BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1.1 Pemasaran Pengertian Pemasaran Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para pakar untuk istilah pemasaran yaitu sebagai berikut: Pemasaran adalah pelaksanaan aktivitas bisnis dari produsen ke pelanggan melalui aliran barang dan jasa dalam rangka memuaskan pelanggan sebaik-baiknya dan mewujudkan tujuan perusahaan (McCarthy dalam Tjiptono dan Chandra, 2012:2). Pemasaran terdiri dari semua aktivitas perencanaannya dirancang untuk menghasilkan dan memfasilitasi setiap pertukaran barang dan jasa yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan (Kotler dalam Tjiptono dan Chandra, 2012:2). Pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang perencanaan, penetapan harga, promosi, distribusi produk, jasa, maupun gagasan dirancang agar dapat memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional (Miller & Layton dalam Tjiptono dan Chandra, 2012:2). Pemasaran adalah proses bisnis yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggannya dengan menyelaraskan antara sumber daya manusia, 6

2 7 finansial, dan fisik organisasi dalam konteks strategi kompetitif organisasi (Meldrum dalam Tjiptono dan Chandra, 2012:2). Jadi berdasarkan pengertian diatas pemasaran adalah suatu aktivitas pertukaran barang maupun jasa yang dapat menciptakan kepuasan pelanggan sehingga tujuan dapat dicapai oleh masing-masing pihak Proses Pemasaran Proses pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (dalam Dharmawansyah, 2013:9) sebagai berikut: Memahami pasar dan kebutuhan serta keinginan pelanggan Merancang strategi pemasaran yang digerakkan oleh pelanggan Membangun program pemasaran terintegrasi yang memberikan nilai yang unggul Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan Menangkap nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan Gambar 1 Model Sederhana Proses Pemasaran

3 8 Gambar 2.1 menunjukkan model sederhana dari lima langkah proses pemasaran. Dalam empat langkah pertama, perusahaan bekerja untuk memahami pelanggan, menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Dalam langkah terakhir, perusahaan menuai hasil dari menciptakan nilai unggul bagi pelanggan. Dengan menciptakan nilai bagi pelanggan, sebagai imbalanya mereka menangkap nilai dari pelanggannya dalam bentuk penjualan, laba dan ekuitas pelanggan dalam jangka panjang Konsep Pemasaran Tjiptono dan Chandra (2012:19) menunjukkan bahwa terdapat lima konsep yang mendasari langkah-langkah organisasi dalam merancang dan melaksanakan strategi pemasaran. Konsep-konsep tersebut antara lain: 1. Konsep produksi Pelanggan diyakini menyukai produk-produk yang tersedia harganya murah. Perusahaan yang menganut konsep ini akan lebih berkonsentrasi pada usaha menciptakan efisiensi produksi, biaya rendah, dan distribusi massal. Maka, fokus utama dalam konsep ini adalah distribusi dan harga. 2. Konsep produk Pelanggan dipandang menyukai produk-produk yang berkualitas tinggi, kinerja atau produk inovatif. Perusahaan yang menganut konsep ini akan lebih berkonsentrasi pada usaha menciptakan produk unggul dan penyempurnaan kualitasnya. Maka, fokus utama dalam konsep ini adalah dalam aspek produk saja.

4 9 3. Konsep penjualan Pelanggan diyakini tidak akan tertarik untuk membeli produk dalam jumlah yang banyak jika merasa produk tersebut tidak meyakinkan baginya dan bahkan perlu dibujuk agar membeli. Perusahaan yang menganut konsep ini akan lebih berkonsentrasi pada usaha promosi besar-besaran dan penjualan yang agresif. 4. Konsep pemasaran Pencapaian suatu tujuan organisasi tergantung pada kemampuan suatu organisasi dalam menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada target pasar secara lebih baik daripada pesaingnya. 5. Konsep pemasaran sosial Tugas suatu organisasi atau perusahaan harus memperhatikan kebutuhan, keinginan, dan minat target pasar dan memberi kepuasan yang diharapkan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan oleh pesaing sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas dan konsumen. 1.2 Experiential Marketing Pengertian Experiential Marketing Menurut definisi Schmitt dalam Jatmiko dan Andharini (2012:130) experience adalah kejadian-kejadian yang terjadi sebagai tanggapan stimulasi atau rangsangan, contohnya sebagaimana diciptakan oleh usaha-usaha sebelum dan sesudah pembelian.

