ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN

dokumen-dokumen yang mirip
Rancang Bangun Mesin Pengiris Ubi Dengan Kapasitas 30 Kg/jam

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: PENGARUH PUTARAN PISAU TERHADAP KAPASITAS DAN HASIL PERAJANGAN PADA ALAT PERAJANG SINGKONG

Analisis Mesin Pengiris Kentang Spiral Otomatis ANALISIS MESIN PENGIRIS KENTANG SPIRAL OTOMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau telo jendal adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga euphorbiaceae.

Analisa Pengaruh Variasi Jarak Mata Pisau Dengan Piringan Terhadap Hasil Irisan Singkong Pada Slicing Machine

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

RANCANG BANGUN MESIN PERAJANG TEMBAKAU

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2012 sampai Mei 2012 di

BAB I PENDAHULUAN. menunjang proses produksi, salah satunya mesin perajang (Slicer Machine).

PERAJANG MEKANIK KRIPIK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan mesin adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Proses pembuatan kripik tempe dengan perajangan manual mempunyai

Keteknikan Pertanian J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.4 No. 4 Th. 2016

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

MESIN PENGUPAS DAN PEMOTONG KENTANG SEMI OTOMATIS

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

Setyo Wahyu Pamungkas Eko Pristiwanto

ANALISA BENTUK DAN DIMENSI PISAU POTONG STIK SUKUN PADA MESIN PEMOTONG STIK SUKUN

Mesin Pencacah Cengkeh

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MEKANIS

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGIRIS BAWANG MERAH KAPASITAS 46 KG/JAM

PERANCANGAN MESIN PENGIRIS PISANG UNTUK HOME INDUSTRY

OPTIMASI KAPASITAS PENGIRISAN YANG BAIK PADA BAWANG MERAH BESAR DENGAN MESIN PENGIRIS BAWANG MERAH VERTIKAL

PENGARUH PUTARAN PENCACAH TERHADAP KAPASITAS CACAHAN RUMPUT GAJAH

LAPORAN PROYEK AKHIR ANALISA KEKUATAN RANGKA MESIN PEMBUAT STIK DAN KERIPIK

ANALISA HASIL MESIN PEMIPIL JAGUNG SKALA UKM. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

Tugas Akhir RM 0504 RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH SAMPAH ORGANIK PADA RUMAH TANGGA. Oleh : Ellza Gita Wardhany ( )

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS TEMPE MULTI FUNGSI PADA UKM SANAN - MALANG

III. METODOLOGI. Penelitian ini dimulai pada bulan Juni-Agustus 2014 dengan lokasi penelitian

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

efektif alat (kg/jam)

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

Perancangan dan Pembuatan Mesin Penggiling Daging dan Pengaduk Adonan Bakso

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB 3 METODE PENELITIAN

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. disebut ruminansia sangat bergantung pada ketersediaan pakan, baik dari

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Pembuatan Mesin Pengiris Tempe. Dengan Kapasitas 60 Irisan/Menit

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Aplikasi Penggunaan Sensor Ultrasonik Tipe Ping Untuk Menentukan Kematangan Tempe Pada Saat Fermentasi Berdasarkan Ketebalan Tempe

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Modifikasi Pemarut pada Mesin Penyuwir Daging Ikan untuk Bahan Baku Abon Ikan

Lampiran 1. Data Pengamatan Hasil Penelitian. Tabel 1. Data pengamatan hasil penelitian. Persentase singkong yang tidak terriris sempurna (%)

BAB III BAHAN DAN METODE

PEMBUATAN MESIN EMPING MELINJO SISTEM ROLL BERMOTOR LISTRIK UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

Mulai. Merancang bentuk alat. - Menentukan dimensi alat - Menghitung daya yang diperlukan - Menghitung kecepatan putaran alat Menggambar alat

ANALISIS JARAK RUJI PADA MESIN PENGUPAS POLONG KACANG TANAH TERHADAP HASIL KUPASAN

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG UMBI-UMBIAN KAPASITAS 90 POTONG PER MENIT

