KORELASI PERTUMBUHAN ORGAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max, (L) Merill)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. protein nabati (Rahmat dan Yuyun, 1996). Menurut Badan Pusat Statistik (2015),

KAJIAN TENTANG HUBUNGAN PERTUMBUHAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum, Mill )

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Kandungan protein kedelai sangat tinggi, sekitar 35%-40%

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan salah satu tanaman pangan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PENGARUH MACAM PUPUK KANDANG DAN INOKULASI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine Max L.) VARIETAS DETAM-1 DI TANAH REGOSOL

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) merupakan tanaman pangan yang memiliki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kedelai ( Glycine max (L.) Merill) merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, karena

MODIFIKASI LINGKUNGAN MIKRO MELALUI PEMANFAATAN MULSA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (GLYCINE MAX.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

MODIFIKASI LINGKUNGAN MIKRO MELALUI PEMANFAATAN MULSA DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (GLYCINE MAX.

PENGARUH PUPUK ORGANIK FERMENTASI PADAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) ARTIKEL ILMIAH NURUL HIDAYAH

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Pertumbuhan. Variabel pertumbuhan tanaman Kedelai Edamame terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun,

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) pada Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan

PENGARUH KOMBINASI PUPUK KANDANG KAMBING DAN MIKORIZA TERHADAP PRODUKTIVITAS KEDELAI (Glycine max L.) SKRIPSI

Pengujian hasil dan mutu benih beberapa varietas kedelai dengan variasi jumlah satuan panas panen

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAB I PENDAHULUAN. sumber protein di Indonesia (Sumarno, 1983). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dari

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu tanaman pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAHAN METODE PENELITIAN

KORELASI ANTARA WAKTU PANEN DAN KADAR GULA BIJI JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (Lampiran VI)

Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Lahan Kering Masam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

Nerty Soverda dan Yulia Alia Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi Jalan Raya Mendalo Darat.

I. PENDAHULUAN. dalam pemenuhan gizi masyarakat Indonesia. Kebutuhan terhadap gizi ini dapat

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merrill) JURNAL. Oleh :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

JURNAL SAINS AGRO

7 PERANAN TRICHODERMA, MICORIZA DAN POSFAT TERHADAP TANAMAN KEDELAI PADA TANAH SANGAT MASAM (HUMITROPETS)

Transkripsi:

