BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan
|
|
- Inge Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua negara di dunia pasti memiliki institusi yang bertugas sebagai badan pertahanan dan keamanan negara, tak terkecuali Indonesia. Sebelum reformasi, Indonesia memiliki institusi pertahanan dan keamanan negara yaitu Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang terdiri dari angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan polisi. Namun setelah reformasi, MPR memutuskan untuk memisahkan ABRI menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang memiliki fungsi pertahanan dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) yang menangani masalah keamanan. Menurut undang-undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, bahwa pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia selaku alat negara yang dibantu oleh masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sehubungan dengan tugas yang diamanatkan kepada anggota kepolisian, Skolnick (dalam Tabah, 1991) menyebutkan bahwa ada dua unsur yang mempengaruhi pelaksanaan tugas polisi, yaitu unsur bahaya yang membuat polisi selalu curiga, dan unsur kewenangan, yaitu kewenangan untuk membatasi kebebasan manusia sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Sebagai institusi 1
2 2 yang memiliki kewenangan membatasi kebebasan orang lain, hal ini tidaklah mudah dilakukan oleh anggota polisi. Mereka harus bersinggungan langsung dengan orang-orang yang susah diatur. He, Zhao, dan Archbold (dalam Magdalena, 2008) menyebutkan bahwa secara umum, petugas polisi menempati posisi dimana ia mengalami interaksi yang langsung dan sering berhadapan dengan publik serta dihadapkan pada elemen-elemen masyarakat yang paling mengancam, antisosial dan tidak dapat dipercaya. Mereka ini adalah orang-orang yang melanggar hukum dan melakukan tindakan yang membahayakan orang lain, seperti pembunuh, teroris atau massa yang mengamuk. Satjipto Rahardjo (dalam Martono dkk, 1994) mengatakan bahwa polisi - tengah masyarakat. Tugas ini tidak dapat digantikan oleh siapapun. Dalam pelaksanaan tugas tersebut polisi harus menjadi sosok yang ideal seperti yang diharapkan masyarakat. Polisi yang memiliki tugas utama sebagai pengayom masyarakat juga sekaligus harus berperan sebagai penegak hukum dalam waktu yang bersamaan (Tabah, 1991). Dengan kata lain, di satu sisi polisi harus mengejar penjahat atau orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan masyarakat, dengan resiko bahaya yang dapat mengancam jiwa anggota kepolisian. Namun disisi lain, polisi harus menangkap dan memproses pelaku kejahatan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Kompleksnya tugas sebagai anggota kepolisian tidak berarti polisi selalu mendapat perhatian yang positif dari masyarakat. Kritik negatif dari berbagai pihak telah memuculkan persepsi pada masyarakat bahwa polisi belum mampu
3 3 memenuhi harapan masyarakat sebagai instansi penegak hukum. Aksi protes, reaksi brutal, unjuk rasa, hujatan sampai dengan pengerusakan markas POLRI adalah bentuk reaksi negatif masyarakat yang ditujukan untuk POLRI. Karena tingginya tekanan terhadap kinerja inilah yang kemudian membuat seorang anggota kepolisian mengalami stres atau bahkan depresi. Stres sebenarnya merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan menganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 2001). Stres dapat disebabkan oleh beberapa macam penyebab, seperti permasalahan perkawinan, hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan hidup, keuangan, masalah hukum, tahap perkembangan, penyakit fisik atau cidera, faktor keluarga dan trauma (Hawari, 2001). Stres merupakan sesuatu hal yang amat alamiah. Dalam bidang pekerjaan, stres seringkali dialami oleh seorang pekerja. Stres kerja dapat terjadi karena lingkungan kerja yang tidak kondusif. Lingkungan kerja dapat menjadi sumber stres karena beberapa alasan antara lain tuntutan kerja, tanggung jawab kerja, lingkungan fisik kerja, rasa kurang memiliki pengendalian, hubungan antara manusia yang buruk, kurang pengakuan dan peningkatan jenjang karier, serta rasa kurang aman dalam kerja (Hardjana, 1994). Dalam profesi sebagai polisi, lingkungan kerja mereka sangat di dominasi dengan lingkungan yang tidak aman. Dapat dikatakan mereka selalu berkecimpung dengan hal-hal yang menakutkan, mengejutkan atau
