dipelihara oleh masyarakat Indonesia, bahkan pemeliharaannya telah menjadi budaya bagi sebagian masyarakat desa. Memelihara ternak pada

dokumen-dokumen yang mirip
Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

Ditulis oleh Didik Yusuf Selasa, 28 September :03 - Update Terakhir Selasa, 28 September :28

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

UMMB ( Urea Molasses Multinutrient Block) Pakan Ternak Tambahan bergizi Tinggi

UMMF (Urea Molasses MultinullrienL Olock) Fakan Ternak Tambahan Eerqizi Tinqqi

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN TERNAK PERAH

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

PEMBUATAN BIOPLUS DARI ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan pelengkap (Hartadi dkk., 1991). Konsentrat terdiri dari campuran jagung,

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

I. PENDAHULUAN. produk yang bernilai gizi dan ekonomis tinggi. Pertambahan berat badan yang. maupun kuantitasnya (Supratman dan Iwan, 2001).

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

Daftar Pustaka. Leng, R.A Drought Feeding Strategies : Theory and Pactice. The University of New England Printery, Armidale - New South Wales.

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KONSENTRAT DAN UREA MOLASES BLOK (UMB) TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN SAPI POTONG

PAKAN AYAM BURAS INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN DKI JAKARTA 1996

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

MATERI DAN METODE. Materi

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

Nilai Nutrien Rumput Lapangan dan Daun Gamal dengan beberapa Formula Urea Gula Lontar Blok

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

TEKNOLOGI JERAMI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN TERNAK Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

I. PENDAHULUAN. Jumlah pasar tradisional yang cukup banyak menjadikan salah satu pendukung

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

Pada ternak ruminansia adalah keharusan Faktor yang mempengaruhi kualitas: Sebagai sumber Energi dan Protein Pemilihan Bahan Konsentrat:

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan domba) telah lama dipelihara oleh masyarakat Indonesia, bahkan pemeliharaannya telah menjadi budaya bagi sebagian masyarakat desa. Memelihara ternak pada masyarakat daerah tertentu, menjadi kebanggaan dan merupakan harta kekayaan. Kebutuhan ternak ruminansia akan pakan dapat dipenuhi dari pakan hijauan (rumput atau kacang-kacangan) sebagai pakan basal (utama) dan konsentrat sebagai pakan penguat. Kedua pakan tersebut belum menjamin terpenuhinya unsur-unsur mikro berupa mineral, vitamin dan asan amino tertentu terutama pada ternak yang dipelihara secara intensif (Yusuf D,. 2010). Dalam rangka terus membina pengembangan ternak, maka perlu dikenalkan berbagai teknologi tepat guna kepada masyarakat. Salah satu teknologi dibidang pakan ternak adalah penggunaan Urea Molasis Blok (UMB) sebagai pakan suplemen pada ternak ruminansia yang ditujukan untuk meningkatkan efiisensi pencernaan, sehingga akhirnya dapat meningkatkan produksi ternak. Sampai saat ini, UMB telah terbukti telah dapat meningkatkan produktivitas ternak potong maupun perah baik sapi, kerbau, domba maupun kambing (Yusuf D,. 2010). Menurut Blogspot (2009) bahwa permen ternak ruminansia atau UMB dapat dibuat dari bahan-bahan baku yang murah dan mudah dibuat oleh peternak. Manfaat UMB bagi ternak dan keuntungan bagi usaha peternakan ternak ruminansia, yaitu

merupakan sumber protein, energi,dan mineral yang dibutuhkan oleh ternak, sebagai pakan tambahan bagi ternak, meningkatkan kecernaan dan konsumsi zat-zat makanan dari bahan berserat tinggi, sehingga produktivitas ternak dapat ditingkatkan. Pembuatan formula UMB harus disesuaikan dengan harga bahan dan tujuan beternak serta jenis yang dipelihara. 1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum a. Mahasiswa mengetahui bahan-bahan untuk membuat UMB. b. Mahasiswa dapat membuat UMB sendiri untuk bahan demonstrasi kepada peternak. c. Memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan UMB. BAB II. MATERI DAN METODE 2.2. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan adalah: - Timbangan - Plastik (untuk mengepres) - Wadah tempat pencampuran - Pengorengan - Kompor - Pengaduk

