Desa Polobogo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4. dan 4.5. dibawah ini. Tabel 4.4. Sebaran Jumlah Penduduk Menurut Dusun/Kaling No. Nama Dusun/Kaling Kepala Keluarga Jumlah % 1. Polobogo 273 21.67 2. Metes 99 7.86 3. Sodong 115 9.13 4. Clowok 153 12.14 5. Kebonpete 187 14.84 6. Karangombo 130 10.32 7. Blongoran 110 8.73 8. Breyon 121 9.60 9. Krasak 72 5.71 Total 1260 100 36

Tabel 4.5. Sebaran Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Dusun/Kaling No. Nama Laki-laki Perempuan Penduduk Dusun/Kaling Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1. Polobogo 451 20.94 459 19.94 910 20.42 2. Metes 166 7.71 186 8.09 352 7.9 3. Sodong 195 9.05 213 9.25 408 9.16 4. Clowok 252 11.70 283 12.29 535 12.01 5. Kebonpete 342 15.88 345 14.99 687 15.42 6. Karangombo 231 10.72 256 11.12 487 10.93 7. Blongaran 189 8.77 200 8.69 389 8.73 8. Breyon 200 9.29 231 10.03 431 9.66 9. Krasak 128 5.94 129 5.60 257 5.77 Total 2154 2154 100 2302 100 4456 Dilihat dari kelompok umur, sebagian besar penduduk berada pada usia produktif (22-59 tahun), seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6. dibawah ini. Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur No. Kelompok Umur (tahun) Penduduk Satuan (Orang) % 1. 0 1 98 2.20 2. 1 5 337 7.56 3. 6 21 1512 33.93 4. 22 59 1588 35.64 5. 60 921 20.67 Total 4456 100 Dari Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa persentase jumlah penduduk yang berusia antara 22 s/d 59 tahun lebih banyak yaitu 35,64% dari total penduduk desa dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Di sisi lain, persentase jumlah penduduk yang berusia antara 0 s/d 1 tahun adalah yang paling sedikit yaitu hanya 2,20% dari total penduduk desa. 37

Dilihat dari tingkat pendidikan, kebanyakan penduduk Desa Polobogo adalah tamatan SD (42,10%) disusul tamatan SLTP (18,22%). Banyaknya penduduk yang telah lulus daru SD karena di Desa Polobogo sudah memiliki 3 Sekolah Dasar dan 2 buah gedung Taman Kanak-kanak. Namun dari perkembangannya terlihat adanya keinginan penduduk Desa Polobogo untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dilihat dari adanya lulusan S1 sebanyak 8 orang (0,25%), seperti pada tabel 4.7. dibawah ini. Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Penduduk Satuan (Orang) % 1. Belum Sekolah 322 7.23 2. Tidak Pernah Sekolah 218 4.89 3. Tidak Tamat SD 628 14.09 4. SD 1876 42.10 5. SLTP 812 18.22 6. SLTA 535 12.01 7. D1 31 0.69 8. D2 4 0.09 9. D3 19 0.43 10. S1 11 0.25 Total 4456 100 Jumlah angkatan kerja Desa Polobogo, sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani/ternak. Di sisi lain penduduk yang tidak bekerja (pengangguran) juga masih terdapat di Desa Polobogo. Lebih jauh tentang jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 4.8. dibawah ini. Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Jumlah Satuan (Orang) % 1. Pegawai Negeri Sipil 13 0.58 2. Polisi / TNI 9 0.40 3. Buruh / Swasta 287 12.7 4. Pedagang 58 2.57 5. Petani 814 36.03 6. Buruh Tani/Ternak 481 21.30 38

7. Tukang 273 12.08 8. Pengangguran 117 5.18 9. Lain-lain 207 9.16 Total 2259 100 Sebagian besar penduduk Desa Polobogo adalah pemeluk agama Islam yang berjumlah 4153 jiwa. Sedangkan penduduk yang lain adalah pemeluk agama Kristen yang berjumlah 303 jiwa. Kondisi tersebut ditunjang dengan sarana dan prasarana peribadatan yakni Mesjid yang berjumlah 10 unit, Mushola yang berjumlah 9 unit dan Gereja Kristen yang berjumlah 5 unit. 4. 3. Kondisi Ekonomi Potensi unggulan Desa Polobogo adalah pada sektor pertanian terutama sektor peternakan, yaitu; penghasil susu (2760 L/hari) dengan harga rata-rata Rp. 2700/L. Selain itu ada juga masyarakat di dusun Metes dan Sodong sebagai pengrajin tusuk sate. Namun dengan semakin menyempitnya peluang pekerjaan di sektor pertanian, maka ada kecenderungan bahwa penduduk desa memanfaatkan peluang untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini. Tabel 4.9. Penduduk yang Bekerja di Luar Negeri No Negara Tujuan Jumlah Perempuan Laki-laki Kerja Penduduk 1 Abudabi 2-2 2 Arab 4-4 3 Hongkong 7-7 4 Malaysia 24 10 34 5 Mesir 2-2 6 Singapura 5-5 7 Taiwan 3-3 Total 47 10 57 39