4 4 mengakibatkan trauma psikologis sehingga dapat menimbulkan terjadinya stres. Tuntutan tugas yang dirasakan oleh anggota kepolisian dimungkinkan karena tugas yang diberikan melebihi kemampuan yang dimiliki para anggota. Kondisi ini akan memberikan dampak pada munculnya stres kerja yang berkepanjangan. Stres yang berkepanjangan ini dapat mengubah perilaku anggota menjadi perilaku yang tidak diterima di lingkungan tugas maupun di luar lingkungan tugas. Hubungan antar sesama anggota menjadi kurang harmonis, penuh kecurigaan yang dapat menimbulkan kemarahan serta perilaku agresi, seperti yang telah ditunjukkan oleh beberapa anggota POLRI (Sumantri, 2011). Studi empiris mengenai stres polisi menemukan bahwa sepanjang 13 tahun pertama pengabdian, stres meningkat sebab petugas baru tak percaya pada kemampuan mereka sendiri, harus melaksanakan sejumlah pekerjaan administrasi besar, dan merasa suatu gap antara pelatihan akademi formal dan keterampilan yang nyata diperlukan untuk menjadi afektif di jalanan (BID HUMAS POLDA METRO JAYA, 2009). Lazarus (dalam Smet, 1994) mengatakan bahwa ketika individu berhadapan dengan lingkungan yang baru atau berubah lingkungan, mereka akan melakukan proses penilaian awal (primary appraisal) untuk menentukan arti dari kejadian tersebut. Kejadian-kejadian tersebut dapat dirasakan sebagai hal yang positif, netral, maupun negatif. Apabila seseorang merasa bahwa kejadian tersebut negatif, dapat dimungkinkan individu tersebut akan mengalami stres. Stres akan berkurang ketika petugas menjadi lebih nyaman dengan tuntutan pekerjaan mereka (Violanti, dalam Yusuf, 2009).
5 5 Tinggi rendahnya stres kerja dapat dipengaruhi oleh penilaian subjektif karyawan terhadap kondisi pekerjaan yang dianggap sebagai stressor. Penilaian ini dipengaruhi oleh faktor individu seperti kepribadian. Sehnert (1997) mengatakan bahwa ada dua penyebab utama munculnya stres dalam pekerjaan yaitu kurangnya kendali dan faktor kepribadian. Kepribadian adalah kombinasi karakteristik fisik dan mental yang stabil yang memberikan identitas kepada individu seperti penampilan, pemikiran, tindakan, dan perasaan seseorang (Kreitner dan Kinichi, 2014). Salah satu konsep kepribadian yang cukup berperan di dalam ilmu psikologi adalah locus of control internal yang dikembangkan oleh Rotter. Locus of control internal merupakan konsep kontinum dari locus of control yaitu mereka yang cenderung lebih berorientasi pada keberhasilan (Rotter, dalam Friedman dan Schustack, 2006). Locus of control internal juga didefinisikan sebagai dimensi kepribadian tentang keyakinan atau persepsi seseorang bahwa keberhasilan atau kegagalan yang dialaminya disebabkan oleh faktor internal yaitu berasal dari dirinya sendiri (Yusuf, 2004). Rini (2002) mengatakan bahwa locus of control internal adalah persepsi orang dalam memandang keberhasilan atau kegagalan yaitu tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain. Menurut Zulkaida (2007), seseorang dengan locus of control internal cenderung menganggap bahwa ketrampilan (skill), kemampuan (ability), dan usaha (efforts) lebih menentukan pencapaian dalam hidup mereka.
6 6 Rotter (dalam Gibson, dkk., 2005) menyebutkan bahwa seseorang dengan locus of control internal melihat bahwa pengendalian dari kehidupannya datang dari dalam dirinya sendiri. Seorang pekerja dengan locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta memiliki kemampuan dan kebebasan dalam menentukan perilakunya untuk mengendalikan penguat yang diterimanya. Seorang anggota kepolisian yang memiliki locus of control internal yang tinggi akan lebih aktif berusaha keras, berprestasi, penuh kekuatan, tidak tergantung dan efektif. Karyawan demikian memiliki sifat lebih mandiri dan lebih ulet serta memiliki daya tahan yang lebih kuat terutama dalam menghadapi kegagalan, khususnya dalam dunia kerja (Sujana dan Wulan, 1994). Hal inilah yang menyebabkan seseorang dengan locus of control internal lebih mampu menghadapi stres kerja yang dialaminya. Karyawan yang memiliki locus of control internal yang tinggi akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah karena karyawan tersebut memiliki daya tahan dan keefektifan dalam menghadapi dan menyikapi datangnya stressor-stressor kerja. Hasil penelitian Widyastuti (2013) yang dilakukan pada karyawan PT. Nusantara Surya Sakti Demak menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara locus of control internal dengan stres kerja pada karyawan PT. Nusantara Surya Sakti Demak. Hal ini dilihat dari hasil koefisien korelasi (r) sebesar 0,355 dengan taraf signifikan p = 0,000 dimana p < 0,01. Hal ini menunjukkan hubungan yang cukup erat antara stres kerja dengan locus of control internal. Arah hubungan yang negatif menunjukkan semakin besar locus of control internal commit akan membuat to user stres kerja cenderung rendah.
