PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BUPATI GRESIK

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 3 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 13 TAHUN 2004 SERI C.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN JAYAPURA

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUTAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PENEMPATAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 36 TAHUN 2007 T E N TANG JADWAL RETENSI ARSIP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUNAN ARSIP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ARSIP DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG LARANGAN PELACURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOGOR dan BUPATI BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU, Arsip. Retendi. Jadwal

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 15 TAHUN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA TAHUN 2008 NOMOR 31 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 31 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN BUKTI KEPEMILIKAN TERNAK DALAM KABUPATEN BULUKUMBA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 784 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PEMBERIAN IZIN UNDIAN (PROMOSI PRODUK BARANG/JASA)

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIIK NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN OPERASIONAL KENDARAAN TIDAK BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 04 TAHUN 2003 TENTANG PERLENGKAPAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 7 TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH YANG ASPIRATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PAJAK PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI (CHAIN SAW)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1979 TENTANG PENYUSUTAN ARSIP. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 1 TAHUN 2011 T E N T A N G PENYERTAAN MODAL DAERAH KEPADA PIHAK KETIGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a.

SISTEMATIKA JADWAL RETENSI ARSIP DI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN PENANAMAN MODAL ASING

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : a. bahwa arsip/dokumen sebagai bahan dan bukti nyata, benar dan lengkap mengenai kegiatan administrasi pemerintah dan pembangunan serta merupakan warisan budaya bangsa dan bukti-bukti pertanggungjawaban kebangsaan kepada generasi yang akan datang, perlu diselamatkan ; b. bahwa wewenang dan tanggungjawab pemeliharaan dan pengawasan kearsipan serta pemberdayaannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemerintah ; c. bahwa dalam rangka melaksanakan sebagaimana huruf a dan b diatas, maka perlu diatur dengan Peraturan daerah; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuanketentuan Pokok Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1971 Nomor 32, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 2964); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3674);

2 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 1254, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493), yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 4548); 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan Arsip (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 3151); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penyerahan dan Pemusnahan Dokumen Perusahaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1999 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 3912); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 1999 tentang Tata cara penyerahan dokumen perusahaan kedalam microfilm atau media lainnya dengan legalisasi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 3913) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

3 9. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 27 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Gresik (Lembaran Daerah tahun 2000 Nomor 18 Seri C). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GRESIK dan BUPATI GRESIK M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TENTANG KEARSIPAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Gresik; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Gresik; 4. Bupati adalah Bupati Gresik; 5. Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum adalah Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum Kabupaten Gresik; 6. Lembaga Swasta/Umum adalah Lembaga dan Badan / Dinas / Kantor / Satuan Organisasi Pemerintah, Organisasi bukan Pemerintah yang bersifat non profit di Kabupaten Gresik; 7. Arsip adalah naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh semua Satuan Organisasi Pemerintah, Organisasi bukan Pemerintah non profit maupun perorangan di Kabupaten Gresik dalam bentuk corak apapun baik dalam keadaan

4 tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan nasional; 8. Arsip Dinamis Adalah arsip yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan pelaksanaan penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi; 9. Arsip Aktif Adalah arsip dinamis yang secara langsung dan terus menerus diperlukan dan dipergunakan dalam penyelenggaraan administrasi; 10. Arsip Inaktif Adalah arsip dinamis yang frekwensi penggunaannya untuk penyelenggaraan administrasi sudah menurun; 11. Arsip Statis Adalah arsip yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. 12. Retensi Arsip adalah penentuan jangka waktu simpanan suatu arsip atas dasar nilai guna yang terkandung didalamnya ; 13. Jadwal Retensi Arsip adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu penyimpanan arsip yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip ; 14. Penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara menindahkan arsip inaktif dari unit pengelola ke unit kearsipan, memusnahkan arsip yang tidak bernilai guna dan menyerahkan arsip statis kelembaga kearsipan daerah. BAB II TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 2 Tujuan kearsipan ialah untuk menjamin keselamatan bahan pertanggungjawaban Daerah tentang perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan serta untuk menyediakan bahan pertanggungjawaban tersebut bagi kegiatan pemerintahan.