5 10 Sedangkan experiential marketingdidefinisikan oleh Schmitt sebagai suatu peristiwa pribadi yang dialami pelanggan dikarenakan adanya stimulus tertentu yang diberikan perusahaan saat mengkonsumsi barang atau jasa (Noegroho dkk, 2013:2). Experiential marketing adalah suatu konsep pemasaran yang mempunyai tujuan untuk membentuk pelanggan yang loyal dengan memberikan suatu perasaan (feeling) yang positif terhadap produk atau jasa dan menyentuh emosinya (Kartajaya dalam Handal dalam Dharmawansyah, 2013:19). Sedangkan menurut Pine dan Gilmore (dalam Noegroho dkk, 2013:2) experiential marketing adalah suatu kejadian yang terjadi dan mengikat emosional pada setiap pelanggan secara personal. Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa experiential marketing adalah suatu pengalaman pribadi yang dialami pelanggan sebab adanya sentuhan emosional pemasar melalui produk atau jasa. Selain itu konsep experiential marketing ini dapat mendorong setiap pelaku bisnis agar lebih kreatif melakukan langkah pemasaran yan menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut Tahapan Experiential Marketing Dalam era informasi dan teknologi yang semakin canggih sehingga perubahan selera dan pilihan yang menuntut perusahaan agar merealisasikan melalui pengalaman yang diberikan produk maupun jasa mereka (Rini dalam Dharmawansyah, 2013:30). Tahap awal dari sebuah experiential marketing terfokus pada tiga kunci pokok :

6 11 1. Pengalaman Pelanggan Pengalaman pelanggan yang mengikutsertakan seluruh panca indera, hati, dan pikiran pada pembelian produk atau jasa yang dapat ditempatkan di antara konteks yang lebih besar dalam kehidupan. 2. Pola Konsumsi Analisis pola konsumsi dapat menimbulkan hubungan antara pemasar dan pembeli untuk menciptakan sinergi yang lebih besar. Produk dan jasa tidak lagi dievaluasi secara terpisah, namun produk dan jasa bisa dievaluasi sebagai bagian dari keseluruhan pola penggunaan yang sesuai dengan kehidupan konsumen. Dalam hal ini yang terpenting adalah kepuasan dan loyalitas pelanggan yang diukur melalui pengalaman setelah pembelian. 3. Keputusan rasional dan emosional Pengalaman dalam hidup sering digunakan untuk memenuhi perasaan, kesenangan, dan fantasi. Banyak keputusan dibuat dengan menuruti emosi kata hati dan tidak rasional Manfaat Experiential Marketing Fokus perhatian experiential marketing yang utama adalah pada tanggapan panca indera, perasaan, berpikir, tindakan dan hubungan. Oleh karena itu pemasar harus dapat menciptakan pengalaman merek yang dapat menghubungkan dengan kehidupan nyata pelanggan. Experiential marketing dapat dimanfaatkan secara efektif apabila diterapkan pada situasi dan kondisi tertentu. Schmitt (dalam Kustini dalam

7 12 Dharmawansyah, 2013:22) menunjukkan beberapa macam manfaat yang dapat diterima dan dirasakan jika perusahaan menerapkan experiential marketing. Manfaat tersebut meliputi: 1. Untuk membangkitkan kembali merek yang sedang merosot. 2. Untuk membedakan satu produk dengan produk pesaing. 3. Untuk menciptakan citra dan identitas sebuah badan usaha. 4. Untuk mempromosikan inovasi. 5. Untuk memperkenalkan percobaan, pembelian dan yang paling penting adalah konsumsi loyal Strategi Experiential Marketing Menurut Schmitt (dalam Kusumawati, 2011:2) mengatakan bahwa pengalaman yang didapat pelanggan menyangkut beberapa pendekatan berikut ini: 1. Sense (Panca Indera) Sense adalah suatu aspek berwujud dan dapat dirasakan dari produk yang kemudian ditangkap oleh panca indera yaitu: mata, hidung, lidah, kulit, dan telinga. Sense bagi konsumen berfungsi untuk membedakan setiap produk satu dengan produk yang lain, untuk membentuk nilai produk atau jasa di benak pembeli, dan sebagai motivasi pembeli untuk bertindak. Pada dasarnya sense diciptakan oleh pemasar dapat menjadi pengaruh positif maupun negatif terhadap