KORELASI PERTUMBUHAN ORGAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max, (L) Merill) Surtinah Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning E-mail: surtinah@unilak.ac.id Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk menentukan organ vegetatif yang memberikan sumbangan terbaik terhadap produksi kedelai, dan melihat besarnya hubungan antara satu peubah dengan peubah lainnya dalam menghasilkan biji yang bernas, dan berat 100 biji. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur, dan data yang diperoleh adalah data sekunder yang dibahas berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan yang diambil dari jurnal penelitian, selanjutnya ditelaah secara deskriptif. Organ vegetatif yang berperan dalam menentukan produksi kedelai adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tajuk, dan berat kering akar, dan berat kering tanaman atau berat kering tajuk memiliki hubungan yang paling erat terhadap produksi biji kedelai. Kata Kunci: Kedelai, Organ Vegetatif, Deskriptif, Peubah, Berat Kering Tajuk. I. PENDAHULUAN Kedelai merupakan salah satu bahan baku pembuat tahu, tempe, dan kecap. Dan ketiga hasil industri tersebut merupakan olahan bahan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama di pulau Jawa bahan makanan olahan ini hampir ada disetiap hidangan baik di dalam keluarga maupun di acara pesta. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku dalam pembuatan tahu, tempe dan kecap, dan jenis olahan kedelai lainnya mencapai 2,24 juta ton setiap tahunnya (Jannah, 2011), sedangkan pasokan dari dalam negeri hanya sekitar 900.000 ton dan sisanya terpaksa harus diimpor (Anonim, 2010 dalam Charisma, Rahayu, & Isnawati, 2012). Peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan penelitian. Dan penelitian yang dilakukan hampir seluruhnya bertujuan untuk meningkatkan produksi kedelai. Penelitian dilakukan dibebagai jenis tanah, seperti yang dilakukan oleh Bertham, (2002), yang membudidayakan kedelai di tanah ultisol, dan Afriyanti, Barus, & Hasanah, (2014) dan Arinong, (2013) yang membudidayakan kedelai di lahan kering, Simanjuntak, (2005) membudidayakan kedelai di tanah sangat masam (Humitropets), Permanasari, Irfan, & Abizar, (2014) melakukan budidaya di lahan gambut, bahkan Sri Purwaningsih (2015) melakukan penelitian di rumah kaca. Seluruh penelitian tersebut bertujuan untuk melihat pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian-penelitian lain yang dilakukan dengan menggunakan sarana produksi seperti pupuk organik, pupuk anorganik, dan pupuk hayati juga bertujuan untuk melihat pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sinuraya, Barus, & Hasanah (2015); Efendi, (2010); Sarawa, Nurmas, & Muh. Dasril (2012); dan Marliah, Hidayat, & Husna (2012) dengan menggunakan teknik budidaya tanaman sebagai perlakuan yaitu jarak tanam kedelai. Dan penelitian penelitian yang sudah dilakukan di atas tidak ada yang meneliti bagaimana hubungan antara organ-organ tanaman kedelai dengan produksi kedelai. Sehingga tidak diketahui seberapa besar sumbangan yang dapat diberikan oleh pertumbuhan organ tanaman kedelai terhadap produksi kedelai tersebut. Pada umumnya peneliti mengamati jumlah cabang, tetapi tidak mengukur seberapa besar jumlah cabang akan mempengaruhi produksi kedelai. Begitu juga dengan tinggi tanaman kedelai, sebagian besar peneliti akan mengukur tinggi tanaman kedelai tetapi tidak dianalisis hubungan antara tinggi tanaman kedelai dengan produksi kedelai. Dan pada penelitian ini dilakukan analisis tentang hubungan antara pertumbuhan dengan produksi kedelai, sehingga diketahui seberapa besar 81

Jumlah Polong Bernas (buah) Polong bernas (Gr) Berat Biji Bernas sumbangan pertumbuhan vegetatif, dan pertumbuhan organ generatif terhadap produksi kedelai. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan organ vegetatif yang memberikan sumbangan terbaik terhadap produksi kedelai, dan melihat besarnya hubungan antara satu peubah dengan peubah lainnya dalam menghasilkan biji yang bernas, dan berat 100 biji. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur, dan data yang diperoleh adalah data sekunder yang dibahas berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan yang diambil dari jurnal penelitian, selanjutnya ditelaah secara deskriptif. Hasil dari penelitian penelitian yang menjadi sumber data, hanya menguji pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, yang menghasilkan bahwa perlakuan yang diberikan Tinggi Tanaman&jumlah Polong Bernas 38 36 34 32 y = -0.0619x 2 + 6.9106x - 154.47 R² = 0.8971 44 46 48 50 52 Tinggi Tanaman (a) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi. III. PEMBAHASAN 3.1. Tinggi Tanaman Penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2010), melaporkan bahwa tinggi tanaman menunjukan beda nyata akibat pemberian pupuk organik lamtorogung dan pupuk kandang, ternyata bila analisis dilanjutkan dengan uji korelasi antara peubah yang diamati maka akan diperoleh suatu hubungan yang erat sekali antara tinggi tanaman dengan jumlah polong bernas, hal ini diperlihatkan dengan R 2 = 0,89. Hal yang sama dilaporkan oleh (Simanjuntak, 2005), dimana tinggi tanaman kedelai setelah dilakukan uji korelasi menunjukan hubungan yang erat dengan berat biji bernas (R 2 = 0,97), Sarawa et al., (2012) hubungan antara tinggi tanaman dengan jumlah polong bernas dengan (R2= 0,84) dan hasil penelitian Bertham (2002), tinggi tanaman dan berat 100 biji menghasilkan R 2 = 0,85. 4 3.98 3.96 3.94 3.92 3.9 3.88 3.86 3.84 3.82 3.8 Tinggi Tanaman & Berat Biji Bernas y = -0.0635x 2 + 2.4898x - 20.423 R² = 0.976 17.5 18 18.5 19 19.5 20 20.5 (b) 20 Tinggi & Jumlah Polong Bernas y = 0.0587x 2-2.2862x + 33.705 R² = 0.8426 (c) 8.5 8.25 Tinggi Tanaman & Berat 100 Biji y = 0.0012x 2-0.0279x + 6.2801 R² = 0.8526 (d) 8 10 7.75 0 10 20 40 7.5 45 47 49 51 53 55 Gambar 1. Kurva hubungan antara tinggi tanaman kedelai dengan jumlah polong bernas dan berat biji bernas a. (Efendi, 2010); b. (Simanjuntak, 2005); c. (Sarawa et al., 2012); dan d. (Bertham, 2002) Hubungan tinggi tanaman dengan produksi biji kedelai sangat erat, hal ini diduga ada hubungan dengan terbentuknya jumlah cabang produktif, semakin tinggi tanaman kedelai 82 maka kesempatan untuk munculnya cabang produktif semakin banyak, dan dengan banyaknya cabang produktif diduga semakin banyak jumlah polong produktif, dan

Jumlah Cabang (cbg) kesempatan untuk munculnya bunga akan lebih besar. Hubungan antara tinggi tanaman dengan jumlah cabang produktif dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak (2005), digambarkan dengan R 2 = 0,845, nilai koefisien regresi tersebut menunjukan keeratan hubungan antara dua variabel yang diamati. Oleh karena itu pengamatan jumlah cabang produktif pada penelitian pertumbuhan dan produksi kedelai perlu untuk diamati. 40 20 10 Tinggi Tanaman & Jumlah Cabang y = 2.2469x 2-66.831x + 474.6 R² = 0.8455 0 17 18 19 20 21-10 Gambar 2. Kurva hubungan antara tinggi tanaman dengan jumlah cabang produktif tanaman kedelai 4 3.95 3.9 3.85 Jumlah Daun & Berat Biji y = -4.4524x 2 + 56.343x - 174.26 R² = 0.9563 3.8 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 Jumlah Daun (helai) Gambar 3. Hubungan antara Jumlah daun dan Berat kering Biji kedelai 3.2. Daun Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila daun yang dibutuhkan untuk menyediakan kebutuhan hidupnya tersedia dalam jumlah, dan ukuran yang sesuai. Tanaman kedelai dengan jumlah daun yang banyak akan memberikan pasokan asimilat yang banyak dengan syarat bahwa daun-daun tersebut mendapat intensitas yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis. Kasifikasi tanaman kedelai secara fisiologi menggolongkan tanaman ini adalah tanaman yang masuk ke dalam golongan tanaman C 3, oleh karena itu intensitas cahaya yang tinggi akan memberikan efek yang kurang baik untuk produksi biji kedelai. Tetapi bila daun tanaman sangat terlindungi, hal ini juga akan memberikan efek yang tidak baik untuk produksinya. Dari beberapa penelitian yang dijadikan acuan untuk ditelaah diperoleh hubungan antara pertumbuhan daun dengan produksi biji kedelai. Simanjuntak (2005), melaporkan bahwa jumlah daun sangat erat hubungannya dengan berat biji kedelai, keeratan hubungan itu tercermin dar nilai R 2 = 0,956, yang berarti bahwa 95% berat bij yang dihasilkan dapat dijelaskan oleh bertambahnya jumlah daun. 83 Pada penelitian yang lain (Sinuraya et al., 2015), melaporkan bahwa hubungan luas daun dengan berat 100 biji kedelai sangat erat dengan nilai koefisien regresi = 0,94, hal ini menggambarkan semakin luas daun maka semakin berat biji kedelai tersebut. Diduga karena semakin luas daun maka permukaan daun yang menerima intensitas cahaya akan semakin luas, sehingga fotosintat yang diperoleh akan semakin banyak untuk ditranslokasikan ke biji 18 17.8 17.6 17.4 17.2 17 16.8 Luas Daun & Berat 100 Biji y = -3E-05x2 + 0,119x - 94,78 R² = 0,946 1700 1800 1900 2000 2100 Luas Daun Cm 2 Gambar 4. Hubungan antara luas daun dengan berat kering biji 3.3. Tajuk Berat kering tajuk menggambarkan jumlah sel yang terbentuk selama proses budidaya, dan pertambahan jumlah sel ini mencerminkan proses pertumbuhan tanaman kedelai berlangsung dengan baik. Hubungan berat kering tajuk dengan berat 100 biji sangat erat yang digambarkan dengan nilai R 2 = 0,91 (Sinuraya et al., 2015). Pada akhir proses

Berat Biji (Gr) Berat Biji/Tnm (Gr) budidaya menunjukan jumlah berat kering yang semakin tinggi menghasilkan berat 100 biji yang semakin berat. 18 17.8 17.6 17.4 17.2 17 y = 0.9778x 2-21.562x + 135.9 R² = 0.9129 16.8 10 10.5 11 11.5 12 12.5 Gambar 5. Hubungan antara bert kering tajuk dengan berat 100 biji Penelitian yang dilakukan oleh (Permanasari et al., 2014), mendapatkan bahwa hubungan antara berat kering tanaman dengan berat 100 biji digambarkan dengan nilai R 2 = 0,99, artinya bahwa berat kering tanaman terbukti memiliki hubungan yang erat dengan pembentukan biji, yang pada akhirnya akan meningkatkan berat biji kedelai. Dari kedua penelitian di atas membuktikan bahwa pengamatan terhadap berat kering tajuk tanaman kedelai juga memegang pernan penting dalam pembentukan biji kedelai. Bertambah besar berat kering tajuk maka bertambah berat biji kedelai tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa asimilat yang terbentuk oleh tajuk yang banyak akan menambah akumulasi bahan kering ke dalam biji kedelai. 2.75 2.5 2.25 Berat Kering Tajuk & Berat 100 Biji Berat Kering tajuk (Gr) Berat Kering Tanaman & Berat Biji/Tnm 2 y = -0.0316x 2 + 0.8593x - 2.8014 R² = 0.9955 8 8.5 9 9.5 10 10.5 Berat Kering (Gr) Gambar 6. Hubungan antara berat kering tanaman dengan berat biji/tanaman 3.4. Akar Akar tanaman berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara yang akan ditanslokasikan ke bagian tajuk tanaman. Peranan akar sangat penting untuk diamati terutama penelitian-penelitian dengan memberikan perlakuan pada media tanam. Permanasari et al. (2014), melaporkan bahwa akar yang terbentuk memberikan konstribusi yang sangat baik pada proses pembentukan biji. Hal ini digambarkan pada hubungan antara berat kering akar dengan berat 100 biji kedelai yang memperlihatkan hubungan yang sangat erat sekali. 3 2.75 2.5 2.25 2 1.75 Berat Kering Akar & Berat Biji/Tnm y = 0.4196x 2-2.1371x + 4.5789 R² = 0.9738 1.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Berat Kering Akar (Gr) Gambar 7. Hubungan antara berat kering akar dengan berat biji/tanaman Penelitian penelitian yang dijadikan rujukan untuk ditelaah memberikan gambaran bahwa organ vegetatif tanaman erat kaitannya dengan akumulasi bahan kering ke dalam biji kedelai, sehingga pada saat penelitian yang mengeksploitasi tentang pengaruh perlakuan yang dikaji tidak hanya antara hubungan perlakuan dengan pertumbuhan dan produksi, tetapi kajian diperluas dengan menghubungkan antara organ vegettif dan organ generatifnya. Begitu juga kajian antara hubungan antara organ generatif dengan produksi biji. Pada kajian berikutnya akan ditelaah tentang hubungan umur panen dengan produksi biji kedele. Gambar 8 menunjukan bahwa semakin lama umur panen maka berat 100 biji semakin rendah, dan hubungan antara umur panen dengan berat 100 biji diperlihatkan oleh nilai R 2 = 0,88, artinya hubungan kedua peubah tersebut erat. Dari penelitian Arinong (2013) dapat dijelaskan bahwa semakin lama biji kedelai dipanen maka bahan kering yang seharusnya terakumulasi dibiji digunakan kembali untuk proses fisiologisnya yaitu respirasi, sehingga bahan kering tersebut menjadi berkurang. Pada tanaman kedelai fotorespirasi akan terjadi bila intensitas cahaya tinggi, sehingga waktu panen yang dianjurkan 84

