BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

I. PENDAHULUAN. Inventory atau persediaan merupakan aset yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini dihadapkan pada era

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Pada jenis perusahaan manufaktur, hanya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang produksi, distribusi maupun retail untuk mengoptimalkan tingkat

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB II LANDASAN TEORI

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen persediaan yang baik merupakan salah satu faktor yang penting untuk

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan usahanya, perusahaan sebagai suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. logistik sudah digunakan untuk mengatasi berbagai jenis kebutuhan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pengendalian yang baik dalam pengelolaan persediaan.

IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 7: MENGELOLA PERSEDIAAN PADA SUPPLY CHAIN. By: Rini Halila Nasution, ST, MT

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kondisi perekonomian yang semakin buruk dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasir Silika Menggunakan Metode Economic Order Quantity Pada Industri Papan Kalsium Silikat

BAB 1 PENDAHULUAN. persediaan, jumlah persediaan yang terlalu kecil akan menimbulkan stock out

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi. manusia. Kebutuhan ini wajib dipenuhi setiap manusia agar terjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi sekarang ini, dapat kita lihat bahwa persaingan dalam dunia

MANAJEMEN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

I. PENDAHULUAN. bagian manajemen operasional khususnya dalam pengelolaan persediaaan barang,

1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Mutiara Dey NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE.,MM,

BAB I PENDAHULUAN. Kawaii Sushi merupakan salah satu restoran Jepang yang berada di kota

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam. Kekayaan alam yang dimiliki meliputi hasil laut, darat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang global ini persaingan bisnis berjalan cukup ketat dan mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lokasi tertentu sangat penting dilakukan oleh manajemen dalam

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BIAYA BAHAN. Endang Sri Utami, SE., M.Si., Ak, CA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya era globalisasi menyebabkan terjadinya perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang ekonomi. Seiring dengan perkembangan bidang ekonomi di Indonesia yang semakin pesat, menyebabkan perkembangan diberbagai industri, salah satunya adalah industri distribusi. Perkembangan yang terjadi dalam industri ini menyebabkan setiap perusahaan semakin gencar untuk mencapai tujuannya. Dan pada umumnya, tujuan utama setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. Sulitnya memprediksi kebutuhan pasar, serta persaingan bisnis yang semakin ketat, merupakan kendala yang dihadapi perusahaan distribusi sehingga menajemen harus bisa mengambil keputusan yang tepat dan cepat guna memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan. Menurut Ardhi Suryadhi dalam situs berita online yang memuat informasi mengenai perkembangan teknologi dan informasi, (http://inet.detik.com, 24 Juni 2011), industri distribusi di Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan iklim ekonomi yang berubah-ubah dan tantangan untuk menjaga koordinasi antara supplier, distributor dan end user. Untuk itu, kecepatan dan ketepatan penanganan order, pengiriman barang dan layanan pelanggan menjadi kunci sukses persaingan pada segmen distribusi. 1

Menurut Soskho dan Merkuryev (2010) dalam Scientific Journal of Riga Technical University menyatakan bahwa Effective distribution company management revolves around balancing the three key dimensions of inventory, cost, and service. Managing these trade-offs efficiently is typical inventory management task which can result for company in improving business performance and driving competitive advantage. Dalam pendapat tersebut Soskho dan Merkuryev memberi pengertian bahwa perusahaan distribusi yang efektif harus bisa mencapai titik balance (seimbang) antara investasi persediaan, biaya dan tingkat pelayanan konsumen. Dengan demikian, setiap perusahaan yang bergerak dalam industri distribusi harus mampu mengoptimalkan permintaan pasar dan persediaan agar tidak terjadi kelebihan ataupun kekurangan stok barang. Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat modal yang dibutuhkan cukup besar dalam hal pengadaan persediaan. Persediaan juga merupakan salah satu bagian yang menyerap investasi terbesar. Nilai invesatasi perusahaan dalam bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 25%-35% dari nilai seluruh aset (Indrajit dan Djokopranoto, 2003) dalam (Henmaidi dan Hidayati, 2007). Perusahaan harus fokus terhadap pengendalian persediaan, karena persediaan barang yang ada dalam perusahaan memengaruhi tingkat pelayanan kepada pelanggan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada sebuah risiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk itu, pengadaaan barang secara efektif dan efisien merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan distribusi. 2

