MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Bima Albert*

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PEMUAIAN PANJANG MELALUI SFAE SISWA KELAS X TPTU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh Fatimah Abubakar*

JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

MENINGKATKAN HASIL PEMBINAAN KEDISIPLINAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI ETOS KERJA MANDIRI GURU SMK NEGERI 1 BIREUEN. Oleh M. Yusuf*

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

III. METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Menurut Suharsimi Arikunto penelitian tindakan

JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. memiliki multi peran sehingga menciptakan kondisi belajar mengajar yang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

JEMBER TAHUN PELAJARAN

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

ABSTRAKSI. Irma Susilowati Guru SMA Negeri 1 Cepiring

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRUKTURAL TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan pembelajaran akuntansi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray. peserta didik 20 dengan rincian 9 perempuan dan 11 laki-laki.

SP Proceeding Biology Education Conference (ISSN: ), Vol 13(1) 2016:

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Wildan, Muhammad Ali, Fatma Dhafir. Abstrak

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Oleh: Muhammad Agus Sigit Sasmito Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Disusun Oleh : Yanti Jasni, S.Pd Guru SDN 34 Gantung Ciri ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL BELAJAR TWO STAY TWO STRAY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Oleh : SULASTRI ESTININGSIH NIM. A54A100137

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 2 Kalianda Lampung Selatan. 2. Kelas yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah kelas VII 2 yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN SISWA KELAS V SD NEGERI TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Peningkatan Prestasi Siswa pada Konsep Fluida Statis dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V SD WASHLIYANI MARTUBUNG

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Pendahuluan. Keywords: Mastery Learning, Student Activities, Result Of Learning

Transkripsi:

142 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EFEK DOPPLER MELALUI TS-TS SISWA KELAS XI TKJ.1 SMK NEGERI 1 BIREUEN Oleh Bima Albert* Abstrak Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui TS-TS siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen, subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen, bertujuan untuk mengetahui cara, efektifitas dan tingkat keberhasilan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS). Dua tinggal dua tamu pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negri 1 Bireuen. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisa data dan refleksi. Data yang terkumpul mengunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan analisis deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase, nilai minimum dan maksimum, ketuntasan dan persentase pada setiap siklus. Sedangkan untuk analisis kualitatif dengan mengolah nilai berdasarkan rentangan nilai dan KKM dengan tes tertulis, terdiri atas 5 soal pilihan ganda materi efek Doppler, sedangkan mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada setiap siklus. Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang inovatif dan kreaktif adalah dengan mengunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS). Dua tinggal dua tamu, model ini membuat siswa dihadapkan pada kegiatan memahami dan mendiskusikan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu. Hasil penelitian berdasarkan nilai KKM, dari hasil belajar sejumlah 24 siswa mencapai ketuntasan berdasarkan nilai KKM 76, pada pra siklus 11 siswa (45,83%) tuntas dan 13 siswa (54,17%) tidak tuntas, sedangkan pada siklus I siswa mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa (66,67%) dan tidak tuntas 8 siswa (33,33%) serta pada siklus II semua siswa berjumlah 24 siswa (100%) tuntas belajar. Kata Kunci : Hasil Belajar, Efek Doppler, Two Stay Two Stray (TS-TS). PENDAHULUAN Hasil belajar sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, hal yang perlu diamati tentang persiapan perangkat pembelajaran, interaksi guru dengan siswa, minat belajar siswa, daya pikir siswa yang berbeda serta cara guru mengelola kelas yang baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Kenyataannya setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi efek Doppler pada kelas XI TKJ.1 dari 24 siswa hanya 1 siswa (4,17%) memperoleh baik, 10 siswa (41,66%) memperoleh nilai cukup dan 13 siswa (54,17%) lagi memperoleh nilai kurang, ini berarti siswa tidak tuntas belajar 54,17% dari siswa yang jumlahnya 24 orang. Mengingat proses pembelajaran konsep efek Doppler hasil belajar tidak memenuhi target yang diharapkan, hal ini perlu perbaikan yang terarah baik dalam perangkat pembelajaran, model pembelajaran yang sesuai dan pengelolaan kelas yang baik. Solusinya adalah guru mempunyai suatu upaya untuk memperbaiki cara mengajar dalam proses pembelajaran, baik dalam menerapkan suatu model pembelajaran, mengelola kelas yang tepat dan menyenangkan, interaksi guru dan siswa yang baik dan interaksi siswa dengan teman sekelasnya yang baik dan tenang, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai dengan apa yang diharapkan. Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang inovatif dan kreaktif adalah dengan mengunakan model pembelajaran Two Stay

