BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Data Nilai Ulangan Semester I Siswa Kelas VII Tahun Pelajaran 2014/2015 Kelas

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. 2. NPSN (Nomor Pokok Sekolan Nasional):

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTU KARTU MASALAH DAN THINK PAIR SHARE BERBANTU KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Mei Dwi Utami 1,*, Sri Mulyani 2, dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMP NEGERI 1 PUCAKWANGI PATI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

IMPLEMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SCIENTIFIC DENGAN STRATEGI TEAM GAME TOURNAMENT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sutama (2015:43) penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Sulistyaning Kartikawati. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI MADIUN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMP

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

*Keperluan korespondensi, HP: , ABSTRAK

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepemilikan tanah adalah milik pemerintah. Luas tanah 7872 m 2 dan status tanah

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

EKSPERIMENTASI METODE PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Deskripsi data hasil analisis tes peningkatan dribble shooting sepakbola yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TABEL I DATA HASIL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA MATERI CAHAYA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

(Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 4 Sambi Tahun Ajaran 2012/2013) Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian dapat tercapai dengan data yang diperoleh dari objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 24 hingga 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL MIND MAPPING DAN SUPERITEM DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STAD DENGAN TGT MATERI OPERASI HIMPUNAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 1 Juli Desember 2014, h

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI MODEL JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mancapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Sumaji. Kata kunci : Pembelajaran Matematika, Group Investigation, Aktivitas Belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENEREPAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI BERBASIS OBSERVASI GEJALA FISIS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Data Skor Motivasi Belajar Peserta Didik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PARTNERS IN LEARNING DAN PROBLEM BASED

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI DISIPLIN BELAJAR MAHASISWA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

Institut Agama Islam Ma arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

PENGARUH MODEL SAVI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. satu faktor, dua sampel, dan satu kovariabel. Satu faktor yang dimaksud

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Penemuan Terbimbing dan Model Pengajaran Langsung

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

BAB III METODE PENELITIAAN. mengetahui pengaruh yang muncul. Dalam penelitian ini penulis melakukan

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data penelitian ini diperoleh dari tes kemampuan awal (X 1 ) dan tes

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan metode pembelajaran GASING dan minat belajar siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. Jumlah kelas yang digunakan adalah 2 kelas yaitu kelas X IPA 1 yang terdiri dari 30 orang siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 4 yang terdiri dari 31 siswa sebagai kelas kontrol, secara keseluruhan terdapat 61 siswa. Data yang diperoleh dalam penelitian terdiri atas data keadaan awal fisika siswa yang diambil dari nilai ujian tengah semester, data minat belajar siswa dan kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus kelas X SMA Negeri Baturetno Tahun Ajaran 2015/2016. 1. Data Hasil Uji Coba Instrumen a. Validitas Uji Coba Soal Prestasi Belajar Siswa Tes kemampuan kognitif yang diuji cobakan sebanyak 30 soal dengan rumus korelasi momen produk pada taraf signifikan 5 % diperoleh 25 soal yang valid, sebab r hit > r tab yaitu r hit > 0.396. Sedangkan 5 soal yaitu nomor 8,9,18,19 dan 30 tidak valid, sebab r hit soal nomor-nomor tersebut kurang dari 0,396. Diperoleh 25 soal yang dapat digunakan dalam penelitian dan 5 soal yang tidak digunakan yaitu 8, 9, 18, 19, 30. (Perhitungan validitas uji coba soal kemampuan kognitif siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 10) b. Reliabilitas Uji Coba Soal Prestasi Belajar Siswa Dengan menggunakan rumus KR-20 diperoleh hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan kognitif sebesar r 11 = 0,914 sehingga reliabilitas tes 62

