PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB III METODE PENELITIAN

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT TB PARU DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAANTB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLOSO KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT. Nasrul Hadi Purwanto

Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (HB) atau

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembagan laju penyakit di Indonesia dewasa ini sangat

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN IMUNISASI BCG DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK BALITA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENDERITA TUBERKULOSSIS PARU DALAM PROGRAM PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN MOTIVASI KESEMBUHAN DENGAN KEPATUHAN PENATALAKSANAAN PENGOBATAN PADA PASIEN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOJOSARI MOJOKERTO

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Ari Kurniati 1, dr. H. Kusbaryanto, M. Kes 2 ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan. kepada orang lain (Adnani & Mahastuti, 2006).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK UMUR DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENYAKIT ISPA DI PUSKESMAS PEMBANTU SIDOMULYO WILAYAH KERJA PUSKESMAS DEKET KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL TENTANG ANEMIA TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN ANEMIA SELAMA KEHAMILAN. Kiftiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

jenis penelitian deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelasional untuk

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian survei cross-sectional,

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO Mahar Ranum Ayuningtyas 1 Abdul Muhith 2 * ) Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan jumlah sampel adalah 47 responden yang diseleksi menggunakan purposive sampling dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disebarkan kepada keluarga penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Sedangkan teknik analisa datanya menggunakan uji statistik non parametrik Chi Square dengan taraf kesalahan 0,05. Hasil penelitian dari 47 responden menunjukkan bahwa responden yang penatalaksanaan tugasnya dalam pemenuhan nutrisi baik sebesar 38,30%, penatalaksanaan tugasnya buruk sebesar 61,70%, status gizi penderita TB paru normal sebesar 29,79%, dan status gizi penderita Tb paru yang kurus sebesar 70,21%. Kemudian di uji menggunakan Chi Square Test didapatkan P hitung 0,000 lebih kecil dari taraf kesalahan. Jadi Ho ditolak yang berarti ada hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Kata kunci : Penatalaksanaan Tugas keluarga, Nutrisi, Status Gizi penderita TB paru. A. PENDAHULUAN Masalah gizi penderita TB di Indonesia masih belum mendapat perhatian. Namun status gizi memegang peranan penting dalam kesembuhan penderita TB Paru. Pengobatan penderita TB dilakukan dengan perbaikan gizi dan tata cara kehidupan penderita TB. Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-3 di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomer 1 dari golongan penyakit infeksi (Depkes RI, 2006). Setiap tahun 140.000 orang di Indonesia meninggal karena TB. Sebagian penderita adalah usia produktif (15-55 tahun). Umumnya penderita TB dalam keadaan malnutrisi berberat badan sekitar 30-50 kg pada orang dewasa. Suatu penelitian terhadap penderita TB yang berobat jalan menunjukkan angka 84,1% penderita memiliki berat badan yang kurang (Humas RI, 2006). Hasil studi pendahuluan terhadap 10 responden yang sedang dalam proses pengobatan di Puskesmas Gayaman didapatkan hasil 20% mempunyai berat badan normal, sedangkan 80% mempunyai berat badan kurus. Faktor- faktor yang menyebabkan penurunan asupan makanan pada penderita paru obstruktif menahun antara lain karena kelelahan penggunaan tenaga pada saat mempersiapkan makanan dan memakannya, kelelahan karena batuk yang terus-menerus, kesulitan bernafas pada saat makan, dan perasaan mual anoreksia akibat obat yang digunakannya (Hartono, 2000). Asupan yang tidak adekuat menimbulkan pemakaian cadangan energi tubuh yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan dan kelainan biokimia tubuh. Hal ini berdampak terhadap sistem imunitas dan penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menjadi progessif yang mengakibatkan perlambatan penyembuhan TB paru (Taslim, 2006). Untuk pengobatannya memerlukan kesabaran dan dorongan dari keluarganya. Banyak penderita yang jenuh dengan penyakitnya karena pengobatan yang lama. Keluarga dipandang sebagai area yang penting dari klien dan oleh karena itu keluarga merupakan dukungan terbesar bagi klien. Keluarga yang peduli akan kesehatan, akan memperhatikan pemberian makanan dengan gizi seimbang pada anggotanya (Setyawati dan Murwani, 2008). Untuk itu diperlukan peran aktif dengan semangat kemitraan dari semua pihak yang terkait seperti halnya 1) Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 2) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 32

penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi sehingga penanggulangan TB dapat lebih ditingkatkan (DepKes RI, 2000). B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional. Rancangan bangun penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan Cross Sectional dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru. A. Frame work Penelitian Variabel Independent Penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi Variabel dependent Status gizi penderita TB paru Gambar 1 Frame work penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru B. Hipotesis Penelitian Hipotesis Penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian (Sugiyono, 2010).Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Ada hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2005). Dalam penelitian ini variable yang digunakan yakni variable independen (bebas) dan variable dependen (tergantung). C. Populasi, sampel dan sampling penelitian Populasi pada penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anggota penderita TB paru di wilayah kerja puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Dalam penelitian ini populasinya berjumlah 58 responden. Untuk sampel, berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 47 responden. D. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di desa wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto dan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2010. E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner closed ended dalam bentuk dichotomy question dan observasi. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan tugas keluarga yang dilakukan responden digunakan kuesioner berskala Guttman dengan nilai 1=iya dan 0=tidak diberikan pembobotan, dijumlahkan dan dibandingkan dengan jumlah skor tertinggi lalu dikalikan 100% hasilnya berupa prosentase dengan rumus : Keterangan N : Nilai didapat Sp : Skor yang didapat Sm : Skor tertinggi (Arikunto, 2006) N = x 100% Dari hasil prosentase pengolahan kemudian diinterprestasikan : 100 % : Seluruhnya 76 % - 99 % : Hampir seluruhnya 51 % - 75 % : Sebagian besar 33

50 % : Setengahnya 26 % - 49 % : Hampir setengah 1 % - 25 % : Sebagian kecil 0 % : Tidak satupun (Nursalam, 2003) Variabel penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dikategorikan dengan skala nominal: 1) Penatalaksanaan tugas baik : N > 50% 2) Penatalaksanaan tugas buruk : N < 50% Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Uji Chi Kuadrat (X 2 ) digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih klas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya besar (Sugiyono, 2010) Rumus Chi Kuadrat adalah sebagai berikut: Dimana, = Fo Fh : Chi Kuadrat : Frekuensi yang diobservasi : Frekuensi yang diharapkan C. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru ini dianalisis dengan uji statistik Chi Kuadrat. 1. Data Umum a. Gambaran Tempat Penelitian Puskesmas Gayaman termasuk puskesmas rawat jalan yang terletak disebelah selatan jalan raya penghubung antara kota Mojokerto dengan kota Mojosari, tepatnya jalan Raya Gayaman No 07. Puskesmas ini memiliki 1 ruang Balai Pengobatan, 1 ruang perawatan gigi, 1 ruang Laboratorium, 1 ruang penyimpanan obat (gudang obat), 1 ruang administrasi. Puskesmas Gayaman ini memiliki jumlah tenaga paramedis sejumlah 21 orang terdiri dari dokter, analist, perawat dan bidan, sedangkan jumlah tenaga non paramedis sebanyak 9 orang dengan berbagai level pendidikan. b. Karakteristik Responden Keluarga Penderita TB Paru 1) Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto, Bulan Juli 2010 No Pendidikan Frekuensi (f) 1 2 3 4 SD SMP SMA PT 11 20 14 2 Persentase (%) 23,4 42,6 29,8 4,2 Jumlah 47 100 Tabel 1 menjelaskan bahwa hampir setengah dari responden berpendidikan SMP yaitu 20 responden (42,5%) dan sebagian kecil responden berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden (4,3%). 34

2) Karakteristik Responden berdasarkan Penghasilan Per-Bulan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penghasilan Per-Bulan di Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto No Penghasilan Per-Bulan Frekuensi (f) Persentase (%) 1 2 3 4 Tidak berpenghasilan < Rp 500.000,- Rp 500.000-1.000.000,- >1.000.000,- 12 2 26 7 25,5 4,3 55,3 14,9 Jumlah 47 100 Tabel 2 menjelaskan bahwa sebagian besar responden berpenghasilan Rp 500.000-1.000.000,-. 2. Data Khusus a. Data penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi di Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Penatalaksanaan Tugas Keluarga dalam Pemenuhan Nutrisi di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto, Bulan Juli 2010 No Kategori Penatalaksanaan tugas keluarga Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Baik 18 38,30 2 Buruk 29 61,70 Jumlah 47 100 Tabel 3 diatas menjelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu seabnyak 29 responden (61,70%) berpenatalaksanaan tugas keluarga yang buruk dalam pemenuhan nutrisi pada penderita TB. b. Data Status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi penderita TB paru Di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto, Bulan Juli 2010 No Status Gizi Frekuensi (f) Persentase (%) 1 Lebih - - 2 Normal 14 29,79 3 Kurus 33 70,21 Jumlah 47 100 Tabel 4 diatas menjelaskan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 33 responden (70,21%) berstatus gizi kurus. c. Analisis hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. Dalam analisis ini akan dijelaskan hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto. 35

Tabel 5 Hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto Penatalaksanaan Tugas Keluarga dalam Pemenuhan Nutrisi Status Gizi Jumlah f (%) Normal Kurus f % f % f % Tugas baik 12 66,67 6 33,33 18 100 Tugas buruk 2 6,90 27 93,1 29 100 Jumlah 14 29,79 33 70,21 47 100 Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 47 responden, sebagian besar responden yang penatalaksanaan tugas keluarganya dalam pemenuhan nutrisi baik maka sebagian besar status gizinya cenderung normal yaitu 12 responden (66,67%), sebaliknya responden yang penatalaksanaan tugas keluarganya dalam pemenuhan nutrisi buruk, maka status gizinya cenderung kurus yaitu sebanyak 27 responden (93,1%). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan rumus Chi Square diketahui nilai koefisien P = 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan α = 5 % (P < α). Dengan demikian P < α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada tingkat signifikasi α = 0,05. D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi pada penderita TB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (61,70%) memiliki penatalaksanaan tugas buruk dalam pemenuhan nutrisi penderita TB. Penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi termasuk dalam domain perilaku, dimana hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya perilaku menurut Notoatmodjo (2003) antara lain pendidikan dan sosial ekonomi. Dari responden yang memiliki penatalaksanaan tugas buruk, sebagian besar yaitu sebanyak 20 responden (42,6%) berpendidikan SMP, sedangkan responden yang penatalaksanaan tugas keluarganya baik dalam pemenuhan nutrisi, sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebanyak 10 responden (55,6%) dan seluruh responden yang berpendidikan PT juga memiliki penatalaksanaan tugas keluarga yang baik, hal ini dapat dilihat pada hasil crosstab penatalaksanaan tugas keluarga dengan pendidikan responden pada lampiran 5. Selain itu dilihat dari sosial ekonominya pada hasil crosstab di lampiran 6, responden yang memiliki penatalaksanaan tugas buruk dalam pemenuhan nutrisi, sebagian besar yaitu sebanyak 15 responden (51,7%) berpenghasilan < Rp.500.000,-. Sedangkan responden yang memiliki penatalaksanaan tugas baik sebagian besar yaitu sebanyak 10 responden (55,6%) berpenghasilan Rp.500.000-1.000.000,-. Menurut Supariasa (2002) masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan ditingkat rumah tangga yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggota keluarganya. Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada penderita dan keluarganya tentang pentingnya nutrisi bagi kesembuhan penderita, penyuluhan tentang bagaimana penderita dan keluarga memilih makanan dan bagaimana mengolah makanan agar zat gizi dalam makanan tidak berkurang serta memberikan contoh kongkritnya kepada responden. 36

2. Status Gizi penderita TB paru. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sebagian besar responden berstatus gizi kurus. Supariasa (2002) menjelaskan bahwa hal yang dapat mempengaruhi status gizi antara lain konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan diluar keluarga, daya beli keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan dan pendidikan. Dari responden yang berstatus gizi kurus itu, hampir setengah yaitu sebanyak 16 responden (48,5%) berpendidikan SMP. Sedangkan sebagian besar responden yang berstatus gizi normal yaitu sebanyak 7 responden (50,0%) berpendidikan SMA. Hal ini dapat dilihat pada crosstab status gizi penderita TB dengan pendidikan responden pada lampiran 7. Jika dilihat dari sosial ekonomi pada hasil crosstab status gizi penderita TB dengan penghasilan responden di lampiran 8, responden yang berstatus gizi kurus sebagian besar yaitu 15 responden (51,7%), berpenghasilan < Rp.500.000,-. Sedangkan penderita TB yang berstatus gizi normal sebagian besar yaitu sebanyak 7 responden (50%) berpenghasilan Rp.500.000-1.000.000,-. Status gizi yang buruk pada penderita TB disebabkan karena persediaan makanan dirumah yang kurang, dengan penghasilan sebesar itu tentunya keluarga juga kurang memperhatikan kandungan gizi dalam makanan yang telah dikonsumsinya atau mungkin daya beli keluarga tersebut mampu, tetapi diit tidak sesuai dengan diit yang seharusnya dikonsumsi oleh penderita TB dan rasa mual muntah akibat konsumsi obat jangka panjang oleh penderita TB itu sendiri. Jadi perlu diberikan penyuluhan tentang bagaimana penderita dan keluarga ikut berpartisipasi dalam mengupayakan agar status gizi penderita TB tetap baik. 3. Hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB. Berdasarkan tabel 5 tabulasi silang antara penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB menunjukkan bahwa dari 47 responden sebagian besar responden yaitu sebanyak 27 responden (57,45%) memiliki tugas buruk dengan status gizi yang kurus. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dengan rumus Chi Square diketahui nilai koefisien P = 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan α = 5 % (P < α). Dengan demikian P < α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto pada tingkat signifikasi α = 0,05. Banyaknya responden yang memiliki penatalaksanaan tugas buruk dalam pemenuhan nutrisi disebabkan oleh keluarga yang mungkin belum paham tentang cara pemilihan makanan sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dibutuhkan dan menunjang kesembuhan penyakit TB, serta kurang telatennya keluarga dalam memenuhi nutrisi penderita TB sehingga mempengaruhi status gizi penderita TB paru. Hal ini sesuai dengan teori Setyawati yang mengatakan bahwa keluarga yang peduli kesehatan, akan memperhatikan pemberian makanan dengan gizi seimbang pada anggotanya. E. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 47 responden di Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto mengenai hubungan penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru, dapat dirumuskan simpulan berikut : Simpulan 1. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 29 responden (61,70%) mempunyai penatalaksanan tugas keluarga yang buruk dalam pemenuhan nutrisi. 2. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 33 responden (70,21%) berstatus gizi kurus. 3. Sebagian besar responden penatalaksanaan tugas keluarganya buruk dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi kurus sebanyak 27 responden (57,45%). Dari hasil uji statistik menggunakan perangkat lunak SPSS dengan rumus Chi Square diketahui nilai koefisien P = 0,000 lebih kecil dibandingkan dengan taraf kesalahan yang digunakan α = 5 % (P < α). 37

Dengan demikian P < α sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada hubungan antara penatalaksanaan tugas keluarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi penderita TB paru di wilayah kerja Puskesmas Gayaman Mojoanyar Mojokerto Saran 1. Bagi peneliti Peneliti mampu menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapatkan dalam penelitian ini untuk diaplikasikan pada praktika selanjutnya khususnya tentang bagaimana cara kita sebagai calon praktisi kesehatan ikut mengupayakan agar status gizi penderita TB tetap baik untuk membantu program pengobatan TB paru. 2. Bagi Praktis a. Petugas kesehatan khususnya perawat dan ahli gizi mampu mengupayakan status gizi penderita TB agar tetap baik diantaranya dengan melakukan penyuluhan gizi yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kecukupan gizi atau makanan yang seharusnya dikonsumsi penderita TB. b. Untuk penderita Tb dan keluarga diharapkan berpartisipasi (memperhatikan dan melaksanakan) program yang telah diberikan oleh perawat. 3. Bagi Teoritis a. Mahasiswa dan dosen mampu mengembangkan ilmu keperawatan khususnya dalam penanggulangan TB paru dan penyembuhannya. b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian eksperimen dalam waktu yang lebih lama dan dengan jumlah variabel yang lebih banyak untuk melihat variabel apa yang paling berpengaruh pada gizi dan daya tahan tubuh. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka cipta BBKPM. (2009). Gizi dan TB paru. (http//www.gizitbc.com, diakses tanggal 20 April 2010) Carolus, P.K. (2010). Standar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Tuberculosis Paru. Seri IV. Jakarta: Pengharapan dan Kasih DepKes,RI. (2000). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Jakarta:Gramedia DepKes, RI. (2006). Pedoman Nasional penanggulangan Tuberkulosis cetakan pertama edisi ke 2.(http://www.tbcindonesia.or.id, diakses tanggal 4 april 2010) Fachrurrozie. (2009).Penyakit Masyarakat yang Masih Memasyarakat TB paru. (http://www.tbcpro.com, diakses 15 maret 2010) Hariyanto, dkk. (2005). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Buntara Media Hartono, Andry. (2000). Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Jakarta: EGC Hidayat, A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Surabaya: Salemba Medika Humas RI. (2006).TB ancam gizi buruk.(http://www.ui.edu.com, diakses 23 april 2010) Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba Medika RSCM. (2002). Penuntun Diit. Jakarta: Gramedia Setyowati dan Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogyakarta: Mitra Cendekia Sudarmo. (2010). Masalah Gizi Indonesia dan Perbaikannya. Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Supariasa. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Supradjitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC 38

Taufan. (2009.) Pengobatan Tuberculosis Paru Masih Menjadi Masalah. (http://www.gizi.net, diakses 30 April 2010) Taslim. (2009). Perbaikan Status Gizi Penderita TB. (http://www.gizidantb paru.com, diakses 15 Maret 2010) 39