4. 4. Kondisi Kemiskinan Untuk mengetahui kondisi kemiskinan Desa Polobogo dapat dilihat dari dua indikator yang secara resmi dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu; (1) hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2008; dan (2) hasil Pentahapan Keluarga Sejahtera yang dilakukan BKKBN Kabupaten Semarang tahun 2010. Untuk PPLS 2008 menggunakan 14 kriteria sebagai berikut : (1) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m² per orang; (2) Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bamboo/kayu murahan; (3) Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamboo/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa diplester; (4) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain; (5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik; (6) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan; (7) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/minyak tanah; (8) Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu; (9) Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun; (10) Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari; (11) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik; (12) Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan 0,5 Ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000,00 perbulan; (13) Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tak tamat SD/hanya SD; 40

(14) Tidak memiliki tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai Rp. 500.000,00 seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya. Dari keempat belas kriteria tersebut, kondisi jumlah keluarga miskin di Desa Polobogo seharusnya dapat diketahui nama keluarga dan alamatnya. Namun karena survey yang dilakukan BPS untuk PPLS hanya menggunakan sampling sehingga tidak dapat diperoleh jumlah hingga tingkat desa, tetapi hanya ditingkat kecamatan, seperti pada tabel 4.10. gambar 4.2. gambar 4.3. dibawah ini. Tabel 4.10. Jumlah Rumah Tangga Sasaran Desa Polobogo Hasil PPLS 2008 KATEGORI NO. DUSUN HAMPIR SANGAT KRT MISKIN JUMLAH MISKIN MISKIN 1 Kebonpete 9 4 0 13 21 2 Krasak 4 8 8 20 66 3 Metes 4 6 1 11 24 4 Polobogo 8 6 3 17 38 5 Sodong 5 9 7 21 75 6 Blongoran 6 8 4 18 49 7 Breyon 4 6 6 16 54 8 Clowok 8 16 3 27 88 9 Karangombo 8 16 9 33 105 JUMLAH 56 79 41 176 520 Sumber : RPJMD Kabupaten Semarang 2011-2015, diolah. Gambar 4.2. Grafik Penyebaran Jumlah Penduduk Miskin Desa Polobogo Sumber : RPJMD Kabupaten Semarang 2011-2015, diolah. 41

Gambar 4.3. Peta Kemiskinan Desa Polobogo Sumber : RPJMDes Polobogo 2010-2015. Dari tabel dan gambar di atas, maka dapat dikatakan bahwa kemiskinan di Desa Polobogo masih menjadi prioritas kebijakan Pemerintah Desa maupun Pemerintah Kabupaten Semarang. Seberapa jauh jumlah penduduk miskin yang perlu dientaskan di desa Polobogo dapat dilihat dari data pentahapan keluarga sejahtera yang dikeluarkan oleh BKKBN seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pentahapan Keluarga Sejahtera Desa Polobogo No. Pentahapan Kepala Keluarga Jumlah % 1. Pra KS 245 19.44 2. KS I 241 19.13 3. KS II 396 31.43 4. KS III 374 29.68 5. KS III Plus 4 0.32 Total 1260 100 42

Hingga 2010, jumlah orang miskin atau yang berstatus Pra Keluarga Sejahtera (Pra KS) menunjukkan jumlah 245 (19,44%) yang perlu dientaskan dengan memperhatikan 14 kriteria yang dikeluarkan oleh PPLS 2008. Identifikasi kemiskinan penduduk Desa Polobogo juga dapat dilihat dari terdapatnya balita yang Penerima Makanan Tambahan dan balita yang mengalami gizi buruk. Berdasarkan data yang diperoleh dari desa, jumlah balita penerima PMT untuk Desa Polobogo adalah 340 jiwa, sedangkan balita yang teridentifikasi mengalami gizi buruk yaitu 5 jiwa. Selain itu, jumlah ibu hamil yang terdapat di Desa Polobogo berjumlah 15 jiwa. Untuk perumahan, secara umum kondisi perumahan penduduk Desa Polobogo sangat variatif. Hal ini terlihat dari meskipun jumlah rumah permanen terdapat sekitar 670 rumah, disisi lai masih terdapat juga rumah penduduk yang semi permanen yakni 145 rumah dan yang tidak permanen yang berjumlah 291 rumah. Untuk saat ini, masyarakat yang mengusulkan pemugaran rumah sebanyak 54 rumah yang tersebar di 9 dusun di Desa Polobogo. 43