termasuk tinggi. (Perhitungan reliabilitas uji coba soal kemampuan kognitif siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 10). 2. Data Skor Kemampuan Kognitif Siswa Setelah data dari setiap variabel terkumpul yaitu data tentang minat belajar siswa dan data tes kemampuan kognitif siswa pada materi gerak lurus, selanjutnya akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Berikut ini akan diberikan uraian tentang data-data yang diperoleh. Dari data kemampuan kognitif siswa pada materi gerak lurus dicari ukuran tendensi sentralnya yang meliputi rata-rata ( x ), Median (Me), Modus (Mo) dan ukuran penyebaran dispersi yang meliputi jangkauan (R), dan deviasi standar (s) yang dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.(perhitungan skor kemampuan kognitif siswa selengkapnya disajikan pada Lampiran 16). Tabel 4.1.Deskripsi Data Skor Kemampuan Kognitif Fisika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. Ukuran Ukuran Dispersi Tendensi sentral Kelas Mo Me Skor min Skor maks R S X Kontrol 71,29 70 70 50 90 40 10,565 Eksperimen 77,33 75 dan 95 77,5 50 100 50 14,247 63 B. Uji Pendahuluan 1. Uji Normalitas Keadaan Awal Fisika Siswa Uji Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas kesamaan keadaan awal dilakukan terhadap data nilai pretes materi gerak lurus.

a. Kelas Eksperimen Dari hasil analisis menggunakan uji Liliefors diperoleh harga L obs = 0,14607, sedangkan untuk n = 30 pada taraf signifikasi 5% harga L 0.05; 32 = 0,16176; karena L obs L 0.05; 32 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, berarti sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 12) b. Kelas Kontrol Dari hasil analisis menggunakan uji Liliefors diperoleh harga L obs = 0,14224, sedangkan untuk n = 31 pada taraf signifikasi 5% harga L 0.05; 36 = 0,15913; karena Lobs L0.05;36 maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, berartisampel dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 13) 2. Uji Homogenitas Keadaan Awal Fisika Siswa Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Dari hasil analisis data kemampuan awal yang dilakukan dengan uji Bartlettt untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh harga 2 hitung= 0,2038, sedangkan untuk v 1 pada taraf signifikasi 5% 64 diperoleh harga 2 0.05; 1= 3,841; karena 2 2 Hitung 0.05;1, maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, menunjukkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 14). 3. Uji Keseimbangan Uji kesamaan keadaan awal antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan analisis uji-t dua ekor yang sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari analisis data diperoleh harga t hitung

= 0.032, sedangkan harga t Tabel pada taraf signifikasi 5% untuk v = 59 adalah 1,671, karena - t tabel = -1,671 < t hitung = 1,0136 < t tabel = 1,671, maka H O diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan awal fisika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. (Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Lampiran 15). 65 C. Pengujian Prasyarat Analisis Prasyarat analisis data yang harus dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang digunakan dalam penelitian adalah tes kemampuan kognitif fisika pada materi Gerak Lurus. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors. Hasil perhitungan antara L obs <L tabel maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan perhitungan diketahui : Tabel 4.2 Uji Normalitas Kelompok Lobs L0,05;n Keputusan Kesimpulan Eksperimen 0,0748 0,1617 H 0 diterima Populasi Normal Kontrol 0,0970 0,1591 H 0 diterima Populasi Normal Minat Tinggi 0,0947 0,2270 H 0 diterima Populasi Normal Minat Sedang 0,0981 0,1437 H 0 diterima Populasi Normal Minat Rendah 0,1669 0,2850 H 0 diterima Populasi Normal Berdasarkan tabel di atas untuk masing-masing harga dari L obs L 0.05; 32 dengandk = {L L > L 0,05;n } sehingga Lobs DK berarti semua H 0 diterima. Diperoleh kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 18.

66 2. Uji Homogenitas Tabel 4.3 Uji Homogenitas Kelompok k χ 2 hitung χ 2 tabel Keputusan Kesimpulan Eksperimen Kontrol 2 0,2508 3,841 H 0 diterima Variansi Homogen Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Uji homogenitas menggunakan Uji 2 2 Bartlett dengan Hitung 0.05;1, maka diperoleh keputusan uji bahwa Ho diterima, hal menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19. Uji Hipotesis dengan Anava Dua Jalan D. Pengujian Hipotesis Hasil analisis pengaruh Pembelajaran GASING mengguanakan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. Berdasarkan hasil analisis disajikan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4.Tabel Hasil Analisis Pengaruh Pembelajaran GASING terhadap Kemampuan kognitif Fisika. Sumber Variansi Jk Dk Rk F P Keputusan Model (A) 392,260 1 392,261 4,59977595 < 0.05 Ho diterima Minat (B) 46,436 2 23,218 4,06401096 < 0.05 Ho diterima Interaksi (AB) 23,296 2 17,086 0,64220163 > 0.05 Ho ditolak Galat (G) 9174,718 55 166,813 - - Total 9636,712 60 - - -

Dari hasil analisis data dan tabel rangkuman analisis variansi di atas dapat terlihat bahwa H 01 dan H 02 ditolak tetapi H 03 diterima. Keputusan diperoleh dari hasil F Hitung dikonsultasikan tabel F Tabel sebagai berikut. F A = 4,59978 > F 0.05; 1,59 = 4,013 F B = 4,06401 > F 0.05; 2,59 = 3,152 F AB = 0,64220 < F 0.05; 2,59 = 3,152 Untuk perhitungan selengkapnya disajikan pada Lampiran 20. Dari keterangan di atas maka dapat dibuat kesimpulan seperti berikut: a. H 0A ditolak atau H 1A diterima, berarti ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran GASING menggunakan metode demonstrasi dengan metode diskusi terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. (F A = 4,59978 > F 0.05; 1,59 = 4,013) b. H 0B ditolak atau H 1B, diterima, berarti Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika pada materi Gerak Lurus. (F B = 4,064> F 0.05; 1,59 = 3,152) c. H 0AB diterima atau H 1AB ditolak, berarti tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan pembelajaran GASING dan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. (F AB = 0,642 < F 0.05; 1,59 = 3,152). Tabel 4.5. Rangkuman Marginal Nilai Kognitif Siswa Metode Minat Siswa Rataan Tinggi Sedang Rendah Total Demonstrasi n 7 19 4 30 86,43 75,26 71,25 77,65 Eksperimen n 7 19 5 31 73,57 72,63 63 69,73 Total 14 38 9 61 X Rata-rata Total 80 73,95 66,67 73,69 67

68 Tabel di atas menunjukkan nilai kognitif yang diperoleh siswa berdasarkan tingkat minat siswa dalam pembelajaran fisika materi gerak lurus. Pada penggunaan metode demonstrasi nilai kemampuan kognitif siswa yang mempunyai minat tinggi lebih baik daripada minat sedang dan rendah. Nilai kemapuan kognitif siswa yang mempunyai minat sedang lebih baik daripada minat yang rendah. Pada penggunaan metode diskusi terjadi juga hal yang sama nilai kemampuan kognitif siswa yang mempunyai minat tinggi lebih baik daripada minat sedang dan rendah. Nilai kemapuan kognitif siswa yang mempunyai minat sedang lebih baik daripada minat yang rendah. Dapat diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi lebih baik dibandingkan diskusi dan juga minat yang lebih tinggi akan menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik pula. 1. Hipotesis Pertama E. Pembahasan Hasil Analisis Data H : 0 Tidak ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran GASING 0A i menggunakan metode demonstrasi dan diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak Lurus. H1 A : i 0 Ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran GASING : menggunakan metode demonstrasi dan diskusi terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak Lurus. Berdasarkan uji analisis variasi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama diperoleh hasil F A = 4,59978 > F 0.05; 1,59 = 4,013, sehingga H 0A ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan pengaruh model pembelajaran GASING melalui metode eksperimen dengan metode demonstrasi terhadap kemampuan kognitif siswa pada materi Gerak Lurus. Penggunaan metode pembelajaran yang menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik dapat diketahui dari hasil perhitungan ratarata marginal kognitifnya. Siswa yang dibelajarkan menggunakan metode demonstrasi memiliki rata-rata marginal 77,33 sedangkan siswa yang dibelajarkan

69 menggunakan metode diskusi rata-ratanya 71,29. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa yang dibelajarkan melalui metode demonstrasi menghasilkan kemampuan kognitif yang lebih baik daripada metode eksperimen. Hasil penelitian ini berbeda dengan dua penelitian yang penulis jadikan referensi. Hasil dari salah satu penelitian tersebut adalah penggunaan metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan penggunaan metode diskusi. Hasil dari penelitian yang lain menghasilkan bahwa penggunaan metode diskusi lebih efektif dibanding metode diskusi. Dari hasil kedua penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing seperti yang telah dipaparkan penulis di dalam bab 2 sebelumnya. Di dalam penelitian penulis ini dapat diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi lebih efektif dibandingkan dengan metode diskusi. 2. Hipotesis Kedua H : 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa 0B j kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. H : 0 : Ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori 1B j tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara minat belajar siswa kategori tinggi, minat kategori sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus di SMA kelas X. Terlihat bahwa kemampuan kognitif fisika siswa yang mempunyai minat belajar siswa kategori tinggi mempunyai rerata yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai minat belajar kategori sedang dan minat belajar kategori rendah. Rerata kemampuan kognitif fisika siswa yang memiliki minat belajar tinggi adalah 75,38 sedangkan siswa yang memiliki minat belajar sedang 74,25, dan siswa yang memiliki minat rendah adalah 72,5. Sehingga siswa yang

70 mempunyai minat belajar kategori tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai minat belajar kategori sedang dan minat kategori rendah terhadap kemampuan kognitif fisika siswa. Siswa dengan minat belajar tinggi, berarti siswa banyak melakukan aktivitas belajar dalam mendukung kemampuan kognitifnya seperti: sering bertanya, sering menjawab pertanyaan, sering berpendapat, banyak berlatih, banyak membaca dan lain sebagainya. Dengan banyak melakukan minat belajar, maka siswa akan lebih mudah dalam mengkonstruksi pengetahuan ke dalam pikirannya. Dengan demikian dalam bekarja sama dengan sesama anggota kelompok belajarnya, siswa akan lebih banyak memberikan kontribusi yang mendukung keberhasilan dalam menemukan konsep fisika yang diharapkan. Minat adalah suatu gejala psikis berupa perhatian, rasa senang, ketertarikan, keingintahuan dan kecenderungan untuk memperhatikan suatu objek untuk mengetahui karena pentingnya nilai dari suatu objek tanpa adanya paksaan.minat seseorang dapat dilihat dari suatu tanggapannya maupun partisipasi dari kegiatan yang dilakukannya. Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran sendiri adalah kecenderungan seseorang dalam memperhatikan dan menyukai sebuah kegiatan pembelajaran, sehingga timbul rasa ingin tahu di dalam diri seseorang terhadap materi yang akan disampaikan kepadanya. Minat belajar merupakan sebuah alasan bagi siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Tanpa adanya minat dalam diri siswa terhadap hal yang akan dipelajari, maka ia akan ragu-ragu untuk belajar sehingga tidak menghasilkan hasil belajar seperti yang diharapkan 3. Hipotesis Ketiga H : 0 : Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan Media 0AB ij pembelajaran Flipbook dan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Gerak Lurus.

H : 0: Ada interaksi antara pengaruh Media pembelajaran Flipbook 1AB ij dan minat belajarsiswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada materi Gerak Lurus. Harga F AB = 0,6422 lebih kecil dari F 0.05; 1,59 = 3,152, sehingga hipotesis nol diterima. Sehingga terlihat bahwa tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan metode pembelajaran GASING mengguanakan metode demonstrasi dan diskusi dengan minat belajar siswa terhadap kemampuan kognitif fisika siswa pada materi Gerak Lurus di SMA kelas X. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kemampuan kognitif fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran GASING menggunakan metode demonstrasi lebih baik daripada pembelajaran GASING menggunakan metode diskusi, baik untuk siswa yang mempunyai minat belajar kategori tinggi, minat belajar kategori sedang, maupun siswa yang mempunyai minat belajar kategori rendah. Kemampuan kognitif fisika pada siswa yang mempunyai minat belajar kategori tinggi lebih baik daripada siswa yang mempunyai minat belajar kategori sedang dan rendah, dan minat belajar kategori sedang lebih baik daripada minat kategori rendah, baik yang diberi pembelajaran dengan pembelajaran GASING menggunakan metode demonstrasi. 71