Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

REPRESENTASI BUDAYA POP KOREA DALAM MASYARAKAT SUBKULTUR. (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. DEFINISI KONSEP DAN BATASAN KONSEP 1. Representasi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan penggemar boyband Korea

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18),

BAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Hallyu Wave merupakan istilah yang

KARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA

, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pola Interaksi Simbolik Pecinta K-Pop

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) dalam Aloliliweri

1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008

BAB 4 KESIMPULAN. Nonton bareng..., Rima Febriani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

PERMAINAN TIMEZONE BAGI KALANGAN REMAJA DI SOLO GRAND MALL (Studi Fenomenologi tentang Gaya Hidup Remaja yang Gemar Bermain di Timezone)

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan informasi membawa berbagai kemudahan bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

SIKAP NASIONALISME DI KALANGAN PECINTA LAGU DAN PENYANYI KOREA YANG TERGABUNG DALAM KOMUNITAS KOREA POP FANDOM MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN

PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

Kebangkitan ekonomi Korea Selatan tidak dicapai dengan mudah karena melalui proses yang panjang dan berliku. Dari proses yang panjang tersebut,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya baik dalam hal produksi ataupun berakting. Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak situs di dalamnya termasuk situs jejaring social. Mendengar kata-kata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL. Disusun oleh HILDA

BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

PENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi komunikasi saat ini seolah-olah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen

Transkripsi:

Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Komunitas Kpopers Kota Surakarta) Dyah Ayuning Tyas Eko Saputri dyah8294@yahoo.com Surakarta has complex diversities of culture including subculture society which love Korean Pop Culture. Korean Pop culture community often holds events related to representation of Korean Pop culture which they love. This research aimed to know about representation of Korean Pop Culture in Subculture society in Surakarta, implication of ideas shown by Korean Pop Culture in Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Community in Surakarta, Symbol shown by Korean Pop Culture in subculture society in Surakarta as well as intern and extern dimension cause representation Korean Pop Culture Universe Cover Ease Entry (U-CEE) Community in Surakarta.This research took place in Surakarta. Theory used in this research is Post modern Hyperreality by Jean Baudrillard. The theory defined that human are destined to live in simulation and hyperreality world spread by media. This research method used qualitative method with phenomenologist approach. The data were collected by using deep interview, obeservation, documentation and literature study. Sample were took by using purposive sampling technique. This research used triangulaton to validate the data, while data analysis used Interactive model. This research showed that representation of Korean Pop Culture in Subculture society in Surakarta was Language, dance, music and Fandom. The Implication of ideas was not equal with the original one because the community should adapt to the condition of society. The symbol was such as words, photos and information to people. Intern dimension was hobby and extern dimension came from friends and social media caused the representation of Korean Pop culture in Universe Cover Ease Entry (U-CEE) in Surakarta. Positive effect from joining the community was made many friends. Negative effect was ignoring activities in real life. Keywords: Korean Pop Culture, Community, Kpopers, Representation, Subculture A. Pendahuluan Kebudayaan adalah setiap usaha untuk memanusiakan manusia sesungguhnya, disusul dengan penjelasan tentang perkembangan definisi kebudayaan, wujud dan unsur-unsur kebudayaan, tujuan kebudayaan,