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu kebijakan pengendalian persediaan yang tepat guna mendapatkan suatu tingkat persediaan yang optimal sehingga dapat dicapai keuntungan semaksimal mungkin. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam meningkatkan kinerja bisnis dan menetapkan keunggulan kompetitif untuk jangka panjang. Simatupang dan Olanda (2010) dalam The Asean Journal of Technology Management Vol.3 No.2 menyatakan bahwa dalam menjalankan bisnis, manajemen persediaan memiliki peran besar dalam memenuhi permintaan dari pelanggan. Dengan pengelolaan manajemen persediaan yang baik akan memudahkan perusahaan untuk menembus persaingan pasar yang begitu ketatnya pada saat sekarang ini. Manajemen persediaan dapat berdampak pada semua fungsi bisnis, operasional, pemasaran, akuntansi dan keuangan (Schroeder, 2008). Dalam hal ini, manajemen persediaan merupakan aset yang berharga bagi suatu perusahaan. Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan kebijakan manajemen persediaan yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Stephyana (2011) sistem persediaan adalah serangkaian kebijakan dan pengendalian yang memantau dan memonitor jumlah dan tingkat persediaan agar bisa menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus tersedia dan berapa besar order yang harus dilakukan. Selanjutnya, Stephyana menjelaskan bahwa tujuan dari sistem ini yaitu untuk menetapkan dan menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat, dan pada waktu yang tepat. 3

Dengan demikian, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimalkan biaya total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan dilakukan secara optimal (optimal order point). Oleh karena itu, untuk membuat keputusan biaya persediaan yang efektif diperlukan manajemen persediaan. Manajemen persediaan memiliki sasaran untuk mengatur berapa banyak item yang harus disediakan, kapan dan berapa banyak pembelian harus dilakukan. Economic Order Quantity (EOQ) merupakan salah satu model manajemen persediaan. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang dapat meminimalkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan (Sofjan Assauri, 2008). Menurut Cecil Bozarth, Professor of Operations & Supply Chain Management at North Carolina State University (http://scm.ncsu.edu, 28 Januari 2011), Economic Order Quantity adalah jumlah pesanan yang meminimumkan total biaya pesan dan biaya simpan untuk satu tahun. Selanjutnya, Bozarth mengatakan bahwa EOQ dapat memberikan indikasi yang baik terkait jumlah pembelian yang optimal. Dalam penerapannya, menjaga persediaan merupakan masalah yang rumit yang sering dihadapi perusahaan, apalagi melibatkan item yang banyak. Perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan kapan dan berapa banyak persediaan yang harus dibeli. Sebagaimana halnya dengan perusahaan-perusahaan lain, PT ATI tidak lepas dari masalah persediaan. PT ATI adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan dan distribusi produk Flexicon dari United Kingdom yang merupakan flexible cable 4

protection atau produk pelindung kabel dengan satu visi perusahaan, yaitu menjadi pemimpin pasar di Indonesia dalam bidang pendistribusian produk peralatan industri. Sebagai perusahaan distributor peralatan untuk keperluan industri, PT ATI membeli barang langsung dari prinsipal atau perusahaan manufaktur, disimpan di gudang pribadi, kemudian dijual kembali kepada para pelaku industri dan individu. Menjaga kestabilan persediaan dari produk yang diperdagangkan adalah sangat penting karena peralatan industri merupakan hal pendukung mutlak yang menunjang jalannya operasional suatu industri. Apabila lalai dengan persediaan maka pelanggan yang selama ini memiliki loyalitas tinggi akan dengan mudah pindah ke pesaing. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut perusahaan perlu untuk melakukan evaluasi kinerja manajemen dan sistem persediaan perusahaan serta memilih dan menetapkan model yang tepat untuk pengendalian persediaan. Dasar pemilihan PT ATI dalam penelitian ini adalah perusahaan merupakan exclusive distributor produk Flexicon di Indonesia, yang mana memerlukan suatu kebijakan pengendalian persediaan yang tepat karena persediaan produk Flexicon merupakan salah satu bagian pengeluaran yang menyerap investasi terbesar. Nilai persediaan produk Flexicon pada tahun 2013 adalah sebesar Rp3.325.776.719. Nilai ini setara dengan 47,96%, jika dibandingkan dengan nilai persediaan yang ada di gudang PT ATI saat itu, yaitu sebesar Rp6.934.890.241. 5

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pihak manajemen PT ATI mengenai produk flexible cabel protection (Flexicon) pada tahun 2013 yang terdiri dari tipe conduit (FSU) dan fitting (IP54), terdapat beberapa permasalahan yang berhubungan dengan pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan. Dalam hal ini, manajemen persediaan belum dikelola dengan baik, terlihat dari penentuan waktu pemesanan yang terlalu sering dilakukan, yaitu 12 kali dalam satu tahun. Selain itu, penentuan jumlah ekonomis dalam setiap kali pesan hanya didasarkan pada pengalaman dan data-data historis penjualan produk. Perusahaan juga tidak menetapkan persediaan pengaman (safety stock) dan titik pemesanan kembali (reorder point) untuk mengantisipasi permintaan yang tidak terduga selama waktu tunggu dan untuk mengetahui kapan harus melakukan pemesanan. Kebijakan pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan saat ini berdasarkan hal tersebut, dapat berpengaruh terhadap ketidakoptimalan pengadaan persediaan. Dalam kasus ini, PT ATI mengalami total inventory cost sebesar Rp159.084.416,- untuk produk flexicon (conduit dan fitting) pada tahun 2013. Artinya, perusahaan menghabiskan total inventory cost sebesar 6,8% dari total sales. Persentase ini tidak efisien karena perusahaan menghabiskan biaya persediaan sebesar 6,8%, yang mana berada di atas standar persentase ideal dari penanaman modal persediaan, yaitu hanya sebesar 5% (Ivan, 2013) dalam (fe.unila.ac.id, 11 Agustus 2014). Dalam hal ini, perusahaan hanya menyimpan stok dengan harga yang rendah sehingga biaya-biaya pemesanan meningkat. Perusahaan tidak harus 6

melakukan pemesanan berulang-ulang, persediaan yang optimal sangat membantu perusahaan dalam mengatasi masalah persediaan kategori produk flexicon. PT ATI harus bisa mengatasi permasalahan persediaan yang meliputi: Berapa banyak yang harus dipesan, kapan harus memesan, berapa banyak persediaan maksimal yang seharusnya disimpan di gudang, berapa jumlah persediaan yang ada di gudang (safety stock) agar tidak terjadi kekurangan ataupun kelebihan. Persediaan (inventory) akan tetap ada untuk mengantisipasi setiap permintaan yang tidak terduga, tetapi perusahaan dalam hal ini harus mampu untuk meminimalisasi jumlah stock karena inventory yang berlebih akan menyebabkan pembengkakan atau pemborosan biaya. Oleh karena itu, mengingat pentingnya permasalahan persediaan membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi dengan judul Analisis Perhitungan Total Inventory Cost pada PT ATI 1.2 Rumusan Masalah Masalah persediaan merupakan masalah yang penting bagi distributor, karena sebagian besar modal yang dikeluarkan semuanya tertanam pada barangbarang tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penanganan manajemen persediaan yang tidak tepat karena masalah persediaan tersebut memengaruhi perusahaan untuk mencapai keuntungan perusahaan yang maksimal. Dalam mengatasi masalah tersebut, dapat ditarik perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan sistem persediaan yang diterapkan PT ATI saat ini? 2. Bagaimana pelaksanaan sistem persediaan PT ATI jika menggunakan metode EOQ? 7

3. Bagaimana perbandingan biaya total persediaan yang dilakukan dengan kebijakan perusahaan dan metode EOQ? 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di PT ATI pada divisi warehouse 2. Persediaan yang diteliti adalah kategori produk flexicon (flexible cable protection) tipe conduit (FSU) dan fitting (IP54) 3. Periode data persediaan yang digunakan untuk penelitian adalah bulan Januari sampai dengan Desember 2013 4. Data biaya-biaya persediaan mencakup biaya pesan dan biaya simpan 5. Data permintaan atau pembelian flexicon tipe conduit (FSU) dan fitting (IP54). 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem persediaan yang diterapkan PT ATI saat ini 2. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem persediaan PT ATI jika menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). 3. Untuk mengetahui perbandingan biaya total persediaan yang dilakukan dengan kebijakan perusahaan dan metode EOQ 8

1.5. Manfaat Penelitian berikut : Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan maanfaat sebagai 1.5.1 Teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi sebagai tambahan atau pengembangan ilmu ekonomi, manajemen operasi, khususnya masalah persediaan pada sebuah perusahaan dagang untuk mencapai efisiensi. 1.5.2 Manajerial Secara praktis, dimaksudkan untuk memberikan masukan, informasi dan saran yang berguna bagi pihak perusahaan yang diteliti, para manajer operasional dalam mengambil keputusan yang tepat dengan metode yang tepat sebelum melakukan persediaan. 1.5.3 Pembaca Membantu dalam memahami pengendalian persediaan yang efektif dan efisien serta memberikan sumbangan wawasan dan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.6 Sistematika Penelitian Penelitian yang peneliti tuangkan ke dalam tulisan ini dibahas dalam lima bab. Masing-masing bab memiliki keterkaitan satu sama lain. Tulisan ini sudah tersusun dengan benar sesuai dengan sistematika penelitian skripsi sehingga para pembaca tulisan ini mampu mengerti maksud dan tujuan dari tulisan ini. Adapun sistematika penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut : 9

BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai keadaan yang melatarbelakangi dibuatnya tulisan ini dan rumusan masalah yang dijadikan pokok-pokok penting yang harus dibahas. Selain itu, tulisan ini dilengkapi dengan deskripsi tujuan, manfaat, serta batasan masalah yang menjadi pembatas permasalahan yang diteliti sehingga ruang lingkup penelitian menjadi lebih jelas, terfokus dan spesifik. Masingmasing bagian tersebut dibahas secara urut melalui sistematika penelitian skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi landasan teori yang digunakan dalam penelitian, yang membahas konsep-konsep yang terkait dengan permasalahan inventory (persediaan), biaya persediaan dan model perhitungan persediaan EOQ. Konsep-konsep tersebut akan dijelaskan berdasarkan hasil studi kepustakaan dari literatur, buku dan jurnal yang membahas secara mendalam mengenai permasalahan tersebut. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bagian ini menguraikan tentang gambaran umum dari objek penelitian, variable penelitian dan definisi secara operasional, desain penelitian dan prosedur pengambilan data. Pada bagian ini juga akan dibahas mengenai metode pengumpulan data dan teknik analisis yang akan digunakan dalam penelitian untuk menjawab semua rumusan masalah. 10

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dibuat. Hasil penelitian tersebut terdiri dari gambaran secara umum mengenai objek dari penelitian dan setting yang digunakan oleh peneliti BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir dalam skripsi ini, disajikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai penelitian yang telah dilakukan berdasarkan analisis data yang sudah dibahas di bab sebelumnya. 11