BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare adalah suatu keadaan dimana penderita mengalami defekasi

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kulit banyak di jumpai di Indonesia, hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usia prasekolah antaralain mengenal warna, mengenal angka

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN : PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK SD NEGERI 3 GAGAK SIPAT BOYOLALI. Nur Hikmah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. psikis, sosial dan spiritual, yang paling menentukan bagi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. perilaku hidup bersih dan sehat. Pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak menyebarkan kotoran dan tidak menularkan penyakit,langkahlangkah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Panti Asuhan Harapan Kita. merupakan Panti Asuhan yang menampung anak-anak terlantar dan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelembaban tinggi. Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala Pediculus

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan II Bantul sekitar km 2, yang meliputi Desa Ngestiharjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajad Sarjana S-1 KEPERAWATAN. Diajukan Oleh : NURMA RAHMAWATI J

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang termasuk dalam kategori

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB V PEMBAHASAN. A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Praktik Sanitasi dan Higiene

BAB I PENDAHULUAN. kurang maksimalnya kinerja pembangunan kesehatan (Suyono dan Budiman, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

Hubungan Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dengan Kejadian Penyakit Diare Pada Murid SDN Makasar 07 Pagi Jakarta Timur

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

4 Materi Pokok Pelatihan Dokter Kecil Tanggal : 18 June 2010 Oleh : Putu Sudayasa Skip ke Komentar Sebagai bagian dari kegiatan rutin

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak pada hakikatnya merupakan aset terpenting dalam tercapainya keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa selanjutnya. Derajat kesehatan anak pada saat ini belum bisa dikatakan baik karena masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada anak sekolah. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terhadap masalah kesehatan. Anak usia sekolah selain rentan terhadap masalah kesehatan juga peka terhadap perubahan. Masalah ini kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua, sekolah atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya yang saat ini masih memprioritaskan kesehatan anak balita. Padahal peranan mereka yang sangat dominan akan mempengaruhi kualitas hidup anak di kemudian hari (Gobel, 2009). Peningkatan kualitas hidup anak salah satunya ditentukan oleh penanaman perilaku kesehatan anak sejak dini. Perilaku anak sekolah sangat bervariatif. Bila tidak dikenali dan ditangani sejak dini, gangguan kesehatan ini akan mempengaruhi prestasi belajar dan masa depan anak (Hendra. 2007). Perilaku kesehatan merupakan suatu respon sesorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2007). 1

2 Beberapa kebiasaan anak yang bisa mempengaruhi perilaku kesehatan pada anak khususnya di sekolah yaitu pola sarapan anak, kebiasaan mencuci tangan, kebersihan telinga, kebersihan kulit, kebersihan kuku, kebersihan rambut, mandi dan juga kebiasaan anak-anak untuk jajan di tempat sembarangan dengan jajanan yang rata-rata tidak sehat untuk dikonsumsi oleh anak-anak (Syamsu, 2002). Anak dalam usia sekolah disebut sebagai masa intelektual, dimana anak mulai belajar berpikir secara konkrit dan rasional. Tugas perkembangan anak dalam usia sekolah adalah belajar mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan meliputi kesehatan dan kebersihan diri, serta terdapat adanya hubungan positif yang tinggi antara jasmani dan prestasi dimana apabila tubuh anak sehat maka banyak prestasi belajar yang diraihnya (Yusuf, 2007). Haryadi (2007), menjelaskan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan bertujuan menjadikan seseorang mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan. Selain itu bertujuan mendorong seseorang untuk berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan khususnya kesehatan jasmani atau kesehatan tubuh dalam rangka mewujudkan lingkungan hidup yang sehat dilaksanakan pengembangan sistem kesehatan. Salah satu lingkungan yang menjadi sasaran dalam pengembangan sistem kesehatan adalah lingkungan sekolah (Anonim, 2006)

3 Faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan khususnya perkembangan anak diantaranya kesehatan, budaya, agama, dan kebiasaan setempat serta perlakuan orang tua dalam mendidik anak (Syamsu,2002). Zaman era globalisasi juga merupakan faktor lain yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan perilaku kesehatan anak. Media-media dizaman era globalisasi yang mempengaruhi perilaku kesehatan anak diantaranya; televisi, radio, media cetak dan internet (Agustina, 2005). Melalui media tersebut anak menjadi tahu banyak informasi apa saja yang sedang berkembang. Biasanya anak sangat mudah dan senang untuk melakukan halhal baru yang lebih menarik untuk dilakukan (Wong, 2004). Sekolah adalah institusi yang teroirganisir dengan baik dan merupakan wadah pembentukan karakter dan media yang mampu mananamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat (Martianto, 2005). Pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan di sekolah dengan sasaran murid. Pendidikan di sekolah adalah suatu proses yang mengubah pengetahuan kesehatan menjadi suatu kebiasaan hidup sehat (Suliha, 2002). Tujuan pendidikan kesehatan di sekolah adalah melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma hidup sehat serta memberikan pengetahuan tentang kesehatan (Tarnawan, 2007). Peran orang tua dan guru juga merupakan faktor lain yang memiliki dampak besar terhadap perkembangan perilaku kesehatan anak yang sering berinteraksi dengan anak dapat membantu perilaku kesehatan pada anak. Mengajarkan dan membidik prilaku kesehaatan pada anak sekolah sejak dini

4 dapat membantu kesehatan fisik, psikologis dan juga mental anak (Syamsu, 2002), Berdasarkan epidemiologis terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lingkungan usia anak sekolah dasar penyebaran penyakit berbasis lingkungan dikalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Kasus infeksi demam berdarah dengue, diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan akut, serta reaksi simpang terhadap makanan akibat buruknya sanitasi dan keamanan pangan (Hendra, 2007). Penyakit masih tinggi dimasyarakat Indonesia yang rentan diderita oleh anak sekolah yaitu cacingan, karena penyakit cacingan merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat penting untuk ditanggulangi. Anak usia sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan penyakit ini, berdasarkan penelitian didapatkan prevalensi penyakit cacingan sebesar 60-70% (Prasetyo, 2002). Saat ini banyak pola kehidupan serba cepat dan mudah yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada anak dan sangat menentukan kesehatan anak dimasa yang akan datang. Perhatian orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama ataupun sosial budaya merupakan faktor yang kondusif dalam mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat (Syamsu, 2002). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan tentang kebersihan diri dan hidup sehat sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan menciptakan

5 kesejahteraan serta kesehatan yang optimal dengan melakukan perawatan kesehatan diri. Dari pengalaman terhadap praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menyatakan selain pengetahuan sikap merupakan domain yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Sikap yang diharapkan dimiliki anak bukan hanya tahu menyebutkan bagaimana harus bersikap, teyapi tumbuhnya sikap itu sendiri untuk berperilaku lebih baik. Sikap merupakan kesediaan untuk bertindak atau prodisposisi tindakan suatu perilaku. Salah satu penelitian mengenai kebersihan diri berhasil dilakukan Permana (2006). Penelitian ini mengambil subjek semua anak kelas 4 samapai kelas 6 sekolah dasar negeri Ciporos 03 kecamatan Karang Pucung Kabupaten Cilacap. Hasil penelitian menyatakan bahwa penghetahuan responden tentang kebersihan diri dalam kategori baik dan sikap responden terhadap kebersihan diri mendukung (Favorable). Bardasrakan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto Kasihan Bantul diperoleh data bahwa jumlah seluruh siswa adalah 181 siswa. Jumlah siswa kelas empat adalah 34 siswa, jumlah siswa kelas lima adalah 26 siswa dan jumlah siswa kelas enam adalah 25 siswa. Tidak ada siswa yang menderita cacat fisik maupun cacat mental. Keadaan lingkungn di sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto kasihan bantul sudah cukup bersih. Hal ini terlihat halaman

6 sekolah yang bersih serta tersedia tempat cuci tangan dan tempat sampah yang diletakkan di depan kelas masing-masing. Hanya saja kamar mandi dan WC siswa masih terlihat kurang bersih dan berbau serta ruangan kelas masih kurang rapi. Hasil observasi dan wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa dari 85 siswa terdapat 53 siswa atau 67.58% siswa yang belum sepenuhnya melaksanakan PHBS, ditandai dengan masih banyak siswa yang mempunyai kuku panjang dan kotor, rambut masih belum bersih dan baik serta pakaian kurang bersih dan jajan di tempat sembarangan. Selain itu banyak siswa yang tidak mencuci tangan sebelum makan dan membuang sampah tidak pada tempatnya. Melihat fenomena di atas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana (PHBS) siswa di sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti membuat rumusan masalah Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) siswa di Sekolah Dasar Negeri Tlogo

7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap perilaku hidup bersih sehat (PHBS) siswa di sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto kasihan Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya tingkat pengetahuan tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS) siswa sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto Kasihan Bantul. b. Diketahuinya tingkat sikap perilaku hidup bersih sehat (PHBS) siswa sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto Kasihan Bantul. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi ilmu keperawatan dalam melakukan praktik keperawatan komunitas khususnya pada anak usia sekolah. 2. Bagi guru sekolah dasar negeri Tlogo Imbas Gugus 3 Tamantirto Kasihan Bantul Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masalah dan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan pembinaan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di masa yang akan datang.

8 3. Bagi puskesmas Kasihan Bantul sebagai bahan pertimbangan dalam upaya promosi perilaku hidup bersih sehat (PHBS) khususnya pada anak usia sekolah. 4. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dipakai sebagai bahan informasi dan pendahuluan bagi peneliti selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang terkait dengan penelituan yang akan dilakukan adalah Permana dari fakultas Ilmu keperawatan Universitas Padjajaran pada tahun 2006. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang kebersihan diri siswa. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas empat sampai kelas enam SD Negeri Ciporos 03 kecamatan Karang Pucung Kabupaten Cilacap. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang kebersihan diri berada dalam katagori baik dan sikap responden terhadap kebersihan diri adalah mendukung atau favorable. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap siswa terhadap perilaku hidup bersih sehat (PHBS) siswa. Desain penelitian adalah Cross Sectional. Subjek penelitian adalah semua siswa kelas empat, lima, dan enam SD Negeri Tlogo Gugus 3 Tamantirto Kasihan Bantul.