1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan atau profesi yang sebenarnya bertujuan membangun

Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa burnout adalah suatu syndrome dari

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan banyak aspek, sulit, berbahaya dan stressfull (Lutfiyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENGANTAR. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok, bersamasama,

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Jones (2007) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai cara seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

PENGARUH POLA ASUH OTORITER PADA PERILAKU BELAJAR SISWA SD MENJELANG UJIAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,

LAMPIRAN. 1. Apakah ada penyidik khusus untuk judi online? 5. Sebelum melakukan penangkapan, tindakan apa yang dilakukan oleh penyidik?

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila memperoleh kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai profesi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB II LANDASAN TEORI A. BURNOUT

RANGKUMAN HASIL PENELUSURAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK BERISIKO MELAKUKAN AGRESIVITAS. Endang Ekowarni

Subjek I T10 T11 T12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aspek fisik maupun emosional. Keluhan tersebut akan menimbulkan upaya untuk

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

8. Apakah Saudara merasa kesulitan dalam mengajar dan mendidik anak didik terkait dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki anak didik?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Di era global seperti saat ini, sumber daya manusia (SDM) sangat

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengalami trauma sekunder tidak mengalami langsung kejadian. korban trauma. (Figley, McCann & Pearlman, dalam Motta 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bekerja memang tidak bisa terlepas dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit Umum Daerah Soreang. jabatan dilakukan pada bulan Maret tahun 1999.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 SKALA PENELITIAN PENYESUAIAN SOSIAL A-2 SKALA PENELITIAN PENERIMAAN DIRI

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS KORBAN CYBER BULLYING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Burnout. menjadi sinis tentang karier mereka. Penjelasan umum tentang. pergaulan dan merasa berprestasi rendah.

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. Burnout pada guru telah didefinisikan sebagai respon terhadap kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. serasi, selaras dan seimbang. Pembinaan dan perlindungan anak ini tak

BAB 1 PENDAHULUAN. Psikologi dalam sebuah organisasi memberikan peranan penting pada

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di Universitas, Perguruan tinggi, Institut, maupun Akademik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan sangat berpengaruh pada minat konsumen untuk memilih dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari hadirnya tekanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

Transkripsi:

BURNOUT PADA ANGGOTA POLISI BAGIAN RESERSE DI POLSEK BOGOR Nama : Rizka Fadilla Khaerunnisa NPM : 10508201 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Anugriaty Indah Asmarany, S.Psi.,., Msi.

Latar Belakang Masalah Berdasarkan Skep kalemdiklat Polri, pembagian tugas teknis reserse yang di tugaskan, dan di tempatkan di POLDA (Polisi Daerah), POLRES (Polisi Resort), POLSEK (Polisi Sektor) yang membedakan hanyalah ruang lingkup tugasnya saja, fungsi teknis reserse yang di tempatkan di polda ruang lingkup tugasnya menangani kasus kasus yang terjadi atau yang berada di tingkat propinsi, fungsi teknis reserse yang di tempatkan di polres menangani kasus kasus yang terjadi di tingkat kota, kota madya atau kabupaten sedangkan fungsi teknis reserse yang di tempatkan di polsek ruang lingkup tugasnya hanya di tingkat kecamatan. polisi adalah pekerjaan yang mencakup banyak aspek, sulit, berbahaya, dan stressfull. Sebagai penegak hukum, polisi harus selalu teratur dalam berbagai situasi dan dalam mengendalikan berbagai tingkah laku manusia. Meskipun polisi melaksanakan tugasnya dengan adil, baik, dan diplomatis pekerjaan mereka tetaplah bukan tugas yang mudah (Sullivan, 1997) Setiap anggota polisi reserse dituntut untuk menguasai berbagai cabang ilmu untuk memberi solusi terhadap kasus yang belum terpecahkan. Kesaksian individu juga di butuhkan di persidangan (Sullivian, 1997). Bersaksi di persidangan menimbulkan tekanan tersendiri. Tekanan tersebut berasal dari kehadiran keluarga tersangka dan pihak pers yang menghadiri persidangan tersebut (Scmalleger, 1997). Tekanan lain yang dirasakan polisi, khususnya polisi reserse adalah waktu. Individu dituntut untuk selalu siaga selama 24 jam (Sullivan, 1997). Menurut Meliala (2001), polisi reserse sering menghadapi jenis bahaya yang berbeda, yaitu harus senantiasa mewaspadai perlawanan pelaku kejahatan yang dapat mengancam keselamatan jiwa polisi yang hendak menangkapnya atau keselamatan masyarakat lainnya.

