BAB I PENDAHULUAN. Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. model harapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi no.49 50, maka peneliti menemukan suatu

BUNDA MARIA SEBAGAI MODEL HARAPAN UMAT BERIMAN DALAM TERANG ENSIKLIK SPE SALVI NO PROPOSAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa-bangsa lain di sekelilingnya. Bangsa-bangsa lain memuja banyak dewa, sedangkan Israel

BAB V PENUTUP. Keluarga merupakan penanggungjawab utama kehidupan moral anak remaja. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tanda nyata dari cinta Tuhan kepada manusia dinyatakan melalui sakramen-sakramen

KESEJATIAN IMAM YANG BERTINDAK IN PERSONA CHRISTI MELALUI PELAYANAN SAKRAMEN EKARISTI DALAM TERANG ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA NO.

BAB V PENUTUP. Di dalam Gereja Katolik, umat Allah dipahami sebagai persekutuan orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi seorang murid Kristus memiliki jalan yang berbeda-beda. Panggilan itu ada dua

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

INTERNET SEBAGAI MEDIA PEWARTAAN KRISTUS DI TENGAH DUNIA PERSPEKTIF DEKRIT INTER MIRIFICA ART.13 KONSILI VATIKAN II

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

BAB V PENUTUP. Kristus. Sakramen-sakramen merupakan tahap paling konkret di mana

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. cukup panjang yang disebut Injil. Karangan-karangan yang panjang itu bercerita tentang seorang

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di dunia memungkinkan manusia untuk terarah pada kebenaran. Usahausaha

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan adalah bahwa Gereja hadir sebagai tanda sekaligus sarana yang mewujudkan

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB V PENUTUP. perkawinan Katolik pada dasarnya bersifat atau berkarakter hakiki tak terputuskan (indissoluble).

BAB V PENUTUP. 5.1 Relevansi. Tak dapat dipungkiri, situasi yang dialami Petrus dan situasi saat sekarang

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

BAB I PENDAHULUAN. Keuskupan Surabaya. Menurut pernyataannya, jaman sekarang umat di

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

Sukacita atas belas kasih Allah

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP GBPP

KONTRAK / RENCANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (MPK 103 / UNI

25 Maret 2017 «Kabar Sukacita» Ibadat Sabda ke-4 untuk Persiapan Kapitel Jenderal 2017

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, sebagai seorang yang amat akrab dengannya, sebagai seorang yang bersatu erat

Akhir Jaman Menurut Ajaran Gereja Katolik (Bagian Ke-2): THE SECOND COMING. Intro. Kita mendoakannya setiap hari Minggu dalam Syahadat kita:

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Studi Perbandingan Katolik Roma (5) API PENYUCIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anastasia Jessica Putri Larasati

kerana Bapamu yang Jadilah Sempurna, di Syurga Sempurna Jangan takut untuk menjadi Santa-Santo milineum baru! Sto.

5 Bab Empat. Penutup. Dalam bab empat ini akan dibahas mengenai kesimpulan yang

BAB III GEREJA DAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

Liturgi Anak yang Hidup

KASIH DAN KETAATAN PETRUS: SEBUAH MODEL IDEAL KEPEMIMPINAN GEREJAWI. (Refleksi Analitis-Eksegetis Atas Yohanes 21:15-19) SKRIPSI

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

STUDI TENTANG MUSIK (NYANYIAN) IBADAT HARIAN PADA KOMUNITAS SUSTERAN KANOSSIAN DI KAPELA BIARA CANOSSA TOFA- MAULAFA KUPANG

LATAR BELAKANG KEGIATAN

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI PERGURUAN TINGGI UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang bermartabat. Sebagai makhluk yang

isi kita Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

DOA-DOA MELAWAN KUASA GELAP

Sekolah belas kasih. (frater Wim Verschuren) BELAS KASIH KINI! Agustus

Suster-suster Notre Dame

Tugas Agama. Mengapa Ekarisi menjadi pusat dan sumber liturgi Gereja Katolik?

Ajaran Sosial Gereja tentang Orang Miskin Norbertus Jegalus

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tanggung jawab mereka sebagai bagian dari warga negara. berguna untuk pekerjaan dalam jangka panjang.

-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16)

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

Kabar Gembira di tengah Gaya Hidup Modern

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNADAKSA

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PERBANDINGAN KTSP DAN K13 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI KELAS 7

BAB IV HIERARKI DAN AWAM

Sukacita kita dalam doa

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA"

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

MENCARI KEBENARAN SEJATI BERSAMA ROH KUDUS-ROH KEBENARAN Belajar dari Santo Yustinus

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Dalam keluargamanusia mulai berinteraksi dengan orang lain. Dalam kebersamaan,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek

SILABUS INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI SUMBER POKOK. Allah mengasihi. Yesus Kristus sebagai melalui. sesama tanpa. 21 karya penyelamatan Allah

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS, KELASVIII TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

LEMBAR KERJA SISWA AGAMA KATOLIK 2 ROMBONGAN KELAS XI

BAB III HIERARKI DAN AWAM A. KOMPETENSI

PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT DOKUMEN GRAVISSIMUM EDUCATIONIS ART.8 DAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI. Diajukan Kepada Fakultas Filsafat

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

BAB V PENUTUP. Gereja merupakan bentuk konkrit dari misteri communio kasih Allah

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan

MEWARTAKAN PEMBEBASAN KRISTUS (Telaah dari Perspektif Teologi Feminis) Oleh: Dr. Elisabeth Loghe Pati

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

Bersukacitalah di dalam Tuhan. (St. Vinsensius a Paulo)

Suster-suster Notre Dame

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia. Antifon Pembuka Yes. 9 : 6

Pokok-Pokok. Iman. Gereja. Pendalaman Teologis Syahadat. Emanuel Martasudjita, Pr

Daftar lsi. 1. GEREJA BERDIALOG HISTORISITAS h. Pidato Penutupan KV II oleh Paulus VI c. Deklarasi Akhir KV II...

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harapan merupakan satu syarat yang sangat penting bagi hidup manusia. Tanpa harapan, seorang manusia tidak dapat berada. Manusia mengalami keberadaannya sebagai kerinduan dan pergumulan, sebagai sebuah dinamika yang mengalir keluar dari sebuah gerak hati yang tersembunyi serta menghasratkan sebuah kehidupan yang lebih baik, lebih sempurna. Ada banyak hal yang diharapkan dalam kehidupan manusia: kesehatan, kemerdekaan, kemenangan dari apa yang ia yakini sebagai ide-ide yang benar, keringanan bagi orang-orang yang kekurangan dan tertindas. 1 Berbicara tentang Maria sebagai Bunda, kita juga bisa menyebut Maria sebagai tanda harapan yang pasti serta hiburan bagi umat Allah yang berziarah. 2 Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium menutup uraian tentang Maria dengan menatap penuh kerinduan kepada dia yang sudah dimuliakan dan menikmati kebahagiaan penuh bersama Kristus. Maria yang dimuliakan, menjadi tanda penghiburan yang bisa mengobarkan harapan orang-orang beriman bahwa merekapun akan memperoleh kebahagiaan dan kemuliaan abadi sebagaimana yang sudah dinikmati Bunda Maria selama ini. 3 1 Karl Heinz Peschke SVD, Etika Kristiani II, dalam Alex Armanjaya, dkk (Penterj.), (Ledalero- Maumere 2003) Hal. 67. 2 Georg Kirchberger, Allah Menggugat Sebuah Dogmatik Kristiani, (Ledalero-Maumere, Maret 2007) Hal. 438. 3 Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja, Lumen Gentium dalam R.Hardawiryana,SJ. (Penerj.), (Jakarta: Obor, 1993), art. 64. Untuk kutipan selanjutnya akan digunakan singkatan LG dan Nomor Artikel.

Santa Perawan Maria seringkali diperbandingkan dengan seorang ibu, namun demikian ia tetap jauh lebih mengagumkan daripada seorang ibu terbaik sekalipun; sebab ibu terbaik kadangkadang menghukum anaknya apabila anaknya itu mengecewakan hatinya, dan bahkan menghajarnya: ia berpikir bahwa ia melakukan hal yang tepat. Lain halnya dengan Santa Perawan Maria. Bunda Maria menjadi ibu yang baik; ia begitu lembut hati hingga ia memperlakukan kita dengan penuh kasih sayang dan tak pernah sekali pun menghukum kita. Sebagai seorang ibu yang penuh belaskasihan, ia juga telah menunjukkan kepada kita bagaimana semua perkaranya dapat ditanggungnya dengan hati terbuka penuh pengharapan kepada Allah. 4 Bunda Maria, dengan iman, harapan dan kasihnya pada Allah, menyerahkan semuanya pada penyelenggaraan Allah. Di sini Bunda Maria menjadi tokoh iman dan model pengharapan seluruh umat beriman. Paus Benediktus dalam Ensikliknya yang kedua, yang berjudul Spe Salvi, 5 melihat Bunda Maria sebagai Bintang Harapan. Paus menyerukan sekaligus memotivasi umat pada zaman ini untuk melihat Bunda Maria sebagai contoh dan model harapan sejati. Bertolak dari ajaran Paus ini, penulis ingin merefleksikan dengan lebih jauh dalam karya Skripsi di bawah tema Bunda Maria Sebagai Model Harapan Umat Beriman Dalam Terang Ensiklik Spe Salvi No.49-50. 1.2 Perumusan Masalah Bertolak dari latar belakang di atas, maka penulis berusaha merumuskan beberapa pokok permasalahan yang ingin dikaji dalam tulisan ini, yaitu: 4 P.Sipri Asa, CMF, Bahan Konferensi Novisiat CMF Benlutu, (Novisiat Benlutu, 2010), hal.2 5 Paus Benediktus, XVI, Encyclical Spe Salvi, www.vatikan.va. Ensiklik ini merupakan Ensiklik kedua dari Paus Benediktus XVI selama masa kepausannya yang dipublikasikan pada pesta Santo Andreas, 30 November 2007 lalu. Ensiklik ini muncul hampir dua tahun setelah Ensiklik pertama Deus Caritas Est (Allah adalah cinta) yang menekankan cinta Allah atas dunia ini. Kutipan selanjutnya akan digunakan singkatan SS dan diikuti normor artikelnya.

1. Siapakah Maria 2. Bagaimana pandangan Gereja Katolik tentang Maria. 3. Bagaimana iman, harap dan kasih sebagai kebajikan-kebajikan teologal dipahami dalam ajaran iman Katolik. 4. Bagaimana Maria menjadi model pengharapan dalam terang Ensiklik Spe Salvi? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari tulisan ini yaitu: 1. Untuk mengenal secara lebih mendalam siapakah Bunda Maria, terutama bagaimana kesaksian Kitab Suci dan ajaran Magisterium Gereja tentang Bunda Maria. 2. Untuk mengkaji dan memahami refleksi mengenai harapan dalam kaitan dengan pribadi Bunda Maria sebagai model pengharapan umat beriman menurut Ensiklik Spe Salvi nomor 49-50. 3. Untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh gelar Sarjana Filsafat pada Fakultas Filsafat Agama, Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. 1.4 Kegunaan Penulisan 1.4.1 Bagi Umat Katolik Pada Umumnya dan Pembaca Pada Khususnya Tulisan ini diharapkan dapat memberi suatu masukan dan sumbangan yang berarti bagi umat Katolik dalam menjalani hidup panggilannya masing-masing, dengan menjadikan Bunda Maria sebagai model penghayatan yang total penuh pengharapan pada panggilan Allah.

1.4.2 Bagi Civitas Akademika UNWIRA Kupang Pada Umumnya dan Mahasiswa/i Fakultas Filsafat Agama Unwira Khususnya Tulisan ini juga berguna bagi Civitas Akademika UNWIRA Kupang pada umumnya dan Mahasiswa-mahasiswi FFA pada khususnya, agar dapat memahami Bunda Maria sebagai model harapan dan dapat meneladaninya sebagai model iman mereka dalam menjalani hidup dengan penuh pengharapan. 1.4.3 Bagi Pribadi Penulis Secara pribadi, tulisan ini sangat bermanfaat bagi penulis sendiri, karena sebagai seorang religius, tulisan ini sangat membantu penulis untuk memahami konsep pengharapan yang dimaksud dalam Ensiklik Spe Salvi terutama dalam hubungan dengan Bunda Maria sebagai model pengharapan; dan berusaha untuk menerjemahkannya dalam hidup dan panggilan penulis sehari-hari. 1.5 Metodologi Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode riset kepustakaan, di mana penulis mengambil literatur-literatur yang sesuai, yang mendukung penyelesaian tulisan ini. 1.6 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, penulis menyajikan tulisan ini dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang Latar Belakang Penulisan Skripsi, disertai dengan Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penulisan, Metodologi dan Sistematika Penulisan. Bab II: Siapakah Maria. Dalam bab ini, penulis menguraikan secara umum siapakah Maria menurut Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Maria menurut Magisterium Gereja dan keutamaan-keutamaannya. Bab III: Hubungan Iman, Harap dan Kasih. Dalam bab ini, penulis akan menguraikan tentang iman, harap dan kasih sebagai tiga kebajikan teologal Kristiani serta hubungan antara ketiganya. Bab IV: Bunda Maria Sebagai Model Harapan Umat Beriman dalam Terang Ensiklik Spe Salvi No.49 dan 50. Bab keempat ini merupakan bab inti. Pada bab ini, penulis akan menguraikan tentang Latar Belakang Ensiklik Spe Salvi, uraian singkat tentang keseluruhan isi Ensiklik Spe Salvi, Teks lengkap Ensiklik Spe Salvi No. 49-50, tema-tema pokok dari Ensiklik Spe Salvi No. 49-50 dan Bunda Maria sebagai teladan kita. Bab V adalah bab Penutup