BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu meningkatkan kinerja sumber daya manusia. Dan dapat memajukan. perusahaan sehingga tujuan perusahaan bisa tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan sebuah organisasi yang menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB I PENDAHULUAN. satu dari 4 rumah sakit yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan alasan atau dilakukannya penelitian ini serta

BAB I PENDAHULUAN. kategori khusus sebanyak 168. Sedangkan rumah sakit swasta non profit untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. restrukturisasi organisasi agar lebih fleksibel dan adaptif dalam mensikapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan kompetensi antar individu menyebabkan banyak

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan asset intangible bagi perusahaan. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi menuntut sumber daya manusia yang handal yang dapat diperoleh bila

BAB I PENDAHULUAN. Assessment) mulai tahun 2000, 2003, 2006, 2009, dan 2012, tren pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga dengan fungsi strategis dalam bidang kehakiman dan peradilan,

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi membutuhkan SDM yang bukan saja berkualitas tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai pusat rujukan kesehatan masyarakat. Rumah sakit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. Muchlas, (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kepercayaan, norma, nilai-nilai, filosofi, tradisi dan pengorbanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada jalur formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dalam bekerja sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dan output yang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi organisasi, karyawan

BAB I PENDAHULUAN. akan berkiprah dalam dunia kerja adalah sarjana ekonomi, khususnya dari jurusan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan harapan masyarakat tentang pelayanan kesehatan, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset tidak nyata yang menghasilkan produk karya jasa intelektual

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat rumah sakit dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Lengkap dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pemahaman mengenai hasil penelitian. Penelitian ini membahas

KUESIONER PENELITIAN ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN KERJA PEGAWAI KANTOR DISTRIK ABEPURA JAYAPURA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu dipersepsikan akan berpengaruh negatif terhadap dirinya. Pada. lebih kuat dibandingkan dengan masa-masa biasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi di perkotaan sudah menjadi masalah besar di beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kepuasaan pelanggan sangatlah sengit. Terbukti dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sebuah organisasi memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi memiliki kekhususan dibanding industri lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

0BAB I PENDAHULUAN. peran tersebut semakin menonjol mengingat munculnya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

PEREMPUAN DALAM BIROKRASI Hambatan Kepemimpinan Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, baik organisasi pemerintah maupun non-pemerintah. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit sebagai tempat penyelenggaraan upaya kesehatan dengan

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bengkulu (UNIB) merupakan salah satu perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mematuhi Undang-Undang Pertambangan, Regulasi Pengelolaan. prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manajemennya, khususnya dalam bidang sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. dalam hadist bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.

BAB I PENDAHULUAN. adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. jasa tersebut berkualitas atau tidak, dengan harapan perusahaan asuransi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

6. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. cukup besar (Kulik & Mahler et al, 1989; dalam DiMatteo,

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan dari suatu perusahaan bukan hanya

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah sakit terdapat banyak institusi yang padat karya dengan berbagai sifat, ciri,

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, sumber daya manusia merupakan elemen penting dalam suatu organisasi. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang mampu mengelola sumber daya manusianya dengan baik, sehingga dapat mendukung untuk meningkatkan kemampuan kompetitif organisasi. Betapapun canggihnya suatu peralatan jika tidak didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas, maka hasil yang dicapai tidak akan optimal. Organisasi perlu terus menerus mengembangkan cara-cara baru dalam mengelola sumber daya manusia, Sebagai contoh memberikan pelatihan, beasiswa, motivasi, dan penghargaan kepada karyawan. Namun yang menjadi tantangan adalah kebutuhan setiap karyawan berbeda satu sama lain. Sejak beberapa puluh tahun yang lalu komitmen menjadi topik kajian yang utama karena pengaruhnya yang penting bagi kelangsungan hidup organisasi. Memiliki sumber daya manusia yang berkomitmen dan setia kepada organisasi merupakan salah satu kriteria keunggulan bagi organisasi tersebut. 1