peranan dan fungsi kebudayaan, sifat kebudayaan, dan terakhir memahami makna peradaban (Liliweri, 2014: 1). Modernisasi yang dibarengi dengan globalisasi menciptakan banyak sekali hal baru yang memperbarui maupun menggantikan suatu budaya yang lama. Modernisasi yang berupa perkembangan teknologi dengan semakin canggihnya gadget seperti handphone, laptop dan perangkat canggih lainnya dan diiringi dengan globalisasi berupa penyebaran informasi antar negara yang semakin mudah diakses menyebabkan semakin mudahnya seseorang untuk mengetahui perkembangan yang sedang terjadi di negara lain. Salah satu akibat dari munculnya modernisasi dan globalisasi ini adalah terciptanya suatu budaya populer yang merupakan suatu kebudayaan yang muncul dan digemari oleh banyak orang yang tersebar ke penjuru dunia. Suatu kebudayaan baru yang masih asing untuk masyarakat umum menciptakan suatu keingintahuan untuk sebuah masyarakat tertentu yang selalu mengikuti perkembangan kemajuan berita. Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku budaya, agama dan etnis mampu bergabung dalam satu negara yakni Negara Indonesia meski terdapat banyak perbedaan diantara masyarakatnya. Budaya luar yang diproduksi secara massal dan dipasarkan ke Indonesia membawa hal baru yang menarik minat masyarakat. Budaya populer merupakan budaya yang diproduksi secara massal dan menarik minat masyarakat. Budaya Indonesia dan keanekaragaman Indonesia yang didasari dengan Pancasila

yang menyatukan berbagai perbedaan tidak mampu tergoyahkan oleh masuknya budaya populer yang terus menggempur Indonesia dengan perkembangan teknologi modern dan dibarengi dengan globalisasi yang melanda seluruh dunia. Budaya populer yang beberapa tahun ini sedang melanda Indonesia baru-baru ini adalah budaya populer yang berasal dari Korea. Pada mulanya adalah ketika masuknya drama Korea di TV Indonesia. Dahulu drama Korea hanya bisa dinikmati oleh penontonnya ketika tayangan tersebut ditayangkan di TV Indonesia. Namun karena dengan perkembangan jaman yang sekarang ini, drama Korea bisa langsung ditonton melalui tayangan online ataupun melalui TV kabel. Tidak hanya itu, budaya populer Korea yang masuk ke Indonesia yang sedang banyak diminati masyarakat Indonesia adalah dengan kemunculan boyband maupun girlband Korea yang sedang menjamur di negeri gingseng itu. Kemudahan teknologi memudahkan masyarakat untuk mencari dan mendapatkan berita tentang artis Korea yang penggemar Korea sukai. Kaum remaja adalah golongan masyarakat yang paling banyak mengkonsumsi budaya populer Korea. Mereka terkumpul menjadi suatu masyarakat homogen yang memiliki suatu kesamaan hobi atau kesukaan. Masyarakat subkultur budaya Korea hanya sebagian orang saja yang memiliki perasaan yang sama. Dengan awal kemunculan drama Korea ini, masyarakat subkultur budaya pop Korea mulai merambah untuk mempelajari bahasa Korea. Dengan seringnya kpopers menonton drama

Korea, mereka mulai ketertarikan untuk memperlajari bahasanya. Tidak hanya itu, kpopers mulai menghafalkan lagu yang muncul di dalam drama itu. Ketertarikan dengan soundtrack drama merambah ke dunia penyanyi artis Korea. kpopers mulai mencari tahu penyanyi-penyanyi Korea. Tidak hanya penyanyi Solo, penyanyi duo dan grup pun mereka hafalkan. Berawal dari ketertarikan dengan artis Korea ini menyebabkan para subkultur Korea ini mulai untuk tertarik dengan fashion, style, makeup dan semua apa yang ada di artis Korea itu. Fashion Korea sekarang sedang sangat diminati oleh para remaja karena style yang mereka pakai cenderung simple dan mudah untuk diikuti oleh kaum remaja. Wajah orang Korea yang menarik juga merupakan salah satu faktor remaja Indonesia tertarik untuk terus mengikuti perkembangan mereka. Dan juga dengan menonton tayangan drama Korea yang disuguhkan dengan pemandangan Negara Korea yang sangat indah. Di dalam drama Korea juga merupakan salah satu promo gratis untuk mempromosikan negaranya. Hal ini mengakibatkan meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Negara Korea. Tidak sedikit juga wisatawan dari Negara Indonesia. Banyak pandangan sinis dan pandangan negatif untuk para penggemar Korea ini. Bagi sebagian orang yang belum pernah melihat apa yang ada dalam budaya Korea, tidak begitu memandang bahwa budaya Korea itu menarik. Akan tetapi bagi kpopers yang sudah melihat budaya Korea, banyak hal menarik yang mereka peroleh. Apa yang membuat masyarakat begitu mudah tertarik dengan budaya Korea? Akan terdapat

