Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain Penelitian

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

Komponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

BAB VI PEMBAHASAN. itu sendiri. Karakter-karakter tersebut yang membedakan tipe perilaku petani pada

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumber : Nurman S.P. (

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

III. METODE PENELITIAN

TEKNOLOGI SALIBU MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN (3-6 TON/HA/TAHUN) DAN PENDAPATAN PETANI (Rp JUTA/TAHUN)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

TEKNOLOGI SALIBU.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

BAB VII FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEINOVATIFAN PETANI DAN LAJU ADOPSI INOVASI

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH, RESPONDEN, DAN BUDIDAYA PADI Keadaan Umum Permasalahan Kabupaten Cianjur

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAB VI PROSES DIFUSI, KATEGORI ADOPTER DAN LAJU ADOPSI INOVASI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DUSUN MUHARA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Lampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015

BAB V HASIL PENELITIAN. Kecamatan Sukawati merupakan salah satu dari tujuh kecamatan yang ada

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut secara tidak langsung dapat. yang disusun berdasarkan status kepemilikan lahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Pengambilan Keputusan Usahatani

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

PENANAMAN PADI SAWAH DENGAN SISTEM TAPIN, TABELA DAN TABELATOT DITINJAU DARI ASPEK BUDIDAYANYA. Oleh : I Wayan Pasek Arimbawa I Ketut Arsa Wijaya

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Karakteristik petani dalam penelitian ini meliputi Umur, Pendidikan

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibahas berdasarkan jenis

Transkripsi:

L A M P I R A N

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

151

152 Lampiran 2. Hasil uji CFA peubah penelitian Chi Square = 112.49, df=98 P-value=0.15028, RMSEA=0.038, CFI=0.932

153 Lampiran 3. Data deskriptif peubah karakteristik responden Karakteristik Responden Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari peubah umur, pendidikan formal, luas lahan usahatani, pengalaman usahatani, jumlah tanggungan keluarga, motivasi berusaha, tingkat subsistensi, modal usahatani dan tingkat partisipasi dalam subak. Umur Rataan umur responden adalah 50,31 tahun dengan kisaran antara 26-75 tahun. Sebagian besar (28,85%) responden adalah petani yang berumur tua dengan kisantaran antara 50 59 tahun. Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar anggota subak adalah petani yang berumur tua. No Rentang skor umur (tahun) Orang Jumlah Persentase 1 26-42 Sangat muda 27 25,96 2 43-49 Muda 21 20,19 3 50-59 Tua 30 28,85 4 60-75 Uzur 26 25,00 Jumlah responden 104 100,00 Rataan umur anggota subak adalah 50,31 tahun Pendidikan formal Anggota subak kebanyakan berpendidikan formal rendah (41,35%) dengan rata-rata mengenyam pendidikan selama 6,95 tahun setara dengan tamatan SD. Data ini mengindikasikan bahwa anggota subak tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk dapat memahami permasalahan mereka,, memikirkan pemecahannya, atau memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka. N Rentang skor tingkat pendidikan (tahun) Orang Jumlah Persentase 1 0-5,29 Sangat rendah 21 20,19 2 5,30-6,93 Rendah 43 41,35 3 6,94-9,53 Tinggi 18 17,31 4 9,53-12 Sangat tinggi 22 21,15 Jumlah responden 104 100 Rataan tingkat pendidikan anggota subak adalah 6,95 tahun

154 Luas lahan usahatani Luas lahan garapan usahatani anggota subak tergolong sempit (27,88%). Rataan luas lahan anggota subak sebesar 51,04 are setara dengan 0,51 ha. Ini berarti kebanyakan petani memiliki luas garapan yang relative sempit. Selain sempit, lahan yang mereka garap bukan miliknya sendiri, melainkan milik orang lain. Kebanyakan dari mereka adalah petani penggarap dengan system bagi hasil. No Rentang skor luas lahan garapan (are) Orang Jumlah Persentase 1 10-24,79 Sangat sempit 21 20,19 2 24,80-38,07 Sempit 29 27,88 3 38,08-58,00 Luas 27 25,96 4 58,01-300 Sangat luas 27 25,96 Jumlah responden 104 100,00 Rataan luas lahan garapan adalah 51,04 are Pengalaman usahatani Anggota subak sangat berpengalaman dalam berusahatani (51,92 % responden) dengan kisaran 38,13 60 tahun. Rataan pengalaman anggota subak adalah selama 26 tahun lebih. N Pengalaman Jumlah berusahatani (tahun) Orang Persentase 1 1-13,86 Sangat tidak 3 2,88 berpengalaman 2 13,87-23,50 Tidak Berpengalaman 17 16,35 3 23,51-38,12 Berpengalaman 30 28,85 4 38,13-60 Sangat Berpengalaman 54 51,92 Jumlah responden 104 100,00 Rataan pengalaman berusahatani adalah 26,07 tahun

