PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

FORMULIR PERMOHONAN USULAN VERIFIKASI. Kepada Yth. Ketua DPD PPNI Kabupaten/ Kota...

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESMAS. Husein Habsyi PP IAKMI

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA. Created By : ASEP SOPARI, SKM, MM, MKM

LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

EPIDEMIOLOG KESEHATAN

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

Persyaratan permintaan perpanjangan STR yang diajukan setiap 5 (lima) tahun sekali adalah sebagai berikut:

BUKU LOG & BORANG PENGISIAN

Konferensi. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

BORANG P2KB DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN OLAHRAGA INDONESIA

MEKANISME REGISTRASI DAN RE- REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

Kepada Yth, Pemegang Sertifikat Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia Di tempat. Perihal : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CPD / P2KB)

Satuan Kredit Profesi (SKP) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) PENDAHULUAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

Transisi epidemiologis

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

Term of Reference Workshop Penulisan Artikel Ilmiah untuk Jurnal Internasional Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara

BUKU LOG PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT) BIDAN PROSES PERPANJANGAN STR

REGISTRASI TENAGA KESEHATAN (PERMENKES NO. 161 TAHUN 2010)

Buku Log KEGIATAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) ILMU PENYAKIT DALAM KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM

BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan.

RE-REGISTRASI STR BIDAN

Ketentuan Pengalaman Praktik Keprofesian di Bidang Akuntansi Anggota Utama/Pemegang Sertifikat CA IAI

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1. Pengertian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Badan Pelaksana PKB PII 2018

PANDUAN PENGUSULAN PROPOSAL PROGRAM BANTUAN SIMPOSIUM NASIONAL HIMPUNAN PROFESI TAHUN 2014

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014) BAPEL Lembaga Pengembangan jasa Konstruksi Nasional

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Registrasi & Sertifikasi Tenaga Kesehatan MTKP DIY

REVISI PANDUAN PENGUSULAN PROPOSAL PROGRAM BANTUAN SIMPOSIUM NASIONAL HIMPUNAN PROFESI TAHUN 2012

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

2 L. Penambahan data pada formulir pengajuan dan penyelesalan

UPAYA MENINGKATAN MUTU SDM PROMKES (Tantangan Kompetensi SDM Kes di era MEA )

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1796/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nomor : 1178/E5.4/HP/ April 2014 Lampiran : 1 (satu) berkas Perihal : Program Bantuan Simposium Nasional Himpunan Profesi Tahun 2014

BORANG SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS THT-KL / THT KL KONSULTAN PERHATI-KL (PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS THT BEDAH KEPALA LEHER INDONESIA)

PENGELOLAAN JURNAL ILMIAH

Buku Log P2KB PERDAFKI dan Borang Pengisian BP2KB PERDAFKI

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH

PERAN SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL DAN KOMPLEMENTER

STANDAR HASIL PENELITIAN

SIM-K PPNI, Re-registrasi STR dan PKB PPNI Ayo terdaftar secara benar di PPNI oleh Ns. M. Subhan., S.Kep admin SIMK PPNI Pusat

RINCIAN KEGIATAN P2KB DOKTER UMUM (DU) - Sebagai Penyaji 2 SKP Surat Tugas/Sertifikat. Harus dari Jurnal ilmiah terakreditasi oleh IDI

CAPAIAN KINERJA 2017 DAN PROGRAM 2018

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UPAYA STRATEGIS IAKMI. Short Vitae. Adang Bachtiar Dedi Supratman 11/3/2016.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 317/MENKES/PER/III/2010 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PENGUSULAN PROGRAM BANTUAN SEMINAR INTERNASIONAL DI LUAR NEGERI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Tahun 2014

BAB 1 PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

STANDAR PENGELOLAAN PENELITIAN

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN RADIOGRAFER INDONESIA (PP PARI) NOMOR : 047/PP PARI/003/VI/2012 TENTANG

PEMETAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

ANGGARAN RUMAH TANGGA. BAB I NAMA dan KEDUDUKAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

PEMBINAAN & PENGAWASAN MUTU TENAGA KESEHATAN

Fakultas Teknik Geologi. Unpad

SIM-K PPNI dan SKP Online Ayo terdaftar secara benar di PPNI oleh Ns. M. Subhan., S.Kep admin SIMK PPNI Pusat

STANDAR HASIL PENELITIAN

KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

PANDUAN PROGRAM INSENTIF JURNAL TERINDEKS INTERNASIONAL TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTIM PENILAIAN KEGIATAN P3KGB

BUKU LOG DAN BORANG PENILAIAN DIRI

PANDUAN INSENTIF PENULISAN BUKU, SEMINAR, DAN PUBLIKASI ILMIAH TAHUN 2013

DUKUNGAN DAN PERAN BADAN PPSDM KESEHATAN DALAM PENINGKATAN MUTU PROFESI KESEHATAN MASYARAKAT

DRAFT PEDOMAN PERHITUNGAN SATUAN KREDIT SEMESTER REMUNERASI (SKSR) DALAM RANGKA REMUNERASI DOSEN

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

Keywords: pengembangan keprofesian berkelanjutan, penelitian tindakan kelas

Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development)

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUKU PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIAN PROGRAM P2KB IKABI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2052/MENKES/PER/X/2011 TENTANG IZIN PRAKTIK DAN PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN

PANDUAN PENELITIAN PEMULA TAHUN 2017/2018

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA

Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015 (Standar Mutu PT) Pedoman Akademik. Panduan- Panduan SOP

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

PANDUAN PENGISIAN BORANG

Oleh: Pembantu Rektor II UB

Transkripsi:

PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT PENGURUS PUSAT IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA 2017 0

PASAL 1 PENDAHULUAN Tenaga kesehatan masyarakat adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan masyarakat serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan masyarakat. Dalam UU Tenaga Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 disebutkan bahwa jenis tenaga kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga kesehatan masyarakat terdiri dari Epidemiolog Kesehatan, Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Pembimbing Kesehatan Kerja, Tenaga Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Tenaga Biostatistik dan Kependudukan, serta Tenaga Kesehatan Reproduksi dan Keluarga. Dalam Kode Etik Profesi Kesehatan Masyarakat Indonesia dinyatakan bahwa Ahli Kesehatan Masyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) atau Continuing Public Health Education (CPHE) merupakan keharusan bagi setiap ahli kesehatan masyarakat di Indonesia. Hanya dengan mengikuti P2KB, peningkatan mutu profesi kesehatan masyarakat dapat diwujudkan. Setiap tenaga kesehatan wajib melakukan registrasi ke Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya (Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan). STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan harus diperpanjang setelah habis masa berlakunya. Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) sebagai organisasi profesi kesehatan masyarakat mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk menjamin terlaksananya P2KB yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi setiap anggota IAKMI. Oleh karena itu, IAKMI mengembangkan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan sebagai acuan pemberian Satuan Kredit Profesi (SKP) terhadap berbagai bentuk kegiatan ilmiah di bidang kesehatan masyarakat. Akumulasi nilai SKP ini akan digunakan untuk mengurus perpanjangan STR Tenaga Kesehatan Masyarakat di Indonesia. 1

PASAL 2 DASAR HUKUM 1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 2. UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 3. Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional 4. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2013 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan 5. Naskah Akademik Pendidikan Kesehatan Masyarakat 6. Keputusan Sidang Organisasi Kongres Nasional IAKMI XIII tanggal 3 November 2016 PASAL 3 PENGERTIAN 1. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah berbagai upaya yang bersifat terus menerus yang dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesionalnya di bidang kesehatan masyarakat. 2. Standar Kompetensi Kesehatan Masyarakat adalah seperangkat tindakan cerdas dan bertanggung jawab yang dimiliki oleh seorang tenaga kesehatan masyarakat sebagai syarat untuk dapat dinyatakan mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan pekerjaannya. 3. Uji Kompetensi adalah suatu proses untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi. 4. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi seorang tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan pekerjaannya di seluruh Indonesia setelah lulus uji kompetensi. 5. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui secara hukum untuk menjalankan pekerjaan profesinya. 6. Surat Tanda Registrasi (STR) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. STR dapat diperpanjang dengan pengumpulan minimal 25 (dua puluh lima) SKP dalam jangka 2

waktu 5 (lima) tahun sejak STR yang awal atau sebelumnya dikeluarkan. Apabila jumlah minimal SKP tidak terpenuhi maka untuk memperpanjang STR harus mengikuti uji kompetensi kembali. 7. Satuan Kredit Profesi yang (SKP) adalah nilai yang diberikan oleh IAKMI terhadap suatu kegiatan ilmiah di bidang kesehatan masyarakat. 8. Daerah Tertinggal/Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan yang selanjutnya disingkat DTPK adalah daerah atau wilayah tertinggal dan terpencil termasuk sangat terpencil, daerah atau wilayah perbatasan, serta pulau-pulau kecil terluar. PASAL 4 TUJUAN PEDOMAN P2KB 1. Tujuan umum: tersedianya pedoman untuk pelaksanaan P2KB 2. Tujuan khusus: a. Menentukan bentuk P2KB b. Menentukan komposisi P2KB c. Penatalaksanaan pemberian SKP untuk kegiatan P2KB PASAL 5 BENTUK P2KB P2KB adalah rangkaian kegiatan yang terdiri dari 4 (empat) bentuk, yaitu: 1. Kegiatan Keprofesian Kegiatan Keprofesian adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan masyarakat di tempatnya bekerja yang terdiri dari 9 (sembilan) layanan esensial kesehatan masyarakat, yaitu: 1) Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasikan masalah kesehatan masyarakat 2) Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dan bahaya kesehatan di dalam masyarakat 3) Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan penduduk seputar persoalan kesehatan 3

4) Menggerakkan kemitraan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan 5) Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya kesehatan individual dan masyarakat 6) Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan dan menjamin keselamatan 7) Menghubungkan penduduk dengan layanan kesehatan yang dibutuhkan dan menjamin pemberian layanan kesehatan yang dalam kondisi lain tidak tersedia 8) Menjamin tenaga kerja layanan kesehatan personal dan kesehatan masyarakat yang kompeten 9) Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan kesehatan berbasis penduduk dan individu 2. Pendidikan Pembelajaran Pendidikan Pembelajaran adalah kegiatan mengikuti temu ilmiah, seminar, workshop dan pelatihan. 3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Pengembangan Ilmu Pengetahuan adalah kegiatan meneliti, publikasi hasil penelitian di jurnal, mengajar, melatih/pembicara, menulis artikel di jurnal atau media massa, dan menulis buku yang dipublikasikan. 4. Pengabdian Masyarakat Pengabdian Masyarakat adalah kegiatan berpartisipasi dalam aktivitas kemasyarakatan di bidang kesehatan masyarakat, penanggulangan bencana dan penyakit serta terlibat aktif di kepengurusan IAKMI. PASAL 6 KOMPOSISI P2KB Komposisi P2KB adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Profesional 30%-60% dari total SKP 2. Pendidikan Pembelajaran 20%-30% dari total SKP 3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan 10%-40% dari total SKP 4. Pengabdian Masyarakat 10%-15% dari total SKP 4

PASAL 7 SATUAN KREDIT PROFESI (SKP) KEGIATAN 1. Penentuan SKP terhadap Kegiatan Keprofesian dihitung berdasarkan perkalian dari nilai koefisien layanan esensial kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat di tempat kerjanya dengan nilai bobot lingkup wilayah pekerjaan, yaitu: 1) Nilai koefisien dari setiap jenis layanan esensial adalah 0,5 ; sedangkan khusus untuk wilayah DTPK nilai koefisiennya adalah 1. 2) Nilai bobot lingkup wilayah pekerjaan adalah sebagai berikut: a) Kelurahan/Desa/Kecamatan : bobot 1 / per tahun b) Kabupaten/Kota : bobot 2 / per tahun c) Provinsi : bobot 3 / per tahun d) Nasional : bobot 4 / per tahun Contoh perhitungan SKP terhadap tenaga kesehatan masyarakat yang menjalankan 4 jenis layanan esensial di lingkup kabupaten non DTPK adalah: 4 x 0,5 x 2 = 4 SKP per tahun. 2. Pendidikan Pembelajaran: a. Besarnya SKP untuk bentuk ini ditentukan berdasarkan: 1) Materi dalam kegiatan tersebut terkait dengan bidang kesehatan masyarakat. Kegiatan yang diadakan oleh organisasi profesi lain dapat dihitung dengan memperhatikan substansi kesehatan masyarakat 2) Tingkat kegiatan yang dapat bersifat lokal, nasional, ataupun internasional 3) Jumlah jam efektif yang digunakan selama kegiatan 3) Peran dalam kegiatan: sebagai peserta/presentan/pembicara/ fasilitator/moderator/panitia. 5

b. Ketentuan pemberian SKP dalam kegiatan Pendidikan Pembelajaran: 1) Peserta/Panitia Kegiatan Skala Lokal Nasional Internasional Waktu (Jam) <8 8-16 >16 <8 8-16 > 16 <8 8-16 >16 Simposium/ Peserta 1 2 3 2 3 4 5 6 7 Seminar Panitia 1 1 1 2 2 2 4 4 4 Workshop/ Pelatihan Peserta 2 3 4 3 4 5 6 7 8 Panitia 2 2 2 3 3 3 5 5 5 2) Pembicara/Moderator Kegiatan Simposium/ Seminar Skala Lokal Nasional Internasional Pembicara 2 4 6 Moderator 1 2 3 Workshop/ Pelatihan Pembicara/ Pelatih 4 6 8 Moderator 2 3 4 Simposium/Seminar/Workshop Skala Lokal : a) Dilakukan secara terencana atau insidensil dengan topik yang tidak terencana (tetap) b) Melibatkan narasumber lokal atau narasumber tamu dari luar institusi c) Melibatkan peserta lokal dan/atau peserta dari luar yang tidak terencana d) Informasi atau pemberitahuan (brosur) secara lokal dan dalam jangka waktu kurang dari 3 bulan dengan agenda yang tidak pasti (dapat berubah-ubah) Struktur: Panitia : Lokal, terstruktur Sponsor: didukung sponsor lokal yang tidak mengikat Pemakalah: a) Pemakalah inti (key note speaker), narasumber b) Pemakalah tamu (invited speaker), tidak wajib ada 6

c) Pemakalah lokal terpilih (selected), wajib ada d) Pemakalah umum (dari peserta) Jangka waktu seminar: 2 jam sampai 2 hari Tempat: lokal (tidak spesifik) Simposium/Seminar/Workshop Skala Nasional: a) Dilakukan secara terencana dengan topik tertentu yang spesifik yang diagendakan secara nasional b) Melibatkan narasumber nasional atau narasumber dari luar negeri yang bereputasi c) Melibatkan peserta nasional dan atau peserta dari luar negeri yang tidak terencana d) Informasi atau pemberitahuan (brosur) secara nasional dalam media nasional / media sosial dalam jangka waktu kurang dari 6 tahun dengan agenda yang terstruktur dan pasti Struktur: Panitia : nasional, terstruktur ditetapkan oleh organisasi Sponsor : melibatkan sponsor lokal dan nasional Pemakalah: a) Pemakalah inti (key note speaker), wajib ada b) Pemakalah tamu (invited speaker), wajib ada c) Pemakalah lokal terpilih (selected), wajib ada Jangka waktu seminar: 4 jam sampai 2 hari Tempat: bereputasi nasional (universitas, hall, hotel, dll) Simposium/Seminar/Workshop Skala Internasional: a) Dilakukan secara terencana dengan topik tertentu yang spesifik yang diagendakan bersama oleh badan yang diakui internasional b) Melibatkan narasumber dari berbagai negara yang bereputasi c) Melibatkan peserta dari berbagai negara (dalam negeri dan luar negeri) yang terencana d) Informasi atau pemberitahuan (brosur) secara internasional dalam media nasional / media sosial dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun dengan agenda yang terstruktur dan pasti e) Menggunakan bahasa internasional sebagai bahasa pengantar 7

Struktur: Panitia : nasional, terstruktur ditetapkan oleh organisasi Sponsor : melibatkan sponsor lokal dan nasional Pemakalah: a. Pemakalah inti (key note speaker), wajib ada untuk seluruh peserta b. Pemakalah tamu (invited speaker), untuk kelompok bidang ilmu, wajib ada c. Pemakalah lokal terpilih (selected), wajib ada d. Reviewer abstrak wajib ada e. Pemakalah umum (dari peserta) dan disertai presentasi oral dan poster (sesi oral dan poster) Jangka waktu seminar: 1 hari sampai 3 hari Tempat: bereputasi nasional (universitas, hall, hotel, dll). 3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan: a. Besarnya SKP untuk bentuk ini ditentukan berdasarkan: 1) Peran yang dijalankan oleh tenaga kesehatan masyarakat 2) Jenis kegiatannya: meneliti dan publikasi hasil 8

b. Ketentuan pemberian SKP dalam kegiatan Pengembangan Ilmu Pengetahuan: Meneliti Kegiatan Peran SKP - Peneliti utama - Anggota 3 SKP/penelitian 1 SKP/penelitian Publikasi hasil penelitian/ artikel: 1) Jurnal Nasional a) Terakreditasi Dikti-LIPI b) Terdaftar ISSN Nasional 2) Jurnal Internasional a) Terindeks Scimagojr/ Thomson Reuter/ ISI Knowledge/ Scopus b) Terindeks DOAJ Penulisan ilmiah/iptek, pedoman, studi kasus di lingkup kerja (buletin, leaflet, laporan) - Penulis utama - Penulis anggota - Penulis utama - Penulis anggota - Penulis utama - Penulis anggota - Penulis utama - Penulis anggota - Penulis utama - Penulis anggota 6 SKP/artikel 3 SKP/artikel 3 SKP/artikel 1 SKP/artikel 9 SKP/artikel 4 SKP/artikel 6 SKP/artikel 3 SKP/artikel 1 SKP/artikel 0,5 SKP/artikel 4. Pengabdian Masyarakat: a. Kegiatan pengabdian di bidang kesehatan masyarakat dan penanggulangan bencana memiliki bobot sebagai berikut: 1) Ketua : 2 SKP per kegiatan 2) Anggota : 1 SKP per kegiatan b. Pengurus IAKMI di tingkat Pusat/Daerah/Cabang memiliki bobot: 1) Ketua Umum/Wakil Ketua Umum/Sekjen/Bendahara : 2 SKP/tahun 2) Anggota Pengurus : 1 SKP/tahun PASAL 8 PENENTUAN DAN BIAYA PEMBERIAN SKP 1. Pemberian SKP ditentukan oleh Pengurus Pusat IAKMI berdasarkan surat permohonan resmi beserta penjelasannya dari pihak yang ingin mendapatkan SKP. 2. Biaya yang dikenakan untuk pemberian SKP tersebut diatur dalam sebuah Surat Ketetapan Ketua Umum IAKMI. 9

PASAL 9 HASIL PENILAIAN Hasil penilaian dapat dibedakan atas 2 kategori di bawah ini: 1. Disetujui apabila memenuhi nilai SKP minimal untuk mendapatkan perpanjangan sertifikasi kompetensi. 2. Ditolak apabila tidak memenuhi nilai SKP minimal. Ditetapkan di Jakarta, 22 Februari 2017 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ketua Umum, Dr. Ridwan Mochtar Thaha, M.Sc 10