banyak alasan untuk menjawab pertanyaan itu. Artis dan aktor yang memiliki wajah yang menarik, badan proposional, tatanan rambut yang indah, style yang keren, suara yang bagus dan masih banyak alasan lagi. Orang-orang yang jarang ditemui di Indonesia seperti itu membuat orang menjadi penasaran dan menimbulkan rasa ingin tahu yang lebih. Dan dalam proses pencarian tersebut, masyarakat menemukan beberapa hal yang menarik yang membuat mereka menyukainya. Dengan kemajuan teknologi dan banyaknya media sosial, dengan mudahnya kpopers dapat menemukan update terbaru seputar kegiatan idol mereka. Kpopers rela mengeluarkan uang dari dompet mereka untuk membeli album, menonton konser dan bahkan mereka juga tidak segansegan untuk membeli barang-barang yang sama dengan apa yang dipakai oleh idol mereka seperti kaos, tas, jaket, dan lain sebagainya. Hal itu dipandang sedikit berlebihan untuk orang-orang yang tidak menyukai budaya pop Korea. Kata kultur dalam subkultur menunjukkan pada keseluruhan cara hidup yang bisa dimengerti oleh para anggotanya. Kata sub mempunyai arti konotasi yang khusus dan perbedaan dari kebudayaan dominan atau mainstream. Subkultur bisa juga diartikan sebagai kebudayaan yang menyimpang dari nilai-nilai kebudayaan dominan. Apa yang mereka sukai memiliki peran yang penting dalam hidupnya. Apakah itu memiliki dampak yang positif atau bahkan memiliki dampak yang negatif. Disinilah penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam

bagaimana representasi budaya pop Korea dalam masyarakat subkultur di Kota Surakarta yang sebelumnya telah mampu menggeser budaya Jepang, Taiwan dan Tiongkok ini. B. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi untuk mengetahui makna dari pengalaman individu yang mengalami kejadian yang sama. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga memudahkan peneliti. Sumber data yang peneliti peroleh dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara langsung dengan narasumber dan data sekunder berasal dari media online serta data-data dari pihak lain yang berhubungan dengan penelitian peneliti. Dalam tekni pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka sehingga dapat menghasilkan suatu data yang diharapkan. Pedoman wawancara sebelumnya dibuat untuk mempermudah penulis untuk mencari data dari informan di lapangan. Peneliti menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data yang menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan model interaktif, yairu reduksi data, menganalisis menggunakan teori sosiologis dan penarikan kesimpulan.

C. Hasil dan Pembahasan Postmodern menjadi bahan pembahasan yang cukup menarik untuk membahas tentang budaya populer dikarenakan postmodern memiliki pemahaman yang lebih luas dan dinamis tentang representasi kontemporer. Dalam dunia postmodern, realitas merupakan sesuatu yang diciptakan. Ketika modernisme yang berasumsi bahwa terdapat sebuah jawaban yang benar, maka postmodern berasumsi bahwa mereka mempunyai banyak jawaban. Postmodern lebih menerima banyak jawaban. Dikatakan bahwa modernisme menghargai persatuan sedangkan postmodernisme menghargai keanekaragaman dan perbedaan. Baudrillard mengatakan bahwa hiperelaitas diproduksi menurut suatu model. Dia tidak diperoleh melainkan secara artifisial direproduksi sebagai sesuatu yang nyata sehingga hiper berarti lebih nyata dari yang nyata, kenyataan yang disentuh ulang dalam kemiripan halusinatif dengan dirinya sendiri (Barker, 2000; 303). K-Pop merupakan salah satu dari subkultur yang merupakan akibat dari postmodern. Postmodern memunculkan budaya-budaya baru dan globalisasi membantu untuk menyebarkannya ke berbagai penjuru dunia. Salah satu budaya yang muncul adalah budaya pop Korea yang akhir-akhir periode ini diproduksi secara massal dan mudah diakses oleh masyarakat. Dalam penyebarannya ke berbagai penjuru dunia, muncullah orang-orang yang menyukai budaya ini dan berkumpul menjadi satu sebagai sebuah komunitas.

