BAB I PENDAHULUAN. menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lalu lintas, khususnya di kawasan perkotaan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang

I PENDAHULUAN B. Tujuan Penelitian A. Latar Belakang C. Manfaat Penelitian D. Batasan Masalah E. Keaslian Penelitian A.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Yogyakarta terletak di Propinsi D. I. Yogyakrta mempunyai lokasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit St. Antonius merupakan salah satu Rumah Sakit Swasta yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Data

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat membentuk sebuah pusat salah satunya yaitu pasar.

BAB V PEMBAHASAN A. Analisa Data Sekunder B. Analisis Data Primer dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kesehatan sehingga pengunjung

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN PARKIR PADA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA BALIKPAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI LOKASI RUMAH SAKIT UMUM (Studi Kasus RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

INTISARI. Kata kunci : Volume parkir, kapasitas parkir, Kebutuhan Ruang Parkir(KRP).

BAB I PENDAHULUAN. ke tempat kerja, tempat belanja, dan tempat hiburan (Shatnawi, 2010:42).

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan kendaraan (demand), belum tersedianya fasilitas transportasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, Mei 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya. kepemilikan kendaraan di perkotaan akan mempengaruhi pertumbuhan dan

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking),

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB V PENUTUP. Kesimpulan Evaluasi dibuat berdasarkan pada tujuan Evaluasi, pertanyaan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAAN PUSTAKA. A. Pengertian Parkir

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Kendaraan di Kota Bandung pada Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: Karakteristik Parkir, Kebutuhan Parkir

BAB I PENDAHULUAN. penting, mengingat bahwa fasilitas ruang parkir merupakan bagian dari sistem

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG PARKIR PASAR KLATEN KABUPATEN KLATEN JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat parkir (Warpani,2002). Menurut Pedoman Perencanaan dan Pengoperesian

TINJAUAN PUSTAKA. Parkir merupakan tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI KAPASITAS DAN PENATAAN RUANG PARKIR DI GEDUNG PARKIR KAMPUS BONAVENTURA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. memiliki letak geografis sangat strategis, dimana posisi Labuan Bajo berada di

HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

Keperluan parkir. Kerja Shopping Hiburan Wisata. Dari keempat hal tersebut di atas, parkir untuk shopping merupakan masalah yang paling besar

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. masalah parkir yang serius. Di kawasan pemukimannya, untuk setiap ruang

BAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari hasil studi, rekomendasi, kelemahan studi dan saran studi lanjutan.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan menginginkan

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat,

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tentang keguruan. Batas wilayah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan adalah sebagai

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Surakarta (Solo) ini, tentunya berusaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

ANALISIS KAPASITAS RUANG PARKIR RSUD RAA SOEWONDO PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto

ANALISIS KAPASITAS DAN KARAKTERISTIK PARKIR KENDARAAN DI PUSAT PERBELANJAAN (Studi Kasus Solo Grand mall Surakarta)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. angkutan. Terminal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan sebutan kota budaya dan kota pelajar. Sebagai kota budaya dan kota pelajar, Yogyakarta menjadi daerah yang memiliki daya tarik tersendiri yang mampu menarik minat masyarakat untuk datang dan tinggal di kota tersebut. Dilihat dari segi kepadatan penduduk, Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah masyarakat yang datang setiap tahunnya, baik wisatawan yang melakukan perjalanan wisata maupun pelajar yang meneruskan pendidikan di Yogyakarta. Pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi akan menyebabkan permintaan akan kepemilikan kendaraan juga semakin tinggi, sehingga sangat mempengaruhi perkembangan sistem transportasi dalam suatu daerah. Cinema XXI merupakan salah satu sarana hiburan berupa tempat menonton (bioskop). Cinema XXI cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat. Sebagai salah satu tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat, Cinema XXI haruslah mampu memberikan fasilitas yang memadai untuk melayani kebutuhan para pengunjung. Salah satunya adalah fasilitas yang dapat menampung kendaraan yang digunakan oleh para pengunjung agar dapat memberikan rasa aman dan nyaman serta tidak menghambat kelancaran arus lalu lintas disekitarnya. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah lahan parkir.

Lahan parkir merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat terlepaskan bagi pemilik kendaraan. Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan, akan selalu diawali dan diakhiri di tempat parkir. Oleh karena itu perparkiran merupakan suatu kegiatan yang memerlukan penanganan yang serius dalam pengaturan dan pengelolaannya untuk menghindari terjadinya kesemrawutan yang berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam mewujudkan cita-cita diatas, pihak pengelola Cinema XXI telah berupaya untuk menyediakan fasilitas parkir yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Fasilitas tersebut meliputi areal parkir yang diperuntukkan bagi kendaraan roda dua serta areal parkir yang diperuntukkan bagi kendaraan roda empat, seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 1.1. Areal Parkir Kendaraan Roda Dua Gambar 1.2. Areal Parkir Kendaraan Roda Empat Namun demikian, Cinema XXI Yogyakarta juga tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan perparkiran. Banyaknya pengunjung yang

memarkirkan kendaraannya pada lahan-lahan kosong di sekitar gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta sangat berpotensi menyebabkan terjadinya kesemrautan yang berdampak terhadap kelancaran arus lalu lintas. Terlebih lagi lahan kosong yang dipergunakan, terletak di pinggir jalan dan dikelola oleh masyarakat setempat, seperti pada gambar 1.3. Disamping itu, kurangnya jaminan akan keamanan serta kenyamanan dari pengguna merupakan salah satu permasalahan yang perlu dipertimbangkan. Gambar 1.3. Areal Parkir Kendaraan Roda Dua yang Dikelola Masyarakat Pemanfaatan lahan-lahan kosong sebagai lahan parkir memang sangat membantu. Namun bila lahan kosong tersebut tidak dapat lagi dipergunakan sebagai lahan parkir, kegiatan parkir dapat merambat ke badan jalan. Tentu saja hal ini akan menambah permasalahan dimana kegiatan parkir yang berada pada badan jalan sangat mempengaruhi kelancaran arus lalu lintas pada jalan tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Beberapa rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Belum diketahui secara pasti, apakah banyaknya pengunjung yang memarkirkan kendaraannya pada lahan kosong di sekitar gedung bioskop

Cinema XXI Yogyakarta disebabkan oleh kurangnya daya tampung areal parkir yang disediakan oleh pihak Cinema XXI Yogyakarta 2. Mengingat tingginya tingkat pemakaian kendaraan pribadi pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang, dimana lonjakan permintaan parkir juga akan semakin meningkat, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui standarisasi fasilitas parkir pada gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh lonjakan permintaan parkir. 1.3. Batasan Masalah Agar pembahasan dalam penulisan ini tidak meluas, maka dibuat batasan masalah, antara lain : 1. Lingkup penelitian adalah areal parkir kendaraan yang digunakan untuk menampung kendaraan pengunjung baik yang dikelola oleh Cinema XXI Yogyakarta maupun areal parkir yang dikelola oleh masyarakat setempat. 2. Jenis kendaraan yang diamati adalah kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua 3. Pengambilan data kendaraan dilakukan selama satu minggu 4. Pengambilan data dilakukan selama 15 jam yakni pada saat aktifitas kegiatan di Cinema XXI Yogyakarta dimulai sampai dengan aktifitas kegiatan selesai, dari pukul 09.00 24.00 WIB

5. Standarisasi fasilitas parkir mengacu pada pedoman-pedoman perparkiran yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Darat Republik Indonesia. 1.4. Tujuan Penelitian 1. Menghitung kapasitas parkir pada gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta 2. Mengetahui karakteristik parkir yang meliputi akumulasi parkir, durasi parkir, volume parkir, pergantian parkir (turnover parking), dan indeks parkir pada gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta 3. Menghitung kebutuhan ruang parkir pada gedung bioskop Cinema XXI 4. Mengetahui standarisasi fasilitas parkir yang diterapkan pada areal parkir gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan Darat Republik Indonesia. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif penerapan pola parkir kendaraan pada areal parkir gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta 2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengantisipasi lonjakan permintaan parkir di gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta pada saat sekarang maupun pada masa yang akan datang

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan fasilitas parkir untuk tempat-tempat hiburan lainnya yang sejenis. 1.6. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada gedung bioskop Cinema XXI Yogyakarta yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo no. Yogyakarta. Denah lokasi penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar 1.4. Gambar 1.4. Denah Lokasi Penelitian