BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pengangguran merupakan masalah yang tidak pernah habis untuk diperbincangkan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran dapat diartikan sebagai seseorang yang telah mencapai usia tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah atau keuntungan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya (Sukirno, 2004:327). Di Bali, masalah pengangguran masih saja terjadi, pada periode 1994 2013, pengangguran di Provinsi Bali berfluktuasi naik turun. Tahun 1994 jumlah pengngguran di Provinsi Bali sebesar 57.632 orang secara umum menurun menjadi 41.820 orang pada tahun 2013. Selama periode 20 (dua puluh) tersebut jumlah pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2003 sebesar 144.737 orang sedangkan jumlah pengangguran terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 41.820 orang. Data jumlah pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994 2013 sebagaimana tercantum dalam tabel. 1.1. Menurut Ningsih, (2010:73), pengangguran di pengaruhi oleh laju inflasi. Inflasi di Bali periode 2000-2001 meningkat tajam dari 9,81 % menjadi 11,52 %
(lihat pada tabel 1. 2). Dengan tingginya laju inflasi seharusnya tingkat pengangguran akan menurun. Dalam kasus ini, yang terjadi di Bali sebaliknya. Tingkat inflasi yang tajam menyebabkan tingkat pengangguran menjadi meningkat (lihat pada tabel 1. 1 dan 1. 2). Begitu pula dengan tingkat Investasi. Menururt Kurniawan (2014:5) dan Maqbool et al. (2013:196), semakin tinggi tingkat investasi, tingkat pengangguran akan menurun. Tapi yang terjadi di Bali malah sebaliknya, pada periode 2000-2001 tingkat investasi meningkat, pengangguran juga meningkat yaitu sebesar 2,82 % atau sebesar 46.000 (lihat pada tabel 1. 1 dan 1. 3). Menurut Sudikreta, 2013, hal ini disebabkan karena investasi belum merata. Belum meratanya investasi di Bali disebabkan karena Investasi di Bali hanya ditopang oleh Wilayah Bali Selatan. Terdapatnya ketimpangan infrastruktur juga merupakan salah satu faktor penyebab kurangnya peminat untuk berinvestasi diluar Bali Selatan, padahal wilayah di Bali secara umum banyak memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan. Kondisi ini menyebabkan Investasi diluar wilayah Bali Selatan mengalami ketertinggalan. Semua permasalahan tersebut bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, sehingga dari pokok permasalahan tersebut, topik mengenai masalah inflasi dan investasi berpengaruh terhadap pengangguran di Provinsi Bali menarik untuk diteliti. Berikut ditampilkan mengenai jumlah pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013,
Tabel 1. 1 Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1994 2013 (orang) Tahun Jumlah (orang) 1994 57.632 1995 59.341 1996 61.579 1997 45.873 1998 77.275 1999 62.838 2000 39.815 2001 46.000 2002 62.457 2003 144.737 2004 89.640 2005 106.430 2006 120.188 2007 77.577 2008 69.548 2009 66.470 2010 68.791 2011 65.761 2012 48.230 2013 41.820 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 Tabel 1. 1 menunjukkan penduduk yang menganggur di Provinsi Bali tahun 1994-2013. Dari tabel 1.1 terlihat angka pengangguran tertinggi di Provinsi Bali yaitu tahun 2003 yaitu sebesar 144.737 orang. Sedangkan tingkat pengangguran terendah di Provinsi Bali yaitu tahun 2013 sebesar 41.820 orang. Berfkuktuasinya pengangguran disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih dari jumlah pencari kerja. Selain itu, pengangguran juga disebabkan karena kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja (Sukirno, 2004:328).
