BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya, tetapi dalam memberikan kreativitas, pengelola restoran harus dapat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Loyalitas menurut Aaker (dalam margaretha, 2004:297) dinyatakan sebagai suatu

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Hotel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kepuasan konsumen sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas kinerja produk

BAB I. PENDAHULUAN. orang yang menginginkan kulit yang sehat, khususnya wanita yang menginginkan

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN YANG BERDAMPAK PADA LOYALITAS PELANGGAN DI BAGOES MUSIC STUDIO SIDOARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. awal abad 21 dan digunakan sebagai ukuran yang reliabel terhadap pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhan, dan selera konsumen. Salah satu usaha fashion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman lebih yang melibatkan emosi, perhatian personal dan panca indera.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendek, tetapi disisi lain akan sulit dijangkau pelanggan. Marjin laba yang besar

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pemasar lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel penelitian dan Definisi Operasional

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor tidak sekedar untuk mempercepat mobilitas pengguna, melainkan juga

I. PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mereka inginkan, bagaimana kebutuhan pelanggan mereka dipuaskan dan faktorfaktor

Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN HANAMASA GUBENG SURABAYA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

EXPERIENTIAL MARKETING DI MC. DONALD S SURABAYA

BAB II STUDI PUSTAKA. organisasi telah menggunakan experiential marketing untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin

ANALISAH PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN HERBS SPA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil data yang telah diuji melalui uji asumsi klasik dan telah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penawaran produk atau jasa dengan merangsang unsur unsur emosi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan kesehatan, pebisnis mulai melirik jenis olahraga lain, karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN NASABAH PADA PT BANK MANDIRI CABANG MEDAN BALAI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah kemajuan komunikasi dan teknologi informasi, serta perkembangan

Pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Pelanggan Kolam Renang Mutiara Waterpark Perumnas Langsa

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa. kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

EXPERIENTIAL MARKETING DI MC. DONALD S SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Citra Merek Dalam UKM Kelompok Seni Mahasiswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

Lampiran I Metode Penyusunan Kuesioner 30 Responden Variabel Landasan Teori Indikator Pernyataan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN HARMONI CAFE AND RESTO MALANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran sangat berperan penting terhadap penjualan produk. Pernyataan ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. Berusaha bangkit dari krisis ekonomi tahun 1998, Indonesia mulai

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan focus terhadap konsumen. Focus terhadap konsumen dapat dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan teknik analisis Structural Equation

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Experiential Marketing Schmitt dalam Kustini (2007:47) experiential marketing merupakan cara untuk membuat pelanggan menciptakan pengalaman melalui panca indera (sense), menciptakan pengalaman afektif (feel), menciptakan pengalaman berpikir secara kreatif (think), menciptakan pengalaman pelanggan yang berhubungan dengan tubuh secara fisik, dengan perilaku dan gaya hidup serta dengan pengalaman-pengalaman sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain (act), juga menciptakan pengalaman yang terhubung dengan keadaan sosial, gaya hidup, dan budaya yang dapat direfleksikan merek tersebut yang merupakan pengembangan dari sensations, feelings, cognitions dan actions (relate). a. Sense marketing Sense adalah tipe experience yang merupakan aspek-aspek berwujud dan dapat dirasakan dari suatu produk yang dapat ditangkap oleh kelima indera manusia, meliputi pandangan, suara, bau, rasa dan sentuhan yang akan muncul untuk menciptakan pengalaman. Sense marketing merupakan salah satu cara untuk menyentuh emosi konsumen melalui pengalaman yang dapat diperoleh konsumen lewat panca indera (mata, telinga, lidah, kulit dan hidung) yang mereka miliki melalui produk dan service (Kartajaya dalam Hamzah, 2007: 24). b. Feel marketing Feel adalah suatu perhatian-perhatian kecil yang ditujukan pada konsumen 7

8 dengan tujuan untuk menyentuh emosi pelanggan secara luar biasa (Kartajaya, 2004: 164). Feel marketing ditujukan terhadap perasaan dan emosi konsumen dengan tujuan mempengaruhi pengalaman yang dimulai dari suasana hati yang lembut sampai dengan emosi yang kuat terhadap kesenangan dan kebanggaan(schmitt dalam Amir Hamzah, 2007: 23). Feel Marketing merupakan bagian yang sangat penting dalam strategi experiential marketing, feel dapat dilakukan dengan service dan layanan yang bagus serta keramahan pelayanan. c. Think marketing Think merupakan tipe experience yang bertujuan untuk menciptakan kognitif. Perusahaan berusaha untuk menantang konsumen dengan cara memberikan problem solving experiences mendorong pelanggan untuk berinteraksi secara kognitif dan kreatif dengan perusahaan atau produk. Iklan biasanya lebih bersifat tradisional, menggunakan lebih banyak informasi tekstual dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tak terjawabkan. d. Act marketing Merupakan tipe experince yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku, gaya hidup dan interaksi dengan konsumen. Act adalah tindakan yang berhubungan dengan keseluruhan individu (pikiran dan tubuh) untuk meningkatkan hidup dan gaya hidupnya. Pesan-pesan yang memotivasi, menginspirasi dan bersifat spontan dapat menyebabkan pelanggan untuk berbuat hal-hal dengan cara yang berbeda dan mencoba dengan cara yang baru merubah hidup mereka lebih baik. Act marketing adalah salah satu cara untuk membentuk persepsi konsumen terhadap