7 7 Demikian pula sebaliknya. Karyawan dengan locus of control internal lebih mampu menghadapi stres kerja yang dialaminya. Robbins (2003) menambahkan bahwa orang yang memiliki locus of control internal yakin bahwa kesehatan benar-benar berada dalam kendalinya sendiri melalui perilaku yang tepat, sehingga orang-orang tersebut menerima tanggung jawab yang lebih besar atas kesehatannya dan memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik. Karyawan yang memiliki locus of control internal yang tinggi akan memiliki tingkat stres yang lebih rendah karena karyawan tersebut memiliki daya tahan dan keefektifan dalam menghadapi dan menyikapi datangnya stressor-stressor kerja. Seorang anggota kepolisian akan mampu menyikapi stressor-stressor kerja apabila merka juga menerapkan komunikasi interpersonal yang baik. Komunikasi interpersonal yang baik akan menghasilkan hubungan interpersonal yang baik pula, dengan demikian didalam lingkup kepolisian, akan tercipta suasana kerja yang kondusif sehingga stres kerja dapat terhindarkan. Devito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesanpesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Umpan balik dalam komunikasi interpersonal bersifat langsung sehingga komunikator akan mengetahui pasti apakah komunikasinya bersifat positif atau negatif. Dalam profesi sebagai anggota polisi, komunikasi interpersonal bisa menjadi kebutuhan sehari-hari bagi kelancaran tugas-tugas polisi. Komunikasi interpersonal yang dimiliki seorang polisi dimungkinkan akan mempermudah untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, atasan ataupun dengan rekan kerja.
8 8 dalam sebuah instansi adalah tidak adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar, memahami dan mengakui pendapat ataupun prestasi karyawan. Apabila hal tersebut terus berlangsung maka dapat dimungkinkan akan terjadi peningkatan absensi bawahan, kinerja yang menurun, dan bahkan sampai sikap agresi kepada atasan. Hal tersebut tidak akan terjadi apabila seorang anggota kepolisian mampu bersikap terbuka, memiliki empati, sikap saling mendukung, sikap positif serta memiliki kesetarran sebagai komunikator. Hal ini sesuai dengan pendapat Devito (1997) bahwa komunikasi interpersonal akan berlangsung secara efektif apabila didalamnya terdapat keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. Rakhmat (2011) menjelaskan bahwa dalam komunikasi interpersonal seseorang akan mengalami proses belajar, pengoperan lambang-lambang dan proses menyesuaikan diri. Ketiga proses tersebut dapat dimaknai bahwa seorang yang melakukan komunikasi interpersonal akan saling mempengaruhi, sehingga akan terbentuk pola pikir dan perilaku yang positif. Dengan demikian seorang polisi yang mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan baik tidak akan mudah merasa tertekan dan dimungkinkan dapat mempermudah anggota kepolisian dalam melaksanakan tugasnya. Penelitian ini akan dilakukan di POLRES Kediri Kota provinsi Jawa Timur. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada 4 orang anggota kepolisian POLRES Kediri kota didapatkan data bahwa mereka sering mengeluhkan tentang pekerjaan mereka yang banyak, kurangnya waktu istirahat, mudah merasa lelah,
9 9 dan sering merasa terancam jiwanya saat mengejar pelaku kejahatan. Dari hasil uraian di atas dapat diketahui bahwa seorang polisi dengan tuntutan kerja yang cukup berat diduga dapat menyebabkan stres kerja. Agar stres kerja dapat teratasi dengan baik maka ada beberapa hal yang dimungkinkan dapat membantu polisi tersebut, yaitu dengan mengembangkan kepribadian locus of control internal dan melakukan komunikasi interpersonal yang efektif.. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul locus of control Internal dan komunikasi interpersonal dengan B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti ingin mengungkap lebih jauh permasalahan mengenai : 1. Apakah ada hubungan antara locus of control internal dan komunikasi interpersonal dengan stres kerja pada anggota kepolisian POLRES Kediri Kota? 2. Apakah terdapat hubungan antara locus of control internal dengan stres kerja pada anggota kepolisian POLRES Kediri Kota? 3. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan stres kerja pada anggota kepolisian POLRES Kediri Kota?
10 10 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dan komunikasi interpersonal dengan stres kerja pada anggota kepolisian POLRES Kediri Kota. 2. Untuk mengetahui hubungan antara locus of control internal dengan stres kerja pada anggota kepolisian POLRES Kediri Kota. 3. Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal dengan stres kerja pada anggota kepolisian POLRES Kediri Kota. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat di bidang ilmu Psikologi, khususnya psikologi industri. 2. Manfaat Praktis a. Bagi anggota kepolisian Memberi informasi kepada anggota kepolisian tentang pentingnya locus of control internal dan komunikasi interpersonal, sehingga nantinya anggota kepolisian dapat menjaga kesehatan mentalnya. b. Bagi peneliti lain Dapat menambah referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya berkaitan tentang hubungan locus of control internal dan komunikasi interpersonal dengan stres kerja.
11 11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang menggunakan sumber daya manusia. Peran sumber daya manusia sangat dibutuhkan di dalam proses berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak berpisahnya Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) dari tubuh organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan Departemen Pertahanan dan Keamanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres merupakan permasalahan yang banyak di hadapi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stres merupakan permasalahan yang banyak di hadapi oleh perusahaan modern sekarang ini, tak terkecuali di industri perbankan syariah. Tuntutan kerja yang tinggi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa pada diri manusia dianggap penting demi terciptanya kepuasan kerja dalam sebuah keanggotaan. Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa stressor kerja seperti beban kerja yang berlebihan, rendahnya gaji,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi polisi oleh hampir seluruh peneliti dikategorikan sebagai jenis pekerjaan yang sangat rawan stres (Ahmad, 2004). Stres yang dialami oleh polisi dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kekuatan mutlak untuk mempertahankan sebuah negara adalah kekuatan militer, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) merupakan bagian dari birokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public
1 BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang baik dapat dilihat dari tercapainya maksud dan tujuan yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikasi tersebut. Berkaca kembali dari pentingnya
Lebih terperinciBab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran
Bab 5 Simpulan, Diskusi dan Saran 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa sekarang ini peran dan fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) sangatlah penting. Kehadiran POLRI dirasakan sangatlah penting dalam setiap sendi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehingga banyak teori-teori tentang kejahatan massa yang mengkaitkan dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh massa sebagai kejahatan kekerasan, sewaktu-waktu berubah sejalan dengan keadaan yang terdapat dalam masyarakat, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini. Persaingan perusahaan yang mempunyai visi dan misi untuk dapat memberikan pelayanan terbaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu apa pun pengaduan dari masyarakat, seperti pencurian, pembunuhan, dan perampokan. Sebagaimana semboyan Tribrata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepolisian Indonesia adalah suatu lembaga hukum yang siap membantu apa pun pengaduan dari masyarakat, seperti pencurian, pembunuhan, dan perampokan. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawuran merupakan suatu perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran sepertinya bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ingin dicapai dari proses pendidikan yaitu menghasilkan manusia yang terdidik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki daya saing. Hal utama yang ingin dicapai dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah satu sistem, yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok orang untuk mencapai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan dunia hukum tentu tidak akan ada habisnya. Dunia hukum saat ini menjadi perbincangan bahkan perdebatan baik di kalangan aparat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai tenaga kerja merupakan salah satu aset yang menentukan hidup matinya indutri tersebut. Berbagai jenis perusahaan mulai dari perusahaan yang besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya oleh masyarakat maupun pemerintahan Indonesia. Indonesia mewajibkan anak-anak bangsanya untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sejak bergulirnya era reformasi di Indonesia yang dimulai pada tahun 1998, Polri sebagai salah satu organ pemerintahan dan alat negara penegak hukum mengalami beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemanusiaan dan menjadi contoh masyarakat. Seperti yang tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Polisi adalah suatu perantara umum sipil yang mengatur tata tertib dan hukum. Aparat kepolisian sebagai abdi negara harus menjunjung tinggi, nilai-nilai kemanusiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki keterbatasan, baik dalam hal ketersediaan personil, peralatan dan anggaran operasional. Oleh karena itu diperlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. satunya dengan komunikasi yang baik dalam organisasi dimana komunikasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pelayanan kesehatan yang menunjukkan akuntabilitas lembaga pelayanan dalam kerangka tata pemerintahan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sama, serta berusaha secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Suatu organisasi didirikan dengan alasan bahwa organisasi dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat secara individu atau perorangan. Di dalam organisasi terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sukses merupakan harapan setiap manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukses merupakan harapan setiap manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Manusia memiliki persepsi akan kesuksesan dalam diri masing-masing, sukses yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah pentransferan makna maupun pemahaman makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasabahasa tertentu sehingga
Lebih terperinci1. Bagaimana gambaran burnout pada anggota. 2. Mengapa terjadi burnout pada anggota polisi. 3. Bagaimana dampak burnout pada anggota
BURNOUT PADA ANGGOTA POLISI BAGIAN RESERSE DI POLSEK BOGOR Nama : Rizka Fadilla Khaerunnisa NPM : 10508201 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Anugriaty Indah Asmarany, S.Psi.,., Msi. Latar Belakang Masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres pada Wanita Karir (Guru) 1. Pengertian Istilah stres dalam psikologi menunjukkan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dunia pekerjaan adalah dunia yang penuh dengan tuntutan dan tugas-tugas, namun pekerjaan merupakan sesuatu yang dicari oleh banyak orang sebagai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain untuk memenuhi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan setiap manusia tidak terlepas dari berbagai aktifitas. Salah satu aktivitas tersebut diwujudkan dengan bekerja. Pada dasarnya manusia bekerja untuk memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1
HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciAriesta Marsitho Nugrahawan F
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER DENGAN TEKANAN KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI Disusun oleh : Ariesta Marsitho Nugrahawan F 100 010 149 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran Kepolisian tidak dapat dipisahkan dari supra sistem yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang membahas tantang kepolisian dapat disimpulkan
Lebih terperinciSTRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )
STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Masuknya ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan setiap anak di dunia ini berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Tidak hanya anak normal saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman, wanita sudah banyak yang ikut berkecimpung di dalam dunia pekerjaan layaknya kaum pria, ketika dimana kaum pria yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dari konsep kesejahteraan subjektif yang mencakup aspek afektif dan kognitif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebahagiaan adalah hal yang sangat diinginkan oleh semua orang. Setiap orang memiliki harapan-harapan yang ingin dicapai guna memenuhi kepuasan dalam kehidupannya. Kebahagiaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang berdasarkan hukum, atau sering disebut sebagai negara hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara hukum yang selama
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA
HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA Skripsi Untuk memenuhi persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : NITALIA CIPUK SULISTIARI F 100 040
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (UNIT PPA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mempunyai skill untuk mengolahnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu negara haruslah mencakup pembangunan di segala bidang. Bidang-bidang itu adalah ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, serta pertahanan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya, dan prestasi akhir itulah yang dikenal dengan performance atau
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah Kekuatan setiap organisasi terletak pada sumber daya manusia, sehingga prestasi organisasi tidak terlepas dari prestasi setiap individu yang terlibat didalamnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas bekerja memang tidak bisa terlepas dari kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas bekerja memang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, ada orang yang bekerja untuk mencari uang, ada yang bekerja untuk mengisi waktu luang ada pula yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) memiliki peranan yang penting dalam memelihara stabilitas keamanan dan kenyamanan dalam Negeri. Berdasarkan TAP MPR RI
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Persaingan yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung dan pengayom masyarakat. Hal ini terbukti dari banyaknya jenis tindak pidana dan modus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar di Indonesia termasuk di Kota Medan. Sejak berbagai pemberitaan tentang geng motor menjadi sajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah berstandar internasional dan menjadi contoh bagi sekolah dasar negeri lainnya, guru lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kerja yang menantang dan kompleks serta semakin cepatnya perubahan menuntut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan organisasi yang semakin maju, manusia harus selalu berinteraksi dengan lingkungan, termasuk dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang menantang
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
1 BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa setelah merdeka. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dikembangkan sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi dan perubahan sosial, tidak hanya perubahan-perubahan yang berlangsung dengan intensif ditingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan adalah keadaan indvidu atau kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom berespons terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi hakekatnya memiliki sumber daya manusia yang seharusnya dapat digali pada setiap potensi masing-masing individu. Serta dalam pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada zaman modern sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan manusia seakan tidak mengenal batas ruang dan waktu karena didukung oleh derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik merupakan profesi yang unik. Sebagai seorang akuntan publik harus bersifat independent serta profesional, sebagaimana menjadi tantangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia kesehatankhususnya pada Rumah sakit, perawat merupakan salah satu yang memiliki komponen penting dalam menentukan kualitas baik, buruk nya suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak berpisahnya Polri dari tubuh organisasi Angkatan Bersenjata Republik
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berpisahnya Polri dari tubuh organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dan Derpartemen Pertahanan dan Keamanan, sekarang telah menjadi organisasi tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sumber Daya Manusia merupakan aset penting dalam suatu perusahaan, karena Sumber Daya Manusia menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Sumber Daya Manusia di perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG TEKNIS PENANGANAN KONFLIK SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. industri. Perusahaan-perusahaan yang punya modal besar berusaha untuk segera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang industri mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari tekhologi yang digunakan dalam bidang industri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelayanan masyarakat (public service) (Maslach dalam Jones,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stres kerja merupakan hasil reaksi emosi dan fisik akibat kegagalan individu beradaptasi pada lingkungan kerja, dimana terjadi ketidak sesuaian antara harapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian (Hasibuan, 2007). Sedangkan menurut kamus besar bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menjual tenaganya (fisik dan pikiran) kepada suatu perusahaan dan memperoleh balas jasa yang sesuai dengan perjanjian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas pelayanan publik di Indonesia saat ini belum baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang kian meningkat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bangsa Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan nasional. Adanya pertumbuhan dan kemajuan perkembangan kehidupan pembangunan di segala bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi akan dikatakan menjadi organisasi yang produktif jika visi dan misi organisasi tersebut dapat tercapai. Hal terpenting dalam pencapaian usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kenaikan jumlah penumpang secara signifikan setiap tahunnya. Tercatat hingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kereta api merupakan salah satu jasa angkutan yang selalu mengalami kenaikan jumlah penumpang secara signifikan setiap tahunnya. Tercatat hingga bulan Juli tahun 2015,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dengan memerhatikan hasil analisa dan pembahasan di atas mengenai analisis pengaruh locus of control internal, tipe perilaku B, pemenuhan harapan tingkat gaji terhadap
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh: LINA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu lembaga penegak hukum yang ada di Indonesia yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kepolisian adalah hak-ihwal berkaitan dengan fungsi dan lembaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Identity Achievement 1. Definisi Identity Achievement Identitas merupakan prinsip kesatuan yang membedakan diri seseorang dengan orang lain. Individu harus memutuskan siapakah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. akselerasi memberikan kesempatan bagi para siswa dalam percepatan belajar dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang begitu pesat. baik dari segi kurikulum maupun program penunjang yang dirasa mampu untuk mendukung peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu. Dalam melakukan pekerjaan, individu tidak akan lepas dari individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan aktivitas yang dilakukan hampir pada setiap individu. Dalam melakukan pekerjaan, individu tidak akan lepas dari individu lain. Karena individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman yang penuh persaingan ini, pendidikan merupakan salah satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia dengan pendidikan dapat menggali
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Motivasi Kerja. dan bantuan yang kuat untuk bertahan hidup. Motivasi adalah memberikan
BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Pamela & Oloko (2015) Motivasi adalah kunci dari organisasi yang sukses untuk menjaga kelangsungan pekerjaan dalam organisasi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang dilakukan dilingkungan institusi pendidikan yang semakin menjadi permasalahan dan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu menginginkan sebuah pemenuhan dan kecukupan atas segala kebutuhan yang diperlukan dalam kehidupannya. Seringkali hal ini yang mendasari berbagai macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan secara
Lebih terperinciPROFESIONALISME KERJA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANGGOTA SAMAPTA POLRI SKRIPSI. Diajukan oleh : EVA TRI AGUSTINA F.
PROFESIONALISME KERJA DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL PADA ANGGOTA SAMAPTA POLRI SKRIPSI Diajukan oleh : EVA TRI AGUSTINA F. 100060161 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 BAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan yang rendah merupakan problem besar yang melanda dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan menghadapi dua kutub yang harus dihadapi dalam waktu yang bersamaan. Pertama, pendidikan harus mampu meningkatkan mutu lulusan. Mutu pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan masyarakat, sehingga berbagai dimensi hukum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan
Lebih terperinci