Komitmen secara umum dapat diartikan sebagai kelekatan karyawan pada organisasi di tempat ia bekerja. Komitmen dibutuhkan oleh organisasi dan karyawan agar organisasi dapat terjaga dan terpelihara dengan baik. Menurut Allen dan Mayer (1991) terdapat 3 dimensi komitmen organisasional yakni, komitmen afektif, komitmen normatif, dan komitmen kontinuan. Salah satu perspektif dari pendekatan tersebut adalah berdasarkan ikatan afektif karyawan terhadap organisasinya yang tercermin atas sebuah kepercayaan yang kuat dan penerimaan atas tujuan dan nilai yang dimiliki organisasi serta bertahan dengan organisasi atas keinginan sendiri. Idealnya seorang karyawan mempunyai komitmen afektif saat menerima dan menjalankan pekerjaannya, namun dalam praktiknya belum tentu demikian karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen afektif antara lain stress kerja, kepemimpinan, dukungan organisasi, dan pengalaman kerja. Rumah sakit merupakan institusi yang bergerak di bidang jasa perawatan kesehatan profesional untuk melayani masyarakat. Rumah sakit haruslah memiliki tenaga kerja tetap yang terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenaga non kesehatan (pasal 12 ayat 1 di UU no. 44 tahun 2009). Tenaga keperawatan sendiri merupakan tenaga medis yang paling banyak dalam rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari data Kementrian Kesehatan RI yang menunjukan bahwa pada tahun 2013 jumlah perawat di Indonesia mencapai 288.405 orang (bppsdmk.kemkes.go.id). Sama halnya dengan dokter, peran perawat sangat penting karena perawat merupakan ujung tombak bagi rumah sakit. Perawat sering dihadapkan oleh berbagai 2

permasalahan, hal ini mengingat perawat berinteraksi dengan pasien kurang lebih selama 24 jam dengan karakter pasien yang berbeda-beda serta beragamnya permintaan dari pasien maupun keluarga pasien sehingga menuntut perawat untuk bekerja dengan standar profesi yang tinggi. Dengan komitmen yang rendah maka perawat cenderung tidak produktif sehingga dapat merugikan organisasi. perawat dengan komitmen afektif yang kuat terus bekerja dengan organisasi sebab ia menginginkannya (want to) (Meyer dan Allen, 2001 dalam Kreitner dan Kinicki, 2011). Hal tersebut berarti perawat yang memiliki komitmen afektif akan bekerja dengan senang hati karena ada dorongan dalam hatinya untuk tetap bertahan dalam rumah sakit. Sedangkan perawat yang memiliki komitmen afektif yang lemah dapat tetap bertahan pada rumah sakit, tetapi rasa memilikinya menjadi rendah sehingga akan berdampak buruk terhadap kegiatan rumah sakit karena perawat merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam menentukan upaya untuk meningkatkan mutu. Menurut Al-Hussami (2009) perawat yang memiliki komitmen afektif yang kuat perasaan emosionalnya menyatu dengan rumah sakit, sehingga perawat memiliki kontribusi secara berarti pada organisasi dibandingkan dengan yang memiliki komitmen lemah. bagaimanapun perawat membutuhkan dukungan dari rumah sakit dengan cara memperhatikan keberadaan perawat dan kesejahterannya. Jika hal tersebut terpenuhi maka perawat memiliki kewajiban moral untuk membalas dengan berupaya sekuat tenaga demi mencapai tujuan dan menjaga 3

