BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Disusun oleh : Nurul Fitria Febriyanti ( ) Puput Wulandari ( ) Zafira Syajarotun ( ) Mega Ayu Setyana ( )

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. Dalam tinjauan pustaka ini akan memaparkan pengertian-pengertian konsep yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemahaman berasal dari kata paham yang menurut Kamus Besar Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pengertian Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar. Menurut Rusman (2011) belajar diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Hakekat Belajar Menurut Teori Konstruktivisme

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah adalah sebuah kata yang sering terdengar oleh kita. Namun sesuatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh : Retnosari Widiastuti ABSTRAKSI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu kompetensi keahlian lagi, yaitu kompetensi keahlian multimedia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Juminatun SDN 2 Kedungsigit, Karangan, Trenggalek

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DESI WIDYA NINGRUM (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta S.Pd, M.Pd Irvin Novita Arifin S.Pd, M.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

JSEE - Vol. II, No. 2 November 2014 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, selayaknya mata

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

manusia dalam mengembangkan dirinya sendiri sehingga mampu kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya di masa depan. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. laku peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu berdasarkan pengalaman dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Belajar adalah sebuah proses

Nurmala SMP NEGERI 2 METRO Abstrak. Kata kunci: Hasil Belajar,Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S 1 Program Pendidikan Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB II TINJAUAN TEORITIS

aspek saja, tetapi terjadi secara menyuluruh yang meliputi aspek kognitif, afektif,

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar (Dimyati, 2010:7). 2. Pengertian hasil belajar Menurut Sudjana (2005:3), hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang telah terjadi melalui proses pembelajaran. perubahan tingkah laku tersebut berupa kemampuan kemampun siswa setelah aktifitas belajar yang menjadai hasil perolehan belajar. Menurut Bloom dalam Sudjana (2009:22-23) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil 10 belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi: 2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan srikap yang terdiri dari lima sapek, yakni penerimaan, reaksi, penelitian, oraganisasi, dan internalisasi; 3) Ranah Psikomotorik, yaitu bernekaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemempuan bertindak. Ketiga ranah tersebut dapat diperoleh siswa dengan proses

belajar mengajar, pada penelitian ini hanya diukur pada ranah kognitif saja kerena berkaitan dengan kemempuan siswa dalam menguasai meteri pelajaran. Hasil belajar tampak sebagai terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya, (Hamalik, 2007: 155). 3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Winkel (2000), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu meliputi faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor Internal, terdiri dari: 1) Psikologi, yang meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap, minat, perasaan, kondisi akibat keadaan sosial, kultural, dan ekonomi. 2) Fisiologi, meliputi kesehatan jasmani. b. Faktor Eksternal, terdiri dari: 1) Proses belajar di sekolah, meliputi: kurikulum pembelajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokkan siswa. 2) Sosial, meliputi: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi pengajar dengan siswa. 3) Situasional, meliputi: politik, tempat dan waktu, musim dan iklim Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Hal tersebut dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana (2008:29). Bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemapuan siswa dan 30% dipengaruhi

oleh lingkungan. Faktor disamping faktor kemampuan siswa, juga ada faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 2008:39). Menurut Ahmadi (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu : 1) Faktor raw input (faktor siswa itu sendiri), dmana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda- beda dalam sosiologis dan psikologis. 2) Faktor environmental input (faktor lingkungan ), baik lingkungan alami atau lingkungan sosial. 3) Faktor instrumental input, yang didalamnya terdiri dari kurikulum, program pengajaran, sarana dan fasilitas tenaga pengajar. 4. Ranah hasil belajar Menurut Benjamin Bloom dalam (Sudjana, 2009: 22-23) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: a. Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima spek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi. c. Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

5. Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1. Hasil belajar akademik stuktural adalah bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman adalah bertujuan agar siswa dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan social adalah bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Penerapan pembelajaran kooperatif model NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000;29). Pengertian Numbered Head Together (NHT) adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor siswa. Pada dasarnya merupakan metode ini adalah variasi sebuah diskusi kelompok dengan ciri khasnya guru hanya bertugas menunjuk seorang peserta didik yang mewakili kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sehingga strategi ini menjamin keterlibatan total peserta didik. Number Head Together (NHT) dikembangkan Spencer Kagan pada tahun 1992.

Strategi Number Head Together memberi kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, mendorong siswa untuk meningkatkan semangat keraja mereka, serta biasa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Model NHT menempatkan guru sebagai fasilitator, dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk berfikir sendiri menganalisis sendiri sehingga dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang diberikan oleh guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing. 1. Unsur-unsur 1.1. Sintakmatik 1.2. Sistem Sosial dan Prinsip Reaksi 1.3. Sistem Pendukung, 1.4. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring. Sintakmatik ialah tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran menurut model tertentu. Sistem sosial yang dimaksudkan ialahsiatuasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam model tersebut. Prinsip reaksiialah pola kegiatan yang menggambarkan bagaimana guru seharusnya melihat dan memperlakukan para pelajar termasuk bagaimana seharusnya memberi respon kepada mereka. Yang dimaksud dengan sistem pendukung ialah segala sarana,bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan suatu model pembelajaran tertentu. Sedangkan dampak instruksional ialah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yangdiharapkan. Adapun dampak pengiringnya ialah hasil belajar lainnya

yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana pembelajaran yang dialami langsung oleh peserta didik tanpa adanya arahan langsung dari guru. 6. Hakikat Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah suatu upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai optimal, maka diperlukan suatu model yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah diterapkan. Sedangkan model-model pembelajaran itu sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip atau teori pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung (Joyce & Weil; 1980). Menurut Joyce dan Weil, berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2010: 132-133). 7. Langkah-Langkah NHT 1. Guru menyampaikan materi kepada siswa berbantuan power point. 2. Siswa di bagi kedalam beberapa kelompok dan setiap siswa mendapatkan nomor urut setiap kelompoknya. 3. Guru memberikan tugas tiap tiap kelompok diminta untuk mengerjakan tugas. 4. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok dapat mengerjakannya.

5. Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang bernomor tersebut mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas. 6. Setiap kelompok diberikan waktu untuk melakukan tanya jawab. 7. Guru menarik kesimpulan. 8. Manfaat NHT Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran tipe NHT menurut Lundgren didalam Ibrahim (2000) antara lain : 1. Rasa harga diri semakin tinggi. 2. Memperbaiki kehadiran. 3. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar. 4. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. 5. Konflik antara pribadi menjadi berkurang. 6. Pemahaman yang lebih mendalam. 7. Hasil belajar lebih tinggi. 8. Nilai-nilai kerjasama antar siswa lebih maju. 9. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berdasarkan teori belajar kooperatif konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vigotsky yaitu penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran Vigotsky, yakni bahwa fase mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau

kerjasama antara individu. Sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu tersebut, model pembelajaran kooperatif ini meningkatkan aktivitas belajar bersama. Pembelajaran kooperatif membantu mencari dan mengolah informasi, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatih keterampilan sosial seperti tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani mempertahankan pikiran yang logis, dan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk menjalin hubungan interpersonal. Pada umumnya keberhasilan kelompok ditentukan oelh kontribusi individu dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini dilakukan agar semua anggota kelompok bertanggung jawab dalam belajar. Dan merupakan rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan peembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran kooperatif ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Menurut Menurut Eggen and Kauchak pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. a. Kelebihan menggunakan NHT,yaitu: a) Kelebihannya siswa menjadi siap semua. b) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. c) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

b. Kelemahan menggunakan NHT, yaitu: a) Tidak terlalu cocok untuk siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama. b) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru. B. Penelitian Yang Relavan Penelitian Laskunary (2015) yang berjudul Efektivitas Penggunaan Strategi Numbered Head Together (NHT) Dalam Pembelajaran IPS Materi Keunggulan Geostrategis Indonesia Peserta Didik Kelas VIII SMP N 2 Banyudono Tahun Ajaran 2014/2015, hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan adanya perbedaan. Nilai rata-rata kelas eksperimen yang mendapatperlakuan menggunakan strategi Numbered Head Together (NHT) mendapat nilai post test dan ketrampilan lebih tinggi yaitu 94,93 dan 3,53 sedangkan kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata post-test danketrampilan 87,38 dan 2,59, kelas kontrol menggunakan metode ceramah dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Perbedaan dari kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa strategi Numbered Head Together (NHT)lebih efetif dibandingkan dengan metode ceramah. Hasanah, dkk (2013) yang berjudul Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar IPS Dengan Menerapkan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Head Together penelitian menunjukan bahwa penerapan model cooperative learning tipe numbered head together dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negari 05 Metro Selatan Tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata aktivitas siklus I adalah 54,00, kemudian meningkat 10,00 menjadi 64,00 pada siklus II. Selanjutnya meningkat 13,00 menjadi 77,00 pada siklus III. Nilai rata-rata hasil belajar siklus I adalah 58,54, kemudian meningkat 9,84 menjadi 68,38. Selanjutnya mengalami peningkatan

kembali 8,39 menjadi 76,77 pada siklus III. Persentase ketuntasan belajar siklus I adalah 51,61%, kemudian meningkat 12,90 % menjadi 64,51% pada siklus II. Selanjutnya meningkat 16,13% menjadi 80,64% pada siklus III. Didalam penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran sama yaitu model pembelajaran Numbered Head Together. Dengan hasil rata-rata kelas dari nilai prasiklus, siklus I dan siklus II yang berbeda. Dan tempat, waktu peneletian tindakan kelas yang berbeda. C. Kerangka Berfikir Kondisi Pembelajaran Awal Kondisi awal

Guru belum menggunakan model pembelajaran Tindakan Hasil belajar siswa rendah Guru menggunakan model pembelajaran NHT Siklus I Penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together berbantuan Power Point Siklus II Perbaikan model pembelajaran Numbered Head Together berbantuan Power Point Kondisi Akhir Hasil belajar meningkat D. HIPOTESIS TINDAKAN Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir seperti uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah diduga dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together dengan berbantuan power point diduga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPS pada kelas VIII B SMP Kristen Satya Wacana Salatiga pada Semester I Tahun Ajaran 2016/2017 dalam mata pelajaran IPS.