Di Kota Surakarta terdapat satu komunitas penyuka budaya pop Korea yang diberi nama Universe Cover Ease Entry (U-CEE). Komunitas U-CEE adalah komunitas anak muda dominan pecinta K-Pop yang menyalurkan hobi menari dan menyanyi dengan genre K-Pop, J-pop, Hip Hop, dan lain-lain. Dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah yang komunitas U-CEE representasikan di antaranya adalah bahasa, dance, musik dan Ifandom. Bahasa Korea mereka pelajari dari drama Korea yang biasanya mereka tonton. Komunitas U-CEE yang anggotanya paling banyak memiliki kemampuan sebagai dancer menirukan tarian Korea dengan melihat dance practice yang diunggah oleh boyband maupun girlband Korea. Musik Korea ditirukan juga dari yang artis Korea nyanyikan dengan populernya boyband dan girlband Korea. Banyak dari Kpopers yang menyukai K-Pop karena musik yang dibawakan oleh boyband dan girlband Korea. Sedangkan fandom Korea berasal dari masa yang berkumpul menjadi satu nama berdasarkan artis yang mereka sukai. Fandom terbanyak berasal dari kalangan boyband dan girlband Korea yang notabene memiliki anggota yang lebih dari 3 orang. Perwujudan Gagasan Budaya Pop Korea melalui Cover Dance dalam Komunitas U-CEE tidak bisa sama dengan yang aslinya. Objek yang mereka lihat tidak sepenuhnya sama dengan mereka dari segi karakter, badan, mimik wajah dan lain sebagainya. Mereka menirukan artis idola sesuai dengan karakter mereka lalu mereka sesuaikan dengan

lingkungan mereka. Kostum yang dikenakan oleh anggota cover dance U- CEE ada beberapa yang mirip namun tidak sama dengan yang aslinya. Simbol Budaya Pop Korea yang Ditampilkan Masyarakat Subkultur di Kota Surakarta dengan kata, foto dan pemberitaan kepada khalayak. Anggota komunitas U-CEE memiliki kemampuan berbahasa dasar seperti penggemar budaya pop Korea yang lainnya. Mereka juga sering menyimpan foto artis Korea di dalam handphone pribadi mereka dan bahkan mereka jadikan wallpaper. Poster para artis Korea juga beberapa mereka pasang di salah satu sudut kamar mereka. Simbol yang paling diperlihatkan oleh Kpopers adalah pakaian yang mereka kenakan. Banyak Kpopers yang mengenakan kaos ataupun jaket yang memiliki simbol dari boyband dan girlband Korea yang mereka sukai. Sedangkan pemberitaan kepada khalayak sering mereka lakukan melalui acara yang diadakan oleh komunitas U-CEE yang sering mereka adakan di tempat umum seperti di mall. Selain berbagai acara yang diadakan komunitas U- CEE di mall, penggemar budaya pop Korea yang menonton acara tersebut juga sering mengenakan simbol-simbol seperti logo di pakaian yang menjadi identitas artis idola mereka. Namun tidak semua simbol tersebut dikeluarkan kembali ketika mereka keluar dari perkumpulan penggemar budaya pop Korea tersebut. Seperti halnya cover dance yang memakai baju terbuka dan rok yang pendek ketika di atas panggung, bertolak belakang dengan apa yang dia kenakan di lingkungan tempat dia menuntut ilmu yang memiliki peraturan dalam berpakaian.

