BAB III GAMBARAN UMUM BANK MUAMALAT INDONESIA A. Profil Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank 55
56 Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat
57 menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggaktonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 4,3 juta nasabah melalui 457 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 1996 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Selain itu Bank Muamalat memiliki produk shar-e gold dengan teknologi chip pertama di Indonesia yang dapat digunakan di 170 negara dan bebas biaya diseluruh merchant berlogo visa. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta
58 masyarakat luas melalui lebih dari 70 award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh Islamic Finance News (Kuala Lumpur), sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia (Hong Kong). 1 B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 1. Visi The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional Presence 2. Misi Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang Islami dan professional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan. 2 1 www.bankmuamalat.co.id./tentang/profil-muamalat 2 www.bankmuamalat.co.id./tentang/visi-and-misi
59 C. Prinsip Operasional Bank dan Mekanisme Operasional Bank Muamalat Indonesia 1. Prinsip Operasional Bank Dalam menjalankan usaha komersionalnya Bank Muamalat memiliki beberapa prinsip operasional yaitu: a. Prinsip Bagi Hasil Prinsip bagi hasil yang dimaksudkan adalah suatu prinsip yang meliputi tata kerja pemabangunan hasil usaha antara pemodal dan pengelola dana. Pembagian hasil usaha dapat terjadi antara bank dan penyimpanan dana serta antara bank dengan nasabah penerima dana. Hasil usaha bank yang dibagi kan kepada nasabah penyimpan dana adalah laba usaha bank yang dihitung selama periode tertentu. Sedangkan hasil usaha nasabah penerima dana yang dibagi dengan bank adalah salah satu yang dihasilkan nasabah penerima dana dari salah satu usahanya yang secara utuh dibiayai bank. Bagi hasil ini dilakukan setelah melewati suatu periode tertentu, yang disepakati bersama dan setelah dikurangi pajak. Nasabah penerima dana, sesuai dengan perjanjian yang disepakati, diwajibkan untuk mengembailkan kreditnya secara mencicil/ seluruhya saat jatuh tempo. Disamping itu Bank juga menyediakan jasa penitipan dana dalam bentuk simpanan giro yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dengan cara pemindah bukuan dan Pentransferan.
60 b. Prinsip Jual Beli dengan Margin Keuntungan Maknanya adalah suatu prinsip yang menerapkan tata cara jual beli. Dalam prinsip ini bank mengangkat nasabah, sebagai bank untuk melakukan pembelian barang atas nama bank, selanjutnya bank menjual barang tersebut kepada nasabah lain dengan sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi bank. c. Prinsip Fee (Jasa) Prinsip Fee meliputi seluruh layanan non pembayaran yang diberikan oleh bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain bank garansi, pembukaan L/C, inkaso, jual beli valuta asing dan jasa transfer. 2. Mekanisme Operasional Mekanisme operasional Bank Muamalat sebagai bank bebas bunga dan sesuai dengan prinsip syariah iuran dana adalah sebagai berikut a. Wadiah (titipan) b. Mudhanabah (investasi) c. Musyarakah (usaha patungan) d. Murabahah (Jual beli untuk pembiayaan invesatasi ) e. Ijarah (sewa menyewa) f. Wakalah ( Transfer, L/C g. Kafalah (Bank Garansi h. Sharf (Jual beli valuta asing) i. Qardh (pinjaman uang)
61 j. Istishna (jual beli pesanan untuk industri k. salam (Jual beli pesanan untuk agrobisnis. D. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Bank Muamalat Indonesia Pada Bank Muamalat Indonesia menggunakan struktur organisasi fungsional karena didasarkan pada pemisahan fungsi-fungsi. 1. Bagian Pengawasan Bagian pengawasan yaitu Dewan Pengawas Syariah. Tugasnya: a. Membuat pernyataan secara berkala bahwa bank yang diawasinaya telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. b. Meneliti dan membuka rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya. 2. Manajer Pemasaran a. Customer Service mempunyai tugas : 1) Memberikan informasi produk bank. 2) Melayani pembukaan dan penutupan rekening. 3) Handling Complaint 4) Melayani nasabah dalam hal pelayanan jasa-jasa bank seperti transfer, inkaso, pemindah bukuan antar rekening nasbah. 5) Melaksanakan tugas lainnya yang ditunjuk atasan. b. Marketing Staff 1) Marketing Funding mempunyai tugas sebagai berikut : a) Bertanggung jawab atas pencapaian target penghimpunan
62 b) Merancang dan merealisasikan strategi bisnis penghimpunan dana 2) Marketing Lending mempunyai tugas sebagai berikut : a) Bertanggung jawab atas pencapain target pembiayaan b) Mempunyai kemampuan menganalisis pembiayaan c) Memproses dan merealisasikan pembiayaan 3. Manajer Operasional Manajer Operasional sebagai pimpinan membawahi beberapa bagian yaitu : a. Teller mempunyai tugas: 1) Melayani setoran tunai dan non tunai 2) Melayani tarikan tunai dan non tunai 3) Membuku transaksi mutasi ke rekening secara benar 4) Menyortir uang yang layak dan tidak layak edar. 5) Bagian manajer operasi bertanggungjawab atas kestabilan jumlah uang yang dibrankas. b. Back Office 1) Kliring mempunyai tugas menjalankan dan meyelesaikan transaksi-transaksi kliring transfer/ warkat antar bank 2) Bagian umum mempunyai tugas menyelesaikan transaksi umum dan kepegawaian serta mengelola rumah tangga kantor 3) Loan Admin mempunyai tugas sebagai berikut:
63 a) Menyiapkan segala dokumen yang berkaitan dengan realisasi pencairan, pembiayaan b) Menyiapkan dan mengelola fisik dokumen jaminan seperi sertifikat tanah. BPKB. c) Membuat laporan ke Bank Indonesia mengenai segala sesuatu mengenai pembiayaan yang ada di bank 4) SDI dan Umum Bertugas dalam mengawasi karyawan dalam hal ini mempunyai kompetensi sumber daya Ikhsan, yaitu : a) Siddiq (Integrity), niat tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji. b) Istiqomah (Consistency): pegang teguh, komitmen sikap optimis, percaya diri. c) Fathanah (Profesional): Semangat belajar, berkelanjutan cerdas, terampil, inovatif. d) Amanah (Responsibility): Penuh tanggung jawab, terpercaya, obyektif, disiplin e) Tabligh (leadership): kepemimpinan berlandaskan kasih sayang, transparan, komunikatif. 3 3 www.bankmuamalat.co.id./tentang/struktur-organisasi
64 E. Data Capital Adequacy Ratio (CAR), Financial Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Data Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Muamalat Indonesia selama triwulan tahun 2005 2014, dilihat pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Muamalat Indonesia Per Tri wulan Tahun 2005 2014 (dalam persentase) CAR Tahun Triwulan I II III IV 2005 11.72 18.08 16.35 16.33 2006 16.88 15.08 14.47 14.23 2007 14.85 12.66 11.23 10.69 2008 11.46 9.57 11.25 10.83 2009 12.10 11.16 10.82 11.10 2010 10.48 10.03 14.53 13.26 2011 12.29 11.57 12.36 12.01 2012 12.07 14.54 13.24 11.57 2013 12.02 12.41 12.75 17.27 2014 17.61 16.31 14.72 14.15 Sumber: www.bankmuamalat.co.id Dari tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa CAR Bank Muamalat Indonesia yang dimiliki per triwulan tahun 2005 2014 mengalami fluktuasi. Tahun 2005 rasio CAR tertinggi pada triwulan II sebesar 18.08%, terendah pada triwulan I sebesar 11.72%. Tahun 2006 rasio CAR tertinggi pada triwulan I sebesar 16.88%, terendah pada triwulan IV
65 sebesar 14.23%. Tahun 2007 rasio CAR tertinggi pada triwulan I sebesar 14.85%, terendah pada triwulan IV sebesar 10.69%. Tahun 2008 rasio CAR tertinggi pada triwulan I sebesar 11.46%, terendah pada triwulan II sebesar 9.57%. Tahun 2009 rasio CAR tertinggi pada triwulan I sebesar 12.10%, terendah pada triwulan III sebesar 10.82%. Tahun 2010 rasio CAR tertinggi pada triwulan III sebesar 14.53%, terendah pada triwulan II sebesar 10.03%. Tahun 2011 rasio CAR tertinggi pada triwulan III sebesar 12.36%, terendah pada triwulan II sebesar 11.57%. Tahun 2012 rasio CAR tertinggi pada triwulan II sebesar 14.54%, terendah pada triwulan IV sebesar 11.57%. Tahun 2013 rasio CAR tertinggi pada triwulan IV sebesar 17.27%, terendah pada triwulan I sebesar 12.02%. Tahun 2014 rasio CAR tertinggi pada triwulan I sebesar 17.61%, terendah pada triwulan IV sebesar 14.15%. 2. Financing Deposit Ratio (FDR) Financing Deposit Ratio (FDR) adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman (loan request) nasabahnya. Berikut Financing Deposit Ratio (FDR) Bank Muamalat Indonesia selama triwulan tahun 2005 2014, dilihat pada tabel 3.2 berikut:
66 Tabel 3.2 Financing Deposit Ratio (FDR) Bank Muamalat Indonesia Per Tri wulan Tahun 2005 2014 (dalam persentase) FDR Tahun Triwulan I II III IV 2005 87.33 87.73 92.29 89.08 2006 92.00 91.24 87.29 83.60 2007 90.51 97.06 102.87 99.16 2008 95.73 102.94 106.39 104.41 2009 98.44 90.27 92.93 85.82 2010 99.47 103.71 99.68 91.52 2011 95.82 95.71 92.45 85.18 2012 97.08 99.85 99.96 94.15 2013 102.02 106.50 103.40 99.99 2014 105.40 96.78 98.81 84.14 Sumber: www.bankmuamalat.co.id Dari tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa FDR Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh per triwulan tahun 2005 2014 mengalami fluktuasi. Tahun 2005 rasio FDR tertinggi pada triwulan III sebesar 92.29%, terendah pada triwulan I sebesar 87.33%. Tahun 2006 rasio FDR tertinggi pada triwulan II sebesar 91.24%, terendah pada triwulan IV sebesar 83.60%. Tahun 2007 rasio FDR tertinggi pada triwulan III sebesar 102.87%, terendah pada triwulan I sebesar 90.51%. Tahun 2008 rasio FDR tertinggi pada triwulan III sebesar 106.39%, terendah pada triwulan I sebesar 95.73%. Tahun 2009 rasio FDR tertinggi pada triwulan I sebesar 98.44%, terendah pada triwulan IV sebesar 85.82%. Tahun 2010 rasio FDR tertinggi pada triwulan II sebesar 103.71%, terendah pada triwulan IV sebesar 91.52%. Tahun 2011 rasio FDR tertinggi pada triwulan I sebesar 95.82%, terendah pada triwulan IV sebesar 85.18%.
67 Tahun 2012 rasio FDR tertinggi pada triwulan II sebesar 99.96%, terendah pada triwulan IV sebesar 94.15%. Tahun 2013 rasio FDR tertinggi pada triwulan II sebesar 106.50%, terendah pada triwulan IV sebesar 99.99%. Tahun 2014 rasio FDR tertinggi pada triwulan I sebesar 105.40%, terendah pada triwulan IV sebesar 84.14%. 3. Non Performing Financing (NPF) Non Performing Financing adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank. Berikut rasio Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia selama triwulan tahun 2005 2014, dilihat pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Non Performing Financing (NPF) Bank Muamalat Indonesia Per Tri wulan Tahun 2005 2014 (dalam persentase) NPF Tahun Triwulan I II III IV 2005 2.15 2.25 2.62 2.00 2006 2.01 2.99 3.50 4.84 2007 2.70 3.93 2.43 1.33 2008 1.61 3.72 3.88 3.85 2009 5.82 3.23 7.32 4.10 2010 5.83 3.93 3.36 3.51 2011 3.99 3.57 3.71 1.78 2012 1.97 1.94 1.61 1.81 2013 1.76 1.86 1.84 0.78 2014 1.56 3.18 4.74 4.76 Sumber: www.bankmuamalat.co.id
68 Dari tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa NPF Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh per triwulan tahun 2005 2014 mengalami fluktuasi. Tahun 2005 rasio NPF tertinggi pada triwulan III sebesar 2.62%, terendah pada triwulan IV sebesar 2.00%. Tahun 2006 rasio NPF tertinggi pada triwulan IV sebesar 4.84%, terendah pada triwulan I sebesar 2.01%. Tahun 2007 rasio NPF tertinggi pada triwulan II sebesar 3.93%, terendah pada triwulan IV sebesar 1.33%. Tahun 2008 rasio NPF tertinggi pada triwulan III sebesar 3.88%, terendah pada triwulan I sebesar 1.61%. Tahun 2009 rasio NPF tertinggi pada triwulan III sebesar 7.32%, terendah pada triwulan II sebesar 3.23%. Tahun 2010 rasio NPF tertinggi pada triwulan I sebesar 5.83%, terendah pada triwulan III sebesar 3.36%. Tahun 2011 rasio NPF tertinggi pada triwulan I sebesar 3.99%, terendah pada triwulan IV sebesar 1.78%. Tahun 2012 rasio NPF tertinggi pada triwulan I sebesar 1.97%, terendah pada triwulan III sebesar 1.61%. Tahun 2013 rasio NPF tertinggi pada triwulan II sebesar 1.86%, terendah pada triwulan IV sebesar 0.78%. Tahun 2014 rasio NPF tertinggi pada triwulan IV sebesar 4.76%, terendah pada triwulan I sebesar 1.56%. 4. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio efisiensi operasi diukur secara kuantitatif dengan menggunakan rasio efisiensi. Bank Indonesia menetapkan angka terbaik untuk rasio BOPO. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan
69 operasional. Berikut rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Muamalat Indonesia selama triwulan tahun 2005 2014, dilihat pada tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Muamalat Indonesia Per Tri wulan Tahun 2005 2014 (dalam persentase) BOPO Tahun Triwulan I II III IV 2005 79.73 78.71 79.56 81.59 2006 79.29 81.37 82.69 84.69 2007 77.69 84.52 82.09 82.75 2008 75.76 78.05 78.73 78.94 2009 78.10 86.33 95.71 95.50 2010 87.58 90.52 89.33 87.38 2011 84.72 85.16 86.54 85.52 2012 85.66 84.56 84.00 84.48 2013 82.07 82.37 82.67 85.12 2014 85.55 89.11 98.32 97.33 Sumber: www.bankmuamalat.co.id Dari tabel 3.4 dapat dijelaskan bahwa BOPO Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh per triwulan tahun 2005 2014 mengalami fluktuasi. Tahun 2005 rasio BOPO tertinggi pada triwulan IV sebesar 81.59%, terendah pada triwulan II sebesar 78.71%. Tahun 2006 rasio BOPO tertinggi pada triwulan IV sebesar 84.69%, terendah pada triwulan I sebesar 79.29%. Tahun 2007 rasio BOPO tertinggi pada triwulan II sebesar 84.52%, terendah pada triwulan I sebesar 77.69%. Tahun 2008 rasio BOPO tertinggi pada triwulan IV sebesar 78.94%, terendah pada triwulan I sebesar 75.76%. Tahun 2009 rasio BOPO
70 tertinggi pada triwulan III sebesar 95.71%, terendah pada triwulan I sebesar 78.10%. Tahun 2010 rasio BOPO tertinggi pada triwulan II sebesar 90.52%, terendah pada triwulan IV sebesar 87.38%. Tahun 2011 rasio BOPO tertinggi pada triwulan III sebesar 86.54%, terendah pada triwulan I sebesar 84.72%. Tahun 2012 rasio BOPO tertinggi pada triwulan I sebesar 85.66%, terendah pada triwulan III sebesar 84.00%. Tahun 2013 rasio BOPO tertinggi pada triwulan IV sebesar 85.12%, terendah pada triwulan I sebesar 82.07%. Tahun 2014 rasio BOPO tertinggi pada triwulan III sebesar 98.32%, terendah pada triwulan I sebesar 85.55%. 5. Rasio Profitabilitas (Return On Asset/ROA) ROA mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan atau untuk mengetahui besarnya kembalian yang diberikan oleh perusahaan untuk setiap rupiah total aktiva perusahaan. ROA Bank Muamalat Indonesia selama triwulan tahun 2005 2014, dilihat pada tabel 3.5 berikut:
71 Tabel 3.5 Rertun On Asset (ROA) Bank Muamalat Indonesia Per Tri wulan Tahun 2005 2014 (dalam persentase) ROA Tahun Triwulan I II III IV 2005 2.54 2.74 2.85 2.53 2006 2.95 2.60 2.36 2.10 2007 3.26 3.03 2.41 2.27 2008 3.04 2.77 2.62 2.60 2009 2.76 1.83 0.53 0.45 2010 1.48 1.07 0.81 1.36 2011 1.38 1.74 1.55 1.52 2012 1.51 1.61 1.62 1.54 2013 1.72 1.69 1.68 1.37 2014 1.44 1.03 0.10 0.17 Sumber: www.bankmuamalat.co.id Dari tabel 3.5 dapat dijelaskan bahwa ROA Bank Muamalat Indonesia yang diperoleh per triwulan tahun 2005 2014 mengalami fluktuasi yang menurun. Tahun 2005 rasio ROA tertinggi pada triwulan III sebesar 2.85%, terendah pada triwulan IV sebesar 2.53%. Tahun 2006 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 2.95%, terendah pada triwulan IV sebesar 2.10%. Tahun 2007 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 3.26%, terendah pada triwulan IV sebesar 2.27%. Tahun 2008 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 3.04%, terendah pada triwulan IV sebesar 2.60%. Tahun 2009 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 2.76%, terendah pada triwulan IV sebesar 0.45%. Tahun 2010 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 1.48%, terendah pada triwulan III sebesar 0.81%. Tahun 2011 rasio ROA tertinggi pada triwulan II sebesar 1.74%, terendah pada triwulan I sebesar 1.38%. Tahun 2012 rasio ROA tertinggi pada triwulan III sebesar 1.62%,
72 terendah pada triwulan I sebesar 1.51%. Tahun 2013 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 1.72%, terendah pada triwulan IV sebesar 1.37%. Tahun 2014 rasio ROA tertinggi pada triwulan I sebesar 1.44%, terendah pada triwulan III sebesar 0.10%.