155 Jumlah tanggungan keluarga Jumlah tanggungan keluarga anggota subak tergolong sedikit (43,27%) dengan kisaran tanggungan antara tiga hingga empat orang dalam satu rumah tangga petani. Rataan jumlah tanggungan keluarga petani sebanyak tiga orang. N Rentang skor jumlah tanggungan keluarga (orang) Orang Jumlah Persentase 1 1-2 Sangat sedikit 28 26,92 2 3-4 Sedikit 45 43,27 3 5-6 Banyak 29 27,88 4 7-8 Sangat banyak 2 1,92 Jumlah responden 104 100,00 Rataan jumlah tanggungan keluarga adalah 4 orang. Motivasi berusaha Sebagian besar (30,77 %) responden memiliki motivasi yang tinggi untuk menerapkan SRI di lahan usahataninya. Tingginya motivasi responden terlihat dari keinginannya untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika mereka mengusahakan padi dengan metode konvensional. Mereka menerapkan SRI karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari terutama tuntutan untuk dapat menyekolahkan anak-anak mereka. Motif lainnya adalah dapat menjalin kerjasama dengan anggota lainnya agar berhasil menerapkan SRI. No Rentang skor motivasi berusaha Orang Jumlah Persentase 1 1-2 Sangat rendah 24 23,08 2 > 2-3 Rendah 21 20,19 3 > 3-4 Tinggi 27 25,96 4 > 4-5 Sangat tinggi 32 30,77 Jumlah responden 104 100,00 Rataan skor motivasi berusaha adalah 4,18

156 Tingkat subsistensi Setiap petani pada hakekatnya menjalankan sebuah perusahaan pertanian di atas usahataninya. Usahatani itu merupakan perusahaan, karena tujuan tiap petani bersifat ekonomis: memproduksi hasil-hasil, apakah untuk dijual ataupun untuk digunakan oleh keluarganya sendiri. Sebagian besar (33,65%) responden tergolong petani yang sangat subsisten. Ini berarti kebanyakan anggota subak belum berorientasi pada bisnis pertanian, karena sebagian besar hasil yang didapat adalah untuk memenuhi kebutuhan sendiri. N Rentang skor tingkat subsistensi Orang Jumlah Persentase 1 1-2 Sangat tidak subsisten 13 12,50 2 > 2-3 Tidak subsisten 24 23,07 3 >3-4 Subsisten 32 30,76 4 > 4-5 Sangat subsisten 35 33,65 Jumlah responden 104 100,00 Rataan skor tingkat subsistensi adalah 3,36. Modal dan akses pada kredit usahatani Anggota subak mudah dalam mendapatkan modal dan akses pada kredit usahatani (32% responden). Rataan skor modal dan akses pada kredit usahatani sebesar 3,7 yang berarti anggota subak mudah mendapatkan modal dan akses pada kredit usahatani. No Tingkat subsistensi (skor) Orang Jumlah Persentase 1 1-2 Sangat sulit 21 20,19 2 > 2-3 Sulit 18 17,31 3 > 3-4 Mudah 34 32,69 4 > 4-5 Sangat mudah 31 29,81 Jumlah responden 104 100,00 Rataan skor tingkat subsistensi adalah 3,70.