Dimensi internal dan dimensi eksternal yang menyebabkan representasi budaya pop Korea dalam komunitas Universe Cover Ease Entry (U-Cee) di Kota Surakarta adalah mereka memiliki hobi dalam bidang menari. Di samping itu pula mereka juga memiliki ketertarikan dengan budaya Korea. Dimensi eksternal mereka bergabung di komunitas U-CEE adalah informasi dari teman yang sebelumnya sudah dahulu bergabung di dalam komunitas dan dari sosial media yang disharing oleh komunitas U-CEE mengenai keberadaan komunitas ini. Dampak positif yang didapatkan penggemar budaya pop Korea dari menyukai budaya Korea diantaranya mereka menjadi punya banyak teman yang menyukai hal yang sama, sosialisasi mereka terhadap orang lain juga semakin terlatih dengan seringnya mereka bertemu dengan orang-orang yang berbeda tiap harinya, semakin perhatian dengan teman yang sering mereka ajak bicara tiap harinya, kemampuan berbahasa mereka akan bahasa asing juga bertambah diiringi dengan pengetahuan akan kebudayaan negara asing pula. Sedangkan dampak negatif yang didapatkan oleh penggemar budaya pop Korea adalah mereka sering melupakan aktifitas dunia nyata ketika sedang asik mendengarkan lagu atau melihat tayangan Korea seperti lupa shalat dan lupa belajar, pemborosan untuk membeli kuota internet, dan melupakan budaya asli mereka sendiri yaitu budaya Indonesia. Hiperealitas melebihi realitas di dalam komunitas U-CEE ini ketika realitas yang sebenarnya dari tayangan yang mereka tonton dalam video tarian boyband atau girlband Korea adalah hanya sebatas tayangan video

yang mereka tonton dalam tayangan youtube. Realitas yang sebenarnya adalah ketika mereka melihat konser atau pertunjukkan mereka secara langsung. Tayangan video melalui youtube hanyalah sebatas simulasi yang tercipta dari ruang simulakrum yang sudah melalui editing beberapa kali. Dan hiperealitas yang mereka tampilkan adalah ketika anggota cover dance komunitas U-CEE meniru idola mereka dengan membawakan lagu berbahasa Korea dan tarian yang idola mereka bawakan dalam sebuah pertunjukkan atau konser. D. Kesimpulan Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta adalah bahasa Korea, dance Korea, musik Korea dan fandom Korea. Bahasa Korea mereka pelajari dari drama yang sering mereka tonton. Sedangkan dance, musik dan fandom mereka pelajari dan terpengaruhi dari boyband dan girlband yang mereka sukai. Ada dua hal berkait dengan representasi yakni, pertama: apakah seseorang, kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya, apa adanya ataukah diburukkan. Penggambaran yang tampil bisa jadi adalah penggambaran yang buruk dan cenderung memarjinalkan seseorang atau kelompok tertentu. Hanya citra buruk saja yang ditampilkan sementara citra atau sisi yang baik luput dari penampilan. Dalam komunitas U-CEE, perwujudan gagasan yang ditampilkan tidak sama dengan yang asli namun tidak ada penggambaran yang buruk. Kedua: bagaimana representasi tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat,