8 13 kepuasan pelanggan bergantung pada pengalaman pelanggan setelah menikmatinya. 2. Feel (Perasaan) Feel adalah suatu perhatian kecil yang ditunjukkan kepada pelanggan dengan tujuan untuk menyentuh emosi jiwa pelanggan secara luar biasa (Kartajaya dalam Dharmawansyah 2013:23). Feel akan berhubungan langsung dengan perasaan yang terdalam dan emosi jiwa pelanggan. Feel dapat dilakukan dengan layanan yang baik, seperti kesopanan dan keramahan karyawan. Pelayanan yang menarik akan menciptakan feel good bagi konsumen. Agar pelanggan dapat mendapatkan feel yang kuat terhadap produk dan jasa, maka produsen harus mampu memperhitungkan mood yang sedang dialami pelanggan (Putri dan Astuti, 2010:4) 3. Think (Berpikir) Think adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk membawa komoditi menjadi pengalaman dengan melakukan penyesuaian secara terus menerus (Kartajaya dalam Dharmawansyah, 2013:24). Dengan berfikir akan dapat merangsang tingkat kemampuan intelektual dan kreativitas seseorang. Tujuan dari think ini untuk menciptakan kesadaran pelanggan melalui proses berfikir yang berdampak pada evaluasi ulang perusahaan. Perusahaan harus cepat tanggap terhadap kebutuhan dan keluhan pelanggan (Dharmawansyah, 2013:24). 4. Act (Tindakan)

9 14 Act adalah suatu cara membentuk persepsi pelanggan melalui produk dan jasa yang dimaksud (Kartajaya dalam Dharmawansyah 2013:24). Act berkaitan langsung dengan perilaku dan gaya hidup seseorang. Jika act mampu mempengaruhi perilaku dan gaya hidup pelanggan maka akan berdampak positif terhadap loyalitas karena merasa produk yang dibeli cocok dengan gaya hidupnya (Dharmawansyah, 2013:25). 5. Relate (Hubungan) Relate adalah suatu cara menciptakan dan membentuk komunitas pelanggan dengan cara komunikasi (Kartajaya dalam Dharmawansyah 2013:25). Seorang pelaku bisnis harus mampu menciptakan identitas sosial bagi pelanggannya melalui produk dan jasa yang ditawarkan sehingga mereka bangga diterima dikomunitasnya. 1.3 Kualitas Produk Pengertian Produk Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tersebut tidak akan dapat beroperasi. Berikut adalah penjabaran definisi produk menurut beberapa ahli, yaitu: Menurut Putro et al(2014:3) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diminta, diperhatikan, dibeli, dicari, dikonsumsi atau digunakan pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk yang ditawarkan tersebut meliputi barang fisik (mobil, buku,

10 15 computer, handphone), jasa (restoran, rumah sakit, hotel), orang / pribadi, tempat (pantai, gunung), organisasi (pramuka, ukm), dan ide (keluarga berencana). Menurut W.J.Stanton dalam Kristianto (dalam Putroet al., 2014:3) produk merupakan suatu sifat kompleks, baik tidak dapat diraba maupun dapat diraba termasuk warna, harga, kemasan, citra perusahaan, dan pengecer. Menurut Kotler (dalam Putro et al., 2014:3) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar guna memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah barang atau jasa yang diciptakan oleh perusahaan yang tidak dapat diraba maupun dapat diraba guna memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan Pengertian Kualitas Produk Aspek yang perlu diperhatikan dalam produk adalah kualitas produk. Menurut Davis (dalam Yamit, 2010:8) kualitas produk merupakan kondisi dinamis yang berhubungan langsung dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang melebihi atau memenuhi harapan pelanggan. Sedangkan Kotler dan Armstrong (2012:283) menyatakan bahwa Kualitas produk adalah the ability of a product to perform its functions, it includes the product s everall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes yang artinya suatu produk harus mampu menjalankan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan keandalan, ketepatan, ketahanan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

11 16 Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah kondisi dimana suatu produk mampu menjalankan fungsi-fungsinya hingga memenuhi harapan pelanggan bahkan melebihi apa yang diharapkan pelanggan Dimensi Kualitas Menurut Ratnasari dan Aksa (2011:105) menjelaskan bahwa terdapat delapan dimensi pengukuran didalam kualitas produk yaitu: 1. Kinerja (Performance) Berhubungan dengan karakter dasar suatu produk meliputi atribut yang diukur, merek, dan aspek kinerja produk tersebut. 2. Estetika (Aesthetics) Estetika dapat dilihat melalui bagaimana suatu produk dapat dicium, dirasakan, dan dilihat oleh pelanggan. Jadi estetika merupakan penilaian yang dirasakan pelanggan atas produk tersebut. 3. Keandalan (Reliability) Dimensi keandalan yang memungkinkan suatu produk mengalami perubahan keadaan yang tidak berfungsi dalam periode waktu tertentu. Keandalan produk sangat penting mengingat biaya pemeliharaan dan penggantian yang sangat besar jika produk tidak andal (reliable). 4. Kemampuan Pelayanan (Serviceability)