5 Pasal 3 (1) Setiap instansi wajib menyelenggarakan kearsipan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing berdasarkan Peraturan Daerah ini; (2) Setiap aparatur wajib memahami, melaksanakan dan mentaati peraturan kearsipan yang berlaku sebagai suatu kewajiban yang melekat pada pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya dalam menjalankan pemerintahan; (3) Setiap orang, instansi, badan swasta, organisasi dan atau suatu perkumpulan wajib mentaati Peraturan kearsipan yang berlaku, dan berbagai bentuk pelayanan lainnya dari pemerintah daerah; (4) Setiap instansi, badan swasta, masyarakat yang memiliki arsip dimana informasinya bernilai pertanggungjawaban nasional tentang penyelenggaraan pemerintah dan kehidupan kelembagaan, serta yang bernilai sejarah, wajib menyerahkan arsip tersebut kepada Kantor Arsip Daerah. Pasal 4 (1) Arsip berfungsi sebagai sumber informasi yang dipergunakan baik secara langsung atau tidak langsung dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan, penelitian, evaluasi dan pengembangan penyelenggaraan pemerintah serta penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara; (2) Arsip berdasarkan fungsi dan nilai gunanya dikelompokkan menjadi arsip dinamis dan arsip statis; (3) Yang dimaksud arsip sebagaimana ayat (2) dibedakan menjadi: a. Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam penyelengggaraan administrasi daerah; b. Arsip statis yang tidak dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, penyelenggaaraan kehidupan kemasyarakatan pada umumnya maupun untuk penyelengggaraan sehari-hari administrasi daerah.

6 BAB III TUGAS PENYELENGGARAAN KEARSIPAN Pasal 5 (1) Arsip aktif dikelola dan diamankan oleh unit pengelola pada instansi sesuai tugas pokok dan fungsinya; (2) Arsip dinamis yang sudah tergolong arsip inaktif dipilah dan dinilai oleh instansi masing-masing sesuai nilai gunanya dan dipindahkan ke Kantor Arsip Daerah; (3) Arsip yang sudah tergolong sebagai arsip statis dilakukan pemilahan dan penilaian berdasarkan nilai guna arsip yang terkandung didalamnya oleh Kantor Arsip Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan selanjutnya dikonsultasikan ke Badan Arsip Nasional untuk penyimpanan dan Pengelolaan selanjutnya; (4) Arsip Daerah bertanggungjawab sepenuhnya terhadap naskah-naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembagalembaga Negara dan Badan-badan Pemerintahan dalam bentuk dan corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok, dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan; (5) Arsip daerah berkewajiban untuk mengamankan arsip yang dibuat dan diterima dari badan-badan swasta dan/ atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun kelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan sebagai bukti pertanggungjawaban nasional, yang penguasaannya dilakukan berdasarkan perundingan atau ganti rugi dengan pihak yang menguasai sebelumnya; (6) Pengelolaan arsip inaktif pada satuan organisasai Pemerintah Kabupaten Gresik merupakan bagian tugas dari arsip daerah. Pasal 6 Dalam melaksanakan Penguasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4) dan ayat (5), Pemerintah Kabupaten Gresik menerbitkan :

7 a. Arsip-arsip Dinamis ; b. Pengumpulan, penyimpanan, perawatan, penyelamatan serta penggunaan arsip statis. BAB IV KEWAJIBAN ARSIP DAERAH Pasal 7 Arsip Daerah wajib menyimpan, memelihara dan menyelamatkan arsip dari satuan organisasi Pemerintah, Organisasi bukan pemerintah non profit, swasta maupun perorangan. BAB V PENYUSUNAN ARSIP Pasal 8 Penyusutan Arsip adalah pengurangan arsip dengan kegiatan sebagai berikut : a. Pemindahan dan/atau penyerahan arsip inaktif, arsip statis dari Satuan Organisasi Pemerintah, Organisasi bukan Pemerintah non profit, Arsip Swasta (Private Records / Archives) maupun Arsip Perorangan kepada Arsip Daerah dengan disertai pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dalam hal pengelolaan, penyimpanan, pemeliharaan, pengamanan, pendayagunaan arsip, serta menjaga keutuhan dan kelengkapannya; b. Pemusnahan Arsip sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Pasal 9 Satuan Kerja Perangkat Daerah, Organisasi bukan Pemerintah non profit di Kabupaten Gresik, masing-masing menyelenggarakan pemindahan arsip inaktif ke arsip daerah, sesuai dengan jadwal retensi arsip secara teratur dan tetap.

8 Pasal 10 (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Organisasi bukan Pemerintah non profit di Kabupaten Gresik dapat melakukan pemusnahan arsip yang tidak mempunyai nilai kegunaan dan telah melampaui jangka waktu penyimpanan sebagaimana tercantum dalam jadwal retensi arsip masing-masing ; (2) Pemusnahan arsip yang mempunyai jangka retensi 10 (sepuluh) tahun atau lebih dilakukan oleh pimpinan satuan kerja perangkat daerah dan organisasi bukan pemerintah non profit di Kabupaten Gresik setelah mendapat persetujuan Panitia penilai arsip yang dibentuk oleh Bupati dengan terlebih dahulu memperhatikan pendapat dari pimpinan Badan Pengawas Daerah sepanjang menyangkut arsip keuangan dan arsip kepegawaian; (3) Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Organisasi bukan Pemerintah non profit di Kabupaten Gresik menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah mendapat persetujuan dari Arsip Daerah; (4) Pemusnahan arsip dilakukan secara total sehingga tidak dapat lagi dikenal baik isi maupun bentuknya dan disaksikan oleh 2 (dua) pejabat yang membidangi hukum dan/atau perundang-undangan dan/atau bidang pengawas Daerah. (5) Untuk melaksanakan pemusnahan dibuat Daftar Pertelaan Arsip (DPA) dari arsip-arsip yang dimusnahkan dan Berita Acara Pemusnahan Arsip. BAB VI PENYERAHAN ARSIP Pasal 11 Arsip yang mempunyai nilai kegunaan sebagai bahan pertanggungjawaban nasional tetapi sudah tidak diperlukan lagi untuk penyelenggaraan administrasi sehari-hari setelah melampaui jangka waktu penyimpanannya, ditetapkan sebagai berikut :

9 a. Bagi arsip yang disimpan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Organisasi bukan Pemerintah non profit di Kabupaten Gresik harus diserahkan kepada Arsip Daerah; b. Bagi arsip yang disimpan oleh Arsip Daerah diserahkan kepada Arsip Nasional Daerah. Pasal 12 Penyerahan arsip sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 10 (sepuluh) tahun dengan membuat Berita Acara Penyerahan Arsip yang disertai Daftar Pertelaan Arsip (DPA). BAB VII SANKSI PIDANA Pasal 13 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,00 (Lima juta Rupiah); (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB VIII PENYIDIKAN Pasal 14 (1) Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, penyidikan sebagaimana dimaksud Pasal 13, dapat juga dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah, yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) berwenang : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan menepati keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak lanjut pidana dibidang tarip daerah ;

10 b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana tarip daerah ; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang tarip daerah ; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumendokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang tarip daerah ; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahan bukti pembukuan, pencatatan, dari dokumen-dokumen, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut ; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan pidana dibidang tarip daerah ; g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana tarip daerah ; h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; i. Menghentikan penyidikan ; j. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang tarip daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 (1) Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Organisasi bukan Pemerintah non profit di Kabupaten Gresik yang mengetahui adanya dan atau mengetahui akan dimusnahkannya arsip badan-badan swasta dan atau perorangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 huruf b Undang-undang Nomor 7

11 Tahun 1971 serta arsip tersebut dianggap bernilai guna bagi bidang tugasnya masing-masing atau bagi kehidupan kebangsaan pada umumnya wajib ikut menyelamatkannya dan melaporkan kepada Arsip. (2) Berdasarkan adanya laporan dan atau karena mengetahui sendiri, Arsip Daerah mengambil tindakan pengamanan dan penyelamatan arsip-arsip sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 16 Teknis Penyusutan dan jadwal retensi arsip ditetapkan dengan peraturan Bupati. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Gresik. Disahkan di : Gresik Pada Tanggal : 7 Agustus 2006 BUPATI GRESIK TTD Diundangkan di Gresik Pada tanggal 7 Agustus 2006 Drs. KH. ROBBACH MA SUM, MM SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN G R E S I K TTD Drs. HUSNUL KHULUQ, MM Pembina Tk. I NIP. 131 901 822 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2006 NOMOR 7

12 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG KEARSIPAN I. PENJELASAN UMUM Arsip mempunyai nilai arti penting karena merupakan bahan bukti resmi mengenai penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan kehidupan kebangsaan, sehingga dalam rangka usaha menyelamatkan bahan bukti pertanggungjawaban nasional serta untuk meningkatkan dayaguna dan tepat guna administrasi aparatur Negara, telah ditetapkan Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan. Seirama dengan dinamika kehidupan kebangsaan bangsa Indonesia, ruang lingkup kegiatan administrasi pemerintahan dan pembangunan meningkat terus, akibatnya volume arsip berkembang dengan cepat sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah berkenaan dengan penyediaan anggaran, tenaga, ruangan dan perlengkapan serta pengelolaannya. Dalam organisasi kearsipan terdapatlah perbedaan asas sebagaimana ditentukan dalam pasal 2 Undang-undang Nomor 7 tahun 1971 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan, yaitu Arsip Dinamis dan Arsip Statis (abadi). Dimana Arsip Dinamis secara fungsional masih aktual dan berlaku, organisasi dari pada arsip dinamis ini berada dalam lembaga/badan yang bersangkutan (principle of proverance). Sedangkan Arsip Statis (abadi) dibentuk organisasi kearsipan yang berintikan Arsip Daerah (penyelamatan, pengolahan dan penyediaan bukti pertanggungjawaban Pemerintah maupun Bangsa) dan segala sesuatu yang berkaitan dengan organisasi kearsipan akan diatur lebih lanjut dengan peraturan sendiri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 undangundang Nomor 7 tahun 1971. Berbagai perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah sebagai akibat dari pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tersebut, memiliki keterkaitan erat dengan tugas yang diemban oleh Arsip Daerah (Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum Kabupaten Gresik). Menanggapi terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan kenegaraan yang terjadi begitu cepat, Kantor Arsip dan Perpustakaan Umum Kabupaten Gresik dituntut berbuat sesegera mungkin untuk dapat mengabadikan berbagai momentum yang sangat strategis dalam

13 perubahan tersebut, agar dapat memenuhi amanat Undang-undang Nomor 7 tahun 1971. Sebagai upaya penyelamatan dan pelestarian arsip/dokumen yang merupakan bukti pertanggung-jawaban nasional kepada generasi yang akan datang mengenai kehidupan kebangsaan dan penyelenggaraan pemerintahan. Salah satu asas dalam kearsipan, bahwa penyelamatan dan pelestarian arsip tentang fakta dan fenomena tidaklah hanya sebatas ketersediaan informasi, namun lebih dari itu informasi dimaksud harus utuh dan tidak dapat dipisahkan dari lembaga penciptanya (principle of provenance) serta terjamin otensitas dan kredibilitasnya, disamping itu, manfaat lain dapat dipergunakan keperluan ilmiah. Sehubungan dengan itu pengaturan pelaksanaannya perlu dibuat Peraturan Daerah agar tercapai hasil yang optimal, efektif dan efisien. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 s/d 6 : Cukup jelas Angka 7 : a. Yang dimaksud dengan Arsip adalah naskah yang dibuat dan diterima dalam bentuk corak apapun dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintah maupun kehidupan kebangsaan dan merupakan suatu yang hidup, tumbuh dan terus berubah seirama dengan tata kehidupan masyarakat maupun dengan tata pemerintahan; b. Yang dimaksud dengan Naskah adalah sesuatu yang mengandung informasi dalam bentuk corak apapun baik yang tertulis, dapat dilihat maupun dapat didengar; c. Yang dimaksud dengan berkelompok adalah naskah-naskah yang berisikan hal-hal yang berhubungan satu dengan yang lain, dihimpun dalam satu berkas; d. Yang dimaksud dengan organisasi bukan Pemerintah Non Profit adalah organisasi bukan milik Pemerintah yang pendiriannya tidak semata-mata mencari keuntungan.

14 Angka 8 s/d 14 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) s/d (3) : Cukup jelas Ayat (4) : Yang dimaksud dengan Bernilai pertanggungjawaban Nasional adalah informasi yang terekam dalam arsip dan tercipta secara sistematik mempunyai arti penting, bukan hanya bagi kelangsungan dan penyempurnaan sistem administrasi, tetapi juga sebagai bukti pertanggungjawaban organisasi (accountability) yang dipergunakan dalam rangka kegiatan pemerintahan dan pembangunan serta kehidupan kebangsaan, misalnya Pertanggungjawaban organisasi (akuntabilitas), Perlindungan hukum bagi organisasi, individu dan pemerintah, memori dan identitas organisasi, memori dan identitas bangsa, arsip yang bernilai guna tinggi bagi organisasi (arsip unik) Pasal 4 s/d 7 : Cukup jelas Pasal 8 Huruf a : 1) Pemindahan arsip in-aktif dilakukan secara internal yaitu dari unit kerja ke unit tata usaha dilingkungan lembaga/badan/skpd yang bersangkutan berdasarkan hasil penilaian arsip, kemudian disimpan kembali ileh lembaga/badan/skpd yang bersangkutan. 2) Penyerahan arsip in-aktif maupun statis dilakukan atas dasar penilaian arsip oleh unit tata usaha dilingkungan lembaga/badan/skpd yang bersangkutan ke arsip daerah Huruf b : Cukup jelas Pasal 9 : Yang dimaksud dengan Jadwal Retensi Arsip adalah daftar yang berisi tentang jangka waktu

15 penyimpanan arsip/dokumen yang dipergunakan sebagai pedoman penyusutan arsip/dokumen. Pasal 10 Ayat (1) s/d (4) : Cukup jelas Ayat (5) : Yang dimaksud dengan Daftar Pertelaan Arsip adalah suatu daftar yang berisi rincian informasi berkas yang tersusun secara kronologis dan digunakan untuk kepentingan penyusutan arsip/dokumen. Pasal 11 s/d 17 : Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 7