- Pencetak (pipi paralon) - Alat Press Bahan yang digunakan adalah: - Molases/tetes 300 gram - Urea 100 gram - Bekatul 300 gram - Pollard 200 gram - Garam 50 gram - Mineral 50 gram 2.3. Langkah Kerja - Timbang bahan-bahan dengan komposisi sebagai berikut: Molases/tetes (30%), Urea (10%), Bekatul (30%), Pollard (20%), Garam (5%), Mineral (5%). - Semua bahan dicampur dan diaduk, kecuali Molases/tetes. - Siapkan kompor dan penggorengan - Molases/tetes dipanaskan terlebih dahulu - Setelah panas masukkan semua bahan sambil diaduk. - Bahan dipanas/dimasak selama 15 menit dengan suhu api + 100 o C - Cetak bahan adonan dengan pencetak dan padatkan - Lakukan pengemasan - Setelah mengeras, siap diberikan kepada ternak.

BAB III. HASIL PEMBAHASAN Jumlah komposisi (100%) bahan yang digunakan untuk membuat Urea Molases Blok (UMB) adalah 1000 gram. Setelah semua bahan tersebut dipanaskan/dimasak dengan lama pemanasan 15 menit, selanjutnya bahan/adonan dicetak dan dipadatkan hingga mengeras membentuk permen. Selanjutnya UMB di timbang dan hasilnya adalah 888 gram, UMB yang hilang 112 gram. Penyebab UMB yang hilang bisa saja disebabkan oleh: 1) pada saat penimbangan bahan tidak tepat, 2) pada saat pemanasan banyak bahan/adonan yang melekat pada penggorengan dan tertinggal, 3) bahan/adonan berserakan ketika memasukkan kedalam pencetak (pipa paralon). Pemberian UMB kepada ternak diberiakan dengan cara diletakan di tabung bambu atau dikotak pakan. Pakna suplemen ini diberikan pada pagi hari, jumlah-nya disesuaikan dengan tingkat konsumsi yang dianjurkan pada setiap jenis ternak. Untuk ternak besar (sapi dan kerbau) mencapai 350 gram/ekor/hari; kambing dan domba sebesar 120 gram/ekor/hari (Yusuf D,. 2010). Penggunaan molasses dalam bahan UMB karena menurut Priyono (2009) bahwa molases merupakan sumber energi yang esensial dengan kandungan gula didalamnya. Oleh karena itu, molasses telah banyak dimanfaatkan

sebagai bahan tambahan pakan ternak dengan kandungan nutrisi atau zat gizi yang cukup baik. Molasses memiliki kandungan protein kasar 3,1 %; serat kasar 0,6 %; BETN 83,5 %; lemak kasar 0,9 %; dan abu 11,9 %. Struktur UMB padat dan keras, dengan aroma dan rasa molasses. Ternak akan menjilat-jilat UMB, akan mendapatkan protein, energi, dan mineral secar kontinu. Pemberian konsentrat akan dapat mempertahankan kontinuitas pakan yang diperlukan oleh ternak. Pemberian pakan konsentrat dan suplemen yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian pakan hijauan, akan mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hal ini disebabkan konsentrat dan suplemen yang kaya akan pati, sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme rumen. Konsentrat dan suplemen sangat berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan produktivitas ternak ruminansia tersebut. Suplemen UMB kaya akan vitamin, energi, mineral, dan protein, yang semuanya berpengaruh langsung terhadap peningkatan konsumsi pakan berserat tinggi, dan sekaligus berpengaruh terhadap peningkatan produksi daging dan susu (Blogspot, 2009). Menurut Blogspot (2011) bahwa UMB disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab, bila penyimpanannya rapih UMB tahan selama 3 bulan. Manfaat UMB untuk ternak: 1) merangsang nafsu makan, 2) memperlancar dan mengaktipkan pencernaan, 3) mempercepat pertumbuhan dan menambah berat badan, dan 4) meningkatkan pendapatan peternak.

KESIMPULAN 1. Kelompok 1 berhasil membuat UMB dengan lama pemanasan 15 menit. 2. Struktur UMB padat dan keras, dengan aroma dan rasa molasses. 3. Suplemen UMB kaya akan vitamin, energi, mineral, dan protein, yang semuanya berpengaruh langsung terhadap peningkatan konsumsi pakan berserat tinggi, dan sekaligus berpengaruh terhadap peningkatan produksi daging dan susu DAFTAR PUSTAKA Blogspot. 20011. Permen Ternak Domba. http://tatangkostaman.blogspot.com / 2011/02/permen-ternak-domba.html [8 Mei 2012]. Blogspot. 2009. Permen Ternak. http://ratnanumater.blogspot.com/ [8 Mei 2012]. Priyono. 2009. Molases. http://www.ilmupeternakan.com/2009/03/molases.html [8 Mei 2012]. Yusuf D,. 2010. http://www.lembahgogoniti.com/artikel/29/71.html [8 Mei 2012]. TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PEMBUATAN UREA MOLASIS BLOCK (UMB)

Oleh : Fery Anggriawan BIC 009 030 Kelompok I Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Jurusan Ilmu Produksi Ternak FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2012 PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini penanganan limbah hasil pertanian dalam arti luas belum mendapatkan perhatian yang selayaknya. Bila tidak ditangani secara cermat dan terencana, maka limbah ini akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang cukup serius. Sebagian besar bio massa yang telah diproduksi alam baik melalui proses pertanian, perkebunan, peternakan, maupun perikanan, setelah dimanfaatkan hasil utamanya, terpaksa harus dibuang dalam bentuk limbah yang tidak termanfaatkan dengan baik. Meskipun sebagian besar limbah pertanian biasanya dikembalikan ke lahan untuk memenuhi proses daur ulang ekologi secara alamiah, masih banyak limbah-limbah hasil pertanian yang sesungguhnya dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan nilainya melalui teknologi sederhana dan tradisional melalui bioteknologi, baik menjadi bahan makanan manusia, ternak, maupun untuk memenuhi kebutuhan industri. Masalah utama yang sangat penting juga dihadapi oleh petani peternak adalah meningkatnya harga bahan-bahan makanan ternak, baik lokal maupun import menyebabkan peningkatan tajam harga makanan ternak pabrik. Keadaan ini mengakibatkan meningkatnya ongkos produksi, sehingga mengurangi keuntungan usaha peternakan. Karena itu usaha untuk mencari bahan-bahan sumber pengganti lain untuk menekan biaya makanan tanpa mempengaruhi penampilan ternak itu sendiri dengan harga yang murah, mudah didapat dan tidak berkompetisi dengan manusia yaitu inconventional-agro-industry by product adalah mutlak perlu dipertimbangkan untuk dapat meningkatkan pendapatan petani peternak. Adanya kenyataan bahwa bahan-bahan sumber energi yang biasa dipergunakan untuk makanan ternak di Indonesia adalah jagung serta kedelai dan ikan sebagai sumber protein merupakan bahan-bahan yang masih terbatas jumlahnya dan masih merupakan kebutuhan utama

penduduk di beberapa wilayah Indonesia sehingga akan mengakibatkan adanya kompetisi langsung antara manusia dan ternak. Untuk itu perlu bagi para peternak untuk mempertimbangkan sumber pakan yang berasal dari limbah industri pertanian (agro-industry by product) untuk dijadikan pakan ternaknya. Salah satu upaya untuk memanfaatan limbah industri pertanian yaitu dengan mengolah limbah tersebut menjadi pakan ternak dengan menerapkan teknologi UMB (urea molasis block). UMB atau UMMB (urea molasis block atau urea makronutrient molasis block) merupakan pakan tambahan (suplemen) untuk ternak ruminansia yang dapat menambah berat badan dari ternak secara signifcant, berbentuk padat yang kaya dengan zat zat makanan. Bahan pembuat UMB adalah Urea, molases, mineral dan bahan-bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang baik yang bisa di buat dari limbah pertanian. Bahan suplemen ini didapatkan dan dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi bahan yang keras kompak. Oleh karena bahan pakan ini berbentuk padatan dan keras, maka untuk mengkonsumsinya ternak akan menjilati UMB tersebut, sehingga ternak memperoleh zat-zat makanan sedikit demi sedikit namun secara kontinyu. UMB memiliki banyak manfaat seperti dapat meningkatkan mikroba rumen, meningkatkan kecernaan, dan meningkatkan nafsu makan pada ternak. Tujuan dan Kegunaan Praktikum 1. Untuk mengetahui cara pembuatan UMB (urea molasis block) dari limbah industri pertanian. 2. Untuk mengetahui sifat fisik dari UMB yang siap menjadi pakan / suplemen / jajan ternak ruminansia. MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

A. Materi praktikum 1. Bahan - Urea - Molasis (tetes tebu) - Dedak padi - Tepung jagung - Bungkil kelapa - Kapur - Semen - Garam halus 2. Alat-alat - Timbangan untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan. - Ember 2 buah sebagai tempat pencampuran bahan. - 3 buah plastik air gelas untuk tempat block. B. Metode praktikum Pembuatan UMB dilakukan dengan menggunakan metode dingin. - Timbang bahan sesuai formula yang digunakan. - Campur urea, garam dan molasis dan diaduk sampai rata. - Campur dedak padi, kapur, tepung jagung, dan diaduk sampai rata. - Setelah rata kedua adunan dicampur laga sampai merata. - Lalu diblock adonan UMB sampai padat atau kompak. - Lalu bandingkan UMB yang dihasilkan dari setiap formula.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Praktikum A. Formula I. - Urea = 5% - Molasis = 35% - Dedak padi = 25% - Tepung jagung = 25% - Kapur = 5% - Garam = 5% Total=100% UMB yang dihasilkan yaitu berwarna kuning cerah, aroma manis, dan memiliki tekstur kasar. B. Formula II. - Urea = 6% - Molasis = 50%

- Dedak padi = 25% - Bungkil kelapa = 25% - Semen = 7% - Garam = 7% Total = 100% UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat gelap, aroma manis, dan memiliki tekstur halus padat dan kompak. C. Formula III. - Urea = 20% - Molasis = 30% - Dedak padi = 25% - Bungkil kelapa = 20% - Semen = 8% - Garam = 7% Total = 100% UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat gelap, aroma manis, dan memiliki tekstur kurang halus. D. Formula IV. - Urea = 10% - Molasis = 30% - Dedak padi = 25% - Bungkil kelapa = 20% - Kapur = 8% - Garam = 7% Total = 100%

UMB yang dihasilkan yaitu berwarna coklat agak cerah, aroma manis, dan memiliki tekstur halus padat dan kompak. E. Formula V. - Urea = 10% - Molasis = 30% - Dedak padi = 25% - Tepung jagung = 20% - Semen = 8% - Garam = 7% Total = 100% UMB yang dihasilkan yaitu berwarna kuning cerah, aroma manis, dan memiliki tekstur halus. Pembahasan Dari masing-masing formula mempunyai ciri-ciri fisik yang berbeda. Formula I urea, molasis, dedak padi, tepung jagung, garam dan kapur menghasilkan UMB yang memiliki warna kuning cerah karena bahan yang digunakan adalah kapur dan tepung jagung yang mempengaruhi warna UMB. Namun memiliki tekstur yang kasar dan tidak padat yang disebabkan oleh tekstur tepung jagung yang tidak begitu halus sehingga jika UMB dijilat akan cepat habis. Dari segi aroma, formula I memiliki aroma yang sangat manis. UMB yang dihasilkan oleh Formula II sangat berbeda dari segi fisik dibanding formula I karena terdapat perbedaan bahan-bahan yang digunakan yaitu urea, molasis, dedak padi, bungkil kelapa, garam dan semen yang menghasilkan UMB dengan warna coklat gelap yang disebabkan oleh penggunaan bungkil kelapa dan semen. Sedangkan tekstur yang dihasilkan oleh formula II memiliki tekstur UMB

yang sangat halus serta padat dan kompak sehingga jika dijilati oleh ternak UMB tidak akan cepat habis. Serta aroma yang dihasilkan yaitu manis namun tidak semanis dari formula I dan ada terdapat bau tengik. Hal ini disebabkan oleh penggunaan molasis dan bungkil kelapa. UMB yang menggunakan bahan seperti urea, molasis, dedak padi, bungkil kelapa, garam dan semen seperti yang digunakan pada formula III, menghasilkan UMB dengan warna coklat gelap namun tidak segelap UMB dengan formula II, karena persentase bungkil kelapa yang digunakan lebih rendah yaitu 20%, meskipun persentase semen lebih tinggi 1% dari formula II yaitu 8%. Dari segi tekstur formula III juga tidak lebih halus padat dan kompak namun sebaik dari penggunaan formula II karena penggunaan bungkil kelapa lebih rendah yaitu 20%. Serta aroma yang dimiliki pada UMB formula III yaitu manis, yang lebih manis dari formula II namun tidak lebih manis dari formula I karena menggunakan bungkil kelapa. UMB yang dihasilkan dengan menggunakan formula IV menghasilkan UMB warna yang coklat agak cerah namun tidak secerah dari formula I karena pada formula IV menggunakan bungkil kelapa yang dengan warna coklat tua dan kapur yang berwarna putih. Tekstur yang dihasilkan dalam pembuatan UMB menggunakan formula IV memilki tekstur yang halus padat dan kompak sama dengan formula III karena persentase bungkil kelapa yang digunakan sama banyak namun tidak sehalus, padat dan kompak seperti formula II karena persentase penggunaan bungkil kelapa lebih tinggi. Dan aroma yang dihasilkan sama dengan formula III yaitu manis namun tidak semanis aroma dari formula I dan II. Formula V menggunakan bahan-bahan yang sama dengan formula lain tetapi disini menggunakan kombinasi antara semen dan tepung jagung. Penggunaan bahanbahan formula V menghasilkan warna kuning cerah namun tidak secerah dari penggunaan formula I karena disini menggunakan semen sebagai sunber mineral Ca dan P. Teksturnya pun tidak sehalus padat dan kompak karena dari formula II,III dan IV karean formula tersebut munggunakan bungkil kelapa. Namun lebih halus dari formula I karena persentase tepung jagungnya lebih rendah yaitu sebesar 20%. Dan

dari segi aroma formula V memiliki aroma manis yaitu lebih manis dari formula II, III, dan IV karena pada formula tersebut menggunakan bungkil kelapa dan persentase molasisnya pun lebih rendah, namun tidak lebih harum dibandingkan formula I karena pada formula tersebut menggunakan persentase molasis yang lebih tinggi yaitu 35%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat saya tarik kesimpulan bahwa : 1. UMB merupakan pakan / jajan sapi yang dapat meningkatkan mikroba rumen, kecernaan, palabilitas ternak dan sangat cocok untuk usaha penggemukan ternak. 2. UMB yang memilki tekstur paling halus padat dan kompak yaitu menggunakan formula II. 3. UMB yang memilki aroma paling harum yaitu pada formula I. Saran

Berdasarkan hasil praktikum pembuatan UMB (Urea Molasses Block) ini maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Jika ingin dibuat usaha perlu dipertimbangkan bahan-bahan yang digunakan agar dapat menekan biaya produksi. 2. Dan untuk praktikan agar serius dalam melakukan praktikum agar ilmu dapat diterima dengan maksimal. PRAKTIKUM PEMBUATAN UMB (Urea Molases Block), UMLB (Urea Mineral Lick Block), dan CB (Coming Block) The Experiment Of UMB (Urea Molasses Block), UMLB (Urea Mineral Lick Block), dan CB (Coming Block) Abdul Alim Yamin Student of Animal Nutrition Departement, Animal Science Faculty Hasanuddin University Abstrak Praktikum ini bertujuan untuk mengatuhui cara pembuatan UMB, UMLB, dan CB sebagai suplemen bagi ternak ruminansia. Pada praktikum ini menggunakan beberapa bahan yaitu molases, urea, NaCl, kapur, mineral sapi, semen, jagung, dedak padi dan air secukupnya. Prinsip kerja dari pembuatan UMB, UMLB, dan CB adalah campuran beberapa bahan disatukan kemudian dipress, apabila telah terbentuk menjadi blok maka bagian tengahnya diberi lubang dan diberi pipa yang berdiameter kecil. Setelah itu, dikeringkan sejenak dan dimasukkan ke dalam oven. Abstract The aim of this experiment was to know to manufacture UMB, UMLB, dan CB as supplement for ruminant animal. This experiment used some feedstuff such as molasses, urea, NaCl, chalk, cow mineral, cement, corn meal, rice bran and enough water. The principle of this experiment, some feedstuff were combined then pressed, if they have been a block, thus median of blocks were entered a small diameter of tube. Then, they were dryed a few minutes and put in the oven.

PENDAHULUAN Ternak ruminansia merupakan ternak yang sangat berperan di dalam memenuhi kebutuhan akan protein hewani bagi masyarakat, utamanya di Negaranegara maju sehingga budidaya ternak ruminansia sangat berkembang dan maju di era modern. Di Negara berkembang seperti saat ini kebutuhan akan protein hewani semakin hari semakin meningkat, hal tersebut disebabkan oleh adanya pergeseran konsumsi masyarakat di dalam kehidupannya. Oleh karena itu, dalam aspek budidaya khususnya dalam teknologi feedlot (penggemukan), sehingga hal yang sangat berperan adalah bagaimana pemberian pakan suplemen yang akan berdampak pada peningkatan berat badan. Selain itu, dampak yang lain adalah memberikan nutrisi bagi tubuh ternak seperti protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin. Dimana hal tersebut, sangat berperan untuk hidup pokok dan produksi ternak. Pada akhir ini telah banyak ditemukan pakan suplemen bagi ternak ruminansia seperti UMB (Urea Molases Block), UMLB (Urea Mineral lick Block), dan CB (Coming Block). Ketiga suplemen tersebut menggunakan bahan-bahan dan alat yang sangat sederhana sehingga para petani-peternak yang berada di daerah mampu membuat suplemen, kecuali mungkin di dalam penyediaan bahan baku seperti molasses. Molasses merupakan limbah industri pembuatan gula, dan biasanya hanya terdapat pada daerah-daerah tertentu saja. Di Sulawesi Selatan, hanya terdapat pada kabupaten Bone (Camming dan Arasoe). Sehingga daerah-daerah yang sulit mendapatkan molasses, maka tidak menggunakan molases dengan kata lain daerahdaerah tersebut tidak dapat membuat UMB, tetapi UMLB (Urea Mineral Lick Block) yang dapat dijadikan sebagai sumber protain dan mineral yang tinggi bagi ternak ruminansia utamanya bagi ternak betina yang sedang bunting untuk pembentukan tulang dan gigi foetus.

MATERI DAN METODE Praktikum ini menggunakan alat-alat ; alat press, timbangan, emeber, baskom, pipa, dan kantong plastic. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah molases, urea, NaCl, semen, kapur, mineral sapi, dedak padi, dan jagung. Di dalam metode pembuatan dapat diuraikan sebagai berikut : a) Urea Molases Block (UMB) Dalam pembuatan UMB dibagi menjadi empat campuran yaitu campuran I (terdiri dari molases 1280g, urea 240g, dan NaCl 200g), campuran II (kapur 200g, mineral sapi 120g), campuran III (semen 280g dan air secukupnya), dan Campuran IV (jagung 480g dan dedak padi 1200g). kemudian keempat campuran tersebut disatukan kemudian dipress, apabila telah terbentuk menjadi blok maka bagian tengahnya diberi lubang dan diberi pipa kecil. Setelah itu, dikeringkan sejenak dan dimasukkan ke dalam oven. b) Urea Mineral Lick Block (UMLB) Dalam pembuatan UMLB terdiri dari tiga campuran yaitu campuran I (Urea 200g, dedak 400g, mineral sapi 400g), campuran II (garam secukupnya), dan campuran III (semen 600g dan air secukupnya). Setelah itu, ketiga campuran tersebut dicampur menjadi satu dan dipress, apabila telah terbentuks menjadi blok maka bagian tengahnya diberi lubang dan diberi pipa kecil. Setelah itu, dikeringkan sejenak dan dimasukkan ke dalam oven. c) Coming Block (CB) Dalam pembuatan CB terdiri tiga campuran yaitu campuran I (molases 1 kg, dan garam 480g), II (dedak padi 1,2 kg, kapur 400 gr, semen dan air secukupnya). Setelah itu, kedua campuran tersebut dicampur menjadi satu dan dipress, apabila telah terbentuk menjadi blok maka bagian tengahnya diberi lubang dan diberi pipa kecil. Setelah itu, dikeringkan sejenak dan dimasukkan ke dalam oven.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut : Gambar 1. Urea Molases Block LABORATORIUM INDUSTRI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Sumber : Data Primer Praktikum Indutri Pakan, 2008. Dari gambar di atas, terlihat gambar UMB yang telah dicetak dimana bahanbahannya terdiri dari urea, molases, kapur, mineral sapi, garam, dedak padi, jagung, semen, dan air. UMB sangat penting bagi ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Hal ini sesuai dengan pendapat Bonga (2007) bahwa UMB terdiri dari beberapa bahan yaitu : 1. Molasis (tetes tebu atau gula jawa) 2. Onggok (limbah dari pabrik tapioka) 3. Dedak (halus atau kasar), lebih baik yang banyak menirnya 4. Tepung kedelai (kedelai giling) 5. Tepung daun singkong kering 6. Polard (dedak gandum)

7. Tepung tulang 8. Laktat mineral (mineral untuk ternak) 9. Kapur (injet) 10. Garam dapur 11. Pupuk urea atau ZA 12. Bungkil biji kapuk 13. Bungkil biji kedelai 14. Bungkil kelapa Dari bahan-bahan tersebut merupakan sumber-sumber nutrient yang dibutuhkan oleh ternak khususnya ternak ruminansia. Akan tetapi, dalam praktikum yang kami lakukan hanya menggunakan beberapa dari bahan-bahan yang disebutkan di atas. Hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan bahan. Pembuatan UMB terdiri dari dingin. Pembuatan UMB dimulai dari pencampuran bahan, penga-dukan, pemanasan, percetakan sampai pengemasan. Rangkaian proses pembuatan UMB tergantung pada formula yang dipergunakan dan tujuan pemeliharaan ternak. Namun, secara garis besar proses pembuatan UMB dapat dibedakan menjadi tiga cara, yaitu secara dingin, hangat dan panas. Untuk itu, pada setiap formula diatas rekomendasi cara pembuatannya harus digunakan; akan tetapi pada kesempatan tersebut hanya diperkenalkan pembuatan secara panas. Berikut ini cara pembuatan UMB secara umum : Bahan di timbang sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Bahan yang berbentuk padat atau kering dicampur, dimulai dari yang jumlahnya paling sedikit, lalu ditambahkan ke bahan yang lebih besar sambil diaduk sampai rata. Setelah itu ditambahkan bahan yang cair sedikit demi sedikit sambil diaduk sehingga tidak terjadi gumpalan-gumpalan. Semua campuran tadi dipanaskan sambil terus diaduk sampai merata panasnya, lamanya pemanasan tergantung pada cara yang dipilih. Untuk cara dingin tidak dipanaskan, cara hangat dipa-naskan 3 4 menit dengan suhu tidak lebih dari 40 0C, sedangkan secara panas dipanaskan 20 menit dengan suhu 100-120 0C. Adonan UMB didinginkan dengan meletakan adonan pada suhu kamar. Hasil cetakan

dikemas dengan plastik bening untuk memudahkan pengontrolan kualitas (mutu) UMB yang dihasilkan. UMB sering juga disebut dengan pakan pemacu merupakan jenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi mikroba da dalam rumen. Hal ini disebabkan oleh salah satu bahan di dalam komposisi UMB merupakan bahan yang dapat membantu dalam pertumbuhan mikroorganisme rumen. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kartadisastra (1997) bahwa pakan pemacu dapat merangsang ternak ruminansia (sebagai induk semang) menambah jumlah konsumsi serat kasar sehingga akan meningkatkan produksi. Pemberian UMB dapat diberikan tiap hari, hal ini sesuai dengan pendapat Yusuf (2008) yang menyatakan bahwa UMB diberikan dengan cara diletakan di tabung bambu atau dikotak pakan. Pakan suplemen ini diberikan pada pagi hari, jumlah-nya disesuaikan dengan tingkat konsumsi yang dianjurkan pada setiap jenis ternak. Untuk ternak besar (sapi dan kerbau) mencapai 350 gram/ekor/hari; kambing dan domba sebesar 120 gram/ekor/hari dan dapat bertahan selama 3-6 bulan. Gambar 2. Urea Mineral Lick Block LABORATORIUM INDUSTRI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Sumber : Data Primer Praktikum Industri Pakan, 2008. Ternak ruminansia dalam berproduksi utamanya susu membutuhkan mineral yang sangat tinggi sehingga mineral mutlak ada di dalam tubuh ternak, seperti calcium dan phosphor. Hal ini sesuai dengan pendapat Murti (2002) bahwa Mineral Ca dan P merupakan mineral yang dibutuhkan oleh sapi perah. Untuk kegiatan produksi, Ca dan P bersumber pada pakan ternak yang diberikan ataupun penambahan secara khusus. Rendahnya unsur Ca dan P dalam pakan akan menyebabkan berkurangnya hasil susu. Di samping itu, jika unsur Ca rendah akan menyebabkan Ca dalam tulang terpakai. Selain itu, Na dan Cl cukup penting bagi ternayaitu bagi pencernaan pakan untuk tujuan menghasilkan susu dan secara normal susu mengandung bermacam garam yang sangat penting bagi untuk menaikkan nafsu makan. Sesuai dengan praktikum ini, telah dibuat pakan supplement bagi ternak ruminansia (Gambar 2.) yaitu UMLB (Urea Mineral Lick Block). Bahan yang digunakan dalam pembuatannya sama dengan UMB kecuali, tidak menggunakan bahan sumber energi yaitu molases sehinnga tujuan utama dalam pembuatan UMLB menitik beratkan pada penggunaan mineral. Di Indonesia, kandungan mineral hijauan sangat rendah sehingga dengan pemberian UMLB dapat memberikan asupan mineral bagi tubuh ternak, hal ini sesuai dengan pendapat Devandra (1994) bahwa di daerah tropis, seringkali terjadi kekurangan mineral dalam ransum, karena banyak hijauan daerah tropis kandungan mineralnya

rendah, khususnya kalsium dan phosphor. Gambar 3. Coming Block LABORATORIUM INDUSTRI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR Sumber : Data Primer Praktikum Industri Pakan, 2008. Dari hasil di atas, menunjukkan gambar Coming Block, dimana prinsip kerja pakan suplemen tersebut hampir sama dengan prinsip kerja dari pembuatan UMB, tetapi di dalam pembuatan CB, tidak menggunakan urea sehingga UMB dapat dikonsumsi juga oleh ternak non ruminansia. Urea merupakan NPN (non protein nitrogen) hanya dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia karena NPN dapat dirubah menjadi NH3, kemudian nitrogen dari NH3 diikat dan dirubah menjadi asam amino. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim (2007) bahwa NPN dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia sebagai sumber protein. Dan menurut Santosa (2006) bahwa urea hanya untuk ruminansia. Namun, bila hijauan pakannya mengandung energy sangat rendah maka ternak jangan diberi urea. Tujuan pemberian urea adalah untuk meningkatkan protein kasar di dalam ransum. Jadi, CB (Coming Block) aman dikonsumsi oleh ternak non ruminansia karena tidak mengandung urea. Ternak non ruminansia tidak mampu mengubah urea menjadi protein karena tidak mempunyai rumen, selain itu populasi mikroorganisme di dalam lambung ternak non ruminansia yang membantu dalam mencerna serat kasar dan

NPN. KESIMPULAN Dari hasil praktikum mengenai pembuatan UMB, UMLB, dan CB dapat disimpulkan bahwa supplement bagi ternak ruminansia maupun ternak non ruminansia sangat penting, sehingga mahasiswa peternakan perlu mengetahui cara pembuatan pakan suplemen tersebut sehingga dapat diterapkan di masyarakat untuk membangun sub sektor peternakan di Sulawesi Selatan. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada kakak asisten (El-Vira), dan teman-teman Regulasi 05 terkhusus Emil Chandra Saputra yang membantu dalam dokumentasi praktikum ini. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. Bahan Ajar Nutrisi Ruminansia.Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Bonga, S.M.D. 2007. Urea Molasis Block Pakan Suplemen (Permen Jilat Ternak) Ternak Ruminansia.Insidewinme. Devendra, C.and Burns. 1994. Produksi Kambing Di Daerah Tropis.Penerbit ITB, Bandung.

Kartadisastra, 1997. Penyediaan Dan Pengolahan Pakan Ternak Ruminansia.Kanisius, Yogyakarta. Murti, W.T. 2002. Ilmu Ternak Kerbau.Kanisius, Yogyakarta. Santosa, Undang. 2006. Manajemen Usaha Ternak Potong.Penebar Swadaya, Jakarta. Yusuf, Didik. 2008. UMB (Urea Molasses Block) Permen Jilat Ternak.Blog-nya Peternak Indonesia, (http ://insidewinme.blogspot.com)