157 Partisipasi dalam subak Partisipasi dalam subak anggota subak sangat tinggi (55,56% responden), dengan rataan skor partisipasi dalam subak 4,4 yang juga mengindikasikan bahwa partisipasi dalam subak anggota subak sangat baik. No Partisipasi dalam subak Orang Jumlah Persentase 1 1-2 Sangat rendah 9 8,33 2 > 2-3 Rendah 2 1,85 3 > 3-4 Tinggi 37 34,26 4 > 4-5 Sangat tinggi 60 55,56 Jumlah responden 108 100,00 Rataan skor tingkat partisipasi dalam subak adalah 4,4. Tingkat pendapatan Tingkat pendapatan anggota subak dalam satu musim tanam sangatlah beragam dengan kisaran antara Rp 104.000 Rp 25.530.000 per musim tanam. Pendapatan anggota subak berkisar antara Rp 956.000 Rp 2.461.500 per musim tanam (25,96 % responden). Rataan pendapatan anggota subak adalah Rp 4.622.221,60 per musim tanamnya. No Pendapatan (Rp) Jumlah Orang Persentase 1 104.000-862.500 Sangat rendah 26 25,00 2 956.000-2461500 Rendah 27 25,96 3 2.641.501-5.819.000 Tinggi 25 24,04 4 5.822.800-25.530.000 Sangat tinggi 26 25,00 Jumlah responden 104 100,00 Rataan tingkat pendapatan anggota subak/musim tanam adalah Rp 4.622.221,60

158 Lampiran 4. Kompetensi fasilitator Skor No Tingkat ST T S R SR n(st) n(t) n(s) n(r) n(sr) Jumlah Kompetensi fasilitator 1 61 44 1 1 0 305 176 3 2 0 486 4,67 2 58 34 0 2 0 290 136 0 4 0 430 4,13 3 65 33 3 1 1 325 132 9 2 1 469 4,51 4 62 33 1 6 2 310 132 3 12 2 459 4,41 5 56 36 4 5 6 280 144 12 10 6 452 4,35 6 55 38 5 5 3 275 152 15 10 3 455 4,38 7 55 42 4 3 4 275 168 12 6 4 465 4,47 8 60 51 1 1 0 300 204 3 2 0 509 4,89 9 48 44 2 2 1 240 176 6 4 1 427 4,11 10 49 34 4 4 3 245 136 12 8 3 404 3,88 11 66 0 3 0 1 330 0 9 0 1 340 3,27 Jumlah 635 389 28 30 21 3175 1556 84 60 21 4896 47,08 Tingkat kompetensi fasilitator adalah 4,28 (Tinggi) Keterangan: n = 104 ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah SR =Sangat Rendah Kesimpulan: (1) Kemampuan mengemukakan pendapat berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,67; (2) Kejelasan bahasa yang digunakan berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,13; (3) Daya adaptasi berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,51; (4) Kesistematisan dalam menyampaian materi berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,41; (5) Dukungan semangat pada masyarakat berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor dengan rata-rata skor 4,35; (6) Pemahanan kebutuhan masyarakat berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,38; (7) Alat bantu penyuluhan yang digunakan berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,47; (8) Berpenampilan menarik berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,89; (9) Ketepatan dan efisiensi waktu berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,11; (10) Penguasaan Materi SRI berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 3,88; (11) Pengalaman melaksanakan penyuluhan berada pada kategori cukup tinggi dengan rata-rata skor 3,27; dan (12) Tingkat kompetensi fasilitator berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,28

159 Lampiran 5. Kompetensi pengurus subak Skor Tingkat No ST T S R SR n(st) n(t) n(s) n(r) n(sr) Jumlah Kompetens Pengurus Subaki 1 73 28 2 1 0 365 112 6 2 0 485 4,66 2 33 41 5 11 14 165 164 15 22 14 380 3,65 3 64 34 4 1 1 320 136 12 2 1 471 4,53 4 65 26 5 5 3 325 104 15 10 3 457 4,39 5 82 21 0 0 0 410 84 0 0 0 494 4,75 6 58 40 2 3 1 290 160 6 6 1 463 4,45 7 64 32 4 4 0 320 128 12 8 0 468 4,50 8 25 53 12 10 4 125 212 36 20 4 397 3,82 9 77 27 0 0 0 385 108 0 0 0 493 4,74 10 77 27 0 0 0 385 108 0 0 0 493 4,74 Jumlah 618 329 34 35 23 3090 1316 102 70 23 4601 44,24 Tingkat kompetensi pengurus subak adalah 4,42 (Tinggi) Keterangan: n = 104 ST = Sangat Tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah SR =Sangat Rendah Kesimpulan: (1) Menyebarluaskan informasi berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,66 (2) menganjurkan menerapkan SRI berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 3,65 (3) Mempengaruhi anggota subak berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,53 (4) Memberikan contoh berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,39 (5) Melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,75 (6) Memberikan semangat berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,45 (7) Mencarikan jalan pemecahan masalah berada pada kategori sangat tinggi dengan ratarata skor 4,50 (8) Memiliki pengetahuan dan wawasan tentang SRI berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 3,82 (9) Sifat jujur dan terbuka berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,74 (10) Membuka diri dari segala macam kritikan berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,74 (11) Kompetensi pengurus subak berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,42

