BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai level kinerja yang optimal untuk dapat bersaing dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

Mengenal Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Farah Esa B

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi pasti mempunyai tujuan yang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan hasil yang optimal serta mampu menjaga kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

ANALISIS PROSES BISNIS PADA AGENCY FOTOGRAFI DAN MODELING FASHIONTOGRAFIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial juga menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Hal itu karena rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian, maka perlu menciptakan kondisi ekonomi yang lebih fleksibel dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak negara maju.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Banyak perusahaan menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baru-baru ini Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia, semua lini masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. yang lainnya menjadi sangat pelik dan kompetitif, perusahaan dituntut untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. harta yang berharga bagi perusahaan (Intangible Assets) serta berguna untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa saat ini sangatlah cepat. Hal

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

I. PENDAHULUAN. makin ketat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat dan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Pada bidang akuntansi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. besar pengaruh kepemimpinan, lingkungan kerja, motivasi kepuasan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I. Pendahuluan Visi, Misi dan Tujuan Umum Rumah Sakit Umum Daerah Cibabat

BALANCED SCORECARD ROBERT S. KAPLAN DAVID P NORTON

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa sangat

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kaplan dan Norton (1996) mendefinisikan Balanced Score Card (BSC) prosesnya Balanced Score Card (BSC) menemukan cara pandang bahwa

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good public and corporate governance (Mardiasmo, 2009:27).

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tujuannya yaitu mengentaskan kemiskinan dan juga menjadi industry yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dari suatu organisasi.

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam era globalisasi sekarang ini setiap organisasi di tuntut untuk mencapai level kinerja yang optimal untuk dapat bersaing dengan pesaing yang ada. Setiap organisasi harus melakukan pengukuran kinerja untuk melihat sampai dimana level performansi kinerja dari organisasi tersebut. Perbaikan dapat dilakukan ketika organisasi telah melakukan pengukuran kinerja sehingga dapat diketahui hal-hal yang perlu mendapatkan perbaikan. Perguruan Tinggi Swasta merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan yang berupaya meningkatkan daya saing dengan perguruan tinggi swasta lainnya. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi menyatakan bahwa pendidikan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa indonesia yang berkelanjutan. Balanced Scorecard merupakan suatu pendekatan yang sistematis yang ditujukan untuk mengatasi beberapa kekurangan pendekatan keuangan. Pendekatan Balanced Scorecard ini diperkenalkan oleh Kaplan 1

2 dan Norton (1996). Balanced Scorecard menterjemahkan misi organisasi dan strategi kedalam suatu ukuran kinerja yang menyeluruh dengan memberikan suatu kerangka untuk suatu pengukuran kinerja dan sistem manajemennya. Dalam Balanced Scorecard : bahasa, visi, misi, strategi dalam tingkat corporate dipandang dengan perspektif yang berbeda, harus dipandang dengan kaca mata pemilik, pelanggan, karyawan serta manajemen. Organisasi yang menggunakan Balanced Scorecard diharapkan akan dapat: (a) menjelaskan dan memperoleh konsensus tentang visi dan petunjuk strategi; (b) mengkomunikasikan dan menghubungkan strategi dan ukuran keseluruhan organisasi; (c) meluruskan departemen dan tujuan personal kedalam misi dan strategi organisasi; (d) perencanaan, target dan pelurusan inisiatif strategi; (e) melakukan review terhadap strategi secara berkala dan systematic; (f) memperoleh feedback untuk mempelajari dan meningkatkan strategi Balanced Scorecard. Penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan Norton (2001) dengan judul The Strategy - Focused Organizatin: How Balanced Scorecard Companies Thrve in The New Business Environment membahas bagaimana Balanced Scorecard berhasil diterapkan di berbagai perusahaan dan organisasi ( contoh organisasi City of Charlotte) di U.S.A. Penelitian mereka berkembang dengan mengajak beberapa partisipan penelitian dengan menerapkan Balanced Scorecard di fasilitas percobaan di perusahaan masing-masing.

3 Peneliti lain, Sukesti (2008) dalam Analisis Balanced Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Pada Universitas Muhammadiyah Semarang menunjukkan bahwa alat ukur kinerja Balanced Scorecard dapat digunakan juga dalam unit pendidikan. Baru-baru ini terdapat banyak kasus maraknya peredaran pemalsuan ijazah dan pemalsuan transkip nilai di dunia pendidikan kita khususnya yang terjadi di perguruan tinggi sangatlah memprihatinkan. Hal ini akan sangat mencoreng dunia pendidikan Indonesia dan mencoreng kinerja dari institusi perguruan tinggi yang melakukan kasus kecurangan. Dengan adanya hal semacam ini maka semua perguruan tinggi di dorong untuk aktif memasukkan data, memverifikasi, dan dikti menelitik data yang mencurigakan. Para insan akademik juga diharapkan untuk selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam proses belajar mengajar. Kualitas sumber daya manusia juga perlu diperbaiki. Alasan perbaikan kualitas sumber daya manusia tersebut karena peran strategis adalah sebagai pelaksana dari fungsi-fungsi perusahaan, seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan (Rivai, 2009). Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, diharapkan organisasi dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya serta meningkatkan kinerja organisasi, apalagi yang berkaitan pada lembaga pendidikan, maka kualitas sumber daya manusia merupakan kunci keunggulan dan keberhasilan organisasi.

4 Kasus-kasus yang terjadi terutama pada perguruan tinggi swasta adalah adanya deprofesionalisasi perguruan tinggi swasta (PTS), hal ini sering dan banyak terjadi disebabkan oleh adanya kendala atau masalah intern. Mulai dari lemahnya manajemen, tidak berfungsinya BP-PTS, kurang berkualitasnya tenaga pengajar, terbatasnya dana, minimnya buku perpustakaan, sampai lemahnya kepemimpinan serta tidak akuratnya penempatan orang-orang yang secara infrastruktur kurang berkualitasnya tenaga pengajar PTS, yang sebagian besar tenaga pengajar adalah alumnusnya sendiri, biasanya ini sering terjadi di PTS daerah. Sehingga cara pengajarannya pun cenderung kurang positif untuk ukuran perguruan tinggi yang berideologikan keterbukaan dan masa depan. Kecenderungan lain yang sering terjadi di dalam PTS adalah, minimnya buku-buku perpustakaan. Faktor terakhir yang menyebabkan keterbelakangan PTS adalah lemahnya kepemimpinan dan penempatan personal infrastruktur. Seharusnya seorang pemimpin dalam perguruan tinggi itu haruslah merupakan figur yang mempunyai intelektualisme dengan kemampuan manajerialnya yang tinggi. Intelektualisme ini sendiri tampak jika dilihat pada latar belakang pendidikan formal yang tinggi, visi yang jauh ke depan, dan keterbukaan dalam setiap pandangan. Pendidikan yang tinggi akan memberikan bekal pandang ilmiah yang luas dan dalam dengan visi yang jauh akan menghasilkan pemikiran dan jalan keluar yang sifatnya konseptual keterbukaan akan dapat menumbuhkan suatu kepemimpinan yang kolektif dan demokratis.

5 Penelitian yang mengkaitkan modal manusia dengan kinerja organisasi dilakukan pada universitas di Cambridge, dimana hasilnya menemukan bahwa sumber daya manusia (intellectual capital, social capital, organizational capital dan knowledge) berpengaruh signifikan terhadap kinerja universitas dan intellectual capital merupakan factor terpenting dari modal manusia di tuliskan dalam penelitian Hansson, et al., (2004) pada 34 universitas di Eropa (Jerman, Spanyol, Perancis, Swedia dan Inggris). Namun berbeda dengan hasil penelitian Segal, et al., (2009), di mana pengalaman manajer lebih dominan mempengaruhi kinerja dari pada pendidikan, demikian juga pada penelitian Winarno, et al., menyatakan semakin tinggi modal manusia, maka semakin tinggi kinerja organisasi. Penentu kinerja yang lain adalah gaya kepemimpinan. Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan termasuk organisasi Badan layanan umum (BLU) di Perguruan Tinggi Swasta terutama berkaitan dengan peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan standar efisiensi anggaran yang telah ditetapkan. Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002), faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif dapat memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan akan dapat menjadi pedoman yang baik dalam peningkatan kinerja pegawai.

6 Penggunaan variabel budaya inovasi mengacu pendapat (Robbins, 1996), yang mengatakan bahwa organisasi mampu melaksanakan inovasi jika ditunjang oleh budaya organisasi, artinya organisasi yang inovatif cenderung mempunyai budaya berinovasi tinggi. Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa penelitian terdahulu sebagian besar lebih menekankan pada aspek kinerja organisasi secara umum. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan replikasi dari penelitian terdahulu tetapi dengan melakukan kompilasi terhadap variabel-variabel lain yang berbeda dari penelitian sebelumnya serta analisis kinerjanya menggunakan perspektif Balanced Scorecard pada organisasi sektor publik dibidang pendidikan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah memadai atau tidaknya sumber daya manusia serta kesesuaian gaya kepemimpinan yang di moderasi oleh kompetensi dan budaya inovasi memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan anggaran berbasis kinerja dengan prospektif Balanced Scorecard. Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai PENGGUNAAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN KINERJA PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA: ANALISIS PENGARUH VARIABEL SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEPEMIMPINAN YANG DIMODERASI DENGAN VARIABEL KOMPETENSI DAN BUDAYA INOVASI.

7 B. Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard? 2. Apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard? 3. Apakah Kompetensi dapat memoderasi hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard? 4. Apakah Budaya Inovasi dapat memoderasi hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard? 5. Apakah Kompetensi dapat memoderasi hubungan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard? 6. Apakah Budaya Inovasi dapat memoderasi hubungan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard.

8 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis dan membuktikan secara empiris apakah Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard. 2. Menganalisis dan membuktikan secara empiris apakah Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard. 3. Menganalisis dan membuktikan secara empiris apakah Kompetensi dapat memoderasi hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard. 4. Menganalisis dan membuktikan secara empiris apakah Budaya Inovasi dapat memoderasi hubungan antara Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard. 5. Menganalisis dan membuktikan secara empiris apakah Kompetensi dapat memoderasi hubungan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard. 6. Menganalisis dan membuktikan secara empiris apakah Budaya Inovasi dapat memoderasi hubungan antara Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Organisasi dengan perspektif Balanced Scorecard.

9 D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang secara langsung terkait di dalamnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah: Manfaat Teoritis Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan juga dengan kinerja organisasi sektor publik dengan pendekatan Balanced Scorecard. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal tersebut dan memperoleh manfaat dari penelitian tersebut. Manfaat Praktis Sebagai kontribusi dalam usaha peningkatan kinerja organisasi non profit di bidang pendidikan dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja organisasi dengan menggunakan perspektif Balanced Scorecard. 1. Bagi Masyarakat Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah sebagai berikut : 1) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana kulitas SDM mempengaruhi kinerja di sektor non profit. 2) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana gaya kepemimpinan mampu mempengaruhi kinerja di sektor publik.

10 3) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Balanced Scorecard. 2. Bagi Pemerintah Dapat mengevaluasi tentang kinerja pendidikan khususnya di tingat perguruan tinggi sehingga pemerintah dapat mengantisipasi adanya kecurangan-kecurangan yang kemungkinan akan terjadi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat di jadikan sebagai pahan pemikiran, pertimbangan, atau bahan referensi dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang yang sama yaitu mengenali Analisis Kinerja organisasi non profit di bidang pendidikan dengan perspektif Balanced Scorecard. 4. Bagi Perguruan Tinggi Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetauan dan evaluasi tentang kinerja perguruan tinggi yang nantinya akan dapat berguna bagi organisasi tersebut.