KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. [BPS] Badan Pusat Statistik Jakarta Studi Konsistensi Luas Baku Lahan Sawah. BPS Pusat, Jakarta.

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN OPSI PENGEMBANGAN SANITASI

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS WILAYAH KOTA BUKITTINGGI DAN KABUPATEN AGAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

Penutup Sekapur Sirih Mukhlis SE,MM

Lampiran I.13 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KABUPATEN AGAM DAERAH AGRARIS. Tabel 5.1 karakteristik Wilayah dan Kependudukan Kabupaten Agam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 PNPM DAERAH TERTINGGAL & KHUSUS ALOKASI BLM (Rp. x Juta) SUMATERA BARAT

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam

129 annel=33&nchannel=2.%20peluang%20investasi (tanggal 12 Desember 2007 jam

PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

~T PERINTAH TUGAS Nomor : 094.3/11,{l,,'- /

CAPAIAN RPJMD KABUPATEN AGAM

Alamat Kabupaten/Kota

04. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II KERANGKA KERJA SEKTOR SANITASI KABUPATEN AGAM

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Penilaian Parameter Potensi Pariwisata

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

DAFTAR ALAMAT MASJID DAN MUSHALLA KABUPATEN AGAM

PETA KECAMATAN BASO i

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

dan Paket B Tahun Pelajaran 2017/2017 dengan Kepala sekolah Penyelenggara UN (data

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 11 TAHUN 2015 T e n t a n g : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) KABUPATEN AGAM TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masalah yang dihadapi di beberapa Negara berkembang dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN I - 1

- 1 41'46" LS dan '52" '40" BT dan berada pada

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Dokumentasi Hukum Pemkab Agam 1

BUPATI AGAM PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 44 TAHUN 1990 (44/1990) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1990 (JAKARTA) Kembali ke Daftar Isi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 15 TAHUN 2013 T e n t a n g : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH ( R K P D ) KABUPATEN AGAM TAHUN 2014

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB II TINJAUAN UMUM

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

Gambar 4. Lokasi Penelitian

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

MENUJU PROPINSI SUMATERA BARAT KECUKUPAN ENERGI BERBASIS AIR EXTENDED ABSTRACT

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk perencanaan pembangunan.

ANALISIS PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN TAHUN 2011 DAN 2015 DI KABUPATEN AGAM

PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM. Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1. Abstrak

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sendayan, Desa Naga Beralih, dan Desa Muara Jalai.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA Jalan : DR. Muhammad Hatta Telp fax Lubuk Sasung disdik-agam.org

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RKPD DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN TAHUN 2012

Secara Geografis Propinsi Lampung terletak pada kedudukan Timur-Barat. Lereng-lereng yang curam atau terjal dengan kemiringan berkisar antara 25% dan

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Wilayah Minangkabau. Wilayah Minangkabau : Wilayah Darek Wilayah Rantau Wilayah Pasisia

DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI SUMATERA BARAT

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Grup Perbukitan (H), dan Pergunungan (M)

PEMERINTAH KABUPATEN AGAM KECAMATAN BASO NAGARI SIMARASOK Alamat : Anak Ala Jorong Simarasok Kode pos 26192

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM

Transkripsi:

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Adminitrasi Wilayah Kabupaten Agam secara geografis berada antara 00 o 01 34-00 o 28 43 LS dan 99 o 46 39 100 o 32 50 BT dengan luas wilayah 2 212.19 km 2 5.24% dari luas wilayah Propinsi Sumatera Barat. Secara administrasi Kabupaten Agam (Gambar 6) berbatasan dengan : - Sebelah utara dengan Kabupaten Pasaman - Sebelah selatan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan Tanah Datar - Sebelah timur dengan Kabupaten 50 Kota dan - Sebelah barat dengan Samudera Indonesia Kabupaten Agam memiliki 15 (lima belas) kecamatan dengan 73 (tujuh puluh tiga) Nagari. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Agam dapat di lihat pada Tabel 3. Tabel 3 Pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Agam No. Kecamatan Ibu Kota Luas (km 2 ) Nagari 1 Tanjung Mutiara Tiku 204.54 - Tiku Jorong - Tiku Selatan - Tiku Utara 2 Lubuk Basung Manggopoh 265.60 - Garagahan - Kampung Pinang - Lubuk Basung - Manggopoh - Kampung Tangah 3 Ampek Nagari Bawan 272.10 - III Koto - Batu Kambing - Sitalang 4 Palembayan Palembayan 337.95 - IV Koto Palembayan - Sipinang - Sungai Puar - Baringin - III Koto Silungkang - Salareh Aia 5 Palupuh Palupuh 243.58 - Pagadih - Koto Rantang - Pasia Laweh - Nan Tujuah 6 Kamang Magek Magek 87.58 - Magek - Kamang Hilir - Kamang Mudik 7 Tilatang Kamang Pakan Kamis 57.44 - Koto Tangah - Gadut - Kapau atau

Tabel 3 Lanjutan No. Kecamatan Ibu Kota Luas (km 2 ) Nagari 8 Matur Matur 93.61 - Matua Hilia - Matua Mudik - Lawang - Panta Pauh - Tigo Balai - Parik anjang 9 Tanjung Raya Maninjau 236.77 - Sungai Batang - Tigo Koto - Bayua - Duo Koto - Tanjung sani - Maninjau - Koto Kaciak 10 IV Koto Balingka 190.37 - Balingka - Guguak T. Sarajo - Koto Tuo - Malalak - Koto Panjang - Koto Gadang - Sungai Landia - Sianok VI Suku 11 Banu Hampu Sungai Buluh 37.23 - Padang Lua - Taluak IV Suku - Pakan Sinayan - Ladang Laweh - Cingkariang - Kubang Putiah 12 Sungai Pua Sariak 31.14 - Padang Laweh - Sungai Pua - Batu Palano - Batagak - Sariak 13 IV Angkat Biaro 30.18 - Panampuang - Biaro Gadang - Ampang Gadang - Batu Taba - Lambah - Pasia - Balai Gurah 14 Candung Lasi 52.40 - Candung - Koto Laweh - Lasi - Bukik Batabuah 15 Baso Baso 71.70 - Simarasok - Padang Tarok - Koto Tonggi - Tabek Panjang - Bungo Koto Tuo Sumber : Data Base Pembangunan Kabupaten Agam

100 00' BT 100 20' BT PETA LOKASI ADMINISTRASI KABUPATEN AGAM 0 00' 0 20' LS Kabupaten Pasaman Kabupaten Lima Puluh Kota Kota Bukittinggi 0 00' 0 20' LS Simbol Keterangan Kec. Kamang Magek Kec. Banuhampu Sungai Kec. Baso Kec. Candung Kec. IV Angkat Candung Kec. IV Koto Kec. IV Nagari Kec. Lubuk Basung Kec. Matur Kec. Palembayan Kec. Palupuh Kec. Sungai Pua Kec. Tanjung Mutiara Kec. Tanjung Raya Kec. Tilatang Kamang Danau Maninjau Luas Hektar % 8 772 3 725 6 972 5 248 3 023 19 065 20 460 33 432 9 375 34 559 24 393 3 119 19 703 23 615 5 751 9 961 Peta Situasi Propinsi Sumatera Barat 3.97 1.68 3.15 2.37 1.37 8.62 9.25 15.11 4.24 15.62 11.03 1.41 8.91 10.68 2.60 4.50 Kabupaten Padang Pariaman Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatera Utara Propinsi Riau N Samudera Indonesia Kota Solok Kepulauan Mentawai Propinsi Jambi Propinsi Bengkulu SKALA 5 0 5 Km Sumber : BAPPEDA Kabupaten Agam 100 00' BT 100 20' BT Gambar 6 Lokasi penelitan.