12 17 Dalam hal kemampuan pelayanan meliputi kompetensi, kecepatan, kegunaan dan kemudahan produk yang diperbaiki. Dimensi ini menunjukkan pelanggan tidak hanya memperhatikan adanya penurunan kualitas produk, tetapi juga pelayanan pembelian maupun perbaikan akan produk yang rusak dan kenyamanan komunikasi dengan para staf. 5. Keragaman Produk (Features) Keragaman produk berupa produk tambahan dari produk inti yang dapat menambah nilai lebih suatu produk. Dengan demikian perkembangan kualitas produk menuntut karakter fleksibilitas agar dapat menyesuaikan dengan permintaan pasar. 6. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications) Sejauh mana suatu produk memenuhi spesifikasi dengan standar dalam industrinya. Kesesuaian produk dalam industry jasa dapat diukur dari tingkat akurasi dan waktu penyelesaian serta keterlambatan yang tidak dapat diantisipasi. 7. Ketahanan (Durability) Ukuran ketahanan produk meliputi segi teknis dan ekonomis. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan sebagai kegunaan yang diperoleh seseorang sebelum mengalami penurunan kualitas. Secara ekonomis, ketahanan diartikan sebagai usia ekonomis produk bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. 8. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

13 18 Pelanggan tidak selalu memiliki informasi yang lengkap atas atribut produk dan jasa. Namun pelanggan biasanya memiliki informasi mengenai produk melalui merek dan negara produsen Klasifikasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2012:327) klasifikasi produk bibagi berdasarkan ketahanan atau keberwujudan, dan kegunaan (konsumen atau industri). Ketahanan dan keberwujudan produk digolongkan pemasar ke dalam tiga kelompok sesuai dengan ketahanan dan keberwujudannya, yaitu: a. Barang-barang yang tidak tahan lama adalah barang-barang berwujud yang biasa dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. b. Barang tahan lama adalah barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. c. Jasa adalah produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi, dan produk yang mudah rusak/musnah yang biasanya membutuhkan kontrol kualitas, kepercayaan pemasok, dan kemampuan beradaptasi Tingkatan Produk Kotler dan Keller (2012:326) menunjukkan bahwa dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, yaitu: a. Produk utama/inti (core benefit), yang menawarkan manfaat atau kegunaan utama yang dibutuhkan pelanggan.

14 19 b. Produk generik (generic product), yang mencerminkan versi dasar (fungsional) dari suatu produk. c. Produk yang diharapkan (expected product), yaitu sekumpulan atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pelanggan pada saat membelinya. d. Produk tambahan (augmented product), sekumpulan atribut tambahan yang melebihi harapan pelanggan meliputi pelayanan dan manfaat yang membedakan penawaran perusahaan dengan penawaran perusahaan pesaingnya. e. Produk potensial(potential product), yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk yang mungkin dilakukan di masa mendatang. 1.4 Kepuasan Pelanggan Pengertian Kepuasan Pelanggan Menurut ungkapan Zeithaml dan Bitner (dalam Saidani dan arifin, 2012:6) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan dan kinerja aktual jasa. Menurut Kotler dan Keller (2012:177) adalah : feeling excited or upset someone who emerged after comparing the performance of the product are considered against the expected performance. Kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (atau hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.

15 20 Menurut Kotler (dalam Sangadji dan Sopiah, 2013:181) Kepuasan pelanggan diartikan sebagai suatu keadaan dimana harapan konsumen terhadap suatu produk sesuai dengan kenyataan yang diterima pelanggan. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan suatu respon pelanggan setelah merasakan produk kemudian membandingkan antara produk yang diharapkan dengan hasil yang diterima. Variabel kepuasan pelanggan dapat diukur menggunakan beberapa indikator sebagai berikut: a. Membeli ulang produk Pelanggan yang merasa puas cenderung untuk membeli ulang produk dari produsen yang sama karena adanya keinginan untuk mengulang pengalaman baik dan menghindari pengalaman yang buruk. b. Merekomendasikan hal-hal baik perusahaan kepada orang lain Jika pelanggan merasa puas dapat mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Dengan cara merekomendasi kepada calon pembeli lainnya dan akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk serta perusahaan yang menyediakan produk. c. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menurut Kotler (dalam Tjiptono, 2011:315) terdapat beberapa metode yang diterapkan perusahaan untuk mengukur dan memantau kepuasan para pelanggannya

16 21 dan pelanggan pesaingnya. Kotler mengidentifikasikan empat metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan, antara lain : a. Sistem keluhan dan Saran Suatu organisasi atau perusahaan yang berorientasi pada pelanggan untuk memberi kesempatan kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan. Informasi yang didapat dari para pelanggan akan membantu perusahaan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan yang timbul sehingga perusahaan akan tahu apa yang menjadi keluhan pelanggan dan segera memperbaikinya. b. Ghost Shopping (Mystery Shopping) Salah satu cara dengan mempekerjakan beberapa orang untuk bersikap atau berperan sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan semuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan maupun produk pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga bisa mengamati cara penanganan terhadap setiap keluhan yang ada, baik oleh perusahaan yang bersangkutan maupun dari pesaingnya. c. Lost Customer Analysis Perusahaan sebaiknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli dan yang telah pindah pemasok agar dapat mengetahui apa yang menjadi penyebab pelanggan berhenti dan berpindah pemasok. Dimana dalam hal ini biasanya menunjukkan rating terbanyak adalah kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggannya.

17 22 d. Survei Kepuasan Pelanggan Penelitian mengenai kepuasan pelanggan sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode survei, baik melalui pos, telepon, dan wawancara langsung. Melalui survei, perusahaan akan mendapatkan tanggapan dan timbal balik (feedback) positif dari pelanggan Manfaat Kepuasan Pelanggan Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:57) bahwa kepuasan pelanggan mempunyai dua sisi manfaat bagi perusahaan, yaitu loyalitas pelanggan dan melalui periklanan dari mulut ke mulut atau dikenal dengan istilah gethok tular positif. Kepuasan Pelanggan Loyalitas Pelanggan Gethok Tular Poisitif Pembelian Ulang Penjualan Silang Pertambahan Jumlah Pelanggan Baru Gambar 2 Manfaat Kepuasan Pelanggan

18 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan sekarang adalah sebagai berikut: 1. Alief Zubair 2015, pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap kepuasan pelanggan First Media di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan teknik analisa regresi linier berganda. Hasil pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel bebas yang terdiri dari kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap variabel terikat yang terdiri dari kepuasan pelanggan First Media di Surabaya. Hasil pengujian parsial uji t menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari kualitas pelayanan dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian sebagai berikut: a. Hasil uji F menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan dan kualitas produk mempunyai pengaruh kuat secara simultan terhadap kepuasan pelanggan b. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan dan kualitas produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Persamaan: a. Variabel bebas yaitu kualitas produk dan variabel terikatnya kepuasan pelanggan b. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner

19 24 Perbedaan: a. Obyek penelitian terdahulu adalah First Media sedangkan penelitian yang sedang di lakukan adalah Rumah Makan Soto Ayam Lamongan Cak Har b. Responden yang diteliti dalam penelitian ini pelanggan First Media sedangkan yang sedang dilakukan respondennya pelanggan Rumah Makan Soto Ayam Lamongan Cak Har 2. Inggil Dharmawansyah 2013, pengaruh experiential marketing dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu Semarang. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuesioner, analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda yang menggunakan SPSS. Hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linier berganda Y= 1,367+0,194X1+0,390X2. Hasil dari uji t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa experiential marketing dan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sedangkan hasil uji F menunjukkan bahwa experiential marketing dan kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan secara simultan. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,449, hal ini berarti 44,9 % loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh experiential marketing dan kepuasan pelanggan, sedangkan sisanya 55,1 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian. Persamaan: a. Meneliti tentang pengaruh experiential marketing b. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner

20 25 c. Menggunakan analisis regresi linier berganda Perbedaan: a. Letak dan tempat yang akan diteliti b. Melakukan penelitian untuk mengetahui loyalitas pelanggan pada Rumah Makan Pring Asri Bumiayu Semarang, sedangkan penelitian yang sedang dilakukan adalah kepuasan pelanggan pada Rumah Makan Soto Ayam Lamongan Cak Har. 3. Noegroho, et al 2013, Pengaruh experiential marketing dan brand trust terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan (survei pada pelanggan KFC Cabang Kawi Malang). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling.teknik analisis yang digunakan : a. Analisis Statistik Deskriptif b. Analisis Jalur (Path Analyisis) c. Uji Hipotesis Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: 1. pengaruh yang signifikan antara variabel Experiential Marketing (X1) terhadap variabel Kepuasan Pelanggan (Y1) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,308 dan probabilitas sebesar 0,000.