Menurut Ningsih (2010:73) berpendapat bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Dengan tingginya laju inflasi seharusnya tingkat pengangguran akan menurun. Berikut adalah tampilan mengenai laju inflasi, Tabel 1. 2 Inflasi di Provinsi Bali Tahun 1994 2013 (%) Tahun Jumlah (%) 1994 3,12 1995 3,09 1996 3,14 1997 9,75 1998 75,11 1999 4,39 2000 9,81 2001 11,52 2002 12.49 2003 4,56 2004 5,97 2005 11,31 2006 4,3 2007 5,91 2008 9,62 2009 4,37 2010 8,1 2011 3,75 2012 4,71 2013 7,35 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 Dari tabel 1. 2 menunjukkan laju inflasi di Provinsi Bali tahun 1994-2013. Dari tabel 1. 2 terlihat bahwa laju inflasi tertinggi di Provinsi Bali yaitu tahun 1998 sebesar 75,11 %. Sedangkn an laju inflasi terendah di Provinsi Bali yaitu tahun 1995 sebesar 3,09 %. Laju inflasi selalu berfluktuasi dikarenakan jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat dan kehilangan
kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang, sehingga masyarakat pun enggan untuk memegang uang kas sehingga mempercepat peredaran uang (Utomo, 2013:7). Menurut Kurniawan (2014:5) dan Shaari et al. (2012:5), selain dipengaruhi leh inflasi, tingkat pengangguran juga dapat di pengaruhi oleh tingkat investasi. Berikut ini tampillan mengenai tingkat investasi, Tabel 1. 3 Investasi di Provinsi Bali Tahun 1994 2013 (Jutaan Rupiah) Tahun Jumlah (Jutaan Rupiah) 1994 239.749.000.000 1995 241.947.000.000 1996 230.413.000.000 1997 450.420.000.000 1998 511.188.000.000 1999 168.770.000.000 2000 813.123.000.000 2001 994.960.000.000 2002 3.574.000.000 2003 376.524.415.000 2004 1.018.254.000.000 2005 935.219.000.000 2006 941.142.000.000 2007 513.067.000.000 2008 764.060.000.000 2009 2.149.001.000.000 2010 6.861.161.000.000 2011 11.700.960.000.000 2012 12.027.810.000.000 2013 11.428.084.000.000 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2014 Dari tabel 1. 3 menunjukkan jumlah investasi di Provinsi Bali tahun 1994-2013 yang bersumber dari investasi dalam negeri dan investasi luar negeri. Dari
tabel 1. 3, terlihat bahwa tingkat investasi tertinggi di Provinsi Bali yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 12.027.810.000.000. Sedangkan tingkat investasi terendah di Provinsi Bali yaitu pada tahun 2002 sebesar Rp. 3.574.000.000. Faktor faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi di masa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah. Berfluktuasinya tingat investasi dikarenakan belum pulihnya kepercayaan investor pada kondisi politik dan ekonomi serta masih tingginya tingkat suku bunga (Febriananda, 2011:35). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang, selanjutnya dapat dirumuskan masalah, yaitu : 1. Apakah Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013? 2. Apakah Investasi berpengaruh secara parsial terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013? 3. Apakah Inflasi dan Investasi berpengaruh secara simultan terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang serta perumusan masalah, dapat ditetapkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengkaji apakah Inflasi berpengaruh secara parsial terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994 2013.
2. Untuk mengkaji apakah Investasi berpengaruh secara parsial terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994 2013. 3. Untuk mengkaji apakah Inflasi dan Investasi berpengruh secara simultan terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994 2013. 1. 4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan atau masukan sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi ataupun pengetahuan bagi peneliti selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengaruh Inflasi dan Investasi terhadap Pengangguran di Provinsi Bali tahun 1994-2013. 2. Manfaat praktis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pemerintah mengenai betapa pentingnya menjaga stabilitas laju Inflasi dan Investasi. Dengan terjaganya stabilitas laju Inflasi dan Investasi diharapkan dapat mengatasi masalah Pengangguran di Bali. 1. 5 Sistematika Penulisan Pembahasan Skripsi disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan erat. Masing masing bab dirinci secara singkat dan sederhana dengan maksud memberikan gambaran secara garis besar tentang masalah yang dibahas di dalam setiap bab. Adapun sistematika penyajian adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yaitu mengenai gambaran umum perekonomian di Bali yang berhubungan dengan pengangguran, inflasi dan investasi. Kemudian dirumuskan kedalam pokok permasalahan, penentuan tujuan dan kegunaan penelitian, serta menguraikan sistematika yang telah digunakan untuk membahas masalah yang dihadapi. Bab II Kajian Pustaka Dalam bab ini menggunakan berbagai landasan teori yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yaitu tentang konsep dan teori tentang pengangguran, inflasi dan investasi, hubungan antara inflasi dengan pengangguran, hubungan antara investasi dengan pengangguran, pembahasan hasil sebelumnya dan rumusan hipotesis yang merupakan kesimpulan awal penulis. Kerangka konsep ini menjadi dasar atau penunjang pemecahan masalah atasa dasar analisis dari permasalahan skripsi ini. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini disajikan metode penelitian yang meliputi tentang alokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan intuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Bab IV Pembahasan Bab ini merupakan bab yang menyajikan gambaran umum daerah penelitian yaitu di Bali serta pembahasan hasil penelitian yang menggunakan regresi sederhana. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bab terakhir dalam pembahasan skripsi ini, dimana dalam bab ini akan disajikan mengenai simpulan hasil analisis pada bab sebelumnya dan berdasarkan kesimpulan tersebur maka akan disajikan pula saran saran yang dapat digunakan oleh pihak pihak yang berkepentingan.