INTERFERENSI SINTAKSIS BAHASA MINANGKABAU DALAM BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT MINANG PERANTAU DI MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan. Akan tetapi penelitian tentang interferensi bahasa telah banyak dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan. Masing-masing pulau tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dijelaskan mengenai kajian pustaka, konsep, dan landasan teori

BAB II KERANGKA TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Konsep dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosiolinguistik

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

Gorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA OGAN DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA MURID SEKOLAH DASAR. Oleh: Dewi Sri Rezki Cucu Sutarsyah Nurlaksana Eko Rusminto

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana komunikasi yang paling penting pada manusia adalah bahasa. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa bahasa manusia tidak dapat saling berinteraksi baik antar individu maupun

SILABUS Tgl. Berlaku : 8 April 2010 : Versi/Revisi :

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (RRI) stasiun Medan, di mana sejumlah penyiarnya seringkali melakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa. Bahasa sebagai alat yang digunakan untuk berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan sebagai sarana komunikasi. Adapun proses komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kedwibahasaan atau bilingualisme (bilingualism) (Jendra, 1991:85), sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. individu lain yang berasal dari daerah atau wilayah lain. Oleh karena itu, bahasa. Indonesia dijadikan sebagai bahasa nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu tidak akan pernah luput dari komunikasi antarsesama, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti di Indonesia. Penelitian-penelitian itu yang dilakukan oleh: Susi Yuliawati

Abstraksi. Kata kunci: dialektologi, sikap, bahasa, minang, rantau

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat komunikasi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

INTERFERENSI TATARAN SINTAKSIS BAHASA DAERAH KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PEMAKAIAN BAHASA REMAJA DI KOTA PALU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai salah satu tempat interaksi bahasa berlangsung,

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

Rekognisi: Jurnal Pendidikan dan Kependidikan p-issn e-issn Vol.2, No.2, Desember 2017 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Era

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

Asep Jejen Jaelani & Ani Indriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bersifat universal. Artinya, hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

INTERFERENSI LEKSIKAL, FRASIOLOGIS, DAN KLAUSAL BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM MAJALAH AULA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia memiliki fungsi: (a) lambang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB II BERBAGAI KAJIAN TENTANG INTERFERENSI, SIKAP BAHASA, DAN BAHASA BATAK TOBA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gio M. Johan, 2013

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Setelah dilakukan analisis terhadap penguasaan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

INTERFERENSI SINTAKSIS BAHASA KATINGAN TERHADAP BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 1 KATINGAN TENGAH KABUPATEN KATINGAN KALIMANTAN TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN

Dwi Agus Setiawan 3. Kata kunci: kesalahan sintaksis, karangan bahasa Indonesia, bahasa ibu bahasa Madura

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PERCAKAPAN STAF FKIP UNIVERSITAS AL ASYARIAH MANDAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA KOLOM SURAT PEMBACA? DALAM HARIAN SUARA MERDEKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Alih kode..., Dewi Nuryanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia disampaikan melalui bahasa.

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat Indonesia terdiri dari bermacam macam suku bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai peranan yang sangat. pada setiap bahasa, khususnya bahasa ibu atau bahasa asal.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Apakah ia akan dengan mudah beradaptasi dengan bahasa barunya? Atau janganjangan,

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Upaya Bahasa Jawa Mengakomodasi Tulisan Ilmiah: Tanda-Tanda Impotensi atau Komplikasi?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

INTERERENSI FONOLOGIS DAN MORFOLOGIS BAHASA JAWA KE DALAM BAHASA INDONESIA PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SD SE-KECAMATAN KRAMAT, KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hubungan antar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari merupakan

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

Transkripsi:

INTERFERENSI SINTAKSIS BAHASA MINANGKABAU DALAM BAHASA INDONESIA PADA MASYARAKAT MINANG PERANTAU DI MEDAN Syamsul Bahri Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi maupun gambaran yang lengkap mengenai interferensi sintaksis bahasa minangkabau dalam bahasa Indonesia pada masyarakat Minang perantau di Medan, dan juga untuk mengetahui struktur bahasa Minangkabau yang paling dominan ditemukan pada interferensi sintaksis bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui proses observasi partisipasi dan perekaman langsung. Setelah data dikumpulkan dan dikelompokkan, kemudian dilakukan pengidentifikasian dan analisis data. Dari hasil penelitian yang diperoleh maka interferensi sintaksis bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia pada bentuk pergi + KKB (Kata Kerja Berimbuhan) merupakan bentuk yang paling dominan ditemui sampai 29,63 %. Kata Kunci: Bilingualism, kontak bahasa, interferensi, interferensi sintaksis. PENDAHULUAN Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan oleh berbagai masyarakat etnik yang berbeda-beda agar dapat saling berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, serta ide-ide dan pikiran maupun sarana untuk saling berinteraksi antara etnik yang satu dan lainnya. Akan tetapi bahasa daerah masih terus dikembangkan oleh penuturnya, karena bahasa daerah merupakan alat bantu sarana pengembang atau pendukung kebudayaan daerah. Bahasa daerah juga merupakan bahasa yang dapat memperkaya khasanah bahasa nasional. Salah satu bahasa daerah yang ada yaitu bahasa Minangkabau. Para penutur-penutur bahasa Minangkabau memiliki jiwa perantau, sehingga tak jarang dapat ditemui di berbagai penjuru daerah dan mereka juga memencar di seluruh nusantara bahkan sampai membentuk kelompok-kelompok masyarakat minang perantau di daerah-daerah tertentu. Sebagai contoh, di Medan dapat ditemui beberapa kelompok dari masyarakat minang perantau. Mereka datang dari daerah asal mereka serta membentuk kelompok masyarakat di kota medan. Tetapi ada juga sebagian dari kelompok masyarakat minang yang tak enggan pergi dari daerah asalnya serta tak ingin berpencar ke berbagai daerah. Di kota Medan terdapat satu wilayah atau kelurahan yang disebut Kotamatsum. Di kelurahan ini sebagian besar penduduknya adalah masyarakat Minangkabau, seperti jalan halat, pasar merah, amaliun, puri, dan jalan utama, dimana sekitar 75 % penduduknya terdiri dari suku Minangkabau. (Naim 1979 : 101 ). Pada saat berkomunikasi dengan masyarakat sekitar ataupun etnik yang berbeda para penutur bahasa Minangkabau lebih cenderung menggunakan bahasa Indonesia, tetapi bahasa Indonesia yang mereka gunakan masih dipengaruhi oleh struktur bahasa ibu mereka (Minangkabau) sehingga terjadilah pemindahan unsur-unsur bentuk bahasa

Minagkabau ke dalam bahasa Indonesia yang mereka gunakan. Hal inilah yang disebut dengan interferensi sintaksis bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia. LANDASAN TEORI Penelitian ini menggunakan landasan teori sosiolinguistik yang membahas mengenai kontak bahasa seperti yang diutarakan oleh Weinrich (1970 : 1), bahwa kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur yang sama secara bergantian. Gejala interferensi ini dapat terjadi melalui peristiwa kontak bahasa yang dapat menimbulkan pemindahan unsur-unsur satu bahasa ke dalam bahasa lain. Weinrich (1970:22) menyatakan bahwa interferensi sintaksis merupakan suatu gejala yang terjadi dimana adanya penyusupan struktur bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, sehingga mengganggu struktur bahasa penerima tersebut. KEDWIBAHASAAN (BILINGUALISM) Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah media untuk berinteraksi antara satu etnik dengan yang lainnya untuk menciptakan suatu hubungan yang harmonis serta menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan antara sesama penduduk negara Indonesia. Akan tetapi bahasa daerah masih tetap dipertahankan oleh para penuturnya. Para penutur tersebut menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi dengan penutur dari etnik lainnya, tetapi bahasa dari para penutur tersebut masih dipengaruhi oleh dialek bahasa pertama mereka, yaitu bahasa Minangkabau. Sehingga tak jarang ditemui bahwa bahasa Indonesia dan Minangkabau digunakan secara bergantian. Keadaaan seperti ini yang disebut dengan Bilingualism. Bilingualism, yaitu suatu kebiasaan penggunaan dua bahasa dalam berinteraksi dengan orang lain. Istilah ini diperkenalkan oleh Bloomfield (1933:56), yang berarti penguasaan dua bahasa seperti penutur aslinya. Bilingualism is the practice of alternately using two languages (Kedwibahasaan adalah penggunaaan dua bahasa yang saling bergantian). Sementara Ridjin (1981:12), berpendapat bahwa kedwibahasaan tak dapat dipisahkan dari dwibahasawan. Dwibahasawan tak perlu menggunakan dua bahasa sekaligus tetapi cukup hanya dengan memahami kedua bahasa tersebut. Para penutur bahasa yang mempunyai kebiasaan memakai dua bahasa atau lebih secara bergantian disebut dengan Bilingual (Samsuri,1978:55). Akibat dari timbulnya masyarakat bilingual, maka munculah suatu fenomena yang disebut dengan kontak bahasa. Kontak bahasa ini merupakan pengaruh unsur serta norma suatu bahasa terhadap bahasa lainnya baik secara langsung ataupun tak langsung. Fenomena kontak bahasa ini dapat menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam penggunaan bahasa dari norma-norma yang ada sebagai akibat adanya pengenalan dari satu bahasa secara bergantian oleh penuturnya.. Pada gejala interferensi ini ada ditemui penyusupan unsur-unsur bentuk bahasa atau struktur bahasa sumber ke dalam bahasa penerima. Hal ini yang disebut dengan interferensi sintaksis. INTERFERENSI Interferensi merupakan suatu bentuk penyimpangan dalam penggunaan bahasa dari norma-norma yang ada akibat terjadinya kontak bahasa yang digunakan secara langsung oleh penuturnya (Weinrich,1970:1). Peristiwa penyimpangan serta pengaruh

antara dua bahasa akan menimbulkan pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh positif akan memperkaya keberadaan suatu bahasa, sementara pengaruh negatif akan mengganggu struktur serta kaidah dan norma suatu bahasa. Pengaruh inilah yang menimbulkan terjadinya gejala interferensi. Hal ini terjadi akibat adanya peristiwa saling mempengaruhi antara bahasa sumber dan bahasa penerima atau sebaliknya. Peristiwa ini dapat juga terjadi secara timbal balik. Proses interferensi ini dapat terjadi antara bahasa Indonesia dan bahasa Minangkabau. Sebagai bahasa penerima, bahasa minangkabau dapat menyerap unsur serta kaidah yang ada dalam bahasa Indonesia. Hal ini disebut sebagai interferensi bahasa Indonesia dalam bahasa Minangkabau. Akan tetapi penelitian ini terfokus pada interferensi bahasa Minangkabau sebagai bahasa penyerapan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa penerima. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan dan penyimpangan kaidah dan norma bahasa Indonesia akibat pengaruh dari bahasa Minangkabau sebagai bahasa sumber. INTERFERENSI SINTAKSIS Pada interferensi sintaksis terjadi penyusupan struktur bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, sehingga mengganggu stuktur dari bahasa penerima tersebut (Weinrich,1970:22). Dalam penelitian ini ditemui adanya penyusupan struktur bahasa minangkabau ke dalam bahasa Indonesia sehingga menyebabkan terganggunya struktur bahasa Indonesia yang diucapkan. Hal ini yang disebut dengan interferensi sintaksis bahasa Minangkabau ke dalam bahasa Indonesia. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak atau sebagaimana adanya, (Nawawi,1998:63). Metode dalam penelitian ini dapat memberikan gambaran lengkap tentang interferensi sintaksis bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi dimana penulis mengadakan kontak langsung dengan para informan melalui suatu wawancara, baik dengan perekaman langsung maupun dengan tape recorder. Dari data yang telah terkumpul maka dilakukanlah pengidentifikasian terhadap struktur bahasa Minangkabau yang menyusup ke dalam bahasa Indonesia kemudian dilakukan analisis data. Populasi penelitian yang akan digunakan yaitu populasi yang bersifat heterogen, yaitu sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan bervariasi, sehingga perlu batasannya,(nawawi,1998:143). Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitiannya pada masyarakat minang perantau di Medan, yaitu di empat kelurahan di Kotamatsum, yaitu Kotamatsum I, II, III, dan IV. Para informan dari masyarakat Minang perantau di Kotamatsum dapat mewakili masyarakat Minang perantau di kota Medan. Karena 75 % dari penduduk Kotamatsum adalah orang Minangkabau yang merantau ke Medan. Sampel dari penelitian ini berjumlah 8 (delapan) orang perantau minang. Ini berarti bahwa dari setiap kelurahan Kotamatsum diambil 2 (dua) orang sebagai informan. Para informan ini dipilih dari para perantau Minang yang sudah lama tinggal di Medan, yaitu 5 (lima) tahun atau lebih. Hal ini berarti bahwa mereka sudah bisa berbahasa Indonesia. Para informan tersebut dipilih dari keluarga yang masih ketat kedaerahannya atau sering menggunakan bahasa Minangkabau di lingkungan keluarga atau famili sedaerah.

Mereka juga berasal dari kota Padang ataupun pernah tinggal lebih lama di kota Padang dan menguasai dialek Padang. Umur dari para informan juga dibatasi, yaitu perantau Minang yang berumur 35 tahun atau lebih. TEMUAN PENELITIAN Pada interferensi sintaksis maka terjadilah penggunaan struktur bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan terganggunya struktur bahasa Indonesia yang diucapkan. Dari hasil analisis data yang dilakukan maka dapat diperoleh hasil penelitian pada Interferensi sintaksis ini sebagai berikut: No Jenis Interferensi Sintaksis Jumlah Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bentuk Pergi + KKD (Kata Kerja Dasar) Bentuk Pergi + KKB (Kata Kerja Berimbuhan) Bentuk Preposisi di- + Pronomina Bentuk di- + Kket + di- + KK Bentuk di- + KK + nya + di- + KB Bentuk KB + nya + di- + KK + nya Bentuk A + A + KK Bentuk A + A + KS Bentuk Kdep + Kdep + KB 2 8 4 2 3 3 2 1 2 7.41 % 29.63 % 14.81 % 7.41 % 11.11 % 11.11 % 7.41 % 3.70 % 7.41 % Total 27 100 % PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa interferensi sintaksis bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia ditemui sebanyak 27 = 4,75 %. Dalam hal ini maka terjadilah penggunaaan struktur bahasa Minangkabau dalam bahasa Indonesia. 1. Bentuk Pergi + KKD (Kata Kerja Dasar) Bentuk pergi + KKD lazim pengunaannya pada bahasa Minangkabau dan kemudian menyusup ke dalam bahasa Indonesia yang diucapkan orang-orang Minang perantau di Medan. - Orang-orang tidak pergi makan sate ke sana tapi kemari (I.S. 6) K K D - Saya mau pergi jemput si Yen ke kampus (I.S.6) K K D Bentuk pergi + KKD sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia, bila dibuat padanan dari kalimat di atas maka bahasa Indonesia yang seharusnya menjadi: - Orang-orang tidak makan sate ke sana tapi kemari - Saya mau jemput si Yen ke kampus

Kalimat bahasa Indonesianya hanya menggunakan satu gatra pada kata kerja pada kalimat tersebut, yaitu pada kata kerja makan dan jemput. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bentuk pergi + KKD sebanyak 2 = 7,41 %. 2. Bentuk Pergi + KKB (Kata Kerja Berimbuhan) Bentuk gatra kerja pergi + KKB hanya ditemukan pada bahasa Minangkabau dan struktur ini menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Keluarga banyak pergi merantau ke Lampung (I.S. 5) K K B - Si Niar pergi menjual barang pakaian ke Pringgan (I.S. 4) K K B Struktur gatra kerja pergi + KKB tidak ditemui dalam bahasa Indonesia, bila kalimat diatas dibuat padanannya dalam bahasa Indonesia semestinya menjadi: - Keluarga banyak merantau ke Lampung - Si Niar menjual barang pakaian ke Pringgan Jadi bahasa Indonesia hanya menggunakan satu gatra kerja saja untuk kalimat di atas, yaitu merantau dan menjual. Dari hasil penelitian ditemui bahwa bentuk pergi + KKB sebanyak 6 = 22,22%. 3. Bentuk Preposisi di- + Pronomina Bentuk di- + pronomina ditemui dalam bahasa Minangkabau dan menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Kau kan belum dapat, minta di dia lah (I.S. 8) di- Pr - Hadiah lebaran itu belum ada di kami sekarang (I.S. 9) di- Pr Kalimat bahasa Indonesia yang benar seharusnya di- menjadi kepada atau pada, maka: - Kau kan belum dapat, minta kepada dia lah - Hadiah lebaran itu belum ada pada kami sekarang. Bentuk preposisi di- + Pronomina ini ditemui sebanyak 4 = 14,81% 4. Bentuk di- + KKet + di- + KK Bentuk di- + Kket + di- + KK merupakan struktur bahasa Minangkabau yang menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Repot juga ya, dia disini ditunggu dari tadi (I.S. 10) di-+kket+di-+kk - Di sini ditanya juga yang mana anak kakak si Wati (I.S. 11) di-+kket+di-+kk

Padanan bahasa Indonesia dari kalimat di atas seharusnya: - Repot juga ya, dia ditunggu disini dari tadi - Ditanya juga disini yang mana anak kakak si Wati. Bentuk di- + Kket + di- + KK menyusup ke dalam bahasa Indonesia sebanyak 2 = 7,41 %. 5. Bentuk di- + KK + Nya + di + KB Bentuk di- + KK + nya + di- + KB ditemui dalam bahasa Minangkabau dan menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Rumah itu dijualnya di bapak itu sekitar 80 juta (I.S. 13) di-+kk+nya+di-+kb - Kalau ke Medan, diambilnya di dia barang kodian si Ar (I.S. 14) di-+kk+nya+di-+kb Struktur seperti di atas tidak ditemui dalam bahasa Indonesia maka padanan bahasa Indonesia dari kalimat diatas seharusnya: - Rumah itu dijual oleh bapak itu sekitar 80 juta - Kalau ke Medan diambilnya barang kodian si Ar. Dari hasil penelitian Bentuk di- + KK + nya + di- + KB ditemui sebanyak 3 = 11,11 %. 6. Bentuk KB + Nya + di- + KK + Nya Bentuk seperti ini ditemui dalam bahasa Minangkabau dan menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Dulu waktu masih baru kerja, gajinya dikirimnya ke ibunya dua atau tiga ratus ribu KB+nya+di-+KK+nya setiap bulan (I.S. 15) - Kemarin dia datang dan fotokopinya diambilnya (I.S. 16) KB+nya+di-+KK+nya Struktur KB+nya+di-+KK+nya tidak ditemui dalam bahasa Indonesia bila dibuat padanan bahasa Indonesia dari kalimat diatas, maka: - Dulu waktu masih baru kerja, gajinya dikirim ke ibunya dua atau tiga ratus ribu setiap bulan. - Kemarin dia datang dan fotokopi itu diambilnya. Bentuk KB + nya + di- + KK + nya yang menyusup ke dalam bahasa Indonesia ditemui sebanyak 3 = 11,11 %. 7. Bentuk A + A + KK Bentuk ini ditemui pada bahasa Minangkabau dan menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Dia telah sudah kerja tujuh tahun di Duri (I.S. 20)

A A KK - Setelah sudah pulang, dia langsung mengajar (I.S. 19) A A KK Struktur A + A + KK tidak ditemui pada bahasa Indonesia, maka padanan bahasa Indonesia dari kalimat diatas menjadi: - Dia telah kerja tujuh tahun di Duri - Setelah pulang, dia langsung mengajar. Bentuk A + A + KK ditemui menyusup ke dalam bahasa Indonesia sebanyak 2 = 7,41 %. 8. Bentuk A + A + KS Bentuk seperti ini ditemui pada bahasa Minangkabau dan menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Setelah sudah senang, dia lupa sama kami sekarang (I.S. 18) A + A + KS Padanannya dalam bahasa Indonesia yang benar dari kalimat di atas seharusnya. - Setelah senang dia lupa sama kami sekarang. Bentuk A + A + KS ditemui menyusup ke dalam bahasa Indonesia hanya 1 = 3,70 %. 9. Bentuk Kdep + Kdep + KB Bentuk ini ditemui dalam bahasa Minangkabau dan menyusup ke dalam bahasa Indonesia. - Dia pergi ke Duri beserta dengan bapak (I.S. 23) Kdep+Kdep+KB - Aku pergi ke Lampung kemarin beserta dengan etek kaulah (I.S. 27) Kdep+Kdep+KB Bentuk ini tidak ditemui pada struktur bahasa Indonesia. Maka padanan bahasa Indonesia yang benar dari kalimat di atas, yaitu: - Dia pergi ke Duri dengan bapak. - Aku pergi ke Lampung kemarin dengan etek kau lah. Bentuk Kdep + Kdep + KB ini ditemui menyusup ke dalam bahasa Indonesia sebanyak 2 = 7,41%. SIMPULAN Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa dari sembilan struktur bahasa Minangkabau yang menyusup ke dalam bahasa Indonesia yang ditemui pada penelitian ini, maka yang paling dominan, yaitu struktur S + Pergi + KKB (Kata Kerja Berimbuhan) yang mencapai 29,63%. Hal ini menunjukkan bahwa pada struktur bahasa

Minangkabau ada terdapat dua gatra kata kerja yang saling berdekatan dan sekaligus digunakan dalam suatu kalimat. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Rhaidir. 1995. Beberapa Aspek Sosio-Kultural Masalah Bahasa. Yogyakarta : Gaja Mada University Press. Ayub, Asni, dkk. 1993. Tata Bahasa Minangkabau. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bloomfield, Leonard. 1993. Language. New York : Hendry Holt. Danes, I made, dkk. 1994. Interferensi Bahasa Indonesia Dalam Pemakaian Bahasa Bali di Media Massa. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hoa Nio, Be Kim, dkk. 1997. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Minangkabau. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Huda, Nuril, dkk. 1981. Interferensi Gramatkal Bahasa Madura Terhadap Bahasa Indonesia Tulis Murid Kelas VI Sekolah Dasar Jawa Timur. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mackey, W.F. 1972. The Description of Bilingualism. Dalam Fishman (Ed). 1972. Reading in The Sociology of Language. The Hague : Mouton. Mustakim. 1994. Interferensi Bahasa jawa dalam Surat Kabar Berbahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Naim, Mocthar. 1979. Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau. Yogyakarta : Gaja Mada University Press. Weinreich, Uriel. 1970. Language in Contact Findings and Problem. Hague : Mouton. Sekilas tentang penulis : Syamsul Bahri, S.S., M.Hum. adalah dosen pada jurusan Bahasa Inggris FBS Unimed.