adalah waktu panen sesuai dengan deskripsi tanaman kedelai masing-masing varistas. 9 8 Umur Panen & Berat 100 Biji 7 y = 0.0046x 2-1.4671x + 102.39 R² = 0.8865 6 88.5 89 89.5 90 90.5 91 91.5 Umur Panen (Hari) Gambar 8. Hubungan antara umur panen dengan berat 100 biji IV. KESIMPULAN Hasil kajian di atas disimpulkan bahwa Organ vegetatif yang berperan dalam menentukan produksi kedelai adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat kering tajuk, dan berat kering akar, dan berat kering tanaman atau berat kering tajuk memiliki hubungan yang paling erat terhadap produksi biji kedelai. Berat kering tajuk menggambarkan jumlah sel yang terbentuk selama pertumbuhan tanaman sampai berproduksi, semakin banyak sel yang terbentuk maka mencerminkan baiknya pertumbuhan tanaman kedelai tersebut yang berpengaruh terhadap produksinya. Oleh karena itu kajian terhadap hubungan pertumbuhan dan produksi perlu dijelaskan dalam suatu penelitian. V. DAFTAR PUSTAKA Afriyanti, I., Barus, A., & Hasanah, Y. Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L, Merill) di Lahan Kering terhadap Pemberian Berbegai sumber N. J. Online Agroteknologi, 2(2), 513 521. 2014 Arinong, A. R. Pertumbuhan dan produksi Kedelai dengan Pemberian Berbagai Pupuk Organik di Lahan Kering. J. Agrisitem, 9(2). 2013. Bertham, R. Y. H. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L), Merill) terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami pada Tanah Ultisol. J. Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 4(2), 74 83. 2002. Charisma, A. M., Rahayu, Y. S., & Isnawati. Pengaruh Kombinasi Kompos Trichoderma dan Mikoriza Vasikular Arbuskular (MVA) terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L), Merill) pada Media Tanah Kapur. J. Lentera Bio, 1(3), 111 116. 2012. Efendi. Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Melalui Kombinasi Pupuk Organik dengan Pupuk Kandang. J. Floratek, 5, 65 73. 2010. Jannah, H. Respon Tanaman Kedelai terhadap Asosiasi Fungi Mikoriza Arbuskular di Lahan Kering. J. GaneC Swara, 5(2), 28 31. 2011. Marliah, A., Hidayat, T., & Husna, N. Pengaruh Varietas dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine max (L) Merill). J. Agrista, 16(1), 22 28. 2012. Permanasari, I., Irfan, M., & Abizar. Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L) Merill) dengan Pemberian Rhizobium dan Pupuk Urea pada Media Gambut. J. Agroteknologi, 5(1). 2014. Sarawa, Nurmas, A., & Muh. Dasril, A. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L.) yang Diberi Pupuk Guano dan Mulsa Alang-alang. J. Agroteknos, 2(2), 97 105. 2012. Simanjuntak, D. Peranan Trichoderma, Micoriza dan Posfat terhadap Tanaman Kedelai pada Tanah Sangat Masam (Humitropets). J. Penelitian Bidang Ilmu Pertanian, 3(1), 36 42. 2005. Sinuraya, M. A., Barus, A., & Hasanah, Y. Respon Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L), Merill ) terhadap Konsentrasi dan Cara Pemberian Pupuk Organi Cair. J. Online Agroteknologi, 4(1), 1721 1725. 2015. Sri Purwaningsih. Pengaruh Inokulasi Rhizobium terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L) Varietas Wilis di Rumah Kaca. J. Berita Biologi, 14(1), 69 76. 2015. 85