aksentuasi dan bantuan foto macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan dalam program. Simbol yang paling sering ditampilkan dalam komunitas U-CEE adalah dengan pakaian yang mereka pakai selama pertunjukkan dance yang mereka tirukan dari boyband atau girlband yang mereka tirukan. dalam kehidupan sehari-harinya juga banyak dari anggota U-CEE maupun kpopers lainnya memakai pakaian atau kaos yang sama dengan logo yang idola mereka kenakan. Dimensi internal yang menyebabkan representasi budaya pop Korea dalam komunitas U-CEE adalah karena mereka memiliki hobi yang sama dalam bidang menari dan memiliki ketertarikan dengan budaya pop Korea. Sedangkan dimensi eksternalnya adalah pengaruh dari teman. Dampak positif yang paling banyak didapatkan penggemar budaya pop Korea dari menyukai budaya Korea adalah mendapatkan teman yang memiliki hobi dan ketertarikan yang sama tanpa adanya pandangan sinis. Sedangkan dampak negatifnya adalah kurangnya minat dengan budaya pop Indonesia dan terlalu seringnya beraktifitas di dunia maya. E. Daftar Pustaka Sumber Buku Abdullah, Irwan. 2010. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Barker, Chris. 2011. Cultural Studies Teori & Praktik. Bantul : Kreasi Wacana Burton, Graeme. 1999. Media commit dan to Budaya user Populer. Yogyakarta : Jalasutra

Cresswell, John W. 2013. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih Di Antara Lima Pendekatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Eriyanto. 2001. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta : LKiS Heryanto, Ariel. 2015. Identitas dan Kenikmatan Politik Budaya Layar Indonesia. Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Horton, Paul dan Chester L. Hunt. 1990. Sosiologi. Jakarta : Erlangga Jenks, Chris. 2013. Culture Studi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Liliweri, Alo. 2014. Pengantar Studi Kebudayaan. Bandung : Nusa Media Luthfia, Dhyanayu. 2013. K-Pop Dan Identitas Diri : Studi Kasus Pembentukan Identitas Diri Dalam Fandom di Kalangan Penggemar K-Pop di Solo, Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nastiti, Aulia. 2012. Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online (Studi Mengenai Pembentukan Pesan dalam Media Komunitas Kartunet.com oleh Kelompok Disabilitas Tunanetra), Perpustakaan Universitas Indonesia Piliang, Yasraf. 2010. Post-Realitas Realitas Kebudayaan dalam Era Post- Metafisika. Yogyakarta : Jalasutra Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai

Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Robbie, Angela Mc. 1994. Postmodernisme dan Budaya Pop. Bantul : Kreasi Wacana Strinati, Dominic. 2003. Populer Culture Pengantar Menuju Teori Budaya Populer. Yogyakarta : Bentang Budaya Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA Jurnal Internasional Bum Jun Lee, Sunny Ham dan Dong Hoon Kim. 2015. The effect of likability of Korean celebrities, dramas, and music on preterences for Korean restaurants: A mediating effect of a country image of Korea, International Journal of Hospitality Management, No.4 page 200-212 Lisa M. Chuang dan Hye Eun Lee. 2013. Korean wave : Enjoyment factors of Korean dramas in the U.S, International Journal of Intercultural Relations, No.37 page 594-04 So Jung Lee dan Billy Bay. 2015. Influence of Populer Culture on Special Interest Tourists` Destination Image, Tourism Management, No.52 page 161el9 Jurnal Nasional Amellita, Nesya. 2010. Kebudayaan Populer Korea : Hallyu dan Perkembangannya Di Indonesia, Perpustakaan Universitas Indonesia

Arimurti, Avokanti. 2012. Budaya Kaum Muda Perempuan Penggemar Boyband Korea (Sebuah Pendekatan Kriminologi Budaya), Perpustakaan Universitas Indonesia Inge, Rotua. 2012. Representasi Budaya dalam Iklan Pariwisata (Analisis Semiotika pada Video Musik S.E.O.U.L dan Fly to Seoul), Perpustakaan Universitas Indonesia Izzati, Amalia. 2013. Analisis Pengaruh Musik Korea Populer Terhadap Gaya Hidup Di Kalangan Remaja, Perpustakaan Universitas Indonesia Sumber Internet 2NE1 https://i.ytimg.com/vi/-cjmzu97sqk/maxresdefault.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 ELF in concert Super Junior http://static.tumblr.com/800802aeac071154100798ca5ed563c7/d8t ummu/znomyxqbe/tumblr_static_super-show-osaka-5.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 EXO-L in concert EXO http://cdn1- a.production.liputan6.static6.com/medias/822376/big/071562500_ 1425538873-lK7nlm0.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 G-Friend http://cdn.koreaboo.com/wpcommit to user

content/uploads/2015/01/image47.jpg. Diakses tanggal 17 Maret 2016 GOT7 "Girls Girls Girls" M/V https://www.youtube.com/watch?v=2saokmg7qpi. Diakses tanggal 31 Maret 2016 Home youtube https://www.youtube.com/. Diakses tanggal 20 Januari 2016 Instagram 2CNE1 @2cne1_officialdc. Diakses tanggal 17 Maret 2016 Instagram ArkenC @arkenc_official. Diakses tanggal 17 Maret 2016 Instagram CFriend @c.friendofficial. Diakses tanggal 17 Maret 2016 Instagram K-Popfangirl Indonesia @k-popfangirl_ina. Diakses tanggal 26 Februari 2016 Instagram zona Korea @zonakorea. Diakses tanggal 26 Februari 2016 Lambang Golden Disk Award 2015 http://1.soompi.io/wpcontent/uploads/2015/01/golden-disk-awards.jpg. Diakses tanggal 30 Maret 2016. Lambang Mnet Asian Music Award https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/8/86/mnet_asian_musi c_awards_%28mama%29_2015.png. Diakses tanggal 30 Maret 2016. Line cooking oppa @cookingoppa. Diakses tanggal 26 Februari 2016 Logo U-CEE, Pamflet K-Fest https://www.facebook.com/u-ceecommit to user

Universe-Cover-Ease-Entry-423592241051998/. Diakses tanggal 27 Maret 2016 Profil 2NE1 http://www.ygfamily.com/artist/about.asp?langdiv=e&atyp E=2&ARTIDX=4. Diakses tanggal 14 Maret 2016 Profil G-Friend http://pakrsuhaa.blogspot.com/2015/02/profil-biodata-dan-faktalengkap-anggota.html#ixzz43as7heap. Diakses tanggal 17 Maret 2016 Profil Kota Surakarta http://surakartakota.bps.go.id/index.php. Diakses tanggal 31 Maret 2016 Profil The Ark http://pakrsuhaa.blogspot.com/2015/02/profil-biodata-dan-faktalengkap-anggota.html#ixzz43as7heap. Diakses tanggal 17 Maret 2016 Profil U-CEE https://www.facebook.com/u-cee-universe-cover-ease- Entry-423592241051998/info/?tab=page_info. Diakses tanggal 14 Maret 2015 SMTOWN Official Youtube https://www.youtube.com/user/smtown. Diakses tanggal 20 Januari 2016 Show Me The Money 4 http://k2nblog.com/single-various-artists-showme-the-money-4-episode-5-mp3/. Diakses tanggal 30 Maret 2016 The Ark http://tinypic.com/view.php?pic=311q4v5&s=8#.vwupak7h-_

I. Diakses tanggal 17 Maret 2016 TWICE( 트와이스 ) "OOH-AHH 하게 (Like OOH-AHH)" M/V https://www.youtube.com/watch?v=0rtv5esqt6i. Diakses tanggal 31 Maret 2016 VIP in concert Big Bang http://www.kapanlagi.com/foto/beritafoto/internasional/22397foto_konser_big_bang_galaxy_alive_tour_ thailand-20121011-009-rita.html. Diakses tanggal 17 Maret 2016 YG Official Youtube https://www.youtube.com/user/ YGEntertainment. Diakses tanggal 20 Januari 2016 ZionT Eat http://k2nblog.com/single-zion-t-eat-mp3/. Diakses tanggal 30 Maret 2016