143 Two Stray (TS-TS). Dua tinggal dua tamu, dengan model ini siswa dihadapkan pada kegiatan memahami dan mendiskusikan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk memahami konsep efek doppler apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan keterampilan memahami konsep materi efek doppler pada siswa, menjelaskan dan juga mampu mempresentasikan hasil pendapatnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Efek Doppler Melalui TS-TS Siswa Kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana meningkatkan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen?. b. Apakah melalui TS-TS dapat meningkatkan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen?. c. Bagaimana tingkat hasil belajar efek Doppler melalui TS-TS pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen?. Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui cara melakukan peningkatan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen. 2. Untuk mengetahui efektifitas TS-TS dalam meningkatkan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen. 3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar efek Doppler melalui TS-TS pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah, antara lain : a. Bagi siswa, mampu menciptakan suasana interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa yang baik dan mampu melatih kepemimpinan siswa dalam kelompoknya dan mampu melatih kekompakan. b. Bagi guru, sebagai peningkatan efesiensi guru dalam mengelola kelas yang kreatif, dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran diharapkan tercapai c. Bagi sekolah, sebagai referensi bacaan penggunaan model Two Stay Two Stray (TS-TS) untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperpustakaan sekolah. TINJAUAN PUSTAKA Hasil Belajar Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat diukur dari hasil belajar, dimana hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, menurut Hamalik (2006: 30): Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dalam hal ini siswa akan terjadi perubahan pada dirinya baik sadar maupun tidak sadar setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan Sudjana (2005: 22) mendifinisikan: Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar. Jadi hasil belajar merupakan terjadi proses perubahan dalam diri seseorang setelah belajar sehingga siswa dapat menerapkan kemampuannya untuk mencapai cita-citanya. Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Hasil Belajar Motivasi siswa dan minat belajar sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Hamalik (1992: 173) menyatakan bahwa: Suatu masalah didalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat-minat, dimana minat belajar siswa sangat dominan mempengaruhi hasil belajar siswa, baik dalam hal kemampuan daya pikir yang beda, lingkungan, kejenuhan belajar dan metode pembelajaran yang kurang minat diterima oleh siswa. Peran guru disini mampu pendekatan moral dan membimbing siswa secara kekeluargaan, serta guru mampu mengkaitkan pengetahuan kedalam perkembangan anak didik, mengetahui tentang minat belajar siswa dan dapat mengambil solusi yang tepat, motivasi dan kreatif sehingga minat siswa akan lebih meningkat dalam proses pembelajaran. Persiapan guru dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (1991: 84) menyatakan bahwa Mengajar adalah kegiatan mengorganisasi yang bertujuan untuk

Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Efek Doppler melalui TS-TS 144 membantu dan menggairahkan siswa belajar, dalam hal ini bukan saja ilmu yang ada perlu disiapkan namun perlu juga perangkat pembelajaran yang terarah dan terprogram, pengelolaan kelas yang aman, tertib dan sarana prasara yang mendukung, dengan demikian guru mampu membangkitkan gairah siswa untuk belajar sehingga guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan menyenangkan serta mampu membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi dalam proses pembelajaran, menurut S. Nasution (2006: 360) menyatakan: Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru, dimana interaksi dalam proses pembelajaran sangat pengaruh dalam perkembangan hasil belajar siswa, baik interaksi guru dengan siswa, siswa dengan teman sekelasnya maupun sebaiknya perlu diterapkan dalam proses pembelajaran untuk membangkitkan rasa percaya diri, terampil dalam berpikir, saling memberi dan menerima, berkompetensi yang sehat dan saling menghargai dalam prestasi belajar siswa, sehingga hasil belajar dapat menghasilkan sesuai dengan harapan. Prestasi Belajar Siswa Proses pembelajaran adanya suatu kegiatan siswa untuk belajar yang akan mendapat prestasi yang baik apabila belajar tersebut dilakukan dengan adanya dukungan, sarana dan prasarana pengajaran, dengan demikian dapat mendorong motivasi belajar siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Motivasi belajar untuk prestasi juga dikemukakan oleh Mangkunegara (2001:103) adalah: Motivasi berprestasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan atau mengerjakan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya guna mencapai prestasi dengan prediket terpuji Dalam hal ini prestasi yang telah dicapai dari serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa yang mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang ada didalam dirinya yang dicapai oleh masing-masing individu siswa berbeda satu sama lainnya. Prestasi belajar juga dapat disebut sebagai tingkat keberhasilan siswa didalam proses pembelajaran. Pendekatan Two Stay Two Stray (TS-TS) Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model Two Stay Two Stray (TS-TS). Dua tinggal dua tamu yang dikembangkan oleh Spencer Kagan 1992. Struktur TS-TS yaitu salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatankegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya, menurut Sugiyanto (2008: 41) menyatakan: Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa keuntungan diantaranya memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan, hal ini sejalan dengan Mulyana (2005: 4) menyatakan: Pembelajaran kooperatif adalah suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam stuktur kerja sama yang teratur dalam kelompok. Ciri-ciri model pembelajaran Two Stay Two Stray, siswa dihadapkan pada kegiatan memahami dan mendiskusikan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk memahami konsep efek doppler apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan keterampilan memahami konsep materi efek doppler pada siswa, dimana siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga mampu memahami materi yang dijelaskan oleh teman. Selain itu, menurut Lie (2010: 18) menyatakan bahwa: Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya bisa dihindari, jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam persiapan dan penyusunan metode kerja kelompok, dalam hal ini menggunakan model pembelajaran TS-TS ini karena terdapat pembagian kerja kelompok