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN SISTEM PISAU BERPUTAR

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

Tugas Akhir D3 Teknik Mesin DISNAKER ITS

RANCANG BANGUN MESIN PEMOTONG SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAM FOLLOWER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK MENTEGA (CHURNER) DENGAN SPEED CONTROL

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

PERENCANAAN MESIN PERAJANG BAWANG MERAH KAPASITAS 100 KG/JAM. SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Presentasi Tugas Akhir

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

RANCANG [KG/JAM] MEDAN Diajukan untuk. Memenuhi. Oleh : M.A LUBIS FAHMI NIM: SUWANDI. vii

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG LONTONG KERUPUK MENGGUNAKAN TALI SENAR

ANALISIS HASIL PENGUJIAN PERFORMANCE MESIN PENCACAH RUMPUT LAUT SKALA UKM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain singkong,

Transkripsi:

18 ANALISIS MESIN PENGIRIS TEMPE DENGAN VARIASI SUDUT PISAU TERHADAP KETEBALAN IRISAN Catur Pramono 1), Endang Mawarsih 2), Hendi Kurniawan 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar email: caturpramono@untidar.ac.id 2 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar email:endfamous@yahoo.com 3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar email: hendykurniawan65@gmail.com Abstrak Tempe merupakan makanan tradisional yang sudah lama dikenal di Indonesia. Industri rumahan keripik tempe masih menggunakan cara tradisional yang kurang efisien. Tujuan perancangan mesin ini adalah untuk meningkatkan produksi kripik tempe dengan variasi sudut pisau 10, 20 dan 30. Massa irisan tempe dikategorikan kriteria A (hasil irisan utuh 75-100%, kriteria B (hasil irisan setengah utuh 40-74%), kriteria C (hasil kurang dari setengah utuh <40%), kriteria D (tidak teriris). Mesin ini menggunakan 3 pisau yang bisa disetting sesuai tebal atau tipis irisan dan dengan variasi sudut pisau 10, 20 dan 30. Sudut pisau 30 lebih efektif daripada sudut pisau 10 dan 20 karena menghasilkan 258,854 gr kriteria A. Ketebalan potongan 2 mm menggunakan sudut pisau 30 lebih baik dalam hal kriteria irisan tempe teriris utuh namun kurang baik karena irisannya terlalu tebal. Kata kunci: mesin pengiris, sudut pisau, ketebalan Abstract Tempe is a traditional food that has long been known in Indonesia. Home industry of chips industry still use the traditional way that is less efficient. The purpose of designing this machine is to increase the production of kripik tempe with the variations of 10, 20 and 30 Knife. The mass of tempe slice result based on criteria A (the result of intact slices 75-100%, criteria B (the result of half intact slices 40-74%), criteria C (the result less than half intact <40%), criteria D (not sliced). This machine uses 3 knives blades that can be adjusted thick or thin slices, with variations of knife angle 10, 20 and 30. The blade angle of 30 more effective than the knife angle of 10 and 20 because produces of 258.854 gr of the criteria A.The thickness of 2 mm slices using the blade angle of 30 more effective in terms of the criterion perfect tempe slices and in terms of the size of damaged, but less good in the production of kripik tempe because the slices are too thick. Keywords: slicing machine,knife angle, the thickness

19 PENDAHULUAN Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya. Kedelai termasuk tanaman jenis polong-polongan yang sering dijadikan sebagai bahan dasar banyak makanan seperti kecap, tahu dan tempe. Pembuatan tempe melalui fermentasi oleh kapang Rhizopus sp yang memiliki protein nabati tinggi dan mudah didapat juga murah harganya. Tempe kedelai merupakan makanan tradisional yang telah lama dikenal di Indonesia. Tempe dibuat dengan cara fermentasi atau peragian. Dalam proses fermentasi, terlibat tiga faktor pendukung, yaitu bahan baku yang diurai (kedelai), mikroorganisme (kapang tempe), dan lingkungan tumbuh (suhu, ph, kelembaban). Tempe memiliki kandungan gizi nabati seimbang yang sangat sesuai untuk metabolisme tubuh manusia. Makanan ringan berbahan baku tempe disebut keripik tempe. Keripik tempe adalah makanan yang banyak digemari masyarakat. Keripik tempe memiliki kelebihan dari segi keawetan dan kepraktisan untuk dibawa sebagai buah tangan (oleh-oleh). Keripik tempe adalah salah satu jenis olahan makanan dari bahan tempe kedelai yang digoreng tipis dan dicampur dengan bumbu rempah serta bahan bahan lainnya. Biasanya kripik tempe mempunyai rasa asin dengan aroma bawang yang gurih. Makanan ini tersebar hampir merata di seluruh Pulau Jawa. Pengolahan keripik tempe dilakukan dengan semi tradisionil dimana dibantu dengan alat-alat pendukung serta ditangani oleh para profesi dibidang keripik tempe. Kebutuhan akan keripik tempe dimasyarakat semakin hari semakin meningkat jumlah permintaannya, sementara UKM (Usaha Kecil Menengah) atau home industry produsen kripik tempe masih menggunakan cara tradisional diantaranya adalah dengan menggunakan pisau dapur ataupun pisau khusus untuk memotong tempe, sehingga dihasilkan potongan yang tipis. Namun pada kenyataanya, hasil yang dicapai kurang memenuhi harapan seperti bentuk hasil pengirisan tempe serta ketebalan produk yang tidak seragam dan waktu pengirisan yang lama. Pengirisan tempe dengan cara tradisional kurang efisien dalam jumlah pekerja dan tingkat keselamatan kerja kurang terjamin, sehingga menjadikan hambatan dalam peningkatan mutu dan jumlah produksi. Mesin pengiris tempe yang sudah ada, masih didominasi dengan cara manual, sehingga hasil yang dicapai kurang memenuhi harapan. Oleh karena itu, perlu penelitian tentang mesin pengiris tempe menggunakan motor listrik ¼ HP dengan variasi sudut pisau dan beban pemberat terhadap ketebalan irisan tempe untuk meningkatkan hasil produksi kripik tempe. Keripik tempe adalah jenis makanan ringan hasil olahan tempe. Kadar protein keripik tempe cukup tinggi yaitu berkisar antara 23% - 25%. Tempe yang digunakan untuk pembuatan keripik tempe melalui proses yang sedikit berbeda dengan proses pembuatan tempe untuk sayur. Tempe yang akan dijadikan keripik tempe lebih

20 tipis dan langsung dicetak dengan alas daun (Sarwono, 2007). Menurut Fitria (2010) proses pengirisan tempe pada industri rumah tangga sebagian besar masih dilakukan secara manual, dan sebagian kecil telah menggunakan mesin semi otomatis. Proses pengirisan secara manual, yaitu tempe diiris menggunakan pisau, seperti pada Gambar 1. Mesin semi otomatis menggunakan sistem pisau yang berputar, sesuai Gambar 2. Penggerak motor listrik ¼ HP dengan putaran 1450 rpm. Kapasitas pengirisan dengan cara manual hanya menghasilkan 500 irisan/jam (3,25 kg/jam), dengan tebal irisan yang tidak seragam antara 1 s/d 3,5 mm serta keamanan para pengiris tempe tidak terjamin. Kapasitas mesin semi otomatis menghasilkan irisan tempe 1 s/d 2,5 mm, hal ini dikarenakan pengumpanan pengirisan masih dilakukan dengan cara manual, yaitu didorong dengan tangan. Untuk lebih meningkatkan kapasitas produksi pengirisan tempe bagi industri rumah tangga yang bergerak dalam produksi kripik tempe, maka perlu dilakukan perancangan mesin pengiris yang sesuai dengan kemampuan investasi dan biaya operasional industri rumah tangga tersebut. Berdasarkan batasan masalah dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yaitu menganalisis pengaruh sudut pisau 10 o, 20 o, 30 o terhadap ketebalan potongan tempe 1mm, 1.5mm dan 2mm. Gambar 1. Proses Pengirisan Tempe Secara Manual Gambar 2. Proses pengirisan tempe semi otomatis METODE PENELITIAN Penelitian dan pembuatan mesin pengiris tempe ini dilaksanakan selama 6 bulan di Laboratorium Teknologi Mekanik, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar. Mesin pengiris tempe hasil modifikasi ini menggunakan motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak. Mesin ini menggunakan pisau baja yang memiliki variasi sudut pisau. Saat motor listrik dinyalakan, maka putaran motor listrik akan langsung ditransmisikan ke pulley 1 yang dipasang seporos dengan motor listrik. Dari pulley 1, putaran akan di transmisikan ke pulley

21 2 melalui putaran v-belt, putran akan ditransmisikan ke pulley 3 kemudian pulley 3 berputar, maka poros yang berhubungan dengan pulley akan berputar sekaligus memutar pisau pengiris. Hal tersebut dikarenakan pisau dipasang seporos dengan pulley 3. Gambar 4. Mesin Pengiris Tempe Keterangan: 1. Rangka Rangka merupakan komponen yang berfungsi untuk menyangga semua komponen mesin pengiris tempe, rangka ini terbuat dari besi profil L yang di las. Rangka dibuat setinggi 40cm dengan lebar 50x50cm, karena untuk mempermudah operator memasukkan tempe kedalam hopper. 2. Motor Listrik Motor listrik berfungsi sebagai penggerak utama sistem transmisi pada mesin pengiris tempe, motor listrik yang digunakan adalah motor listrik dengan daya ¼ HP 3. Pulley Pada mesin pengiris tempe, terpasang 2 pulley, masing-masing terpasang pada poros dan motor yang dihubungkan ke belt. 4. V-belt V-belt adalah komponen yang digunakan sebagai penghubung antara pulley motor dengan pulley poros. 5. Roda gigi Roda gigi berfungsi untuk menyalurkan dan memperlambat putaran nampan. 6. Poros Poros berfungsi untuk menghubungkan pulley ke pisau agar pisau berputar. 7. Tempat pisau Tempat pisau berfungsi untuk tempat pemasangan pisau dan sebagai alas. 8. Pisau Pisau berfungsi sebagai komponen untuk mengiris tempe menjadi irisan tipis-tipis. 9. Dudukan nampan Dudukan nampan berfungsi sebagai penghubung putaran dari pulley ke nampan. Kriteria Irisan Tabel 1. Kriteria dan Penjelasan Hasil Pengujian Kriteria Penjelasan Hasil irisan tempe teriris secara sempurna atau mendekati A sempurna, keutuhan potongan (76% - 100%) Hasil irisan tempe teriris B dengan ukuran kurang lebih dari ukuran utuh (40% - 75%) Hasil irisan tempe teriris C dengan ukuran rusak kurang dari 40% D Tidak terpotong

22 Proses Pengirisan Proses pengirisan yang dilakukan pada pengambilan data ini dilakukan sebanyak lima kali. Pada setiap pengujian ini juga harus diukur ketebalan irisan tempe dengan menggunakan jangka sorong sehingga didapat data ketebalan dan dapat menentukan kualitas pengirisan tempe setiap percobaan pada masingmasing variasi sudut pisau dan variasi beban pendorong terhadap tebal hasil irisan tempe. Pada saat proses pengirisan juga dibutuhkan ketelitian agar hasil yang diperoleh sesui keinginan. Cara Pengujian Mesin Tempe dimasukkan kedalam kotak pengarah, kemudian diberikan pembebanan hingga tempe menyentuh pisau. Ketebalan pengirisan tempe dengan jarak pisau 1 mm, 1.5 mm, 2 mm, dengan sudut pisau pengiris 10 0, 20 0, 30 0. Untuk memulai pengirisan, dengan menekan tombol ON pada saklar maka pisau berputar dan tempe ditekan pelan, dan ujung tempe diberikan beban sehingga tempe akan teriris sesuai ukuran. HASIL DAN PEMBAHASAN Mesin Hasil Pembuatan Spesifikaisi mesin pengiris tempe dengan dimensi: panjang 70cm; lebar 70cm;tinggi 70cm, daya motor ¼ HP, pulley pemngiris 10 Inchi, pulley motor listrik 2 inchi, bobot maksimum mesin perajang 70 kg, jumlah pisau 3 buah, tebal pisau 1 mm, sudut pisau 10, 20 dan 30, kapasitas 150kg/jam sesuai gambar 5. Gambar 5. Mesin Pengiris Tempe Densitas tempe rata-rata yang digunakan untuk pengujian yaitu 0,72 gram/cm 3 dengan panjang 10cm, lebar 6cm dan tinggi 6cm. Hasil uji Pengujian mesin menggunakan sudut pisau pengiris 10, 20 dan 30. Sudut pisau 10 menghasilkan 177.968 gr kriteria A atau irisan tempe yang sempurna, 85.69 gr kriteria B atau tempe teriris dengan ukuran kurang lebih dari ukuran utuh dan 7.544 gr kriteria C atau tempe teriris dengan ukuran rusak. Sudut pisau 20 menghasilkan 200.062 gr kriteria A atau irisan tempe yang sempurna, 64.054 gr kriteria B atau tempe teriris dengan ukuran kurang lebih dari ukuran utuh dan 6.844 gr kriteria C atau tempe teriris dengan ukuran rusak. Sudut pisau 30 menghasilkan 270.93 gr, 258.854 gr kriteria A atau irisan tempe yang sempurna, dan 12.076 gr kriteria C atau tempe teriris dengan ukuran rusak.

Massa Tempe (Gram) Massa Tempe (Gram) 23 Kriteria A Kriteria B Kriteria C Kriteria A Kriteria B Kriteria C 300 250 200 177.968 200.062 258.854 300 250 200 258.854 261.822 263.882 150 150 100 50 0 85.69 64.054 7.544 6.844 12.076 0 10 20 30 Sudut Pisau Pengiris 100 50 0 12.076 0 09.166 02.19 1mm 1.5mm 2mm Tebal Irisan Gambar 5. Pengaruh Sudut Pisau Terhadap Hasil Irisan Tempe Berdasarkan gambar 5 menunjukkan bahwa penggunaan sudut pisau 30 lebih efektif dari sudut pisau 20 dan 10 karena kriteria A atau hasil sempurna lebih banyak dibandingkan kriteria B dan C. Gambar 7. Pengaruh tebal irisan 1mm, 1.5mm dan 2mm dengan sudut 30 Berdasarkan gambar 7, dapat ditarik kesimpulan bahwa tebal irisan 2 mm lebih efektif dari segi kriteria irisan tempe sempurna dan dari segi ukuran tempe yang rusak. Gambar 6. Irisan Tempe Variasi Sudut Pisau Pengujian mesin terhadap ketebalan irisan 1mm, 1.5mm dan 2mm dengan sudut 30 o. Tebal irisan 1 mm menghasikan 258,854 gr kriteria A dan 12,076 gr kriteria C. Tebal irisan 1.5 mm menghasilkan 261,822 gr kriteria A dan 9,166 gr kriteria C, sedangkan tebal irisan 2 mm menghasilkan 263,882 gr kiteria A dan 7,102 gr kiteria C. Gambar 8. Hasil irisan tempe dengan tebal irisan 1mm, 1.5 mm dan 2 mm SIMPULAN Performa mesin pengiris tempe dengan sudut pisau pengiris 10, 20 dan 30 didapat sudut terbaik yaitu 30. Ketebalan irisan menggunakan sudut terbaik (30 ) yaitu 2 mm. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada LPPM PMP Universitas Tidar dan

24 seluruh staff Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tidar. DAFTAR PUSTAKA Fitria, R, 2010. Tempe Kripik Pada Insustri Rumah Tangga. Universitas Negri Yogyakarta Kasmidjo, R.B. 1990. TEMPE: Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta Sarwono, 2007, Membuat tempe dan Oncom, Penebar Swadaya, Jakarta Astawan, M., 2008, Sehat Dengan Tempe.Panduan Lengkap Menjaga Kesehatan dengan Tempe. PT Dian Rakyat, Jakarta Mott, R. L., 2004, Machine Elements In Mechanical Design, Fouth Edition Perason Education, New Jersey