BAB VI PENUTUP. Setelah melihat data tentang relasi jender pada tafsir al-sya`râwî, dan

dokumen-dokumen yang mirip
Merupakan metodologi penafsiran Al Qur an Bertujuan untuk menghasilkan produk tafsir berkeadilan Gender Kerangka berpikir didasari oleh Pemikiran

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BABA V PENUTUP A. KESIMPULAN. Dari beberapa penjelasan yang diuraikan di muka terhadap

BAB IV. A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Pemberian Izin Poligami Dalam Putusan No. 913/Pdt.P/2003/PA. Mlg

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. ISLAM DAN ISU-ISU KONTEMPORER Oleh E.S

KATA PENGANTAR. Penulis

LAPORAN PENELITIAN INDIVIDU. DINA MARTIANY, S.H., M.Si.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

DILEMATIKA PERIJINAN POLIGAMI. Oleh: Ahsan Dawi Mansur. Diskursus tentang poligami selalu menjadi kajian aktual.

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN TENTANG HARTA BERSAMA. A. Gambaran Sengketa Harta Bersama pada Tahun 2008 di PA Banjarmasin

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Perkara Nomor 786/Pdt.G/2010/PA.Mlg

Apakah Kawin Kontrak Itu?

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB 5 PENUTUP. Universitas Indonesia

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

Assalamu alaikum wr. wb.

Tanya Jawab Edisi 3: Warisan Anak Perempuan: Syari'at "Satu Banding Satu"?

BAB IV PARADIGMA SEKUFU DI DALAM KELUARGA MAS MENURUT ANALISIS HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Akibat Hukum Pengabaian Nafkah Terhadap Istri. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMAKSAAN MENIKAH MENURUT HUKUM ISLAM

SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

Lingkungan Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.

BAB I PENDAHULUAN. menganjurkan manusia untuk hidup berpasang-pasangan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. poligami yang diputus oleh Pengadilan Agama Yogyakarta selama tahun 2010

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

HIS 224 INSTITUSI KEKELUARGAAN ISLAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembahasan perwalian nikah dalam pandangan Abu Hanifah dan Asy-

BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan, agama, budaya,

PUTUSAN FASAKH ATAS CERAI GUGAT KARENA SUAMI MURTAD (Studi Kasus di Pengadilan Agama Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. milik mawhub lah (yang menerima hibah). Dalam Islam, seseorang dianjurkan

bismillahirrahmanirrahim

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB IV ANALISIS HUKUM POSITIF TERHADAP PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM TERHADAP HAK ISTRI DALAM PERKARA NOMOR 0241/PDT.G/2016/PA.

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan suatu institusi sosial yang diakui disetiap kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB V PENUTUP. telah terdapat beberapa kesimpulan sebagaimana berikut: perempuan tercermin dalam kalimat wa bimaa anfaqu min amwaalihim yang

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Sebelum diturunkannya al-quran perempuan kedudukannya

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

As dengan pada masa nabi berikutnya, selain berbeda, juga semakin teratur pada masa nabi Muhammad Saw.

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN PERJANJIAN PRANIKAH PASCA PERKAWINAN (Studi Kasus di Desa Mojopilang Kabupaten Mojokerto)

Permohonan Cerai Talak antara pihak-pihak ; LAWAN. Termohon ;--

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB III KEWENANGAN PERADILAN AGAMA

A. Analisis Implementasi Pemberian Mut ah dan Nafkah Iddah dalam Kasus Cerai Gugat Sebab KDRT dalam Putusan Nomor 12/Pdt.G/ 2012/PTA.Smd.

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

BAB I PENDAHULUAN. untuk akad nikah.nikah menurut syarak ialah akad yang membolehkan seorang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGALIHAN NAMA ATAS HARTA WARIS SEBAB AHLI WARIS TIDAK PUNYA ANAK

P U T U S A N Nomor: 0381/Pdt.G/2012/PA.PRA

SMK TAMAN TUN DR ISMAIL RANCANGAN TAHUNAN PENDIDIKAN ISLAM TINGKATAN 5 TAHUN 2013

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

AKIBAT HUKUM PENGABAIAN NAFKAH TERHADAP ISTRI MENURUT UNDANG-UNDANG PERKAWINAN NO. 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM SKRIPSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB VII PENUTUP. Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapat ulama Banjar terhadap akad nikah tidak tercatat secara resmi di

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK WARIS ANAK PADA PERKAWINAN SIRRI ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh RIAN PRIMA AKHDIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mampu. Walaupun telah jelas janji-janji Allah swt bagi mereka yang

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Setelah melihat data tentang relasi jender pada tafsir al-sya`râwî, dan menganalisisnya, ada kekhususan al-sya`râwî dibanding penafsir lain. Al- Sya`râwî lebih moderat, terutama dalam bidang dibolehkan laki-laki dan perempuan untuk bekerja, asal pekerjaan itu dapat memelihara agama, susila, sopan dan dapat menjaga diri. Perbandingan kesaksian laki-laki perempuan 1:2, sebenarnya terbatas pada masalah keuangan, dan sifatnya hanya anjuran. Hal itu dilatarbelakangi oleh karena situasi kondisi pada masa turunnya al-qur`an dimana keadaan perempuan jarang bergelut dengan masalah ekonomi. Saksi harus melihat dengan mata kepala sendiri. Dengan demikian, argumentasi kurangnya akal perempuan tidak dapat digeneralisasi pada semua kesaksian. Al-Baqarah/2:282 adalah kontekstual bukan normatif, karena masih ada 7 ayat yang menjelakan tentang kesaksian tidak satupun membedakan

7 antara laki-laki dan perempuan, laki-laki dan perempuan mempunyai posisi yang sama. Poligami diperbolehkan dalam keadaan darurat, sehingga mereka yang mau menikah dihimbau untuk mengajukan perjanjian agar suaminya tidak menikahi perempuan lain. Hak kemanusiaan laki-laki dan perempuan adalah sama dan saling melengkapi guna memenuhi kebutuhan hidup yang makin komplek. Adanya pengakuan terhadap hak politik bagi perempuan di antaranya jihad dan memegang jabatan. Jihad di medan perang bagi perempuan tidak ada masalah, karena pada masa Nabi, perempuan senantiasa mengikuti perang. Saat ini jihad adalah menyebarkan syariat Allah SWT, menegakkan keadilan dan memerangi kesesatan, laki-laki dan perempuan berkewajiban untuk itu. Tidak ditemukan ayat al-qur`an maupun hadis yang melarang perempuan memegang jabatan, laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama dalam kepemimpinan publik. Dalam kehidupan rumah tangga tidak ada yang superior dan inferior antara suami dan isteri. keduanya harus bermusyawarah termasuk dalam memelihara dan mendidik anak. Perempuan harus menutup aurat, demi untuk menjaga pribadi dan

8 menghindari mafsadah. Hak memperoleh pendidikan. Perempuan dan laki-laki yang berilmu mendapat penghargaan dari Allah, menuntut ilmu bagi perempuan akan menghasilkan perempuan yang pandai dan dapat mendidik anak-anak dengan baik. Tetapi dalam bidang hak hidup perempuan, hak wirâsah, balasan dari amal perbuatan, menjadi isteri, `Iddah, pernikahan sama dengan penafsir lain. Menurut al-sya`râwî kehidupan bagi laki-laki dan perempuan sangat diperlukan, karena menjadi perantara kejadian manusia. Perempuan mempunyai hak wirâsah. Al-Qur an membagi harta warisan bagi perempuan melihat posisinya ketika menjadi ibu, saudara perempuan, isteri dan anak berbeda bagiannya. Hal ini merupakan proses awal menuju kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan, yang sebelumnya di masyarakat Arab perempuan tidak memiliki hak terhadap harta waris. Perempuan dan laki-laki dalam mendapat balasan dari amal perbuatan mempunyai hak yang sama. Dalam pernikahan perempuan berhak untuk memilih pasangan hidup, dan berhak mendapat dan menentukan mahar atau maskawin

9 Hak talak memang hanya laki-laki, tetapi perempuan dapat mengajukan gugat-cerai dengan berbagai pertimbangan yang matang agar dapat dihindari banyaknya anak terlantar akibat perceraian. Perempuan diharuskan melaksanakan, baik karena cerai mati dan atau cerai hidup. Pandangan al-sya`râwî tentang hak-hak perempuan dalam tafsirnya terlihat moderat, meskipun masih ada hal-hal yang perlu dikritisi. Ia tidak memberikan posisi yang terlalu superior kepada laki-laki yang dapat mengakibatkan posisi inferiror perempuan. Keberadaan perempuan dihargai dalam kehidupan ini, karena hal itu sangat berkait erat dengan proses pembinaan hukum dalam masyarakat secara kontekstual baik dari sisi sosiologis maupun historis. Moderatnya pemikiran al-sya`râwî tentang kesetaraan jender dalam tafsirnya dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, latar belakang pendidikannya dan konteks sosio-historis yang melingkupi suasana penulisan tafsirnya. B. Saran Berdasarkan pembahasan dan temuan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang dikemukakan: 1. Tafsir al-sya`râwî termasuk tafsir kontemporer, dalam menafsirkan

0 ayat-ayat tentang relasi jender terlihat moderat, demi untuk pemberdayaan perempuanm, mungkin ada tafsir kontemporer lain perlu diteliti, seperti al-wasît, al-munîr dan sebagainya. 2. Al-Sya`râwî melihat wasiyyat al-wâjibah adalah mencerminkan adanya pemberdayaan perempuan, maka perlu direkomendasikan di Pengadilan hukum di Indonesia Dengan segala kerendahan hati, apa yang tertulis dalam disertasi ini hanyalah merupakan sebuah intellectual exercise. Oleh sebab itu, analisis maupun kesimpulan-kesimpulan dalam tulisan ini tentu saja masih sangat tentatif sifatnya. Para pembaca diharapkan memberikan masukan-masukan konstruktif untuk bersama-sama lebih mendekati kepada kebenaran.