145 yang jelas tiap anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar, disini peran guru untuk mampu mengelola kelas yang baik, menyiapkan persiapan yang diperlukan, memberi penghargaan pada kelompok yang kreatif dan berprestasi. Menurut Lie (2002: 60) sintaks model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) adalah sebagai berikut: a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa. b. Setelah selesai, dua siswa dari masingmasing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke kelompok yang lain. c. Dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ketamu mereka. d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Sudah tentu dalam pelaksanaan setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan TS-TS. Adapun kelebihan dan kekurangan pada TS-TS adalah sebagai berikut: Kelebihan TS-TS 1. Mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. 2. Menciptakan suasana interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan siswa yang baik. 3. Melatih kekompakan, kerja sama dan saling menghargai antar siswa. 4. Melatih percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran. 5. Meningkatkan hasil belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. 6. Meningkatkan efesiensi guru dalam mengelola kelas yang kreatif, dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran diharapkan tercapai. Kekurangan TS-TS 1. Memerlukan waktu banyak dalam pembelajaran. 2. Memerlukan kesiapan guru dalam mengelola kelas. Pembelajaran Fisika tentang Efek Doppler Efek Doppler merupakan materi pelajaran fisika yang diajar pada kelas XI TKJ.1 semester genap untuk kurikulum KTSP di SMK Negeri 1 Bireuen. Pengertian efek Doppler adalah gejala yang ditimbulkan oleh sumber bunyi dan pendengar bergerak relatif satu sama lain maka frekuensi yang didengar oleh pendengar tidak sama dengan frekuensi sumber bunyi sebenarnya. Ilmuan yang pertama mengamati gejala ini adalah seorang Australia bernama Chistian Johan Doppler (1803-1855). Bila sebuah mobil lewat didepan kita sambil membunyikan klakson maka nada bunyi klakson itu terdengar lebih tinggi ketika mobil itu mendekati kita. Sebaliknya ketika bunyi itu menjauhi kita, bunyi klakson terdengar lebih rendah, tinggi rendahnya nada bunyi tergantung pada frekuensi gelombang bunyi. Berarti bila sumber relatif mendekati pendengar, frekuensi bunyi yang didengar lebih tinggi dari pada frekuensi sumber bunyi yang sebenarnya. Sebaliknya bila sumber bunyi relatif menjauhi pendengar maka frekuensi yang didengar lebih rendah, hal yang telah diuraikan diatas dapat memperhatikan Gambar 1 dan Gambar 2 dibawah ini. Gambar a sumber bunyi mendekati pendengar dan Gambar b sumber bunyi menjauhi pendengar.

Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Efek Doppler melalui TS-TS 146 Hubungan antara frekuensi yang didengar (f p ) dengan frekuensi sumber bunyi (f s ) dinyatakan dengan persamaan: Atau Dimana : f p = Frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz) f s = Frekuensi sumber bunyi yang sebenarnya (Hz) v p = Kecepatan gerak pendengar (m/s) v s = Kecepatan gerak sumber bunyi (m/s) v = Kecepatan gelombang bunyi diudara (m/s) Ketentuan tanda v p dan v s, 1) Jika p bergerak mendekati s, maka v p diberi tanda (+), sehingga f p > f s 2) Jika p bergerak menjauhi s, maka v p diberi tanda (-), sehingga f p < f s 3) Jika s bergerak mendekati p, maka v s diberi tanda (-), sehingga f p > f s 4) Jika s bergerak menjauhi p, maka v s diberi tanda (+), sehingga f p < f s 5) Jika p dan s sama-sama diam v p = v s = 0, sehingga f p = f s Kerangka Berpikir Peningkatan keberhasilan belajar siswa terhadap materi pelajaran fisika khususnya efek Doppler dengan menggunakan model pembelajaran TS-TS yang relevan. Penggunaan model pembelajaran yang terprogam dan terarah dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih aktif. Dalam proses ini, akan terjadi kegiatan keterampilan memahami konsep materi efek doppler pada siswa, dimana siswa di ajak untuk bergotong royong dalam menemukan suatu konsep. akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga mampu memahami materi yang dijelaskan oleh teman, sehingga tingkat keberhasilan belajar siswa akan tercapai sesuai dengan harapan. Hipotesis Tindakan Berdasarkan berbagai teori yang telah dikumpulkan, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan yaitu Melalui TS-TS dapat meningkatkan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Reserh, Lokasi penelitian dilaksanakan adalah Kelas XI. TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen jalan Taman Siswa no. 2, Telp. (0644)21558, Fax.(0644)21358, Kode Pos 24251 desa Geulanggang Baro Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai dari tanggal 15 Januari s.d 09 April 2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 orang siswa, dimana terdiri dari 16 orang siswa lakilaki dan 8 orang siswa perempuan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek penelitian. Data dari hasil tes tertulis. Tes tertulis dengan materi efek Doppler dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Selain siswa sebagai sumber data, peneliti juga menggunakan dua teman sejawat sesama guru kelas sebagai sumber data dalam mengobservasi keaktifan siswa dalam pembelajaran setiap siklus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi data mengenai peningkatan penguasaan materi diambil dari tes hasil belajar setiap siklus yang terdiri atas 5 soal pilihan ganda efek doppler dan data tentang keaktifan siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi dan dokumen. Teknik Analisis Data Data hasil tes yang terkumpul mengunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan

147 analisis deskriptif yaitu skor rata-rata dan persentase, nilai minimum dan maksimum, ketuntasan dan persentase pada setiap siklus. Sedangkan untuk analisis kualitatif dengan mengolah nilai berdasarkan rentangan nilai dan KKM. Data hasil observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua teman sejawat guru yang mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada setiap siklus. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan proses tindakan adalah apabila kemampuan siswa kelas XI TKJ.1 memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 76 (C). Observasi keaktifan siswa belajar dalam setiap siklus perlu dilakukan sebagai perbandingan dalam keberhasilan pembelajaran yang akan menghasilkan hasil belajar sesuai harapan. Observasi dilaksanakan oleh dua teman sejawat dalam pembelajaran setiap siklus. Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisa data dan refleksi. Hal ini terlihat seperti pada gambar alur penelitian sebagai berikut: Gambar 1. Alur Penelitian Siklus I Permasalahan; Setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi efek Doppler pada kelas XI TKJ.1 dari 24 siswa hanya 1 siswa (4,17%) memperoleh baik, 10 siswa (41,66%) memperoleh nilai cukup dan 13 siswa (54,17%) lagi memperoleh nilai kurang. Permasalahan ini akan dianalisis sebagai kondisi awal (pra siklus). Perencanaan tindakan I, terdiri atas kegiatan; Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Penyusunan RPP pembelajaran fisika untuk materi efek Doppler disesuaikan dengan model pembelajaran TS- TS. Penyiapan skenario pembelajaran dengan model TS-TS. Menyiapkan buku/modul dan LKS konsep efek Doppler, Pada siklus I, 24 siswa dibagi menjadi 6 kelompok belajar. Pelaksanaan tindakan I, terdiri atas kegiatan; Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, menyajikan dan menjelaskan materi dan penyelesaian bentukbentuk soal efek Doppler dan diskusi sesuai dengan sintak model TS-TS serta tes akhir. Observasi I; Observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua teman sejawat guru yang mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada siklus I. Analisa data I yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi pada siklus I. Refleksi I; Dalam tahap ini, merefleksi seluruh kegiatan atau peristiwa selama pelaksanaan tindakan berlangsung, membandingkan hasil pra siklus dengan siklus

Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Efek Doppler melalui TS-TS 148 I dan mengidentifikasi kembali hal-hal yang masih kurang dan mempertahankan hal yang dianggap baik. Dan apabila pelaksanaan tindakan pada siklus I belum memuaskan, maka akan ditindak lanjut lagi pada siklus II sampai tujuan berhasil. Siklus II Perencanaan tindakan II, terdiri atas kegiatan: Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) fisika untuk materi efek Doppler disesuaikan dengan model pembelajaran TS-TS. Penyiapan skenario pembelajaran dengan model TS-TS. Menyiapkan buku/modul dan LKS konsep efek Doppler, Pada siklus I, 24 siswa dibagi menjadi 6 kelompok belajardimana masingmasing kelompok ada satu siswa yang berprestasi. Pelaksanaan tindakan II, terdiri atas kegiatan; Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal, Melaksanakan kegiatan proses pembelajaran, menyajikan dan menjelaskan materi dan penyelesaian bentukbentuk soal efek Doppler dan diskusi sesuai dengan sintak model TS-TS serta tes akhir. Observasi II; Observasi (pengamatan) yang dibantu oleh dua teman sejawat guru yang mengobservasi keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan mengunakan skor total aspek, skor setiap indikator, rata-rata dan kualifikasi pada siklus II. Analisa data II yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil observasi pada siklus II dan mengambil kesimpulan. Refleksi II; Refleksi dalam tahap ini, membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dimana peneliti mengharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar efek Doppler sesuai dengan harapan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil kondisi awal (pra siklus) setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran Fisika tepatnya materi efek Doppler pada kelas XI TKJ.1 dari 24 siswa hanya 1 siswa (4,17%) memperoleh baik, 10 siswa (41,66%) memperoleh nilai cukup dan 13 siswa (54,17%) lagi memperoleh nilai kurang. Berdasarkan hasil tes pra siklus yang kurang memuaskan sesuai dengan harapan dengan ketuntasan belajar dari 24 siswa hanya 11 siswa yang tuntas (45,83%) dan belum tuntas 13 siswa (54,17%) serta nilai rata-rata 71 masih dibawah nilai KKM, dipadukan lagi dengan hasil observasi pra siklus dengan kualifikasi kurang aktif (C). Maka perlu tindakkan untuk perbaikan perangkat pembelajaran, model pembelajaran dan mendorong siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari hasil tes dan hasil observasi pada siklus I. Hasil siklus I setelah diadakan penilaian akhir pembelajaran efek Doppler pada kelas XI TKJ.1 dari 24 siswa hanya 6 siswa (25%) memperoleh baik, 10 siswa (41,67%) memperoleh nilai cukup dan 8 siswa (33,33%) lagi memperoleh nilai kurang. Berdasarkan hasil tes pra siklus dengan hasil tes siklus I dapat dilihat adanya pengurangan jumlah siswa yang masih di bawah KKM. Pada pra siklus dibawah KKM sebanyak 13 siswa dan pada akhir siklus I berkurang menjadi 8 siswa. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 71 menjadi 75. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Menurut gambaran yang ada, bahwa keberhasilan belajar pada siklus I lebih baik dari pra siklus, namun demikian hasil pembelajaran belum semaksimal mungkin yang sesuai dengan harapan. Dengan memperhatikan hasil observasi keaktifan masih ada siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, oleh karena itu diperlukan perbaikan pada pembelajaran siklus II. Data yang diperoleh dari hasil tes dan hasil observasi pada siklus II pada kelas XI TKJ.1 dari 24 siswa hanya 9 siswa (37,5%) memperoleh baik, 15 siswa (62,5%) memperoleh nilai cukup. Refleksi dalam tahap ini, membandingkan hasil belajar pada siklus I dengan siklus II dimana peneliti mengharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar efek Doppler melalui TS-TS sesuai dengan harapan. Berdasarkan hasil siklus I dibawah KKM sebanyak 8 siswa dan pada akhir siklus II semua lulus sesuai dengan nilai KKM. Nilai rata-rata kelas meningkat dari 75 menjadi 82. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Keberhasilan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sisklus II ada peningkatan dibandingankan dengan proses pembelajaran pada siklus I, dari kualifikasi B (Aktif) dengan skor nilai ratarata 66,75 pada siklus I meningkat menjadi B