9 produk dan jasa yang bersangkutan. e. Relate marketing Relate Marketing adalah salah satu cara membentuk atau menciptakan komunitas pelanggan dengan komunikasi (Kartajaya, 2004: 175). Relate marketing menggabungkan aspek sense, feel, think dan act dengan maksud untuk mengkaitkan individu dengan apa yang diluar dirinya dan di implementasikan hubungan antara people and other social group sehingga mereka bisa merasa bangga dan diterima dikomunitasnya. Relate Marketing dapat memberikan pengaruh postif atau negatif terhadap loyalitas pelanggan. Ketika relate marketing mampu membuat pelanggan masuk dalam komunitas serta merasa bangga dan diterima maka akan memberi pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan tetapi jika relate marketing tidak berhasil mengkaitkan individu dengan apa yang ada diluar dirinya maka konsumen tersebut tidak akan mungkin loyal dan memberikan dampak negatif. 2. Kepuasan Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009) secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa konsumen yang muncul setelah membandingkan antara persepsi / kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan - harapannya. Menurut Mowen dan Minor (2005), kepuasan konsumen merupakan keseluruhan sikap konsumen setelah memperoleh dan menggunakan barang atau layanan. Oleh karena itu suatu perusahaan harus mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga tercapai kepuasan konsumen dan lebih jauh lagi dapat menciptakan loyalitas konsumen. Soelasih (2004) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan tingkat perasaan

10 konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan di dalam usaha memenuhi harapan konsumen. Kepuasan konsumen menurut Wilkie (1994) yaitu merupakan respon emosional terhadap evaluasi pengalaman mengkonsumsi produk, toko atau jasa. pengertian kepuasan konsumen dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Wilkie (1994) yaitu merupakan respon emosional terhadap evaluasi pengalaman mengkonsumsi produk, toko atau jasa. Kepuasan merupakan tingkat perasaan konsumen yang diperoleh setelah konsumen melakukan atau menikmati sesuatu dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberi hasil sama atau melampaui harapan konsumen. Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat lima elemen pada kepuasan konsumen yaitu expectations, performance, comparison, confirmation atau disconfirmation, dan discrepancy. a. Expectations (harapan) Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian dilakukan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima sesuai dengan harapan, keinginan, dan keyakinan mereka. b. Performance (kinerja) Performance merupakan pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka. Selama mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen menyadari kegunaan produk aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai dimensi yang

11 penting bagi konsumen. c. Comparison (perbandingan) Setelah mengkonsumsi barang atau jasa maka konsumen akan membandingkan harapan terhadap kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut. d. Confirmation atau disconfirmaton Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terhadap penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda atau dari pengalaman orang lain. Melalui penggunaan merek lain dan komunikasi dari perusahaan serta orang lain, konsumen membandingkan harapan kinerja barang atau jasa yang dibeli dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Confirmation terjadi ketika harapan sesuai dengan kinerja aktual. Disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja actual produk. Konsumen akan merasa puas ketika terjadi confirmation dan disconfirmation yaitu ketika harapan melebihi kinerja aktual barang atau jasa. e. Discrepancy (ketidaksesuian) Discrepancy mengindikasikan bagaimana perbedaan antara level kinerja dengan harapan. Negativedisconfirmations yaitu ketika kinerja aktual berada dibawah level harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi akan mengakibatkan tingginya level ketidakpuasan. Sebaliknya positivedisconfirmations yaitu ketika kinerja aktual berada diatas level harapan. Ketika konsumen puas, maka konsumen akan menggunakan barang atau jasa yang sama, dan ketika konsumen merasa tidak puas maka konsumen akan menuntut perbaikan atau komplain terhadap perusahaan.

