BAB IV A. PERBEDAAN, KRITIK, SERTA KONTRIBUSI TENTANG KONSEP. 1. Perbedaan konsep perkembangan kepribadian Erik H. Erikson dan Ibn

dokumen-dokumen yang mirip
Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Perkembangan Sepanjang Hayat

Psikologi Kepribadian I Teori Psikososial Erik Erikson

Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

Perkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah individu yang menempuh perkuliahan di Perguruan Tinggi

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa teori akan dipaparkan dalam bab ini sebagai pendukung dari dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orangtua. Anak bukan hanya sekedar hadiah dari Allah SWT, anak adalah

ILMU DAN FILSAFAT SOSIAL

Nama : Diana Lusi Rinasari NIM : Makul : Ilmu Pendidikan BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama masa hidupnya orang lebih banyak berada pada kondisi saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua

Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia sosial. yang mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial.

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN (MATERI) Pengertian Psikologi Pendakatan dalam Psikologi: Sub disiplin Psikologi Bidang terapan Psikologi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP. masyarakat Eropa pada umumnya. Semangat revolusi Perancis sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Carl Jung. Analytical Psychology. Asumsi

BAB I PENDAHULUAN. baik secara ukuran (pertumbuhan) maupun secara perkembangan

CHAPTER REPORT (THREE) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Dari Bapak Dr. H. A. Juntika Nurihsan, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

PENTINGNYA GURU MEMAHAMI KONDISI PSIKOLOGIS PESERTA DIDIK

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Psikologi Tokoh Eko Prasetyo dalam Novel Jangan Ucapkan Cinta Karya

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Penelitian yang berkaitan dengan masalah penyesuaian diri sudah

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

PENDAHULUAN Latar Belakang

TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

Psikologi Kepribadian I

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Penelitian ini mendapatkan konsep awal tentang anti-materialisme

DASAR DASAR PERILAKU SOSIAL

Selamat Membaca, mempelajari dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perempuan dalam masyarakat, sebagai contoh perempuan tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alfian Rizanurrasa Asikin, 2014 Bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kesadaran gender siswa

mempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi, merespon, berfikir, dan

MODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. meilai kita.sehingga kita mampu menghadapi situasi apapun. Kepercayaan diri

Alfred Adler. Individual Psychology

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

SATUAN ACARA PERKULIAHAN-FAKULTAS PSIKOLOGI-UNIVERSITAS GUNADARMA MATAKULIAH: PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 1 KODE MATAKULIAH/SKS = IT / 3 SKS

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENDEFINISIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL. Oleh. Sudrajat. Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS PPS Universitas Negeri Yogyakarta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AJI SARAS WANTO ( ENO RINAWATI ( ) MEGA AYU SETYANA ( ) RAHARDHIKA ADHI N ( )

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak dan semakin menguat pada masa remaja.hurlock (1980:235) kesatuan membentuk apa yang disebut sebagai konsep diri.

BAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap

KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB IV A. PERBEDAAN, KRITIK, SERTA KONTRIBUSI TENTANG KONSEP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ERIK H. ERIKSON DAN IBN KHALDUN. 1. Perbedaan konsep perkembangan kepribadian Erik H. Erikson dan Ibn Khaldun. Aspek yang paling terkenal dari teori Erikson adalah deskripsinya tentang delapan tahap perkembangan kepribadian manusia seumur hidupnya sejak lahir hingga meninggal. Menurut prinsip epigenetik Erikson, thap-tahap ini menampakan diri diri dalam bentuk urutan-urutan yang dapat diselesaikan secara positif atua negatif. Tahap-tahap dan krisis-krisi yang mencirikan perkembangan ini adalah: masa bayi (kepercayaan dasar lawan ketidak percayaan dasar, masa kanak-kanak awal (otonomi lawan rasa malu dan raguragu), usia prasekolah (inisiatif lawan rasa bersalah), usia sekolah (kegigihan lawan inferioritas), masa remaja (identitas lawan kebingungan peran), dewasa muda (keintiman lawan isolasi), dewasa (genrativitas lawan stagnasi), usia seja (integritas ego lawan rasa putus asa). Erikson mepelajari perkembangan kepribadian yang muncul disepanjamg hidup. Kemudian Erikson menjelaskan prosesnya secara detail dan menggandeng didalamnya pengaruh-pengaruh sosial dan budaya bagi perkembangan kepribadian manusia. Menurut Erikson perbedaan biologis antara pria dan wanita menyediakan pola stimulus internal, namun 95