149 (Aktif) dengan skor nilai rata-rata 82,63 Menurut gambaran yang ada, bahwa keberhasilan belajar pada siklus II lebih baik dari siklus I maupun pada pra siklus, dengan demikian hasil pembelajaran sudah semaksimal mungkin yang sesuai dengan harapan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pendekatan pembelajaran TS-TS dapat meningkatkan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen untuk pembelajaran semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Hal tersebut hasil analisis dibahas dalam data dengan perbandingan pembelajaran pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Dengan perbandingan hasil tes pra siklus, siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata- rata siswa meningkat 5,48% dari nilai rata-rata 71 pada pra siklus menjadi 75 pada siklus I, dan meningkat 8,92% dari nilai rata-rata 75 pada siklus I menjadi 82 pada siklus II. Selain itu dapat dilihat pada data dan diagram nilai rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah pada setiap siklus dibawah ini : Tabel 1. Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Siswa No Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Nilai tertinggi 84 88 88 2 Nilai Terendah 58 62 76 Nilai Rata-rata 71 71 75 Gambar 2. Diagram Hasil Belajar Berdasarkan Nilai Siswa Dari hasil belajar sejumlah 24 siswa mencapai ketuntasan berdasarkan nilai KKM 76, pada pra siklus 11 siswa (45,83%) tuntas dan 13 siswa (54,17%) tidak tuntas, sedangkan pada siklus I siswa mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa (66,67%) dan tidak tuntas 8 siswa (33,33%) serta pada siklus II semua siswa berjumlah 24 siswa (100%) tuntas, berikut data dan diagram ketuntasan pada pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Pra Siklus Siklus I Siklus II Ketuntasan No. Belajar Jlh. Jlh. Jlh. Persen Persen Persen Siswa Siswa Siswa 1. Tuntas 11 45,83% 16 66,67% 24 100% 2. Belum Tuntas 13 54,17% 8 33,33% 0 0% Jumlah 27 100% 24 100% 24 100%

Bima Albert, Meningkatkan Hasil Belajar Efek Doppler melalui TS-TS 150 Gambar 3. Diagram Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Sedangkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan, dimana keaktifan siswa mempunyai peningkatan sebesar 21,26% sehingga mendukung keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut data dan diagram observasi keaktifan siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Tabel 3. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Keaktifan Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II a. Skor rata-rata 52,38 66,75 82,63 b. Kualifikasi Kurang aktif (C) Aktif (B) Aktif (B) Gambar 4. Diagram Hasil Observasi Keaktifan Siswa Dari hasil penelitian dan pembahasan yang ada, dapatlah dikatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) Dua tinggal dua tamu pada pembelajaran fisika dalam materi efek Doppler siswa XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen dapat meningkatkan hasil belajarnya sesuai dengan harapan. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Cara melakukan peningkatan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen, dimana melalui TS-TS siswa dihadapkan pada kegiatan memahami dan mendiskusikan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, meningkatkan motivasi, kreatifitas dan interaksi dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan harapan.. 2. Efektifitas TS-TS dalam meningkatkan hasil belajar efek Doppler pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Pada siklus I skor 66,75 dengan kualifikasi B (Aktif) dan pada siklus II kualifikasi B (Aktif) dengan skor 82,63 dimana keaktifan siswa meningkat sebesar

151 21,26 %, sehingga membuat efektifitas dalam belajar. 3. Tingkat keberhasilan belajar efek Doppler melalui TS-TS pada siswa kelas XI TKJ.1 SMK Negeri 1 Bireuen. Tingkat hasil belajar pada siklus I ketuntasan belajar sebanyak 16 siswa (66,67%) dan tidak tuntas 8 siswa (33,33%) sedangkan pada siklus II semua siswa berjumlah 24 siswa (100%) tuntas belajar. Saran Berkaitan dengan kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran bahwa guru hendaknya menerapkan model TS- TS sesuai dengan materi yang diajarkan, untuk efektifitas belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Ari Kunto, Suharsimi. 2008, Penelitian Tindakan Kelas, cet VI. Jakarta : PT Bumi Aksara. Lie, Anita. 2010, Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Mangkunegara, AA, Anwar Prabu. 2001, Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung : PT Remeja Rosdakarya Offset. M. Suratman, S.Pd. 2001, Buku Fisika 2 SMK. Bandung: Armico Mulyana, Etin Solihatin. 2005, Menjadi Guru Profesional, Memciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remeja Rosdakarya Offset Oemar, Hamalik. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Oemar, Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Slameto. 1991, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta : Bumi Aksara S.Nasution. 2006, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana. 2005, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Suharjono. 2009, Penelitian Tindakan. Malang : LP3UM Sugiyanto, 2008, Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Suprijono, Agus. 2010, Cooperative Learning Teori & Apilkasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar.