TATARAN LINGUISTIK (3):

dokumen-dokumen yang mirip
TATARAN LINGUISTIK (3):

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

BAB 6 TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB VI

BAB 6 SINTAKSIS. Nama : CANDRA JULIANSYAH NIM :

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

BAB I PENDAHULUAN. Kridalaksana (1983: 107) menjelaskan modalitas memiliki beberapa arti.

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

IHWAL ASPEKTUALITAS, TEMPORALITAS, DAN MODALITAS DALAM BAHASA INDONESIA (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./FPBS UPI)

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

TATA BAHASA BAKU BAHASA INDONESIA ADITYA PERDANA ANI MINARTI BUDY ROMDHANI

BAB V PENUTUP. sistem modalitas Bahasa Inggris. Modalitas merupakan sistem semantis di mana

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

Unsur Kalimat. Kenapa kalimat (SPOPK) menjadi kajian dalam penulisan ilmiah? 29/02/2012 KALIMAT?

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB IV SIMPULAN. Frasa 1 + dan + Frasa 2. Contoh: Veel kleiner dan die van Janneke

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

Apa itu sintaksis Sitindoan: Sintaksis ialah cabang dari tata bahasa yang mempelajari hubungan kata atau kelompok kata dalam kalimat dan menerangkan h

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh Septia Sugiarsih

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

Jenis Verba Jenis Verba ada tiga, yaitu: Indikatif (kalimat berita) Imperatif (kalimat perintah) Interogatif (kalimat tanya) Slot (fungsi)

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

MATA PELAJARAN : BAHASA MAKASSAR JENJANG PENDIDIKAN : SMP/M Ts/SMA/SMK/MA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

LANDASAN TEORI. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

BAB IV PENUTUP. untuk mendeskripsikan KVA/KAV dalam kalimat bahasa Indonesia. Deskripsi ini

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

KLAUSA VERBAL BAHASA MENUI. Ekawati A1D

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DALAM KUMPULAN CERPEN KOMPAS 2014 TART DI BULAN HUJAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VII SMP

RINGKASAN PENELITIAN

PRESENTASI LINGUISTIK UMUM SEJARAH DAN ALIRAN LINGUISTIK

Transkripsi:

TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal kata, sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain. morfosintaksis sangat penting karena untuk menyebut kedua bidang itu sebagai satu bidang pembahasan, sebab morfologi Dan sintaksis terkadang dianggap satu pengertian. 6.(1) bahasan selanjutnya adalah struktur sintaksis.stuktur yang didalamnya ada : (a) fungsi sintaksis adalah terdiri dari unsur S, P, O dan K, yang akan diisi kata tertentu sehingga menjadi kalimat bermakna. (b) kategori sintaksis adalah terdiri dari istilah nomina, verba, adjektif dan numerial. (c) peran sintaksis adalah istilah pelaku penderita dan penerima adalah peristilahan yang berkenaan dengan peran sintaksis Dalam structure sintaksis minimal harus ada fungsi subjek, predikat karena adanya kemunculan objek tergantung dari verba yang mengisi predikat, kalau transitif objek muncul kalau intransitif tidak. kedua berkenaan dengan kebiasaan umum contoh dalam kalimat 1 Yayuk makan pisang di sawah. 2 Rina menangis. 3 Sekertaris sedang mengetik. Sudah jelas bahwa sekretaris menulis surat maka objek tidak wajib ditulis. Eksistensi strukture sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata dan intonasi: (a) Urutan kata adalah posisi kata yang satu dengan yang lain dalam suatu konsttruksi sintaksis contoh kontruksi tiga jam bermakna masa waktu yang lama 3x 60 menit. berbeda dengan konstrusi jam tiga bermakna menyatakan saat waktu. (b) Bentuk kata dalam baasa latin sangat penting begitu juga dengan bahasa Indonesia. contoh kalimat : 1 Heni melirik Tery, maka yang melakukan perbuatan adalah Heni. 2 Heni dilirik Tery, maka yang melakukan perbuatan adalah Tery. (c) Intonasi, sangat panting dalam bahasa Indonesia. bisaanya batas antara subjek dan predikat ditandai dengan nada naik dan tekanan. contoh : Kucing/ makan tikus mati, Kucing makan tikus / mati. Selain itu batas frase dalam bahasa Indonesia juga dibatasi tekanan pada kata terakhir. contoh : buku/ sejarah baru, buku/ sejarah/ baru. (d) Konektor, yang biasanya sebuah morfem atau gabungan morfem yang secara kuantitas merupakan kelas tertutup. bertugas menghubungkan satu konstituen dengan konstituen lain, baik yang berada dalam kalimat maupun diluar kalimat.

6(2) KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS Morfologi kata adalah satuan terbesar(satuan terkecil adalah morfem) tetapi dalam sintaksis. Kata merupakan satuan terkecil pembentyuk satuan sintaksis. kata berperan sebagai pengisi fungsi sintasis dalam hal ini kata dibagi menjadi dua 1. kata penuh adalah kata yang memiliki makna 2. kata tugas adlah kata yang btidak memiliki makna. contoh kata penuh: kata yang termasuk kategori nomina, verba, adjektifa, adverbial dan numeria, contoh kata tugas: kata yang berkategori preposisi. 6(3)1 FRASE Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non predikatif. Frase berbeda dengan kata frase dapat diselipi kata-kata sedangkan kata tidak. contoh Nenek saya ditambah dari mejadi Nenek dari saya. 6(3)2 JENIS FRASE 1. frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluhannya contoh : frase di pasar terdri dari komponen di dan pasar keduanya tidak dapat berdiri sendiri 2. farse indosentrik adalah frase yang salah satu uunsurnya memiliki prilaku sintaksis yang sama contoh : frase sedang membaca terdiri dari unsure sedang dan unsur membaca keduanya dapat berdirisendiri 6(3)3 PERLUASAN FRASE Frase dapat diperluas dengan cara diberi tambahan komponen baru sesuai dengan konsep yang diinginkan contoh : Frase di kamar tidur diperluas menjadi di kamar tidur saya

6(4)1 KLAUSA Klausa adalah satuan sintaksis yang berupa runtutan kata-kata berkonstruksi predikatif. contoh : Nenek mandi. Fungsi-fungsi sintaksis 1 subjek adalah dasar bahasan 2 predikat adalah pernyataan mengenai subjek 3 objek, ada dua : a. objek langsung adalah objek yang menjadi sasaran predikat b. objek tak langsung adalah objek yang memperoleh manfaat dari predikat 4.Keterangan adalah bagian dari klausa yang memberi informasi tambahan. 6(4)2 JENIS-JENIS KLAUSA Menurut strukturnya ada dua : 1. klausa bebas adalah klausa yang mempunyai unsure subjek dan predikat 2. klausa terikat adalah klausa yang hanya memiliki subjek saja, objek saja, maupun keterangan saja. Menurut kategori unsure segmental yang menjadi predikat ada 5 : 1. klausa verbal adalah klausa yang predikatnya berkategori verba. 2. klausa nominal adalah klausa yang predikatnya berkategori nomina 3. klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berkategori adverbial. 4. klausa numeral adlah klausa yang predikatnya berkategori numeralia. 5. klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berkategori preposisi. 6(5)1 KALIMAT Adalah satuan sintaksis dari konstituen dasar barupa klausa dilengkapi dengan konjungsi serta intonasi final. 6(5)2 JENIS-JENIS KALIMAT A. Kalimat inti adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti. B. Kalimat non inti adalah kalimat inti yang diubah dengan proses transformasi C. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa. D. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa. Kalimat majemuk ada 2 : a. kalimat majemuk koordinatif (setara ) adalah kalimat majemuk yang klausanya sama atau setara. b. kalimat majemuk subkoordinatif adalah kalimat majemuk yang klausanya tidak setara. E. Kalimat mayor adalah kalimat yang memiliki unsure subjek dan predikat. F. Kalimat minor adalah kalimat yang hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja objek saja maupun keterangan saja.

G. Kalimat verbal adalah kalimat yang dibentuk dari klausa verbal. H. Kalimat non verbal adlah kalimat yang dibentuk bukan dari klausa verbal. I. Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja aktif. J. Kalimat dinamis adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantis menyatakan tindakan. K. Kalimat statis adalah kalimat yang predikatnya berupa verba yang secara semantis tidak menyatakan tindakan L. Kalimat bebas adalah kalimat yang dapat memulai sebuah paragraf tanpa bantuan kalimat lain. 6(5)2 MODUS,ASPEK,KALA,MODALITAS, FOKUS, DAN DIATESIS Modus adalah pengungkapan suasana psikologis perbuatan menurut tatsiran si pembicara. Macam-macam modus : a. modus deklaratif(modus menunjukkan sikap objektif ) b.modus optatif (modus yang menunjukan harapan) c.modus imperative (modus yang menunjukkan perintah) d. modus interogatif ( modus yang menunjukkan pertanyaan) e. modus obligatf ( modus yang menunjukkan keharusan) f. modus desideratif ( modus yang menunjukkan keinginan ) g. modus kondisional ( modus yang menunjukkan persyaratan ) 6(5)3 Aspek aspek adalah cara untuk me,andang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, dan proses. Jenis aspek : A. aspek kontinuatif, yaitu menyatakan perbuatan terus langsung B. aspek inseptis, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejkadian yang baru mulai C. aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan yang sedang berlangsung D. aspek repretitif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang E. aspek perfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu sudah selesai F. aspek imperfektif, yaitu yang menytakan perbuatan itu berlangsung sebentar G. aspek sesatif, yaitu menyatakan perbuatan berakhir 6(5)4 Kala kala atau tensis adal;ah informasi dalam kalimat ynag menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di adalm predikat. 6(5)5 Modalitas modalitas adalah keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan bicaranya. Contoh : Barangkali dia tidak akan hadir. Jenis modalitas :

A. Modalitas intensional, yaitu modfalitas yang menyatakan keinginan, harapan, permintaan, dan ajakan. B. Modalitas epistemic, yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan. C. Modalitas deontik, yaitu modalitas yang menyatakan keizinan atau keperkenaan. D. Modalitas dinamik, yaitu modalitas yang menyatakan kemampuan. 6(5)6 Fokus focus adalah unsure yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembicara tertuju pada bagian itu. Dalam bahasa Indonesia focus kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara; anatar lain: 1. Pertama, dengan memberi tekanan pada bagian kalimat yang difokuskan. 2. Kedua, dengan mengedepankan bagian kalimat yang difokuskan. 3. Ketiga, dengan cara memakai partikel pun, yang, tentang, dan adalah. 4. Keempat, dengan mengontraskan dua bagian kalimat. 5. Kelima, dengan menggunakan konstruksi posesif anaforis beranteseden. 6(5)7 Diatesis Diatesis adalah gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat dengan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu. Jenis-jenis diatesis: 1. Diatesis aktif, yaitu jika subjek yang berbuat atau melakukan suatu perbuatan. 2. Diatesis pasif, yaitu jika subjek menjadi sasaran perbuatan. 3. Diatesis refleksif, yaitu jika subjek berbuat atau melakukan sesuatu terhadap dirinya sendiri. 4. Diatesis resiprokal, yaitu jika subjek terdiri dari dua pihak berbuat tindakan berbalasan. 5. Diatesis kausatif, yaitu jiaka subjek menjadi penyebab atas terjadinya sesuatu. 6(6) Wacana Wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu terdxapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh. Sehingga dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar tanpa keraguan apapun. Se3bagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, maka dalam wacana itu kalimat-kalimat memenuhi persyaratan gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itusudah terbina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsure-unsur dalam wacana tersebut.

6(6)1 Alat Wacana Alat wacana dapat berupa aspek gramatikal atau aspek semantic. Alat-alat gramatikal yang dapat digunakan untuk membuat sebuah wacana menjadi kohesif, antara lain: 1. Konjungsi, yaitu alat yang menghubungkan bagian-bagian kalimat atau paragraph. 2. Menggunakan kata ganti, kata ganti tersebut seperti: dia, nya, mereka, ini dan itu. 3. Ellipsis, yaitu penghilangan bagian kalimat yang sama antara kalimat yang lain. Selain dengan alat-alat gramatikal juga debgan alat-alat semantic. Caranya antara lain: 1. Menggunakan hubungan pertentangan antar kalimat dalam wacana. 2. Menggunakan hubungan generic-spesific atau sebaliknya. 3. Menggunakan hubungan perbandingan antar kalimat dalam wacana. 4. Menggunakan hubungan sebab akibat antara isi kedua bagian kalimat dalam wacana. 5. Menggunakan hubungan tujuan di dalam isi sebuah wacana. 6. Menggunakan hubungan rujukan pada dua kalimat dalam wacana. 6(6)2 Jenis Wacana Ditentukan dari sudut pandang dari mana wacana itu dilihat, ada wacana lisan dan wacana tulis yang berkenaan dengan sasarannya, yaitu bahasa lisan atau bahasa tulis. Kemudian ada pembagian wacana prosa dan wacana puisi. Wacana prosa dilihat dari penyampaian isinya dibedakan menjadi : 1. Wacana narasi, bersifat menceritakan suatu topic. 2. Wacana eksposisi, bersifat memaparkan suatu topic dan fakta. 3. Wacana persuasi bersifat mengajak dan menganjurkan atau melarang. 4. Wacan argumentasi bersifat memberi alas an terhadap suatu hal. 6(6)3 Sub Satuan Wacana Dalam suatu wacana biasanya akan dibagi dalam beberapa bab; tiap bab akan dibagi lagi dalam beberapa sub bab; setiap sub bab disajikan dalam beberapa paragraph, atau sub paragraph. Setiap paragraph biasanya berisi gagasan yang disertai dengan beberapa penjelas.