Pertanyaan Penelitian Pertanyaan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor? 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi bagian resersedi Polsek kb Bogor? 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor?

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum untuk mengkaji gambaran burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor dan untuk mengkaji alasan mengapa terjadinya burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor serta untuk mengetahui dampak burnout pada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor.

Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini di bagi menjadi dua, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta memperluas wawasandandapatmemberikankhasanahbagiperkembanganilmupengetahuan, khususnya ilmu psikologi i industri i dan organisai i yang berhubungan b dengan teori burnout, dan berorientasi kepada anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi anggota polisi bagian reserse agar dapat memahami gambaran tentang burnout, dan mengapa terjadinya burnout, sehinggaburnout dapat dihindari, dapat meningkatkan kinerja secara maksimal dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat luas dalam bekerja. Manfaat lainnya bagi masyarakat agar lebih memahami kondisi polisi bagian reserse, dan manfaat bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai burnout dan polisi bagian reserse.

Tinjauan Pustaka Maslach (1981) mendefinisikan burnout sebagai sindrom, kelelahan fisik, emosional dan intelektual l dimanifestasikanif ik oleh lh sikap negatif terhadap kehidupan profesional dan orang lain dengan perkembangan negatif harga diri pada individu yang mengalami kelelahan kronis dan perasaan tak berdaya dan putus asa. Dimensi dimensi Burnout Kelelahan Fisik Kelelahan Emosional Kelelahan Mental Rendahnya Penghargaan Terhadap Diri Depersonalisasi Ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurangnya nafsumakan, dan individu merasakan adanya anggota badan yang sakit. Ditandai i dengan depresi, rasaterperangkap didalam pekerjaan, mudah marah, cepat tersinggung, adanya keterlibatan emosional yang terus menerus dengan klien. Ditandai dengan bersikap sinis dengan orang lain, bersikap negatif, cenderung merugikan diri sendiri, pekerjaan, maupun organisasi. Ditandai dengan individu tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja sendiri, dan merasa atidak pernah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Ditandai dengan menjauhnya individu dari lingkungan sosial, apatis, dan tidak peduli dengan llingkungan dan orang orang disekitarnya.

Tinjauan Pustaka Burnout Pada Anggota Polisi Bagian Reserse di Polsek Polisi merupakan suatu profesi yang sangat rumit dalam peradaban yang kompleks. Hal ini disebabkan karena profesi ini mengurusi segala aspek masyarakat, berbangsa dan bernegara. Begitu kompleksnya profesi sebagai polisi sehingga menyebabkan hampir tidak ada waktu santai apalagi refreshing untuk rekreasi, karena kasus datang susul menyusul, ibarat perang yang tidak pernah berakhir (never ending war) (Tabah, 2000). Maka, umum diketahui profesi polisi memiliki derajat burnout yang cukup tinggi (Donzinger, dalam Wasono, 2004). Menurut Sarlito (2002), polisi yang bertugas di bagian reserse dan intel. Anggota reserse dan intel terkena tekanan mental, misalnya, ketika melihat rekannya tewas oleh penjahat yang tengah dikejarnya atau merasa berdosa karena telah menembak orang. Sedangkan menurut Masdiana (2002), karena beban kerja yang terlalu banyak (over load), jarang dilakukan rotasi atau pergantian, masalah keluarga serta kesejahteraan yang tidak tercukupi. Selain itu, polisi lapangan secara langsung berhadapan dengan masyarakat. Mereka setiap hari langsung menangani masalah kejahatan di masyarakat. Jika kerjanya tidak memuaskan, maka merekalah yang akan mendapat celaan dan cacian dari masyarakat.

Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus 1. Karakteristik Subjek Karakteristik subjek dalam penelitian ini yaitu : Subjek berjenis kelamin laki-laki Subjek bekerja sebagai anggota polisi bagian reserse di Polsek Bogor Usia subjek sekitar 28-39 tahun yang termasuk usia dewasa awal, berdasarkan teori menurut Hurlock (1990) mengatakan tahap dewasa awal berkisar sekitar umur 18-40 tahun. 2. Jumlah Subjek Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 2 orang, dan significant other yang berjumlah h2 orang.

Metode Penelitian Teknik pengumpulan data Menggunakan metode wawancara dan observasi Alat pengumpulan data 1. Pedoman wawancara 2. Pedoman observasi 3. Alat perekam suara 4. Alat tulis Keakuratan penelitian 1. Triangulasi data 2. Triangulasi pengamat 3. Triangulasi teori 4. Triangulasi metodologis

Metode Penelitian 1. Teknik analisis data 2. Mengorganisasi data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara, dimana data direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainnya. Mengelompokan berdasarkan kategori. Peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. 3. Menguji asumsi atau kesalahan yang ada terhadap data Pada tahap ini kategori yang telah di dapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori dengan hasil yang dicapai walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi asumsi mengenai hubungan antara konsep konsep atau faktorfaktor yang ada. 4. Mencari alternatif tif penjelasan bagidt data Penulisperlumencarisuatualternatifpenjelasanlaintentangkesimpulanyangtelahdidapat.Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan lain. Dari hasil analisis ada kemungkinan terdapat hal halyangmenyimpangdariasumsiatautidak terpikirkan sebelumnya. Dalam tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui reverensi atau teori teori lain dan alternatif ini akan sangat berguna pada bagian kesimpulan diskusi dan saran. 5. Menulis hasil penelitian Dalam penelitian ini, penulis yang dipakai adalah persentasi data yang didapatkan, yaitu penulisan data data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek. Proses dmulai dari data data yang telah diperoleh, selanjutnya dilakukan interpretasi secara keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian ini.

BAB 4 Pembahasan bh 1. Dalam membahas hasil penelitian ditemukan hal hal sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian, i gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 ilhkllh ialah kelelahan fisik, ik seperti lelah, l pegal pegal dan meminta izin pada saat sedang sakit tetapi tetap masuk kerja walaupun sedang sakit. Gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelelahan emosional ialah saat merasa tertekan akibat dari mendapatkan tunggakan kasus yang belum dapat diselesaikan dan marah pada saat tersangka yang akan di tangkap oleh subjek mengelak tidak mau di tangkap sedangkan subjek telah memiliki bukti bukti yang kuat untuk menangkap tersangka. Gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelelahan mental ialah mendapat perlakuan negatif yang diterima subjek seperti menjual nama subjek oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi seperti membuat SKCK atau STNK, kemudian perlakuan yang tidak menyenangkan diterimanya saat melakukan penangkapan dengan upaya paksa terhadap tersangka yang membuat pihak dari keluarga tersangka memarahi subjek dan menyinggung perasaan subjek. rendahnya penghargaan terhadap diri ialah tidak ada karena subjek 1 dan subjek 2 sudah merasa nyaman bekerja di bagian reserse, namun masih ada keinginan subjek untuk sekolah lagi agar dapat naik jabatgambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 padaan dan subjek 2 merasa puas pada saat subjek bias mengungkap suatu perkara. Gambaran burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada depersonalisasi terlihat dari hasil observasi bahwa pada saat di kantor subjek terlihat tidak mengerjakan tugasnya tetapi bermain game. Begitu juga dengan subjek ke 2 pada saat sedang bekerja tidak mengerjakan tugasnya melainkan bermain game yang berada di ruang kantornya.

