BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang beraneka ragam guna menunjang pelaksanaan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tercipta berguna sebagai aset sebuah organisasi, sebagai alat pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi saat ini menuntut organisasi selalu menyajikan bukti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan pasti akan memiliki suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan yang berkaitan dengan proses administrasi. Hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. Arsip merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia, tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN. tak lepas dengan kegiatan surat-menyurat atau biasa disebut dengan korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. Arsip dinamis ialah arsip yang digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. sebagai pendukung dalam melaksanakan kegiatannya. Informasi merupakan

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan yang mutlak bagi setiap instansi, apalagi secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian lapangan berarti

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi yang bergerak pada bidang apapun. Hal tersebut karena arsip

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan. Arsip merupakan aset yang penting dan perlu diberi perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN RUMUSAN MASALAH. berkembang dan sangat beragam. Mulai dari dunia maya (internet), koran,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi tanpa arsip seperti tubuh manusia yang tidak berakal, secara fisik

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. instansi pemerintah maupun swasta. Arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. yang berkaitan maupun informasi bersifat umum yang dapat diakses oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Perangkat Daerah dalam lingkungan Pemerintah kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. melakukan dan melaksanakan aktivitas suatu kegiatan. Arsip atau dokumen tersebut

BAB III METODOLOGI. itu, dikumpulkan sumber-sumber yang berhubungan dengan tema

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dalam organisasi pemerintahan selalu ada kaitannya dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan. hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi menyebar. Masyarakat di abad ke-21 ini semakin haus dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah instansi, baik pemerintah maupun swasta pasti membutuhkan arsip

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tujuan negara yaitu Melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN. banyak menciptakan arsip dalam berbagai bentuk dan media. Tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian arsip menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. bisa terlepas dari kegiatan organisasi baik di lingkungan pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan maupun swasta karena arsip sebagai sumber informasi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan akan informasi menjadi satu hal yang primer. Informasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. tersebut masih sangat dibutuhkan keberadaannya. Keberadaan arsip sering

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Di dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 (dilihat juga dalam

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif kualitatif karena dalam penelitian ini berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Sumber informasi yang dihasilkan suatu instansi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi atau instansi dalam menjalankan tugas pokok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

kenegaraan maupun kebijakan perekonomian. Pada era reformasi saat ini membawa perubahan paradigma sistem pemerintahan nasional, dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia atau biasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peristiwa tersebut seorang individu akan menghasilkan arsip, arsip-arsip yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Semua lembaga atau instansi dalam pelaksanaan kegiatan sehari hari

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan merupakan komunitas hidup dinamik

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan sebagai sumber informasi dan alat pengawasan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

2 pemerintah yang dalam hal ini yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2 Tantangan yang dihadapi oleh pemerintah bidang sumber daya manusia aparatur sebaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik pula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi semakin kompleks. Salah satu permasalahan adalah pesatnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dalam kondisi sebenarnya. 70 Bahwasannya jenis

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh benar dengan keadaan yang sebenarnya. Melalui pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode kualitatif. Pendekatan ini sebagai prosedur penelitian yang

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kecamatan merupakan unsur pelaksana pemerintah Kabupaten yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kegiatan yang menghasilkan informasi adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dinyatakan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan informasi. Informasi dapat digunakan sebagai sarana dalam pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada daerahnya untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kantor atau organisasi baik swasta maupun pemerintah. Sepanjang organisai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah salah satunya berasal dari Dana Alokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan rumah tangganya sendiri. Ini dilakukan untuk mengoptimalisasi proses pemerataan sosial, ekonomi, penyelenggaraan dan pembangunan di setiap wilayah. Pemerintah Daerah diberikan kesempatan untuk mengambil keputusannya sendiri untuk bertanggung jawab terhadap kemajuan dan perkembangan daerahnya, ini dikarenakan merekalah yang jauh lebih mengerti dan memahami akan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki daerahnya, dan mereka juga jauh lebih mengerti apa saja yang mereka butuhkan untuk mengembangkan daerahnya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Berdasarkan Instruksi Mendagri No.105 yang tertanggal 03 Oktober 1994 ditetapkan 26 daerah tingkat II untuk

melaksanakan proyek percontohan otonomi daerah. 1 Salah satu dari 26 daerah yang terpilih untuk melaksanakan proyek Percontohan Otonomi Daerah adalah Kabupaten Sleman. Ditunjuknya Kabupaten Sleman untuk melaksanakan proyek percontohan otonomi daerah merupakan sebuah kepercayaan dari Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, bagi Kabupaten Sleman pelaksanaan otonomi daerah lebih merupakan kewajiban daripada hak, sehingga apapun tantangan dan kendala yang dihadapi, Pemerintah Kabupaten Sleman bertekad berkerja keras mewujudkan keberhasilan proyek percontohan otonomi daerah tersebut. 2 Setelah dikeluarkan PP No. 8 th. 1995 mengenai penyerahan wewenang atau urusan pemerintahan kepada Dati II, dengan begitu Kabupaten Sleman resmi melaksanakan proyek percontohan otonomi daerah yang akan menjadi proses awal bagi 1 Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Proyek Percontohan Otonomi Daerah Kabupaten Sleman 1995 2000. ( Yogyakarta : Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, 2000),hlm. 19. 2 Ibid., hlm. 22. 2

Kabupaten Sleman sendiri untuk mengurus dan membangun daerahnya sendiri demi kesejahteraan masyarakatnya. 3 Dalam pelaksanaan proyek percontohan otonomi daerah ini, Kabupaten Sleman menerima 22 bidang urusan yang harus dikelola hingga akhir tahun dari proyek percontohan otonomi daerah, dan salah satunya yaitu bidang Pendidikan. Kesiapan Kabupaten Sleman makin diuji pada tahun 2000. Saat itu merupakan kesempatan terakhir bagi Kabupaten Sleman untuk mempersiapkan pelaksanaan Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah secara penuh. Pemerintah Kabupaten Sleman berusaha menggali potensi dan mengembangkan daerahnya demi terwujudnya tujuan Otonomi Daerah, maka terciptalah Peraturan Daerah Kabupaten Sleman No 20 tahun 2001 mengenai Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2001-2004. Kabupaten Sleman memiliki visi mewujudkan masyarakat Kabupaten Sleman yang maju, sejahtera, lestari mandiri, berdaya saing, damai, demokratis, agamis dan berkeadilan. 3 Soehino, Pelaksanaan Otonomi Daerah Yang Nyata dan Bertanggung Jawab di Daerah-Daerah Tingkat II Se Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Penelitian, Lembanga Penelitian Universitas Gadjah Mada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1998, hlm. 70. 3

Kabupaten Sleman memiliki beberapa misi yang salah satunya adalah peningkatan pendidikan bagi masyarakatnya dengan cara memperluas dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang layak. Untuk setiap tahun Kabupaten Sleman memiliki rancangan pembangunan daerah, Pemerintah Kabupaten Sleman berusaha meningkatkan mutu pendidikan bagi masyarakatnya. Dengan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah Kabupaten Sleman dapat mengembangkan dan menggali potensi yang ada di daerahnya. Ini menarik untuk diteliti, yaitu seperti apa perkembangan pendidikan di Kabupaten Sleman saat pelaksanaan otonomi daerah. B. Ruang lingkup dan permasalahan Penelitian ini mengkaji perkembangan pendidikan formal di Kabupaten Sleman 1995-2006. Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan, ada tiga pertanyaan penelitian yaitu: 1. Bagaimana kondisi sosial Kabupaten Sleman? 2. Apa saja upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah saat mengembangkan pendidikan di Kabupaten Sleman? 3. Seperti apakah kaitannya perkembangan pendidikan formal dengan kondisi sosial masyarakat Kabupaten Sleman? 4

Cakupan spasial yang penulis gunakan dalam menulis penelitian ini adalah Kabupaten Sleman. Sebagaimana diuraikan dala latar belakang, Kabupaten Sleman menarik untuk diteliti dalam permasalahan penelitian ini karena dua faktor penting. Pertama, Kabupaten Sleman adalah salah satu wilayah yang melaksanakan Proyek Percontohan Otonomi Daerah tahun 1995-2000. Kedua, awal tahun 2001 Kabupaten Sleman secara resmi melaksanakan Otonomi Daerah secara penuh berdasarkan Undang-Undang No 22 tahun 1999. Karena alasan-alasan ini, Kabupaten Sleman dipilih sebagai lingkup spasial dalam penelitian ini. Untuk cakupan waktu, penulis mematok dari tahun 2000 hingga tahun 2006. Sebagai batasan awal, yaitu tahun 2000, alasan penulis mengambil batasan waktu tersebut adalah karena pada tahun 2000 Kabupaten Sleman sedang dalam tahap akhir mempersiapkan pelaksanaan Undang-Undang No 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah secara penuh dan penulis ingin melihat bagaimana kondisi perkembangan pendidikan di Kabupaten Sleman setelah Kabupaten Sleman menjalankan proyek tersebut hingga akhir tahun. Kemudian pada awal tahun 2001 adalah awal tahun di mana Kabupaten Sleman resmi akan melaksanakan Otonomi Daerah secara penuh berdasarkan 5

Undang-Undang No 22 tahun 1999. Batasan akhir dari penulisan karya sejarah ini adalah tahun 2006. Ini dikarenakan penulis ingin melihat bagaimana perkembangan pendidikan di Kabupaten Sleman selama 7 tahun setelah pelaksanaan Otonomi Daerah yaitu dari tahun 2000 sampai 2006. C. Tujuan Penelitian Dalam melaksanakan suatu penelitian, tentunya selalu didasari dengan tujuan-tujuan tertentu. Dengan adanya suatu tujuan dalam penelitian, diharapkan hasil karya ilmiah yang dihasilkan akan lebih bermakna. Untuk itu, tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dan apa saja upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Sleman. Tujuan lain dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan peristiwa beserta fakta sejarah yang berkaitan dengan Otonomi Daerah dan dampaknya terhadap perkembangan pendidikan formal di Kabupaten Sleman. Dengan di dokumentasikannya peristiwa dan fakta sejarah yang ada, diharapkan bahwa orang dimasa kini maupun dimasa depan akan mengerti dan memahami kejadian apa saja yang terjadi di masa lalu sehingga semakin mencintai bangsanya. Selain itu, orang juga 6

dapat mengambil kebijakan-kebijakan, khususnya dalam dunia pendidikan dengan berkaca pada kejadian di masa lalu. D. Tinjauan Pustaka Pada umumnya, tinjauan pustaka yang diambil dalam penelitian ini adalah buku yang berkaitan dengan tema yang sedang ditulis oleh penulis. Selain itu, di dalam buku tersebut juga terdapat beberapa tulisan yang memiliki tema yang hampir sama dengan yang sedang dikerjakan penulis. Dari beberapa buku tersebut dapat dipilih pula buku mana yang bisa dijadikan sumber acuan dalam membantu penulisan hasil penelitian, sehingga dapat dihasilkan suatu karya ilmiah yang lebih baik. Buku pertama adalah buku yang berjudul Kabupaten Sleman Dalam Perjalanan Sejarah, karangan Tashadi dkk yang tergabung dalam tim peneliti. 4 Buku ini bersikan mengenai gambaran umum daerah Kabupaten Sleman, Sleman pada masa kuno, masa Mataram, masa Kasultanan, dan masa Republik. Buku ini cukup banyak membantu dalam memahami gambaran kehidupan sosial, politik, dan budaya dari Kabupaten Sleman. Buku kedua adalah buku yang berjudul Dampak Pembangunan Pendidikan Terhadap Kehidupan Sosial Budaya 4 Tashadi dkk, KABUPATEN SLEMAN Dalam Perjalanan Sejarah. ( Yogyakarta : Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, 2002). 7

Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, buku ini merupakan hasil dari Proyek Penelitian yang dilakukan oleh H.J. Widowo dkk. staf Peneliti Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta. 5 Lokasi daerah penelitian tersebut adalah Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul. Dalam buku ini dipaparkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu tentang dampak pembangunan pendidikan terhadap kehidupan kekerabatan, variasi lapangan pekerjaan, interaksi sosial dan juga dampaknya terhadap pranata-pranata sosial. Untuk mendapatkan informasi mengenai Otonomi Daerah, penulis menggunakan buku yang berjudul Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, karangan Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin. 6 Buku ini menjelaskan mengenai bagaimana proses desentralisasi di Indonesia berlangsung, mulai dari aspek pemerintahan daerah, kepegawaian, keuangan, pajak, dan masih banyak yang lainnya. Selanjutnya adalah buku yang di tulis oleh Baedhowi yang berjudul Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan Konsep 5 H.J. Widowo dkk, Dampak Pembangunan Pendidikan Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. ( Yogyakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996). 6 Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). 8

Dasar dan Implementasi. 7 Buku ini menjelaskan mengenai otonomi daerah dalam bidang pendidikan, mulai dari konsep dasar dan juga implementasinya di Kabupaten atau Kota. Dalam buku ini juga dijelaskan mengenai faktor-faktor apa sajakah yang mempengeruhi implementasi otonomi daerah dalam bidang pendidikan itu sendiri. E. Metode dan Sumber Dalam melakukan sebuah penelitian, hendaknya melalui tahap-tahap yang sesuai dengan metode penelitian yang telah ditentukan. Penggunaan metode yang benar merupakan salah satu syarat yang sangat penting dalam melaksanakan suatu penelitian. Dengan menggunakan metode yang benar, dapat diketahui bahwa tulisan yang ada merupakan karya ilmiah ataupun bukan. Selain itu kualitas akan suatu karya ilmiah juga ditentukan oleh metode yang di gunakan. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menggunakan metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa 7 Baedhowi, Kebijakan Otonomi Daerah Bidang Pendidikan Konsep Dasar dan Implementasi. ( Semarang : Pelita Insani, 2009). 9

lampau. 8 Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi arsip, studi pustaka, dan juga sejarah lisan yang berupa wawancara. Arsip merupakan salah satu sumber primer dalam penelitian sejarah, maka dari itu adanya arsip sebagai salah satu acuan data dalam penelitian ini sangatlah penting. Arsip bisa berupa dokumen ataupun foto-foto. Arsip bisa diperoleh dengan mengunjungi beberapa badan atau lembaga yang terkait dengan kearsipan maupun dengan data yang terkait dengan tema yang sedang diteliti, seperti Badan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pendidikan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Library Center Yogyakarta dengan koleksi surat-kabar dan majalah. Studi pustaka merupakan salah satu bagian yang penting dalam pencarian sumber. Dengan melakukan studi pustaka, maka dapat diketahui buku apa saja yang dapat digunakan sebagai sumber sekunder dari tema yang akan penulis teliti. Selain itu. Dengan adanya studi pustaka, akan diketahui karya siapa saja yang memiliki hubungan tengan tema yang sedang penulis kaji. Studi pustaka dapat dilakukan dengan mendatangi perpustakaan perpustakaan yang ada di wilayah Yogyakarta. Perpustakaan itu misalnya adalah perpustakaan Fakultas Ilmu 8 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, (Jakarta: UI- Press, 1985), hlm.32. 10

Budaya UGM, Perpustakaan Pusat Universitas Gajah Mada, Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Perpustakaan Dinas Pendidikan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Perpustakaan Ignatius, library center, dan lain sebagainya. Setelah data-data tersebut diperoleh, maka akan dilakukan kritik sumber, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber yang telah diperoleh kemudian dikomparasikan dan diverifikasikan dengan sumber yang lainnya sehinnga diperoleh sumber yang kredibel untuk karya penulisan ini. Tahap ini bertujuan untuk menguji keaslian dan dapat dipercaya atau tidaknya sumber tersebut maupun relevansinya terhadap tema yang sedang yang sedang dibahas oleh penulis. Setelah itu, barulah data-data tersebut bisa digunakan dalam proses penulisan. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam mengkaji tulisan ini nantinya, maka diperlukan suatu sistematika penulisan yang sistematis. Pada bagian pertama, penulis akan mengawali dengan Pendahuluan. Pada bagian kedua, penulis akan mulai membahas mengenai tema yang akan di bahas. Pada bagian ini penulis akan memulai dengan pembahasan mengenai awal terpilihnya Kabupaten Sleman melaksanakan Proyek Percontohan Otonomi 11

Daerah, dijabarkan juga mengenai perkembangan kondisi sosial masyarakat dan pendidikan di Kabupaten Sleman. Pada bagian ketiga penulis akan menjabarkan mengenai Perkembangan pendidikan sebelum dan setelah resminya Kabupaten Sleman melaksanakan Otonomi Daerah secara penuh dan juga mengenai kebijakan-kebijakan apa saja yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk pendidikan. Akan dipaparkan juga mengenai kualitas dan dampak perkembangan pendidikan formal terhadap masyarakat di Kabupaten Sleman, serta akan dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan misalnya rasio guru dan siswa, angka kelulusan dan lain sebagainya. Pada bagian selanjutnya yaitu keempat akan berisi mengenai kesimpulan, kesimpulan tersebut berisi jawabanjawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan pada bangian pendahuluan. 12