Kondisi Fisik Wilayah Zona iklim yang terdapat di Kabupaten Agam berdasarkan klasifikasi Oldeman yang sepanjang pantai barat tergolong zona A dengan luas mencapai 38 270 ha. Daerah lereng timur bukit Barisan yang merupakan daerah bayang hujan tergolong zona B1 dengan luas 61 440 ha, tipe B2 seluas 43 498 ha dan tipe C1 dengan luas 43 091 ha, tipe D1 seluas 24 772 ha, tipe D2 dengan luas 9 069 ha dan 1 077 ha termasuk tipe E2. Formasi batuan yang dijumpai di Kabupaten Agam dapat digolongkan ke dalam pra tersier, tersier dan kuarter yang terdiri dari batuan endapan permukaan, sediment, metamofik, vulkanik dan intrusi. Wilayah Kabupaten Agam yang ditutupi oleh jenis batuan beku ekstrusif dengan reaksi intermediet (andesit dari Gunung Merapi, Singgalang-Tandikat, Gunung Maninjau dan Gunung Talamau) seluas 68 555.10 ha (2.43%), batuan beku ektrusif dengan reaksi masam (pumis tuff) seluas 55 867 ha (26.43), batuan sedimen dengan jenis batu kapur seluas 8 011.80 ha (3.79%), endapan alluvium mencapai luas 48 189 ha (22.79%) dan batuan beku intrusif masam dari golongan granit, dasit profiri dan dari golongan ultrbasa dalam jumlah yang kecil. Ketinggian permukaan wilayah Kabupaten Agam sangat bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai ketinggian lebih dari 2 500 mdpl. Luas areal yang memiliki ketingian 0 100 mdpl meliputi 62 306 ha, daerah dengan ketinggian 100 500 mdpl mencapai 31 068 ha, ketinggian 500 1 000 mdpl sluas 69 775 ha, ketinggian 1 000 1 500 mdpl seluas 41 802 ha, ketinggian 1 500 2 000 mdpl seluas 10 620 ha dan wilayah dengan ketinggian > 2 000 mdpl seluas 5 648 ha. Kemiringan tanah atau kelerengan tanah menggambarkan bentuk kedudukan tanah terhadap bidang datar yang dinyatakan dalam persen (%). Pembagian topografi (bentuk wilayah) di Kabupaten Agam berdasarkan kemiringan tanah ini dibagi kedalam 6 (enam) kelas yaitu : a. Daerah tergolong datar dengan lereng 0 3 % b. Daerah landai dengan lereng 3 8 % c. Daerah berombak dengan lereng 8 15 % d. Daerah lereng 15 25 %

43 e. Daerah lereng 25 45 % f. Daerah bergunung sangat terjal dengan lereng > 45 % Kawasan bagian barat merupakan daerah yang tergolong datar landai (0 8 %) mencapai luas 71 956 ha (32.53%) sedangkan wilayah bagian tengah dan timur merupakan daerah yang berombak sampai kelerengan terjal seluas 129 352 ha (58.48%) Kawasan dengan kemiringan terjal (> 45%) berada pada jajaran Bukit Barisan dengan puncak-puncaknya G. Merapi dan G. Singgalang yang terletak di selatan dan tenggara Kabupaten Agam. Secara spasial daerah yang tergolong landai (0 8 %) mencapai luas 71 956 ha (32.53%). Wilayah yang tergolong berombak hingga bergelombang mencapai luas 99 648 ha (45.05%). Wilayah dengan kelerengan curam sampai yang sangat curam seluas 39 712 ha (17.95%). Jenis tanah yang ada di Kabupaten Agam berdasarkan klasifikasi taksonomi tanah (Soil survey staff, 1999) pada tingkat tertinggi terdiri dari ordo Entisol (great group Udisamments) seluas 4 579 ha, Inceptisol dengan great group Tropaquepts, Eutropets dan Dystropepts seluas 106 518.78 ha dan Histosols (Haplosaprists) seluas 18 470 ha. Penggunaan Tanah Saat Ini Berdasarkan data penggunaan tanah yang ada dalam buku database pembangunan Kabupaten Agam tahun 2005, pengunaan lahan dikelompokkan menjadi 10 bentuk penggunaan lahan seperti disajikan pada Tabel 4. Kependudukan Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir tahun 2004, jumlah penduduk di Kabupaten Agam tercatat sebanyak 431 603 jiwa yang terdiri dari 209 439 lakilaki dan 222 164 perempuan. Komposisi pendud uk didominasi oleh penduduk usia produktif dengan prosentase angkatan kerja sebesar 65.95%. Sesuai dengan hasil sensus penduduk tahun 1990 dan 2000, laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Agam sebesar ± 0.18 %. Jumlah dan distribusi penduduk di abupaten Agam menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5.