12 3. Loyalitas Pelanggan Olson dalam Musanto (2004:128) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu produk/ jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui proses pembelian yang berulang-ulang tersebut. Jill Griffin (2005:31) pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Melakukan pembelian ulang secara teratur (Makes regular repeat purchase). Konsumen melakukan pembelian secara contineu pada suatuproduk tertentu. b. Membeli diluar lini produk dan jasa (Purchase across product and service lines). Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen juga membeli lini produk dan jasa dari perushaan yang sama. c. Merekomendasikan produk lain (Refers other).dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) berkenan dengan produk tersebut. d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (Demonstrates an immunity to the full of the competition). Konsumen menolak untuk menggunakan produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing. B. Temuan Riset Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Januar.T.Oeyono dan Diah Dharmayanti (2013) tentang Analisis Pengaruh Experiential Marketing terhadap loyalitas konsumen melalui kepuasan sebagai intervening variabel Ditator Café Surabaya Town Square mengemukakan bahwa konsep Ekperential marketing sangat berpengaruh signifikan

13 terhadap loyalitas konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Francisca Andreani (2007) tentang Experiential marketing (Sebagai pendekatan pemasaran) menjelaskan bahwa Experential marketing sebenarnya lebih dari sekedar memberikan peluang untuk memperoleh pengalaman emosional dan rasional dalam mengkonsumsi produk atau jasa,seringkali emosional ini memberikan dampak yang sangat efektif dalam proses pemasaran,tetapi kadangkala memberikan dampak yang tidak sesuai. Penelitian Dimyati (2014), hasil penelitian ini menunjukan bahwa experential marketing berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pasien, experiential marketing berpengaruh tidak signifikan terhadap loyalitas pasien, dan kepuasan berpengaruh signifikan positif terhadap loyalitas pasien, dan kepuasan pasien memiliki peranan yang lebih penting disbanding experential marketing dalam menciptakan loyalitas pasien rumah sakit Fatimah Banyuwangi. C. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah,penelitian terdahulu,maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh Experiential marketing terhadap kepuasan konsumen Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan dalam marketing yang sebenarnya telah dilakukan sejak jaman dahulu hingga sekarang oleh pemasar,pendekatan ini dinilai sangat efisien karena sejalan dengan perkembangan jaman dan teknologi, para pemasar lebih menekankan difinisiasi produk untuk membedakan produknya dengan produk competitor. Raymond (2012) menyatakan bahwa experiential marketing yang terdiri dari sense,feel,think,relate,act memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

14 konsumen. H1: Experiential marketingberpengaruh terhadap kepuasan konsumen 2. Pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas konsumen Loyalitas konsumen memiliki kaitan yang erat terhadap kepuasan konsumen,dimana konsumen yang merasa puas terhadap suatu barang atau jasa akan mencoba kembali membeli barang tersebut atau datang lagi untuk memberikan loyalitas. Para konsumen yang melakukan pembelian ulang di sebuah perusahaan bisa disebut mereka mempunyai loyalitas kepada perusahaan tersebut.tingkat kepuasan atau kesenangan yang tinggi akan menciptakan ikatan emosional dengan merek tertentu,dan hal ini menciptakan loyalitas pelanggan yang tinggi (Kotler et al,2000). Penelitian yang dilakukan Hafeez (2012) mengindikasikan bahwa kepuasan konsumen dapat meningkatkan loyalitas konsumen. H2: Kepuasan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. 3. Pengaruh Expeirential marketing terhadap loyalitas konsumen Experiential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan untuk membentuk pelanggan-pelanggan yang loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk dan pelayanan. Menurut Chu (2009),kesetiaan adalah perilaku yang positif dan berhubungan dengan level pembelian kembali yang dilakukan oleh pelanggan terhadap suatu produk atau jasa secara tetap. Seseorang dikatakan dapat dikatakan sebagai pelanggan apabilan orang tersebut mulai membiasakan diri untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan.

15 Nehemia h.s (2013) menyatakan bahwa experiential marketing yang terdiri dari sense,feel,think,relate dan act memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan,oleh karena itu adanya usaha yang kuat oleh Restoran Westlake dalam memberikan nilai tambahan bagi dirinya,maka perusahaan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan.aspek yang sangat berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan adalah feel. H3: experiential marketingberpengaruh terhadap loyalitas konsumen Dari penurunan hipotesis diatas dapat disimpulkan menjadi model penelitian Experential marketing (X1) H 1 Kepuasan konsumen (Y1) H 2 Loyalitas konsumen (Y2) H 3 Gambar 1: Model Penelitian Rancangan penelitian termasuk dalam confirmatory resertch dan sekaligus explanatory resertch. Metode analisis data regresi linear sederhana dengan menggunakan program software SPSS.

16 Experiential marketing akan di uji menggunakan 5 indikator sense, feel, think, act dan relate yang megacu pada pendapat Andreani (2007). Kepuasan konsumen di uji menggunakan 3 indikator kepuasan pada produk, kepuasan pada kualitas layanan dan kepuasan pada manfaat produk mengacu pada penelitian Dhimyati (2007). Loyalitas konsumen akan di uji mengunakan 4 indikator mengacu pendapat Griffin (2002) yaitu: niat untuk melakuakan pembelian ulang, niat untuk mengatakan hal-hal positif, niat untuk merekomendasikan kepada orang lain, dan niat memberikan informasi personal.