BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

dokumen-dokumen yang mirip
IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CERAI TALAK, VERSTEK DAN VERZET, SERTA GUGATAN REKONVENSI

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

P U T U S A N. Nomor : xxxx/pdt.g/2011/ms-aceh

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PA DEMAK NO. 619/PDT.G/2003/PA.DMK TENTANG PENOLAKAN MAJELIS HAKIM TERHADAP NAFKAH ANAK (HADHANAH)

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP DISSENTING OPINION DALAM PUTUSAN PERKARA CERAI GUGAT (Studi Putusan Nomor 0164/Pdt.G/2014/PA.Mlg)

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SAMPANG. NOMOR: 455/Pdt.G/2013.PA.Spg.

P U T U S A N. Nomor 4/Pdt.G/2008/PTA Btn.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HARTA BERSAMA DALAM PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DALAM BUKU II SETELAH ADANYA KMA/032/SK/IV/2006

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

BAB IV MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA. A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak

P U T U S A N. Nomor 60/Pdt.G/2013/MS-Aceh

BAB III PERTIMBANGAN DAN DASAR HUKUM PUTUSAN NOMOR: 0151/Pdt.G/2014/PA.Mlg

P E N E T A P A N Nomor 20/Pdt.P/2013/PA Slk

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2013/PTA.Btn بسم الله الرحمن الرحیم DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV. Agama Bojonegoro yang menangani Perceraian Karena Pendengaran. Suami Terganggu, harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan yang

BAB II KERANGKA TEORI. penjualan harta orang karena berutang. 1 Istilah eksekusi berasal dari istilah

P U T U S A N Nomor 0013/Pdt.G/2014/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2012/PA.Ktbm

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2014/PTA.Btn

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi sunnatullah, bahwa kehidupan di muka bumi ini diciptakan

P U T U S A N Nomor 0009/Pdt.G/2015/PTA.Pdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR : 258/Pdt.G/2013/PA.Pkc. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS. A. Eksekusi Nafkah Iddah dan Mut ah dalam Perkara Cerai Talak Putusan

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MENOLAK GUGATAN REKONVENSI DALAM. PUTUSAN No: 1798 / Pdt.G/2003/PA.Sby

BAB I PENDAHULUAN. banyak laki-laki dan perempuan untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT.

P U T U S A N Nomor : 35/Pdt.G/2013/PTA Pdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 6 /Pdt.G/2011/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan yang tertuang dalam Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam bahwasannya

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI DALAM PUTUSAN NO. 718 K/AG/2012

P U T U S A N Nomor : 051/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 03/Pdt.G/2016/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

PUTUSAN NOMOR <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

بسم هللا الرحمن الرحيم

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM POSITIF TERHADAP PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM TERHADAP HAK ISTRI DALAM PERKARA NOMOR 0241/PDT.G/2016/PA.

P U T U S A N. Nomor XXX/Pdt.G/2013/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG CERAI TALAK

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.

------Pengadilan Agama Poso yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu. pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak

BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR 340/PDT.G/2010. A. Keberadaan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

PUTUSAN Nomor: 148/Pdt. G/2010/PTA. Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar

P U T U S A N. Nomor : 38/Pdt.G/2009/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

P U T U S A N Nomor 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn

P U T U S A N. Nomor 140/Pdt.G/2013/PA.Blu BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 1965/Pdt.G/2013/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

بسم هللا الرحمن الرحيم

H}AD}A>NAH ANAK BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH

P U T U S A N Nomor 16/Pdt.G/2013/PTA.Pdg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA TENTANG DUDUK PERKARANYA

PUTUSAN Nomor : 049/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima 1. Informasi adalah

BAB II PERCERAIAN DALAM HUKUM ISLAM. Sedangkan menurut istilah syara yaitu: 23

P U T U S A N. Nomor 0006/Pdt.G/2016/PTA.Plk DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Pengangkatan Anak Di Pengadilan Agama Bantul (Studi Kasus Penetapan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

P U T U S A N Nomor 0021/Pdt.G/2016/PTA.Pdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA SURABAYA NO. 950/PDT.G/2012/PA.SBY TENTANG PERCERAIAN TANPA ADANYA

BAB III PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA BANGIL

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN NOMOR 28/Pdt.G/2013/PTA.Smd DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N. Nomor : XX/Pdt.P/2012/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 34/Pdt.G/2011/PTA. Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

P U T U S A N. Nomor : 0940/Pdt.G/2011/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

ANALISIS PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA PERCERAIAN ( STUDI KASUS PERKARA NOMOR : 239/PDT.G/2009/PA.GTLO DAN NOMOR : 06/PDT.G/2010/PTA.

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH

BAB II PENGERTIAN TENTANG NAFKAH, NAFKAH IDDAH MUT AH DALAM PRESFEKTIF HUKUM ISLAM DAN POSITIF

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 12 Putusan No. 27/Pdt.G/2013 PTA. Pdg

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

PUTUSAN Nomor 0040/Pdt.G/2014/PTA Pdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 1387/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Nomor : 0048/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam eksistensi lembaga Peradilan Agama saat ini. Salah satu perubahan

P U T U S A N. Nomor 03/Pdt.G/2011/PTA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR : 10/ Pdt.G/ 2008/ PTA.Bn

P U T U S A N. Nomor : 06/Pdt.G/2010//PTA.Plk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS YURIDIS PENERAPAN HAK EX OFFICIO HAKIM TERHADAP HAK-HAK ISTRI DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA BANGIL

Transkripsi:

67 BAB IV ANALISIS A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan Verstek pada Perkara Nomor: 1884/Pdt.G/VERZET/2012/PA.Kab.Mlg Terhadap formulasi putusan penulis mengacu pada yang pertama dalil gugatan yang apabila tidak dicamtumkan maka putusan batal demi hukum, sebagaimana diatur dalam Putusan MA No. 312 K/Sip/1974 dan No. 177 K/Sip/1976, kedua jawaban tergugat (Vide Putusan MA No. 312 K/Sip/1974 dan No. 177 K/Sip/1976), ketiga uraian singkat ringkasan dan lingkup pembuktian, keempat pertimbangan hukum yang berisi tentang analisis, argumentasi, pendapat atau kesimpulan hukum hakim yang memeriksa perkara berkaitan dengan alat bukti apakah sudah memenuhi syarat formil dan materiil dan dalil gugatan dan/atau bantahan yang terbukti. Putusan yang tidak memenuhi ketentuan ini termasuk putusan yang tidak cukup pertimbangan (niet voldoende gemotiveerd) yang harus dibatalkan (Vide Putusan MA No. 4434 K/Sip/1986 dan No. 672 K/Sip/1972), kelima ketentuan perundang-undangan. keenam amar putusan, yang meliputi gugatan mengandung cacat formil, gugatan tidak terbukti, gugat Konvensi tidak terbukti, eksepsi tidak berdasar dan Rekonvensi tidak terbukti, Konvensi tidak terbukti, eksepsi tidak berdasar, Rekonvensi terbukti, Konvensi terbukti, eksepsi tidak berdasar; Rekonvensi tidak terbukti, dan lain-lain. Ketujuh amar 67

68 putusan mesti dirinci, kedelapan amar putusan mesti menyatakan menolak selebihnya. Melihat dari apa yang telah dijelaskan diatas, memang dalam formulasi putusan yang dijatuhkan Majelis Hakim dalam perkara nomor: 1884/Pdt.G/VERZET/2012/PA.Kab.Mlg tidak sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia, yakni dalam penempatan amar putusan mengenai nafkah iddah dan nafkah mut ah yang ditempatkan dalam Konvensi dan Rekonvensi. Padahal dalam amar putusan Konvensi dan Rekonvensi lazimnya hanya mengenai pembebanan biaya perkara saja dan tidak melebihi daripada itu. Secara garis besar, apabila putusan yang dijatuhkan tidak memenuhi syarat atau tidak mengikuti susunan perumusan yang telah digariskan, maka putusan tidak sah dan harus dibatalkan. 1 Selain itu penulis dalam hal ini juga berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa hakim yang ada di Pengadilan Agama lain bahwa mengenai formulasi putusan, pada hukum acara yang berlaku di Indonesia dari dulu hingga sekarang atau kebiasaan yang dilakukan para hakim tentang amar putusan dalam Konvensi dan Rekonvensi itu biasanya hanya mengenai pembebanan biaya perkara saja, tidak melebihi daripada tersebut. 2 Dengan demikian, menurut hemat penulis, penulis tidak sependapat mengenai penempatan amar putusan pembebanan/menghukum 1 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian dan Putusan Pengadilan, 807. 2 Munasikh, (Hakim Pengadilan Agama Malang), Wawancara, Malang, 28 Juni 2013

69 Pemohon/Terlawan/Tergugat Rekonvensi untuk membayar nafkah iddah dan mut ah diletakkan dalam Konvensi dan Rekonvensi karena pada umumnya atau kebiasaan yang sudah berjalan sejak adanya Peradilan Agama hingga sekarang dalam Konvensi dan Rekonvensi itu hanya mengenai pembebanan biaya perkara saja, tidak melebihi dari itu. Oleh karena itu formulasi putusan verzet atas putusan verstek pada perkara nomor: 1884/Pdt.G/VERZET/2012/PA.Kab.Mlg yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Kabupaten Malang bisa dikatakan masih kurang tepat, karena tidak sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia. Kemudian dalam penempatan ex officio Majelis Hakim tersebut sebaiknya diletakkan dalam Konvensi. B. Tinjauan Yuridis terhadap Putusan N.O (Niet Onvankelijkverklaart) dalam Gugat Rekonvensi Cerai Talak pada Perkara Verzet dengan Perkara Nomor: 1884/Pdt.G/Verzet/2012/PA.Kab.Mlg Sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya bahwa gugatan tersebut diatas jelas tidak diterima oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang karena permasalahan gugatan yang tidak rinci dan jelas, maka dianggap kabur (obscuur libel). Setelah diketahui hanya karena salah dalam membuat gugatan, surat gugatan seseorang bisa tidak diterima atau N.O (Niet Onvankelijkverklaart). Berdasarkan syarat formil gugatan Rekonvensi sebagaimana yang telah ditentukan diatas diantaranya adalah: 1. Gugatan Rekonvensi diformulasikan secara tegas;

70 2. Menyebut dengan tegas subyektif yang ditarik sebagai Tergugat Rekonvensi; 3. Merumuskan dengan jelas posita atau dalil gugatan Rekonvensi, berupa penegasan dasar hukum (rechtground) dan dasar peristiwa (fijtelijkegrond) yang melandasi gugatan; 4. Menyebut dengan rinci petitum gugatan. Apabila unsur-unsur diatas tidak dipenuhi, gugatan Rekonvensi dianggap tidak memenuhi syarat dan harus dinyatakan tidak dapat diterima. Sebagaimana Putusan MA No. 1154 K/Sip/1973 gugatan Rekonvensi yang tidak memenuhi unsur syarat formil gugatan, dianggap bukan merupakan gugatan Rekonvensi yang sungguh-sungguh, dan dalam hal demikian dianggap tidak ada gugatan Rekonvensi. Dengan demikian, menurut hemat penulis putusan yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Malang terhadap gugatan Rekonvensi yang diajukan tersebut adalah sudah benar, yakni di N.O (Niet Onvankelijkverklaart) yang artinya tidak diterima, hal ini tiada lain karena gugatan yang diajukan Pelawan termasuk gugatan yang obscuur libel atau kabur. Oleh sebab itu putusan tersebut dikatakan sebagai gugatan yang cacat forrmil. Mut ah yang harus diberikan oleh Pemohon kepada Termohon adalah bertujuan untuk menghibur hati Termohon karena Termohon telah membaktikan dirinya kepada Pemohon sejak tanggal 1 Pebruari 1982 selama kurang lebih 28 (dua puluh delapan) tahun dan mengasuh ke empat anak-anak

71 Pemohon dan Termohon oleh karena itu sesuai dengan pasal 149 Kompilasi Hukum Islam (KHI) terbagi menjadi enam bagian. Mengenai akibat talak terdapat pada bagian kesatu, yakni pada pasal 149 yang menerangkan bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib untuk memberikan mut` ah yang layak kepada bekas isterinya, baik berupa uang atau benda, kecuali bekas isteri tersebut qobla al dukhul; 3 Syariat Islam menyerahkan penentuan kadar nafkah mut ah kepada kebiasaan masyarakat dengan mempertimbangkan keadaan ekonomi suami. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT, yang berbunyi: 4 ل ج ن اح ع ل ي ك م إ ن ط ل ق ت م الن س اء م ا ل ت س وه ن أ و ت ف ر ض وا ل ن ف ر يض ة و م ت ع وه ن ع ل ى ال م وس ع ق د ر ه و ع ل ى ال م ق ت ق د ر ه م ت اع ا ب ال م ع ر وف ح ق ا ع ل ى ال م ح س ن ي Dan hendaklah kamu berikan suatu mut ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan. (al- Baqarah: 236) Dan firman-nya, و ل ل م ط ل ق ات م ت اع ب ال م ع ر وف ح ق ا ع ل ى ال م ت ق ي 3 Kompilasi Hukum Islam, 534. 4 Departemen Agama RI, Al - Qur an dan Terjemahnya, : Penerbit Mahkota, Cet. V, 2001), 115., (Surabaya

72 Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut ah menurut yang makruf, sebagai suatu kewajiban bagi orang-orang yang takwa. 5 (al-baqarah: 241) Selain itu, ditegaskan pula dalam surat 33, al-ahza<b, ayat 49 yang berbunyi: ف م ت ع و ه ن و س ر ح و ه ن س ر ا حا ج ي ل berilah mereka mut ah dan lepaskanlah mereka dengan cara yang sebaikbaiknya. 6 Dalam hal ini Majelis Hakim juga mempertimbangkan faktor lain dalam menentukan kadar mut ah dan nafkah iddah, diantaranya adalah sebagai berikut: 7 1. Kesepakatan antara suami isteri yang berperkara; 2. Kewajaran tuntutan yang diajukan oleh isteri; dan 3. Kesanggupan suami. Dalam pengambilan putusan kadar mut ah dan nafkah iddah ada keterkaitan yang sangat erat dengan kondisi ekonomi mantan suami. 8 Dari keterangan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang suami yang mentalak isterinya wajib memberikan mut ah bagi istrinya yang 5 Ibid, 124. 6 Ibid, 424. 7 http://www.al-azim.com/masjid/infoislam/munakahat/talaq.htm (07 Maret 2012)

73 diceraikan, walaupun istri itu seorang wanita karir. Karena dari keterangan ayat al-quran surat al-baqarah tidak di batasi oleh kadar kekayaan si istri. Dalam hal ini mantan suami juga diharuskan memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas isteri selama dalam iddah, kecuali mantan isteri telah di jatuhi talak ba in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil. Hal ini juga dipertegas dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 81 ayat (1 dan 2) yang berbunyi: 1. Suami wajib menyediakan tempat tinggal bagi istri dan anak-anaknya atau mantan istrinya yang masih dalam iddah; 2. Tempat kediaman adalah tempat tinggal. Begitu juga halnya perempuan yang hamil, berdasarkan firman Allah SWT berkenaan istri yang ditalak raj i dan istri yang ditalak dalam keadaan hamil dijelaskan dalm surat 65, at-tala<q ayat 6 yang berbunyi: أ س ك ن وه ن م ن ح ي ث س ك ن ت م م ن و ج د ك م و ل ت ض ار وه ن ل ت ض ي ق وا ع ل ي ه ن و إ ن ك ن أ و ل ت ح ل ف أ ن ف ق وا ع ل ي ه ن ح ت ي ض ع ن ح ل ه ن Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka melahirkan kandungannya,... 9 (QS at-tala<q : 6) 9 Departemen Agama RI, Al - Qur an dan Terjemahnya,, 312.

74 Dari ayat tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bekas isteri dalam masa iddah maupun dalam keadaan hamil, maka ia tetap berhak mendapatkan perlindungan dari bekas suami yang mentalaknya. Dengan demikian, menurut hemat penulis putusan yang dijatuhkan Majelis Hakim mengenai nafkah iddah dan mut ah adalah sudah tepat, karena sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam maupun hukum yang berlaku di Indonesia.