LAKI-LAKI PILIHAN MAMA

dokumen-dokumen yang mirip
Dibalik perjuangan seorang "PAPA"

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Oleh: Windra Yuniarsih

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

Suara alunan piano terdengar begitu lembut

CINTA TELAH PERGI. 1 Penyempurna

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

oooooooo "Park Shinhye!!!!!"

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Berlari. Nurlaeli Umar

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

Tante, please... Saya benar-benar membutuhkan bantuan. Pemuda itu tampak memohon. Tapi... Ini menyangkut hidup mati seseorang, tante!

KISAH KISAH YANG HAMPIR TERLUPAKAN

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

Perjodohan... Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku.

Yang Mencinta dalam Diam

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

Untuk sebuah kehidupan singkat penuh ilusi serta latihan SGV, Ayesha Nadya Muna & Bintang jatuhku -Dimas Arif Firlando

ANTARA DENDAM DAN CINTA. Oleh: Sri Rahmadani Siregar

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Karya Kreatif Tanah Air Beta

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

AKU AKAN MATI HARI INI

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

Damar, apakah pada akhirnya mereka ini bisa benar-benar pulang?

Prolog. Entah kenapa puisi yang kugubah. Padahal aku bukannya mahir berkata-kata. Kurasa, ini karenamu juga:

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

No Oedipus Complex Keterangan Dialog dalam novel Halaman Ya Tidak. Kemudian ayah itu, selalu tidak sabar, akan lompat dari kedua orang tua yang tidak


2. Gadis yang Dijodohkan

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Ah sial aku selingkuh!

STOP Hakimi Aku. The Stories *** Tapi... apa itu mungkin, Tuhan? Aku tahu betul kalau. harapan ini sudah melampaui kodratku sebagai laki-laki yang

sadar penampilanku saat ini amat memukau. Dengan tubuh sintal khas pedesaan dan tekstur wajah lembut alami yang kuwarisi dari ibuku serta mata hitam

yang ingin berinteraksi dengan Dumdey sebutan kami untuk bangsa nonsihir tapi ayahku memiliki kewajiban soal pekerjaannya sebagai ketua komite.

Mencintai, adalah satu kata bermakna kompleks yang dapat mengubah seluruh hidup manusia. Mencintai adalah aku dan kamu. Dia dan orang lain.

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Aku belajar bahwa tawa dan airmata bukan sesuatu yangg memalukan, Aku mau menjadi rajawali yang siap setiap saat melewati badai hidup dan tak akan

.satu. yang selalu mengirim surat

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib

Karya Kreatif Tanah Air Beta. Karya ini diciptakan untuk menuturkan isi hati Mama Tatiana di dalam buku hariannya. Karya

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Kisah Tentangmu. Sebuah kumpulan kisah-kisah tentangmu.. Zhie & Dilla

Sepasang Sayap Malaikat

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Ratu dan Raja. Selamat ya.. Seorang yang kutaktahu namanya menyalamiku.

Mengapa hidupku jadi seperti ini Tuhan? Aku takkan bisa menikmati kebebasanku seperti dulu lagi.

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

Berpisah... mudah kau bilang begitu. Kau bilang ini hanya sementara, dan bukan selamanya. Tapi aku tetap tidak rela kau pergi. Di gerbang kampus itu

Written by Hafni Wednesday, 26 January :46 - Last Updated Thursday, 09 June :51

Flower 1. Enam Tahun yang Lalu

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Aduh 15 menit lagi masuk nih, gimana donk? Jalanan macet segala lagi, kenapa sih setiap hari jalanan macet kaya gini? Kayanya hari ini bakalan jadi

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Pergi Tak Kembali. Oleh: Firmansyah

04 Mei 2015 Kliningggg.. klininggg. Hiasan yang digantung di atas pintu masuk itu berbunyi demikian bilamana ada tamu yang masuk. Marvin sang pemilik

Ataupun rumah baginya adalah seseorang memeluk tubuh perindu dengan erat.

Cinta itu datang tanpa pernah dapat ditebak. Dia seperti angin yang masuk kedalam pintu hati tanpa pernah menyapa pemiliknya.

TILL DEATH DO US PART

Zaman sekarang susah ya cari yang serius Semua cowok itu sama aja, suka nyakitin

Hai Cindy selamat ya sudah jadi anak SMU Suara yang sudah tak asing lagi baginya.

lagi menyisakan minat pada kesenangan. Ia justru khusyuk bersemayam di altar kensunyian. Pada hari yang seharusnya bercita rasa gemebyar, akhir pekan

Tak Ada Malaikat di Jakarta

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

Awal yang Tak Terduga

Chapter 01: What will you do to protect me?

KISSING THE MAID OF HONOR

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Getar Rasa... Ada getar rasa yang hadir entah datang dari mana

37. Hari Yang Kelabu

Cinta memang tidak akan ada yang tahu kehadirannya, cinta bisa datang dan pergi tanpa diduga. Cinta bisa berdampak positive ataupun negative terhadap

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Transkripsi:

LAKI-LAKI PILIHAN MAMA Ma, sibuk? Aku mengintip mama dari pintu yang sedikit terbuka. Mama sedang merapikan baju di lemari. Mama menoleh dan melambaiku agar masuk. Aku tersenyum, menguak pintu lebar-lebar dan melompat ke kasur. Mama memekik. Ya, ampuuuun, Reysha Hanna Safitri! He he Aku tertawa. Mama mengacak-acak rambutku. Hmmm, kesempatan untuk bermanja. Ih, sudah sarjana, masih bertingkah seperti balita. Aku tertawa. Ya, sejak papa meninggal saat aku berusia 3,5 tahun, kami hanya berdua melalui hari. Sepanjang waktu yang kami lalui bersama, belum pernah aku melihat mama bermuram durja dan mengeluh. Bahkan saat Papa meninggal, Mama hanya terdiam sambil terus memelukku. Mama bekerja dan terus bekerja, sedangkan aku harus pasrah dititipkan di rumah tetangga. Aku masih bisa mengingat saat aku menjeritjerit dan menangis karena ditinggalkan mama pergi ke tempat bekerja. Tapi tangisku akan segera mereda setelah mbak Niken, anak bu Rahmi yang menjagaku, mengajakku bermain. Begitu setiap hari kami lalui. Dan kini, 23 tiga tahun sudah usiaku, dan sebulan yang lalu aku diwisuda sebagai Sarjana Kedokteran Hewan. Tapi semua itu tak bisa menghalangiku untuk bermanja-manja pada Mama. Ma, Rey mau tanya sesuatu. Aku mengerling mama. Tentang apa? Mama menoleh sekilas. Mimpi. Mama, kan, paling jago menafsirkan mimpi. Mama memonyongkan mulutnya. Memangnya Mama paranormal? Aku tertawa. Ma, kalau mimpi baju kita diminta orang, artinya apa? Mama mengerutkan kening. Sesaat lamanya Mama terdiam, membuatku penasaran. Ma.?

Artinya, kamu harus beli baju baru lagi, ha ha. Ah, Mama! Mama menjerit karena kucubit lengannya. Hei, ada yang lebih penting dari sebuah mimpi. Mama menarikku ke pelukannya. Aku meronta. Pasti itu lagi. Aku harus kabur. Eit, tak bisa kabur. Ayolah, Rey. Kenalkanlah Mama dengan calon menantu Mama. Aku nyengir. Masa, iya, tak ada yang tertarik dengan anak Mama yang cantik ini? Mama menarikku ke depan cermin. Lihat, gadis semampai berkulit putih bersih dengan rambut indah bak bintang iklan shampoo begini. Apa teman sekampusmu berkaca mata tebal semua? Sampai tak bisa melihat bidadari Mama ini? Ya, ada dong, Ma. Antri malah. Lalu? Rey baru akan mengenalkannya pada Mama dengan syarat, Mama harus mau menikah lagi dengan lelaki baik yang akan menjaga Mama. Mama terdiam. Artinya, kamu tak akan pernah bisa memperkenalkan calon menantu Mama, karena Mama tak ada niat sedikit pun untuk menikah lagi, Rey. Ah, Mama. Jangan seperti itu. Rey ingin melihat Mama bahagia. Memangnya selama ini Mama tampak menderita? Buru-buru kupeluk Mama. Benar, Mama memang tak pernah terlihat sedih dengan keadaannya. Mama bahkan selalu bersemangat dan ceria. Sebenarnya, beberapa pria pernah meminangnya, tapi Mama tak bergeming. Tiba-tiba aku ingat Windu. Laki-laki berusia lima belas tahun lebih tua dariku. Seorang pengusaha muda, pemilik peternakan kuda. Aku mengenalnya saat kuliah lapang. Windu memang sangat menarik. Sifatnya yang lembut dan suka mengalah membuatku tak bisa bilang tidak saat dia memintaku untuk menjadi kekasihnya. Aku yang manja seolah mendapatkan sosok seorang kakak sekaligus ayah. Windu yang selalu

menempatkanku seolah pualam yang sangat berharga dalam hidupnya. Windu yang selalu ada saat aku membutuhkannya. Kecuali saat aku wisuda. Ya, aku tahu Windu sangat kecewa ketika aku tak mengundangnya untuk hadir di hari bersejarah itu. Dengan alasan yang baginya tak masuk akal, sama sekali. Padahal, saat itu Windu berencana memintaku pada Mama. Kenapa kamu tak mau mengenalkanku pada keluargamu? Aku menangkap nada redaman kecewa yang luar biasa dari suara Windu, saat itu. Aku tak ingin setelah wisuda, Mama memaksaku segera menikah begitu tahu aku sudah memiliki kekasih. Windu menatapku dengan sorot aneh. Aku baru akan mengenalkanmu pada Mama kalau beliau sudah mendapatkan pengganti papa. Kasihan Mama. Selama ini waktunya tercurah hanya untukku. Jika aku menikah, tentu aku akan kehilangan banyak waktu untuknya. Padahal, sudah saatnya giliran aku yang mencurahkan perhatian untuknya. Jika ternyata mamamu tak ingin menikah, kamu juga tak akan pernah menikah? Windu mengerlingku. Jangan diambil kesimpulan seperti itu, dong. Paling tidak, beberapa tahun ke depan, aku ingin membuat Mama bahagia dengan selalu menjaganya. Aku membalas kerlingan Windu dengan tepukan halus di pipinya. Bukannya lebih baik kalau kita segera menikah, sehingga aku pun bisa ikut menjaga Mama? Ah, Windu. Nanti kamu yang akan kecewa karena perhatianku tak sepenuhnya untukmu. Aku tentu akan membagi waktuku untuk Mama dan kamu. Ya, kan, bukan masalah. Toh, kamu membagi waktu bukan untuk orang lain? Tak patut juga aku cemburu pada mamamu, kan? Aku tak bisa menjawab. Windu meraih tanganku, menepuk-nepuk punggung tanganku lembut.

Usiaku sudah 38 tahun, Rey. Aku juga pernah berpikir sepertimu. Kamu, kan, tahu, aku juga cuma punya mama. Papaku meninggal saat aku masih kuliah. Sejak itu, waktu dan hidupku tercurah hanya untuk Mama dan mengembangkan peternakan peninggalan Papa. Aku sebenarnya juga berusaha mengenal wanita, tapi tak ada satu pun yang sesuai di hati Mama, lalu kamu tahu akhirnya? Semua wanita yang pernah dekat denganku, tak ada yang sanggup bertahan. Tapi begitu melihat kamu, Mamaku jadi seperti serdadu kalah perang, bertekuk lutut padamu. Sampai-sampai perhatiannya untukku berkurang hampir seratus persen. Aku tersenyum mendengar gurauannya. Jadi kamu memilihku karena permintaan mamamu? Windu mengacak-acak rambutku. Kalau mama saja bisa jatuh hati padamu, apalagi aku. Windu mengusap bahuku. Jadi, jangan biarkan aku menunggu lebih lama lagi, ya? Aku menatap Windu dalam-dalam. Windu tersayang, kamulah seseorang yang paling kuinginkan saat aku membutuhkan pendamping hidup, kelak. Tapi jika kamu terus mendesak, aku tak bisa lagi mengikuti keinginanmu. Mata Windu menyiratkan kekecewaan yang dalam. Aku hanya bisa tertunduk dan membiarkannya berlalu, tanpa mengucap salam perpisahan. Lho, malah melamun. Ucapan Mama menyadarkanku dari lamunan sesaat tentang Windu. Rey, mama takut. Takut Rey tak normal? Mama mencubit pipiku. Tentu bukan. Mama takut, karena kehilangan figur seorang ayah, kamu jadi sulit menerima seorang laki-laki. Mama takut, kamu salah mengartikan keputusan Mama untuk tetap sendiri sebagai bentuk ketidakpedulian Mama pada laki-laki. Lalu kamu berpikir bahwa kita tak memerlukan kehadiran mereka karena merasa mampu bertahan hidup tanpa mereka.

Aduh, Ma. Janganlah berpikir berlebihan. Rey normal, Rey bisa, kok, jatuh cinta pada laki-laki. Rey juga punya keinginan untuk berkeluarga, kelak. Tapi, Rey ingin, Mama bisa menemukan pengganti Papa sebelum saat itu tiba. Agar Mama tak merasa terlalu kehilangan perhatian. Ah, janganlah keadaan Mama menjadi beban untuk rencana hidupmu. Lagipula, kalau kamu berpikir seperti itu, jadi beban juga buat Mama. Bagaimana kalau Mama tak menemukan jodoh Mama lagi? Apa kamu tega, Mama memaksakan diri menerima seseorang hanya untuk membuatmu mau menikah? Tentu bukan seperti itu mau Rey. Mama menggenggam jemariku. Nah, kalau kamu sudah menemukan orang yang tepat, perkenalkan pada Mama, cepat menikah, dan segera kasih cucu untuk Mama. Itu semua sudah lebih dari cukup. Mama menutup bibirku dengan dua jarinya, melihatku hendak bicara. Rey, Sayang. Sembilan belas tahun sejak kepergian Papa, lalu Mama memutuskan untuk tetap sendiri, membuat Mama jadi terbiasa. Rasanya, Mama sudah lupa bagaimana harus berbagi dengan orang lain, selain denganmu. Karena itu, Ma, Rey ingin Mama mulai memperhatikan kebutuhan Mama sendiri. Selama ini, Mama mencurahkan seluruh waktu hanya untuk bekerja dan Rey. Sekarang, Rey sudah dewasa, Ma. Rey yakin, Mama sesungguhnya masih memerlukan pendamping hidup. Pasti ada hal lain yang tak bisa Rey berikan untuk Mama tapi bisa Mama dapatkan dari orang lain. Mama tertawa kecil. Lagipula, Mama sudah tua. Tak pantas lagi berpikir tentang pernikahan. Ah, Mama tampak sepuluh tahun lebih muda, kok. Oom Rio orangnya baik juga, kan, Ma? Selama ini beliau tak berhenti memberi perhatian pada kita. Mama saja yang tak berusaha membuka hati dan memberi kesempatan padanya. Mungkin Mama terlalu mencintai papamu, Rey. Lima tahun yang kami lalui bersama terasa amat singkat. Hanya kenangan manis saja yang membekas di hati

Mama. Ribuan kali Mama mencoba mencari, Mama tak bisa menemukan segores luka pun yang ditinggalkannya. Rasanya, tak ada yang dapat menggantikan posisinya di hati Mama. Rey melihat sebuah senyuman indah tersungging di wajah cantik Mama. Rey tak bermaksud meminta Mama untuk menghilangkan kenangan Mama tentang Papa. Sekali pun Rey tak banyak ingat tentang Papa, Rey yakin Papa adalah laki-laki yang sangat baik. Amat sangat baik, Sayang. Ma, beri kesempatan pada Rey untuk mendapatkan laki-laki sebaik Papa, untuk Mama. Mama tertawa. Ah, kamu. Mencari untukmu sendiri saja, belum bisa. Rey, kan, masih 23 tahun, Ma. Masih panjang langkah Rey. Yang paling penting, sekarang, untuk Mama. Ujarku bersemangat. Mama menatapku lekat. Anggaplah kita sedang bermain. Mama beri kamu waktu dua puluh tiga hari untuk mencari laki-laki yang tepat untuk mama. Kenapa 23 hari? Sesuai umur kamu. Ah, 45 hari, deh. Sesuai umur Mama. Mama terdiam sejenak. Aku menatapnya memohon. Sambil tersenyum, mama menjabat tanganku erat-erat. Deal. Tapi ingat, jika kamu tak berhasil, kamu harus segera perkenalkan calon menantu mama. Aku mengaculkan dua jempol tanda setuju. Mulailah hari-hariku disibukkan dengan mengatur rencana untuk mencarikan jodoh untuk mama. Seminggu pertama aku sibuk membuka setiap majalah, tabloid, dan koran, hanya untuk melihat rubrik kontak jodoh. Tapi tidak dari internet. Terlalu maya laki-laki dari dunia maya, menurutku. Lalu, membuat daftar nama dan alamat. Ya, terseleksi lima belas laki-laki keren, lagi-lagi menurutku, cocok untuk mama.

Selanjutnya, lima hari berturut-turut mencari alamat bakal calon jodoh mama. Sengaja aku mencari laki-laki yang sekota. Empat puluh lima hari, kan, bukan waktu yang lama? Hi hi, 45 hari kerja. Kok, jadi seperti menang tender, ya? Tiga hari berikutnya, waktu untuk melakukan cek dan ricek. Akhirnya tereliminasi sepuluh orang. Mereka pembohong belaka. Ada yang alamatnya palsu, wajah palsu, atau biodata palsu. Kerjaku agak ringan sekarang, tinggal lima kandidat. Lima hari untuk menjumpai lima bakal calon papaku. Dari seleksi tahap tiga ini, kupilih tiga laki-laki untuk kuperkenalkan dengan mama. Ok, show time! Aku membawa tiga foto dan biodata mereka ke mama. Tak lepas pandanganku dari wajah mama. Beliau tampak serius memperhatikan dan membaca biografi bakal calon papa baruku. Aku mulai tak sabar. Mama tak juga menunjukkan ekspresi yang kuharapkan. Misalnya, tertarik pada salah satu calon. Jadi, kapan jadwal pertemuan kami? Aku tersenyum sambil menyodorkan selembar kertas. Mama mengerutkan kening. Padat sekali jadwalnya? Mama merasa jadi seperti kepala Negara. Aku terkekeh. Hari-hari berlalu dan setiap saat menimbulkan harap cemas dihatiku. Takut semua usahaku gagal dan aku harus menyerah pada keinginan mama. Akhirnya sampailah pada hari di mana mama akan mengambil keputusan. Kita makan malam di luar? Aku melonjak gembira. Bukan karena tak pernah makan di luar. Tapi karena aku tahu kebiasaan Mama. Jika mama mengajakku makan di luar, artinya, ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan. Ok. Rey siap mendengarkan keputusan Mama. Mama tersenyum. Cantik sekali. Mama meraih jemariku.

Rey, Mama menghargai usahamu untuk mencarian jodoh untuk Mama. Sekali pun sebenarnya Mama setengah hati menanggapi calon yang kamu ajukan. Tapi, Mama tak bisa menipu hati Mama, akhirnya ada seseorang yang menggerakkan mama untuk mencoba membina rumah tangga lagi. Calon yang mana, Ma? Aku benar-benar tak sabar. Bukan dari ketiganya. Tapi karena salah seorang dari mereka, Mama mengenal laki-laki yang hampir serupa dengan papamu. Nah, malam ini, Mama akan mengenalkannya padamu. Kemarin Mama sudah menerima lamarannya. Maaf, ya, Mama tak segera memberitahumu? Karena, sebenarnya Mama masih punya syarat untuknya. Jika kamu tak setuju, Mama akan membatalkan semuanya. Oh, jangan, Ma. Aku pasti setuju. Mama tak akan salah pilih. Anak Mama yang manis. Mama mengusap pipiku. Namanya Sam. Memang beberapa tahun lebih muda dari Mama, tapi dia sangat dewasa. Nah, itu dia datang. Bisik mama. Selamat malam. Demi mendengar sapaan lembut dari belakangku, aku membalikkan badan dengan cepat. Kusiapkan senyum terindah untuk calon papa baruku. Tapi, Tuhan, betapa bahagianya aku jika Kau biarkan bumi terbelah saat ini juga, lalu menelanku bulat-bulat ketika aku bersitatap dengan Sam, laki-laki pilihan mama. Sam milik Mama adalah Windu kekasih hatiku, yang tiga bulan ini terabaikan olehku. Windu Samudra! Aku tak tahu harus berkata apa. Aku hanya mampu menatap Windu yang masih terpaku di tempatnya. Menatapku tanpa sepatah kata. Pekanbaru, medio Agustus 2011