21 26 2. pengaruh yang signifikan antara variabel Brand Trust (X2) terhadap variabel Kepuasan Pelanggan (Y1) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,494 dan probabilitas sebesar 0, pengaruh yang tidak signifikan antara variabel Experiential Marketing (X1) terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y2) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,045 dan probabilitas sebesar 0, pengaruh yang tidak signifikan antara variabel Brand Trust (X2) terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y2) yang ditunjukkan dengan nilai koefisien beta sebesar 0,058 dan probabilitas sebesar 0,541. Persamaan: a. Meneliti tentang pengaruh experiential marketing b. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner Perbedaan: a. Letak dan tempat yang akan diteliti b. Menggunakan metode analisis Jalur (Path Analysis) c. Melakukan penelitian untuk mengetahui kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan pada pelanggan KFC Cabang Kawi Malang, sedangkan penelitian yang sedang dilakukan adalah kepuasan pelanggan pada Rumah Makan Soto Ayam Lamongan Cak Har.

22 Rerangka Pemikiran Experiential Marketing (XEM) Indikator: Panca Indera Perasaan Berpikir Tindakan Hubungan Kualitas Produk (XKP) Indikator: Kinerja Estetika Kemampuan Pelayanan Kesesuaian dengan Spesifikasi Persepsi Kualitas Kepuasan Pelanggan (YKPel) Indikator: Membeli ulang produk Merekomendasikan halhal baik perusahaan kepada orang lain Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain Gambar 3 Rerangka Pemikiran

23 Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Hı : Ada pengaruh Experiential Marketing(XEM) terhadap Kepuasan Pelanggan (YKPel)Rumah Makan Soto Ayam Lamongan Cak Har. H2 : Ada pengaruh Kualitas Produk (XKP) terhadap Kepuasan Pelanggan (YKPel) Rumah Makan Soto Ayam Lamongan Cak Har.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian penting bagi para pengusaha atau pelaku bisnis sebagaipeluang pasar yang menjanjikan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memuat teori-teori yang mendasari penelitian dan dijadikan pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kualitas Produk II.1.1 Pengertian Produk Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin hari semakin pesat, setiap pemimpin perusahaan ingin perusahaannya yang terbaik diantara pesaingnya -pesaingnya. Demikian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Experiential marketing Schmitt (2004:22) menyatakan bahwa pemasar menawarkan produk dan jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran merupakan salah satu dari hal terpenting bagi perusahaan untuk membantu organisasi mencapai tujuan utamanya adalah mendapatkan laba atau

Lebih terperinci

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RUMAH MAKAN SOTO AYAM LAMONGAN CAK HAR

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RUMAH MAKAN SOTO AYAM LAMONGAN CAK HAR PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA RUMAH MAKAN SOTO AYAM LAMONGAN CAK HAR Niswatun niswa67@gmail.com Tri Yuniarti Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran mengandung arti luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam, baik dipasar domestik (nasional) maupun internasional. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya, akan tetapi dipusatkan pada kasus Pengaruh Kualitas Layanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin satis (artinya cukup baik, memadai) dan facio (melakukan atau membuat). Kepuasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk

BAB 2 LANDASAN TEORI. anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Produk Menurut Philip Kotler (2002:407) definisi produk adalah: A product is anything that can be offered to a market to satisfy a want or need. Artinya, produk adalah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha semakin ketat, dengan adanya perusahaanperusahaan baru yang muncul dan semakin inovatif. Dunia pemasaran terus berkembang dengan munculnya produk-produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1. Dewi Kurniawati, Suharyono, Andriani Kusumawati (2014) Sejumlah penelitian terkait kualitas produk telah dilakukan sebelumnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya tempat-tempat makan dengan berbagai macam konsep. Sejalan dengan perkembangan ini, para pelaku