kelangsungan hidup rumah sakit serta berkeinginan untuk menjadi bagian dari rumah sakit selamanya. Dukungan organisasional persepsian yang baik akan meningkatkan komitmen karyawan untuk menjaga kemajuan organisasi. Menurut Eisenberg dkk. (2001) persepsi dukungan organisasi akan meningkatkan komitmen afektif dengan cara memenuhi kebutuhan anggota akan kepedulian, rasa dihargai, dan keanggotaan yang mengarah pada penyatuan keanggotaan organisasi dan status peran ke dalam identitas sosial. Aspek lain yang dapat mempengaruhi komitmen organisasional adalah kepemimpinan, Secara umum kepemimpinan merupakan suatu proses dimana seseorang dapat mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan. Salah satu gaya kepemimpinan adalah kepemimpinan melayani. Seorang pemimpin yang melayani mampu membantu dan mengawal para pengikutnya untuk menyadari segala potensi terpendam mereka untuk kemudian memberdayakan potensi tersebut ke dalam organisasi sehingga pengikut akan memiliki komitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan melayani menurut pendapat Page dan Wong (2000) adalah pelayanan kepada orang lain dengan mengupayakan kesejahteraan dan pengembangan mereka dalam rangka memenuhi tujuan kebaikan bersama. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta. Pada mulanya Rumah Sakit Grhasia berdiri sebagai Koloni Orang Sakit Jiwa atau biasa disebut dengan KOSJ pada Tahun 1938. Tugas pokok dari 4

Rumah Sakit Grhasia berdasarkan Perda No. 7 Tahun 2008 dan Pergub No.60 Tahun 2008 adalah Rumah Sakit Jiwa Grhasia mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan khususnya kesehatan jiwa. RSJ Grhasia DIY harus mempersiapkan sumber daya manusia dengan baik, agar dapat memberikan pelayanan terbaik. Oleh sebab itu, sumber daya manusia perlu didukung dengan beberapa hal seperti hubungan antara rekan kerja dan atasan, serta fasilitas rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Mutu Keperawatan RSJ Grhasia DIY, terdapat penurunan komitmen yang disebabkan lamanya kurun waktu untuk kenaikan pangkat atau jenjang karir dan golongan ruang pada perawat yang berada di golongan III C. Selain itu masih terdapat perawat yang hanya mengisi daftar hadir melalui finger print kemudian melakukan kegiatan lain pada jam kerja. Selain itu, keterlibatan perawat dalam manejemen rumah sakit masih dirasa kurang. Berikut hasil kutipan wawancara dengan kepala perawat di RSJG DIY. Ada beberapa perawat yang sudah mengisi kehadiran, terus pergi keluar dengan macam-macam alasan. Karena disini perawat lebih banyak wanita, mohon maaf banyak yang pembicaraannya bukan seputar pekerjaanya sendiri, ada juga yang kadang bawa anak. Untuk tingkat pendidikan sendiri terkesan hanya menjalankan profesi saja sehingga ya mohon maaf, rasa memiliki mereka terhadap RS masih terbilang kurang. Karena kan bekerja itu ada yang menikmati pekerjaanya ada yang enggak. Terkait dengan keputusan memang diserahkan pada pihak manejemen Terkait dengan kepemimpinan, kepala perawat dalam beberapa hal kurang bisa memahami situasi dan terkesan membiarkan keadaan tersebut tanpa upaya 5

untuk memperbaikinya. Sebagai contoh banyaknya perawat yang terlambat, berkegiatan lain di jam kerja hanya dibiarkan saja tanpa adanya teguran atau peringatan, kurang memahami permasalahan yang ada di rumah sakit, kurang melibatkan perawat dalam pengambilan keputusan, serta kurangnya komunikasi antara atasan dan perawat. Berikut kutipan hasil wawancara dengan tiga perawat di RSJ Grhasia DIY. Saya bekerja sebagai perawat karena itu profesi yang saya pilih dan disini juga PNS. Jadi saya nggak pusing soal status. Meskipun memang ada beberapa hal yang menurut saya masih kurang. Seperti sarana prasarana. Kami disini cuma mengikuti yang ada aja mbak, disuruh apa ya tinggal dikerjain saja. (Perawat 1) Disini kan rumah sakit jiwa ya mbak, pasiennya macam-macam. Artinya ada yang perlu didampingi terus ada yang enggak.ya menjalankan saja apa yang menjadi profesi saya. Hehehe kalau pekerjaan lagi agak longgar enggak kenapa-kenapa tho mbak mau keluar cari makanan kecil. Atasan ya tau, tapi enggak kenapakenapa. Kan tau kalau mau keluar sebentar. Eeemm saya mengharapkan disini bisa menyekolahkan saya. Maksudnya ingin mengembangkan keterampilan saya sebagai perawat. Karena hanya perawat terpilih yang bisa ikut mbak, kan nggak semua. (Perawat 2) Oh iya, saya senang menjalankan profesi sebagai perawat. Dulu saya pilih sekolah keperawatan karena pekerjaannya banyak diperlukan. Saya pribadi enggak masalah mbak mau diangkat jadi kepala atau tidak. Komunikasi dengan atasan seperlunya saja mbak. (Perawat 3) Berdasarkan informasi yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti menyimpulkan adanya beberapa permasalahan yang terjadi di RSJ Grhasia DIY yang berkaian dengan kepemimpinan, komitmen, dan dukungan organisasional persepsian. Oleh karena itu tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk 6