160 Lampiran 6. Persepsi anggota subak tentang SRI No ST T S R SR n(st) n(t) n(s) n(r) n(sr) Jumlah Skor Tingkat Persepsi 1 58 43 2 0 1 290 172 6 0 1 469 4,51 2 59 42 3 0 0 295 168 9 0 0 472 4,54 3 79 25 0 0 0 395 100 0 0 0 495 4,76 4 56 34 5 6 3 280 136 15 12 3 446 4,29 5 77 26 0 1 0 385 104 0 2 0 491 4,72 6 73 31 0 0 0 365 124 0 0 0 489 4,70 7 75 28 1 0 0 375 112 3 0 0 490 4,71 8 69 32 2 1 0 345 128 6 2 0 481 4,63 9 49 36 7 8 4 245 144 21 16 4 430 4,13 10 55 36 6 5 2 275 144 18 10 2 449 4,32 11 64 34 3 2 1 320 136 9 4 1 470 4,52 Jml 714 367 29 23 11 3570 1468 87 46 11 5182 49,83 Tingkat persepsi anggota subak tentang SRI adalah 4,53 (Sangat tinggi) Keterangan: n = 104 ST = Sangat tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah SR = Sangat rendah Kesimpulan: 1. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,51; 2. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI memberikan banyak keuntungan berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,54; 3. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI tidak bertentangan dengan awig-awig subak berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,29; 4. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI tidak memiliki tingkat kesulitan untuk diterapkan berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,29; 5. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI sesuai dengan norma setempat berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,72; 6. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI tata nilai setempat berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,70; 7. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI sesuai dengan adat istiadat setempat berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,71; 8. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI sesuai dengan kebiasaan setempat berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,63; 9. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI tidak terlalu rumit berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,13; 10. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI mudah dicoba berada pada kategori tinggi dengan rata-rata skor 4,32; 11. Persepsi anggota subak tentang SRI yang menyatakan bahwa SRI hasilnya dapat diamati berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor 4,52; dan 12. Tingkat persepsi anggota subak tentang SRI berada pada kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata sebesar 4,53.

161 Lampiran 7. Sikap anggota subak terhadap SRI Skor No ST T S R SR n(st) n(t) n(s) n(r) n(sr) Tingkat Jumlah Sikap 1 76 26 2 0 0 380 104 6 0 0 490 4,71 2 51 37 9 6 1 255 148 27 12 1 443 4,26 3 85 18 1 0 0 425 72 3 0 0 500 4,81 4 30 42 20 5 7 150 168 60 10 7 395 3,80 5 67 33 3 1 0 335 132 9 2 0 478 4,60 6 78 26 0 0 0 390 104 0 0 0 494 4,75 7 51 41 8 1 3 255 164 24 2 3 448 4,31 8 21 29 30 14 10 105 116 90 28 10 349 3,36 9 40 37 21 2 4 200 148 63 4 4 419 4,03 10 24 34 31 9 6 120 136 93 18 6 373 3,59 11 68 30 2 1 3 340 120 6 2 3 471 4,53 Jml 591 353 127 39 34 2955 1412 381 78 34 4860 46,73 Tingkat sikap anggota subak terhadap SRI adalah 4,25 (Tinggi) Keterangan: n = 104 ST = Sangat tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah SR = Sangat rendah Kesimpulan: 1. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa SRI irit air berada pada kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,71; 2. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa SRI ramah lingkungan berada pada kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,26; 3. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa SRI hemat benih berada pada kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,81; 4. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa masa tanam SRI lebih cepat berada pada kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 3,80; 5. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa Lebih baik menggunakan bibit muda berada pada kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,60; 6. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa jumlah anakan padi SRI lebih banyak berada pada kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,75; 7. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa kualitas batang dan daun padi SRI lebih kokoh berada pada kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,31; 8. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa padi SRI lebih tahan terhadap hama dan penyakit berada pada kategori ragu-ragu dengan pencapaian skor rata-rata 3,36; 9. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa bulir padi SRI lebih bernas berada pada kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,03; 10. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa rasa nasi hasil SRI lebih enak (pulen) berada pada kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 3,59; 11. Sikap petani anggota subak terhadap SRI yang menyatakan bahwa produktivitas SRI tinggi berada pada kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,53; 12. Tingkat sikap petani anggota subak berada pada kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata sebesar 4,25.

162 Lampiran 8. Kemandirian anggota subak menerapkan SRI Skor No ST T S R SR n(st) n(t) n(s) n(r) n(sr) Tingkat Jumlah Kemandirian 1 6 15 5 22 56 30 60 15 44 56 205 1,97 2 56 30 5 6 7 280 120 15 12 7 434 4,17 3 4 7 10 19 64 20 28 30 38 64 180 1,73 4 53 40 2 7 2 265 160 6 14 2 447 4,30 5 20 25 14 17 28 100 100 42 34 28 304 2,92 6 17 23 10 17 37 85 92 30 34 37 278 2,67 7 53 37 4 2 8 265 148 12 4 8 437 4,20 8 41 51 6 3 3 205 204 18 6 3 436 4,19 9 52 43 5 0 4 260 172 15 0 4 451 4,34 Jml 302 271 61 93 209 1510 1084 183 186 209 3172 30,50 Tingkat kemandirian anggota subak menerapkan SRI adalah 3,39 ( Sedang) Keterangan: n = 104 ST = Sangat tinggi T = Tinggi S = Sedang R = Rendah SR = Sangat rendah Kesimpulan: 1. Tingkat kemandirian dalam akses media berada pada kategori rendah dengan rata-rata pencapain skor 1,97; 2. Tingkat kemandirian dalam hal kerjasama dengan penyuluh berada pada kategori tinggi dengan rata-rata pencapaian skor 4,17; 3. Tingkat kemandirian dalam hal kerjasama dengan pedagang berada pada kategori rendah dengan rata-rata pencapaian skor 1,73; 4. Tingkat kemandirian dalam penyediaan modal usaha berada pada kategori tinggi dengan rata-rata pencapaian skor 4,30; 5. Tingkat kemandirian dalam menyiapkan lahan berada pada kategori sedang dengan ratarata pencapaian skor 2,92; 6. Tingkat kemandirian dalam akses kredit usahatani berada pada kategori sedang dengan rata-rata pencapaian skor 2,67; 7. Tingkat kemandirian dalam hal menanggung risiko berada pada kategori tinggi dengan rata-rata pencapaian skor 4,20; 8. Tingkat kemandirian dalam hal pengambilan keputusan berada pada kategori tinggi dengan rata-rata pencapaian skor 4,19; 9. Tingkat kemandirian dalam hal belajar mandiri berada pada kategori tinggi dengan ratarata pencapaian skor 4,34; dan 10 Tingkat kemandirian anggota subak menerapkan SRI berada pada kategori sedang dengan rata-rata pencapaian skor 3,39.

163 Lampiran 9. Pengadopsian SRI di kalangan anggota subak (1) Persiapan dan pengolahan tanah No Skor persiapan dan pengolahan tanah SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 83 19 1 0 0 415 76 3 0 0 494 4,75 2 68 27 1 2 6 340 108 3 4 6 461 4,43 3 71 24 4 1 4 355 96 12 2 4 469 4,51 4 66 30 2 1 5 330 120 6 2 5 463 4,45 5 56 37 3 1 7 280 148 9 2 7 446 4,29 Jml 344 137 11 5 22 1720 548 33 10 22 2333 22,43 Tingkat pengadopsian persiapan dan pengolahan tanah SRI adalah 4,49 (Sangat tinggi). (2) Pemilihan benih Skor pemilihan benih No SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 70 26 3 3 2 350 104 9 6 2 471 4,53 2 62 24 2 1 15 310 96 6 2 15 429 4,13 3 67 24 2 1 10 335 96 6 2 10 449 4,32 Jml 199 74 7 5 27 995 296 21 10 27 1349 12,97 Tingkat pengadopsian pemilihan benih SRI adalah 4,32 (Tinggi). (3) Persemaian No Skor persemaian SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 16 17 8 27 36 80 68 24 54 36 262 2,52 2 18 14 5 27 40 90 56 15 54 40 255 2,45 3 57 28 1 1 17 285 112 3 2 17 419 4,03 4 38 12 7 18 29 190 48 21 36 29 324 3,12 5 49 31 2 6 15 245 124 6 12 15 402 3,87 6 24 23 10 19 28 120 92 30 38 28 308 2,96 7 34 25 6 12 27 170 100 18 24 27 339 3,26 8 37 33 4 7 23 185 132 12 14 23 366 3,52 9 17 12 4 25 46 85 48 12 50 46 241 2,32 Jml 290 195 47 142 261 1450 780 141 284 261 2916 28,04 Tingkat pengadopsian persemaian SRI adalah 3,12 (tinggi). Keterangan: N = 104; SB = Sangat tinggi B = Tinggi C = Sedang J = Jelek BR = Buruk

164 (4) Penanaman No Skor penanaman SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 73 23 0 5 3 365 92 0 10 3 470 4,52 2 69 24 4 7 0 345 96 12 14 0 467 4,49 3 76 21 1 6 0 380 84 3 12 0 479 4,61 4 68 23 5 7 1 340 92 15 14 1 462 4,44 5 59 17 6 9 13 295 68 18 18 13 412 3,96 6 48 17 5 20 13 240 68 15 40 13 376 3,62 7 70 26 1 2 5 350 104 3 4 5 466 4,48 Jml 463 151 22 56 35 2315 604 66 112 35 3132 30,12 Tingkat pengadopsian penanaman SRI adalah 4,30 (Tinggi). (5) Pemupukan No Skor pemupukan SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 71 31 1 0 1 355 124 3 0 1 483 4,64 2 77 26 0 1 0 385 104 0 2 0 491 4,72 3 66 34 1 3 0 330 136 3 6 0 475 4,57 4 72 25 1 2 4 360 100 3 4 4 471 4,53 5 29 17 5 16 37 145 68 15 32 37 297 2,86 Jml 315 133 8 22 42 1575 532 24 44 42 2217 21,32 Tingkat pengadopsian pemupukan SRI adalah 4,26 (Tinggi). (6) Penyiangan No Skor penyiangan SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 37 20 7 20 20 185 80 21 40 20 346 3,33 2 60 32 1 5 6 300 128 3 10 6 447 4,30 Jml 97 52 8 25 26 485 208 24 50 26 793 7,63 Tingkat pengadopsian penyiangan SRI adalah 3,81(Tinggi). Keterangan: N = 104; SB = Sangat tinggi B = Tinggi C = Sedang J = Jelek BR = Buruk

165 (7) Pengairan No Skor pengairan SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 61 33 1 4 5 305 132 3 8 5 453 4,36 2 58 31 2 7 6 290 124 6 14 6 440 4,23 3 83 18 2 0 1 415 72 6 0 1 494 4,75 Jml 202 82 5 11 12 1010 328 15 22 12 1387 13,34 Tingkat pengadopsian pengairan SRI adalah 4,45 (Sangat tinggi). (8) Pengendalian hama dan penyakit Skor pengendalian hama dan penyakit No SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 60 36 0 7 1 300 144 0 14 1 459 4,41 2 18 16 9 22 39 90 64 27 44 39 264 2,54 3 15 23 12 13 40 75 92 36 26 40 269 2,59 4 10 10 9 25 50 50 40 27 50 50 217 2,09 5 78 18 5 1 2 390 72 15 2 2 481 4,63 6 44 23 8 5 24 220 92 24 10 24 370 3,56 7 33 20 12 9 30 165 80 36 18 30 329 3,16 8 48 21 9 5 21 240 84 27 10 21 382 3,67 Jml 306 167 64 87 207 1530 668 192 174 207 2771 26,64 Tingkat pengadopsian pengendalian hama dan penyakit SRI adalah 3,33 (Sedang). (9) Panen No Skor panen metode SRI SB B C J BR n(sb) n(b) n(c) n(j) n(br) Jumlah Rataan 1 86 16 2 0 0 430 64 6 0 0 500 4,81 2 30 29 21 6 18 150 116 63 12 18 359 3,45 3 39 24 4 17 20 195 96 12 34 20 357 3,43 4 8 10 9 24 53 40 40 27 48 53 208 2,00 Jml 163 79 36 47 91 815 316 108 94 91 1424 13,69 Penen 3,42 Tingkat pengadopsian terhadap seluruh paket-paket teknologi SRI adalah: 1 + 2 + 3 + 4+ 5+ 6+7 +8 +9)/9 = 3,94 (Tinggi). Keterangan: N = 104; SB = Sangat tinggi B = Tinggi C = Sedang J = Jelek BR = Buruk

166 Kesimpulan: 1. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi persiapan dan pengolahan lahan SRI termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,49; 2. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi pemilihan benih SRI termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,32; 3. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi persemaian SRI termasuk dalam kategori sedang dengan pencapaian skor rata-rata 3,12;; 4 Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi penanaman SRI termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,30; 5. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi pemupukan termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,26; 6. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi penyiangan termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 3,81; 7. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi pengairan termasuk dalam kategori sangat tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 4,45; 8. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi pengendalian hama dan penyakit termasuk dalam kategori sedang dengan pencapaian skor rata-rata 3,33; 9. Tingkat pengadopsian terhadap paket teknologi panen termasuk dalam kategori sedang dengan pencapaian skor rata-rata 3,42; dan 10. Tingkat pengadopsian SRI di kalangan anggota subak termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor rata-rata 3,94.

167 Lampiran 10. Perbandingan budidaya padi metode SRI dan konvensional No Parameter SRI Konvensional 1 Kebutuhan benih 15 kg/ha 50 kg/ha 2 Usia persemaian 12 hari 20-30 hari 3 Masa stagnasi 2-3 hari 6-8 hari 4 Kebutuhan air Hemat Terusan 5 Bagan warna daun 4 4 6 Tinggi tanaman 83.42 cm 76.25 cm 7 Gulma Banyak Sedang 8 Hama dan Penyakit Agak tahan Agak rawan 9 Jumlah anakan (max) 56.67 btg 26.33 btg 10 Jumlah anakan produktif 23.17 btg 16.25 btg 11 Panjang malai 25.02 cm 24.4 cm 12 Jumlah bulir setiap malai 144.62 btr 131.5 btr 13 Butir bernas setiap malai 131.45 btr 127.5 btr 14 Butir hampa setiap malai 13.17 btr 4.9 btr 15 Berat gabah setiap malai 3.82 g 3.52 g 16 Berat 1000 butir gabah 29.87 g 27.5 g 17 Kadar air saat panen 26.33 % 26.31 % 18 Hasil Panen (Riel) 9.46 ton/ha 5.6 ton/ha Sumber: Laporan pelaksanaan SRI di Subak Rapuan, Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Tahun 2011

168 Lampiran 11. Analisis usahatani SRI No Uraian SRI Konvensional 1 Benih 75.000 250.000 2 Pupuk Organik Granul 600 kg 276.000 0 3 Pupuk Anorgani/Kimia a. SRI Urea 200 kg 260.000 Ponska 300 kg 560.000 ZA 100 kg 116.000 b. Konvensional Urea 300 kg 325.000 Ponska 300 kg 560.000 4 Persemaian a. Semai 10.000 60.000 b. Cabut Bibit 75.000 c. Pindah Bibit 30.000 5 Biaya Tanam 600.000 400.000 6 Pengolahan lahan dan galengan 960.000 960.000 7 Biaya Penyiangan 2 kali 1.350.000 1.200.000 8 Pengendalian Hama & Penyakit 532.000 300.000 9 Biaya Panen a. SRI 9.46 ton/ha (Rp 170.000,-/ton) 1.608.200 b. Konv. 5.6 ton/ha (Rp 170.000,-/ton) 952.000 10 Biaya Sewa Lahan 3.000.000 3.000.000 Jumlah biaya produksi 9.347.200 8.112.200 No Uraian 1. Hasil panen SRI 9,46 ton/ha (Rp 2.400/kg) 2. Hasil panen konvensional 5,6 ton/ha (Rp2.400/kg) Hasil Panen Total biaya produksi Keuntungan SRI Konv. SRI Konv. SRI Konv. 22.704.000-9.347.200-13.356.800 - - 13.440.000-8.112.000-5.328.000 Sumber: Laporan pelaksanaan SRI di Subak Rapuan, Desa Mas Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar.

Lampiran 12. Hasil uji analisis SEM dengan Software Lisrel Versi 8.3 169

170

171

172

173

174

175

176

177 Lampiran 13. Foto-foto penelitian Peneliti bersama tenaga enumerator Wawancara dengan pengurus subak

178 Mencari informasi tambahan dari PPL Wawancara dengan petani anggota subak

179 Aktivitas penyiangan dalam SRI yang dilakukan petani anggota subak Pengamatan langsung di lokasi SRI dipandu oleh petani anggota subak

180 Bentuk hubungan antara sektor pariwisata dan pertanian Kotoran gajah dapat dimanfaatkan sebagai kompos

Melalui System of Rice Intensification petani dapat belajar mandiri untuk memecahkan masalahnya sendiri 181