BAB 4 Pembahasan 2. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout Fk Faktor penyebab bbterjadinya jdi burnout kllh kelelahan fisikik seperti subjek bekerja keras karena merasa terjebak pada subjek 1 dan subjek 2 adalah saat subjek mendapatkan tugas yang banyak dalam menangani kasus, dan tekanan dari pimpinan yang membuat subjek harus menjalankan sesuai perintah hingga membuat waktu dengan keluarga menjadi sangat berkurang. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 pada kelelahan emosional dari individu merasa bersalah dan merasa tidak berdaya ialah pada saat tidak bisa menolak perintah dari atasan, saat salah dalam menerapkan pasal selanjutnya ketika subjek mendatangi tempat kejadian perkara minim sekali saksi atau petunjuk. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu kelelahan mental dari individu merasakan kesedihan yang mendalam ialah saat subjek mendapat teguran dari atasan, tidak dapat menyelesaikan laporan bulanan tepat waktu, dan merasa sedih pada saat subjek harus keluar daerah, sehingga meninggalkan keluarga dalam waktu beberapa hari. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 adalah rendahnya penghargaan terhadap diri dari individu merasa malu ialah pada saat belum bisa mengungkap kasus yang ditanganinya, dan adanya persepsi masyarakat yang berbeda beda terhadap polisi sehingga mempengaruhi kinerja subjek. Faktor faktor penyebab terjadinya burnout pada subjek 1 dan subjek 2 adalah depersonalisasi dari individu merasa tidak ada harapan pada saat subjek 1 ingin naik jabatan tetapi tidak dapat dekat dengan pimpinan yang bisa membantu subjek agar dapat dengan mudah naik jabatan. Sedangkan pada subjek 2 pada saat subjek melakukan penangkapan tersangka yang akan ditangkap melarikan diri dan pada saat belum bisa menyelesaikan kasus yang datang.

BAB 4 Pembahasan 3. Dampak burnout pada subjek dampak burnout pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu dari terlihat adanya gangguan fisik pada subjek seperti sulit tidur pada saat subjek sedang banyak pekerjaan. dampak burnout pada subjek 1 dan subjek 2 yaitu rentan terhadap penyakit karena pada saat subjek 1 dan subjek 2 sedang bekerja biasanya subjek mengalami pusing, batuk, dan pilek serta harus menyelesaikan kasus yang terkadang tidak ada ujung penyelesaiannya. dampak burnout dari munculnya gangguan psikosomatik tidak dialami oleh subjek 1 dan subjek 2 subjek 1 hanya merasa keringat dingin pada saat sedang sakit. Sedangkan subjek 2 hanya izin kepada atasannya untuk pulang pada saat sedang sakit batuk batuk, batuk, masuk angin atau pusing. dampak burnout dari munculnya gangguan psikologis yang meliputi penilaian yang buruk terhadap diri sendiri pada subjek 1 dan subjek 2 ialah pernah merasa putus asa pada saat menangani kasus yang tidak cukup bukti untuk melengkapi data datanya dan kasus tersebut belum dapat terpecahkan hingga membuat subjek merasa ingin keluar dari bagian reserse. dampak burnout yang subjek 1 dan subjek 2 alami terhadap orang lain sangat mempengaruhi hubungan keduanya terhadap keluarga, akibat dari beban kerja yang berat membuat subjek menjadi jarang bertemu dengan keluarga, terkadang subjek juga menjadi mudah kesal dengan kl keluarganya.

BAB 5 Kesimpulan dan saran Kesimpulan Dari seluruh pembahasan bh penelitian i gambaran burnout pada subjek yaitu subjek mengalami kllh kelelahan fisik, ik kelelahan emosional, kelelahan mental, rendahnya penghargaan terhadap diri, dan depersonalisasi. Mengapa terjadinya burnout pada subjek yaitu individu bekerja keras karena merasa terjebak, individu merasa bersalah, individu merasa tidak berdaya, individu merasa malu dan individu merasa tidak ada harapan. Dampak burnout pada subjek, yaitu terlihat adanya gangguan,seperti suli tidur, subjek rentan sakit, munculnya gangguan psikologis yang meliputi penilaian yang buruk terhadap diri dan beban kerja subjek yang berat mempengaruhi hubungan subjek dengan yang lainnya. Saran Untuk subjek Diharapkan dapat menghadapi berbagai permasalahan, dapat lebih cepat menyelesaikan kasus-kaasus lebih cepat setiap harinya dan diharapkan agar lebih dapat mengendalikan diri sehingga dapat menghadapi berbagai permasalahan yang ditangani. Untuk keluarga Keluarga mampu memberikan dorongan kepada subjek agar subjek tidak tertekan dan tetap semangat dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai anggota reserse. Untuk peneliti selanjutnya Diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini baik yang ingin meneliti mengenai subjek yang lain seperti pada anggota polisi Polwan bagian reserse di lingkup Polres, Polda, Mabes Polri.