96 menekankan bahwa stimulasi tersebut berinteraksi juga dengan lingkungan sosial untuk menghasilkan karakteristik-karakteristik kepribadian. Erikson berpandangan bahwa masyarakat sebgai sumber kekuatan yang potensial bagi perkembangan kepribadian manusia. Erikson yakin budaya harus menyediakan ritualisasi demi membantu penyelesaian positif bagi krisis yang terdapat disetiap perkembangan, individu bisa dikatakan melayani budaya, dan sebaliknya budaya melayani individu. Berbeda dengan Erikson, Ibn Khaldun dengan pemikirannya tentang watak peradaban nuansanya sangat realistis. Ibn Khaldun mencoba membatasi secara tegas mana wilayah agama dan mana wilayah akal. Ibn Khaldun memahami realitas benda-benda memiliki jiwa, yang saling berhubungan antara satu dan lainnya. Pemahaman Ibn Khaldun tentang jiwa, bahwa setiap benda menghantarkan kepada pemahaman jiwa manusia akan dua hal, yaitu, jiwa yang berhubungan jasmani melahirkan kemampuan mengindra dan berpikir yang menghasilakn ilmu pengetahuan dengan berbagai spesialisnya yang kebenarannya bersifat relatif dan jiwa yang berhubungan dengan ruhani melahirkan kemampuan spiritual dan menembus alam malaikat yang menghasilkan ilmu pengetahuan yang bersifat mutlak kebenarannya. Alam spiritual, ruhani hanya mampu ditembus oleh jiwa tetinggi yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, seperti jiwa para Nabi dan tidak akan mampu ditembus oleh akal pikiran. Ketidak sanggupan akal

97 pikiran menmbus alam ruhani memberikan pemahaman bahwa akal manusia terbatas. Dari pemahaman akan kodrat manusia yang terbatas bila dihubungkan dengan upaya pengembangan pendidikan Islam, maka tanggung jawba pendidikan adalah meningkatkan kualitas potensi manusia, yang hanya didapat melalui proses belajar dan pengalaman. Di samping itu manusia juga bukan sekedar makhluk rasional, tetapi juga manusia memiliki jiwa yang melahirkan daya persepsi, daya imajinasi, daya mengira dan menghafal. Daya-daya itu berhubungan dengan hal-hal emosi yang juga perlu dikembangkan dalam dunia pendidikan. 2. Kritik Sekurang kurangnya ada lima kritikan yagn dilontarkan pada teori kepribadian Erikson yaitu: Petama, sulit untuk dites secara empiris. Erikson tidak begitu berminat untuk mengetes sendiri teorinya secara empiris, dan tidak bergitu peduli bahwa riset yang dilaporkannya seperti risetnya tentang aktivitas-aktivitas bermain anak laki-laki dan perempuan tidak punya analisis kuantifikasi dan statistik yang benar. Namun para peneliti lain telah sukses memverifikasi sejumlah konsep Erikson tentang tahap-tahap perkembangannya. Khususnya terkait identitas. Kedua, pandangannya yang terlalu optimis tentang manusia. Meski mengklaim sebuah afiliasi yang dekat dengan teori Freud, Erikson melukiskan

98 sebuah gambar yang jauh lebih manusiawi. Sedikit saja di teori Erikson yang mendeskripsikan perjuangan intens mengendalikan sifat hewani manusia. Dengan menekankan dan meluaskan fungsi ego, Erikson berkonsentrrasi kepada persoalan-persoalan tentang identitas, penyelesaian masalah-maslah, dan hubungan antas pribadi lebih dari pada menjinakkan insting-insting seksualitas dan agresivitas. Potret Erikson tentang manusia terlalu optimis, tidak realistik dan simplistik. Ketiga, mendukung status Quo 70. Pada esensinya Erikson mendefinisikan pribadi yang sehat sebagai individu yang mampu menyesuaikan diri dengan, menerima, dan meneruskan ke generasi selanjutnya elemen-elemen budayanya. Definisi ini terdengar seolah Erikson mendukung sebuah kompromi. Bahkan Erikson menegaskan jika perkembangan ego terjadi setelah manusia terlibat didalam ritualisasi budaya yang tersedia dibanyak tahap perkembangan. Dengan kata lain, Erikson menegaskan ego yang sehat mensyaratkan dukungan terhadap peran-peran yang mendapat sangsi budaya, dan penitik beratan ini dinilai banyak pihak sebgai penguatan atas peran-peran itu. Bagi mereka yang melihat ketidakadilan, nilai-nilai yang tidak manusiawi dan kebodohan-kebodohan dibudayanya, tentulah sulit mengamini konsep bahwa kesehatan mental berarti penyesuaian deiri dengan situasi yang abnormal ini. 70 Matthew H. Olson, Pengantar Teori-Teori Kepribadian, hlm, 315

99 Keempat, moralisasi berlebihan. Definisi Erikson tentang penyesuaian positif bagi krisis-krisis setiap tahap perkembangan bersesuaian dengan etika kristiani dan institusi-institusi sosial yang ada dimasa itu. Erikson lebih banyak mendeskripsikan nilai-nilai dianutnya daripada mendeskripsikan realitas objektif. Kelima, gagal mengakui pengaruh-pengaruh yang membentuk teorinya. Satu kritikan yang menyoroti klaim Erikson bahwa teorinya pasca Freudian padahal faktanya, sedikit saja kemiripan substansial antara teorinya dengan dengan teori Freud. Kritik ini juga mengatakan bahwa Erikson sengaja melabeli teorinya demikian untuk menghindari pengecualian dari lingkaran psikoanalitik, dengan kata lain, tujuannya semata-mata bersifat politisi dan pragmatis selain itu, meski Erikson banyak memuji kontribusi Freud bagi teorinya, namun jelas-jelas pemikirannya sam dengan para teorisi lain seperti Adler dan Horney, yang sama-sama menekankan pentingnya variabel sosial sebelum Erikson menggulirkan teorinya itu. Dari uraian konsep perkembangan manusia menurut Ibn Khaldun, peneliti menganalisa sekurang-kurangnya ada dua kiritikan yaitu: Pertama, penjelasan Ibnu khaldun tentang kepribadian manusia kurang spesifik, Ibn Khaldun lebih banyak berbicara tentang hakekat proses dan interaksi antar manusia itu sendiri, maka dalam konteks ini beliau disebut sebagai ahli sosiologi

100 Kedua, pembahasan tentang perkembangan kepribadiannya tidak universal, lebih cenderung bersandar pada kehidupan sosok seorang Nabi yang dianggap sebagai sosok manusia yang paling tinggi derajatnya, artinya Ibn khladun menjelaskan perkembangan kepribadian manusia tidak secara menyeluruh, hanya kepada manusia tertentu saja. 3. Kontribusi Sekurangnya ada tiga kontribusi yang diberikan teori Erikson terhadap dunia pendidikan serta pemahaman terhadap perkembangan kepribadian manusia. 1. Perluasan wilayah studi psikologi. Meski tidak begitu ketat secara ilmiah, teori Erikson dianggap banyak orang salah satunya yang paling banyak digunakan yang pernah dikembangkan. Karena itulah, ketika membaca istilah-istilah seperti perkembangan psikososial keuatan ego, psikohistori, identitas, krisis identitas dan psikologi rentang hidup atau perkembangan seumur hidup. Ini semua adalah konsep yang pertama-tama yang disuarakan oleh Erikson, dan sejak itu menjadi bagian penting dalam psikologi. 2. Aplikasi praktis. Teori Erikson sudah sukses digunakan dibidang-bidang seperti psikologi anak dan psikistri, konseling kerja, konseling pernikahan, pendidikan, kerja sosial dan bisnis. 3. Pengembangan psikologi ego

101 Dengan mengembangkan dan mepromosikan psikologi ego, Erikson mendukung studi tentang individu-individu yang sehat sebagai tambahan bagi studi tentang neurotik dan psikotik; mendukung studi perkembangan kepribadian diseluruh umat manusia; dan melukiskan sebuah gambar manusia yang bermartabat. Selain itu, dengan menolak keyakinan Freud bahwa masyarakat mau tak mau menjadi sumber konflik dan frustasi, malah sebaliknya, menekankan pengaruh-pengaruh positif bagi masyarakat, Erikson mempromosikan sebuah pengintegrasian antara psikologi dengan disiplin lain seperti sosiologi dan antropologi. Sekurang-kurangnya secara garis besar ada empat kontribusi yang dihasilkan oleh pemikiran Ibndu khaldun terhadap dunia pendidikan yaitu: 1. Pemikiran Ibn Khaldun akan perkembangan dan peradaban manusia dilihat dari sisi historis adalah gagasan orisinil, suatu hal baru yang tidak pernah digagas, oleh intelektual Islam sebelum Ibn Khaldun. 2. Ibn Khaldun bermaksud menjadikan sosiologi sebagai metode sebagai penggalian sejarah dengan tujuan untuk menggali kebenaran subjektif yang berdasar pada pengalamn bisa diterima oleh nalar logis dan bisa dibuktikan secara empiris. 3. Ibn Khaldun adalah pelanjut tradisi intelektual Islam yang kreatif. Abad dimana Ibn Khaldun hidup adalah abad ketika tradisi intelektual Islam telah mengalami kelesuan, yang ditandai dengan tertutupnya ijtihad, tidak adanya pemikiran yang orisinil. Ibn Khaldun lahir dengan cara berpikir

102 dan sudut pandang yang berbeda dari keadaan tersebut dan menampilkan pemikiran-pemikiran baru yang orisinil sehingga tetap menjaga kelangsungan tradisi intelektual Islam yang bercorak rasional empiris. 4. Ibu Khaldun telah membangun sebuah teori yang disebut ilm al-umran yang dapat diartikan sebagai studi mengenai organisasi sosial atau peradaban ( The study of social or civilization) atau ilmu mengenai asosiasi manusia.