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Experiential marketing Menurut definisi Schmitt dalam Jatmiko dan Andharini (2012:130) experience adalah kejadian-kejadian yang terjadi sebagai tanggapan stimulasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi Menurut Mulyana (2001:167), persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memiih, mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak pesaing dengan kualitas terbaik bermunculan memperebutkan hati konsumen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Experiential Marketing Schmitt dalam Kustini (2007:47) experiential marketing merupakan cara untuk membuat pelanggan menciptakan pengalaman melalui panca indera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2. 1 EXPERIENTIAL MARKETING Experiential marketing menurut (Schmitt 1999 dalam Bagus Aji 2011) menyatakan bahwa pemasar menawarkan produk dan jasanya dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis jasa tempat hiburan dan permainan untuk keluarga di Indonesia cukup menjanjikan, mengingat tingkat kebutuhan hiburan dan tempat rekreasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Kepuasan Pelanggan 2.1.1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa pelanggan adalah seseorang yang beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kualitas Untuk dapat menjelaskan pengertian kualitas, perlu adanya pengertian atau penjelasan dari para ahli bahwa kualitas menurut ISO 9000 dalam buku manajemen pemasaran jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari bertambahnya jumlah penduduk dan semakin berkembangnya aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari kebutuhan dalam

Lebih terperinci

Pengertian Kepuasan Konsumen

Pengertian Kepuasan Konsumen Kepuasan Konsumen 1. Pengertian Kepuasan Konsumen Swan, et at. (1980) dalam bukunya Fandy Tjiptono, 2004 mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Konsumen (customer loyalty) Loyalitas pelanggan sangat penting bagi perusahaan yang ingin menjaga kelangsungan hidup usahanya maupun keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang 22 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penjualan Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk memperoleh laba yang besar dan terus meningkat dalam usahanya. Salah satu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin banyak pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepuasan Pelanggan 1.1. Defenisi Kepuasan Pelanggan Secara umum, kepuasan pelanggan (customer satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu alasan utama terciptanya ragam produk, ragam fasilitas dan pelayanan yang disuguhkan para

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana harapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan, Citra Perusahaan Dan Loyalitas Pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfamart merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ± 200 m 2. Alfamart dikelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengalaman pelanggan Pengalaman pelanggan dalah penjelmaan sebuah brand yang mana melingkupi semua interaksi antara organisasi dengan pelanggan (Walkins,

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Lanjutan Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Lanjutan Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek HAND OUT PERKULIAHAN Kelompok Mata Kuliah : Mata Kuliah Lanjutan Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek Pertemuan : III (Tiga) Topik/Pokok Bahasan : Kualitas Produk Pokok-Pokok Perkuliahan : Atribut

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah BAB V PENUTUP Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Bab ini berisikan keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut William J. Stanton dalam Swastha (2008), menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetitif dalam menghadapi munculnya pesaing-pesaing lainnya yang. tapi tetap memenuhi permintaan konsumen. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cepat dan pesat. Keadaan tersebut menjadikan kondisi persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Secara sederhana, dapat diartikan sebagai pemenuhan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat diukur dari peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang ketat dewasa ini membawa banyak dampak positif maupun negatif bagi suatu perusahaan. Dampak positif dari persaingan tersebut adalah meningkatnya kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis perhotelan di Kota Malang, Jawa Timur, semakin tidak sehat. Pertambahan jumlah hotel yang tidak sebanding dengan pertumbuhan tingkat hunian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pemasaran Pengertian pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran menurut Kotler (2010:5) adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan 2.1.1. Pengertian Kualitas Layanan Pengertian kualitas layanan atau kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kepuasan Konsumen Kotler (2004) mengatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Brech, pemasaran adalah proses menentukan permintaan konsumen atas sebuah produk atau jasa, memotivasi penjualan produk atau jasa tersebut dan mendistribusikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk menggeluti bisnis pastry. Industri Pastry dan Bakery di Asia, termasuk di Indonesia dalam sepuluh tahun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Makanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri food and beverage semakin meningkat, pertumbuhan tersebut ada kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN TEORITIS 2.1.1 Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan baik perusahaan barang atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena anak muda khususnya yang ada di Surabaya untuk selalu berkumpul dan bersosialisasi di tempat-tempat tertentu adalah hal yang menjadi kebiasaan di kalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai menu makanan di Indonesia cukup cepat, khususnya di Surabaya. Berbagai menu makanan ditawarkan kepada masyarakat Surabaya mulai dari makanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam zaman modern yang serba canggih ini, sangat diperlukan adanya ide kreatif dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan pebisnis