44 Tabel 4 Penggunaan lahan tahun 2005 di Kabupaten Agam No. Penggunaan Lahan Luas (ha) Prosentase (%) 1 Pemukiman 5 944 3 2 Sawah 25 545 12 3 Tegalan 36 358 16 4 Kebun Campuran 15 358 7 5 Kebun Kelapa 9 252 4 6 Kebun Kelapa Sawit 22 499 10 7 Hutan 64 461 29 8 Semak Belukar 23 131 11 9 Tubuh Air 11 239 5 10 Lahan Terbuka 7 429 3 Total 221 219 100 Sumber : Buku Database Pembangunan Kabupaten Agam Tahun 2005 Tabel 5 Jumlah dan distribusi penduduk Kabupaten Agam per kecamatan tahun 2005 R.Tangga Penduduk Luas Kepadatan Distribusi Kecamatan (KK) (jiwa) (km 2 ) jiwa/ km 2 (%) Tanjung Mutiara 5 368 25 877 205.73 126 6 Lubuk Basung 13 237 61 571 358.55 172 14 Ampek Nagari 4 155 20 923 188.54 111 5 Tanjung Raya 7 036 30 532 244.03 125 7 Matur 4 434 18 195 93.69 194 4 IV Koto 8 365 33 171 173.21 192 8 Banuhampu 7 236 32 632 33.06 987 7 Sungai Puar 5 143 22 576 39.68 569 5 IV. A. Candung 8 429 38 148 42.11 906 9 Canduang 5 267 22 774 40.84 558 5 Baso 7 460 32 708 70.30 465 8 Tilatang Kamang 7 573 32 045 91.61 350 7 Kamang Magek 5 005 20 210 64.06 315 5 Palembayan 7 472 30 171 349.81 86 7 Palupuh 2 806 13 743 237.08 58 3 Total 98 986 435 276 2 212.19 341 100 Sumber : Agam Dalam Angka tahun 2005

45 Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Agam dengan menggunakan angka pertumbuhan hasil data sensus penduduk tahun 1990 dan 2000, yaitu 0,18 % pertahun. Proyeksi penduduk dihitung untuk tahun 2005, 2010, 2015 dan 2020 dengan menggunakan metoda bunga berganda dengan rumus: Pt = Po (1 + r) n dengan : Pt = jumlah penduduk pada tahun ke-t Po = jumlah penduduk pada tahun 2005 r = laju pertumbuhan n = selisih tahun (Pt-Po) Tabel 6 Proyeksi jumlah penduduk (jiwa) Kabupaten Agam menurut kecamatan Proyeksi Jumlah Penduduk Kecamatan 2005 2010 2015 2020 Tanjung Mutiara 25 877 26 111 26 347 26 585 Lubuk Basung 61 571 62 127 62 688 63 255 Ampek Nagari 20 923 21 112 21 303 21 495 Tanjung Raya 30 532 30 808 31 086 31 367 Matur 18 195 18 359 18 525 18 693 IV Koto 33 171 33 471 33 773 34 078 Banuhampu 32 632 32 780 33 224 33 524 Sungai Puar 22 576 22 780 22 986 23 193 IV. A. Candung 38 148 38 493 38 840 39 191 Canduang 22 774 22 980 23 187 23 397 Baso 32 708 33 003 33 302 33 602 Tilatang Kamang 32 045 32 334 32 627 32 927 Kamang Magek 20 210 20 399 20 577 20 763 Palembayan 30 171 30 444 30 718 30 996 Palupuh 13 743 13 867 13 992 14 119 Total 435 276 439 208 443 175 447 178 Sumber: Hasil Perhitungan Struktur pekerjaan penduduk dapat menggambarkan struktur kegiatan yang mayoritas dilakukan oleh penduduk dalam suatu wilayah. Data struktur kegiatan penduduk ini, berguna untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan yang

46 menjadi sumber penghidupan bagi penduduk, khususnya dalam hal ini penduduk Kabupaten Agam. Selain itu, struktur pekerjaan ini dapat juga digunakan untuk melihat persebaran karakteristik sosial dan ekonomi penduduk Kabupaten Agam per kecamatan (Tabel 7). Tabel 7 Prosentase mata pencaharian penduduk Kabupaten Agam per kecamatan tahun 2005 Kecamatan petani Prosentase terhadap Total Tenaga Kerja Kabupaten pedagang PNS/ ABRI Buruh Tani Buruh Swasta pengrajin Tanjung Mutiara 4.30 0.64 0.39 0.79 0.31 0.18 0.19 6.80 Lubuk Basung 9.40 1.10 0.86 0.09 1,10 0.10 8.40 21.05 Ampek Nagari 1.40 0.29 0.83 0.09 0.97 0.02 0.03 3.63 Tanjung Raya 2.70 0.17 0.21 0.07 0.05 0.02 0.23 3.45 Matur 1.20 0.12 0.04 0.13 0.03 0.07 0.09 1.68 IV Koto 2.30 2.30 0.28 0.34 0.13 0.50 1.67 7.52 Banuhampu 4.00 0.72 0.40 0.53 0.56 0.40 0.84 7.45 Sungai Puar 1.20 0.42 0.14 0.71 0.50 0.09 0.90 3.96 IV. A. Candung 4.60 0.34 0.36 0.14 0.02 0.35 0.46 6.27 Canduang 4.70 0.00 2.12 0.74 0.04 0.28 0.06 7.94 Baso 9.20 0.79 0.35 0.51 0.29 0.15 1.90 13.19 Tilatang Kamang 3.60 0.65 0.70 0.08 0.19 0.67 0.06 5.95 Kamang Magek 0.70 0.04 0.11 0.01 0.00 0.00 0.04 0.90 Palembayan 5.60 0.15 0.32 0.84 0.17 0.13 0.72 7.93 Palupuh 1.20 0.00 0.07 0.13 0.12 0.02 0.08 1.62 Total 56.10 7.73 7.18 5.20 4.48 2.98 15.67 100 Sumber : Dinas KB, Capil dan Kependudukan Kab. Agam lainlain total Tabel 7 menunjukkan mata pencaharian sebagai petani masih paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sekitar 56.10% dari total tenaga kerja Kabupaten Agam, diikuti mata pencaharian lain- lain (15.67%), pedagang (7.73%), dan PNS/ABRI (7.18%). Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan penduduk Kabupaten Agam masih terkonsentrasi pada lapangan usaha di sektor primer. Implikasinya pendapatan daerah Kabupaten Agam tidak terlalu besar, karena nilai tambah (value added) dari produksi sektor primer paling rendah jika dibandingkan dengan sektor sekunder dan tersier. Oleh karena itu, untuk ke depannya diperlukan kebijakan atau insentif bagi kegiatan pertanian di Agam untuk dilakukan program peningkatan.