mengidentifikasi sejauhmana pengaruh kepemimpinan yang melayani dan dukungan organisasional persepsian pada komitmen afektif. 1.2 Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: a. Apakah ada pengaruh Kepemimpinan Melayani terhadap Komitmen Afektif pada perawat RSJ Grhasia DIY? b. Apakah pengaruh Dukungan Organisasional Persepsian terhadap Komitmen Afekif pada perawat RSJ Grhasia DIY? Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah: a. Untuk mengidentifikasi pengaruh Kepemimpinan Melayani terhadap Komitmen Afektif pada perawat RSJ Grhasia DIY b. Untuk mengidentifikasi pengaruh Persepsi Dukungan Organisasioanl terhadap Komitmen Afektif pada perawat RSJ Grhasia DIY 1.3 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharpkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yaitu : a. Manfaat Praktisi dan akademik 7

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan dapat mengembangkan ilmu khususnya sumber daya manusia serta sebagai bahan masukan pada penelitian selanjutnya. b. Manfaat bagi Institusi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi betapa pentingnya komitmen afektif dalam upaya untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi. Selain itu diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah kebijakan rumah sakit dimasa yang akan datang dan rumah sakit juga dapat mengevaluasi bagaimana dukungan yang diberikan selama ini, sehingga dapat meningkatkan komitmen afektif. 1.4 Batasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa terdapat beberapa variabel lain yang dapat memiliki pengaruh pada komitmen organisasional. Pada komitmen organisasional peneliti membatasi hanya pada komitmen afektif. Hal ini dikarenakan perawat RSJ Grhasia DIY didominasi oleh PNS yang harus tetap bekerja pada RS yang telah ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan pejabat terkait. maka dalam penelitian ini hanya membahas mengenai pengaruh dukungan organisasional persepsian dan kepemimpinan melayani pada komitmen afektif. Penghitungan variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini didasarkan pada persepsi dari masing- 8

masing responden. Responden dalam penelitian ini merupakan perawat PNS di RSJ Grhasia Yogyakarta. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dapat diuraikan menjadi beberapa bab. Berikut ini merupakan uraian isi masing-masing bab : Bab I Mengemukakan dan menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah dan tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan tesis. Bab II Menguraikan teori-teori yang melandasi penelitian ini yaitu pengertian komitmen organisasional afektif, jenis komitmen organisaional, faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional afektif, pengertian kepemimpinan melayani, komponen-komponen kepemimpinan melayani, pengertian dukungan organisasional persepsian, aspek-aspek dukungan organisasional persepsian, konsekuensi dukungan organisasional persepsian, persepsian dukungan organisasional persepsian dan kepemimpinan melayani pada komitmen afektif. Bab III Menguraikan tentang desain penelitian, metode penelitian, hipotesis penelitian, definisi, lokasi dan waktu pengumpulan data, populasi dan metode pengambilan sampel, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, jenis dan 9

sumber data, metode pengupulan data dan instrumen penelitian, metode pengujian intrumen, metode analisis data. Bab IV Menguraikan tentang pembahasan dari permasalahan yang dibahas berdasarkan data-data yang diperoleh, analisis data, dan penghitungan lainnya yang sesuai dengan metode penulisan. Bab V Menguraikan tentang kesimpulan dari analisis data yang dilakukan dan keterbatasan penelitian yang telah dilakukan serta saran. 10