Lebih terperinci

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti meningkatnya jumlah pesaing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran saat ini terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kepuasan konsumen sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kepuasan konsumen sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Pemasaran Persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini, perusahaan harus mampu menghadapi tuntutan konsumen yang terus berubah sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Pelayanan Menurut Dewantara dan Magetan (2013) Mutu atau kualitas merupakan tingkat baik buruknya sesuatu. Dengan demikian jika suatu objek dengan keadaan baik, maka

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu 1. Baros (2007) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh atribut produk terhadap terbentuknya citra merek (Brand Image) di PT. Radio Kidung Indah Selaras

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler dalam Angipora (1999:3), pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai acuan adalah dengan menggunakan penelitian terdahulu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai acuan adalah dengan menggunakan penelitian terdahulu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Di dalam melakukan penelitian diperlukan suatu landasan teori yang akan dipergunakan untuk mendukung teori yang akan diajukan. Landasan yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Rara Ayu Riandari B ABSTRAK

Rara Ayu Riandari B ABSTRAK 1 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN VARIABEL KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA BEE S RESTO CABANG CITRALAND MALL SEMARANG Rara Ayu Riandari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas kinerja produk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas kinerja produk BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas kinerja produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan (Irawan, 2010).

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. pengertian atau teori-teori dari pemikiran-pemikiran para ahli untuk mendukung

BAB II KERANGKA TEORI. pengertian atau teori-teori dari pemikiran-pemikiran para ahli untuk mendukung BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Kerangka Teori Sebagai landasan untuk menerangkan pengaruh produk dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, maka penulis menyusun dan mengutip beberapa pengertian atau teori-teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian sebelumnya, akan tetapi dipusatkan pada kasus Kualitas Produk dan Kualitas

Lebih terperinci

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN Pertemuan 12 STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN I. KONSEP KEPUASAN PELANGGAN Ada beberapa pakar yang memberikan definisi mengenai kepuasan/ketidakpuasan pelanggan. Fandy Tjiptono (2000:24) 1. Day menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pemasaran Jasa Pemasaran jasa merupakan disiplin ilmu yang masih relatif baru. Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan oleh konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan oleh konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan didalam dunia marketing. Melalui perilaku konsumen dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Keputusan Pembelian Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Swastha dan Irawan (2008:5) Pemasaran adalah sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan, ditujukan untuk merencanakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa lalu pemasar cenderung berpikir bagaimana memperoleh pelanggan baru yang akan membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa atau bagaimana merebut pelanggan dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan cara pandang dan persepsi konsumen Indonesia tentang model dan cara berpakaian mendukung perkembangan pasar produk pakaian dan asesoris menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Pengertian Kualitas Produk Penetapan kualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Pengertian Kualitas Produk Penetapan kualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan BAB II KERANGKA TEORITIS A. Landasan Teori 1. Pengertian Kualitas Produk Penetapan kualitas merupakan salah satu cara untuk memenangkan persaingan di pasar, karena mutu merupakan salah satu cara penempatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Menurut Gronroos dalam Wijaya (2014:4), pemasaran merupakan proses untuk mengidentifikasi dan menetapkan, memelihara, serta meningkatkan hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan konsumen terhadap pembelian suatu barang atau jasa semakin bertambah. Khususnya pada jasa transportasi, kenyamanan, keamanan, pelayanan yang prima, harga,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Kualitas Pelayanan Menurut Kotler (2000:57), pengertian kualitas pelayanan adalah Quality is the totality of features and characteristic

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini bisnis makanan dan minuman menjadi bisnis yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis. Dalam industri manufaktur Indonesia, terdapat kontribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. JASA 1. Pengertian Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran saat ini di anggap menjadi bagian terpenting dalam kegiatan yang di lakukan oleh sebuah perusahaan, hal ini di karenakan pemasaran merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi seperti saat ini, perkembangan dunia usaha telah membawa para pelaku bisnis kedalam persaingan yang sangat ketat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel Sense Experience (panca indera) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap experiential

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Sayuran Organik Codex Alimentarius Comission (2001) dalam Sutanto (2002) mendefinisikan pertanian organik sebagai suatu metodologi pertanian spesifik bebas bahan kimia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada kondisi persaingan yang sangat ketat seperti saat ini, perusahaan harus bisa beradaptasi pada lingkungan pasar yang dinamis agar mampu tetap hidup bahkan mampu

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci