BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA. Kabupaten Sidoarjo. Lebih tepatnya yaitu di Desa Celep. 62 Sebelah selatan 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti TPA di Madrasah Ibtidaiyah Al-Mashri Pangkalan Balai

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. mampu mencapai kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan. Namun, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB VI PENUTUP. Qur an dalam meningkatkan kualitas baca Al-Qur an di MTs Negeri 2 Kota. Blitar, maka penulis simpulkan sebagai berikut:

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS II - SEMESTER 1

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

MOTIVASI BELAJAR. Belajar Pembelajaran Tahun 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS III - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya saat ini pendidikan anak usia dini. baik dalam aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, moral dan agama, sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER IV PENDIDIKAN GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ani Sumarni, 2013

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Landasan Teori. 1. Hakekat Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar

Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Kelas VIII SMP Negeri 1 Bulawa Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB II KAJIAN TEORI. dijadikan pedoman (petunjuk umum) agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan makharijul huruf dan ilmu tajwidnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. lembaga formal inilah yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai sekolah.

BAB II KAJIAN TEORITIS. diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan

BAB II KAJIAN TEORETIK

KORELASI SIKAP PERCAYA DIRI DENGAN MOTIVASI BELAJAR. Sukarman Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. membimbing dan mengembankan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan alat utama untuk memberikan cara berpikir.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Penanaman keagamaan terhadap anak melalui pembelajaran Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

BAB IV PENERAPAN METODE QIRA ATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN DI TPQ BINTANG KECIL 02 SEMARANG

Huriah, Made Widnya, dan Yayan Heryana Teknologi Pendidikan, FIP IKIP Mataram

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan dan merupakan salah satu

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. motivation. Motif adalah dorongan atau stimulus yang datang dari dalam batin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan

BAB II KAJIAN TEORI. peraturan-peraturan bagi tingkah laku. 6 Menurut sinungan. mengemukakan disiplin adalah suatu sikap mental yang tercermin

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia peserta didik (siswa-siswi) dengan cara mendorong dan menfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan kepada anak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya TPQ Baitul Fikri Krian Sidoarjo

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Motivasi orangtua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo Motivasi orang tua di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo dikategorikan tinggi, berdasarkan angket maka diketahui nilai rata-rata 24,12. Keberhasilan siswa di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo mempunyai nilai rata-rata 35,76 dikategorikan cukup baik. Berdasarkan pengujian hipotesis, maka penelitian hipotesis yang menjadi dugaan sebelumnya terbukti, bahwa Hipotesis Alternatif (Ha) atau hipotesis kerja diterima, berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel Y sebasar 0,296 dengan frekwensi rendah. Sehubungan dengan hal pengaruh motivasi orang tua bagi anak untuk melakukan kegiatan belajar, maka ada tiga fungsi pokok motivasi orang tua yaitu: Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi, guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan tersebut. 92

93 Disamping fungsi pokok motivasi tersebut, masih ada fungsi-fungsi motivasi orang tua yang lain. Misalnya motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian hasil yang baik. Seseorag melakukan usaha karena ada motivasi. Intensitas motivasi seseorang sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk cara yang dapat dilakukan menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar yaitu : Memberi angka/nilai, Hadiah, Saingan atau kompetesi, Ego involcement, Memberi ulangan, Mengetahui hasil, Pujian dan Hukum. Di dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi anak dapat mengembangkan aktifitas dan juga inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Agar orang tua mengetahui apakah seorang anak mempunyai motivasi dalam melakukan kegiatan belajar, maka orang tua tersebut harus mengetahui ciri-ciri yang dimiliki motivasi tersebut. Adapun orang yang memiliki motivasi adalah yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Ketekunan menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus, dalam waktu yang lama tidak berhenti sebelum selesai). Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar atau berprestasi yang telah dicapai. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah, misalnya untuk orang dewasa masalah ekonomi, politik dan lain sebagainya. Lebih senang bekerja

94 sendiri, Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin atau hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang, sehingga kurang kreatif. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).tidak mudah melepas hal yang diyakini. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Tingkah laku yang diperbuat seseorang bukanlah suatu kegiatan individu, bukanlah suatu kegiatan yang terjadi begitu saja, melainkan ada faktor yang selalu mendorongnya dan selalu ada yang ingin ditujuannya atau dicapainya, juga yang dinamakan motif. Dalam pendidikan, aspek motivasi orang tua merupakan sesuatu yang sangat penting sifatnya, terutama dalam proses belajar. Dikatakan sangat penting karena fungsi motivasi orang tua dalam belajar yaitu : Motivasi memberikan semangat terhadap anak dalam kegiatan-kegiatan belajarnya, Motivasi-motivasi perbuatan merupakan pemilih dari tipe kegiatan-kegiatan di mana seseorang berkeinginan untuk melakukannya, Motivasi memberikan petunjuk pada tingkah laku. Oleh sebab itu dalam kegiatan belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar dapat tumbuh secara maksimal dalam diri subyek belajar tersebut. Kegiatan belajar akan berjalan dengan baik apabila minat atau motif belajar yang ada pada diri subyek belajar senantiasa dapat di rangsang secara baik. Menurut A. Tabrani Rusyan bahwa minat dapat dirangsang dengan jalan : Membangkitkan suatu kebutuhan untuk menghargai suatu keindahan, untuk

95 mendapatkan suatu penghargaan dan sebagainya.menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang lampau, Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik, know success like succes atau mengetahui sukses yang diperoleh dari individu tersebut sebab sukses akan menimbulkan rasa puas. B. Keberhasilan siswa di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo Keberhasilan siswa di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo mempunyai nilai rata-rata 35,76 dikategorikan baik. Oleh sebab itu Pendidikan bagi seorang anak, dimulai dari al-qur an dan anak mulai belajar membaca kitab suci al- Qur an, menghafal dan mengingatnya. Kitab suci al-qur an merupakan pedoman final bagi setiap muslim dalam kepercayaan dasar, bentuk peribadatan, dan aturan perilaku. Sehingga kemampuan membaca al-qur an anak sejak dini perlu diperhatikan oleh pendidik, baik orang tua maupun guru atau ustadz. Kemampuan adalah sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan oleh seseorang. Kemampuan membaca al-qur an anak, berarti sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan seorang anak. Kemampuan membaca al-qur an harus diajarkan sejak dini, yakni pada saat anak masih usia sekolah rendah atau bahkan masa Taman Kanak-Kanak, karena lidah anak dibawah umur masih lunak dan relatif lebih mudah membimbing mereka dalam mengucapkan makhraj yang pas dan benar. Mulyono Abdurrahman mengutip pendapat Lerner bahwa kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka

96 ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar. Mengingat dari tujuan membaca untuk memperluas pengetahuannya, memperkaya pengalamannya, dan memperkaya perbendaharaan katanya. Kemampuan dibangun atas kesiapan, ketika kemampuan ditemukan pada seseorang berarti orang itu memiliki kesiapan untuk hal itu. Fahim Musthafa dalam bukunya Agar Anak Anda Gemar Membaca, mengemukakan bahwa kesiapan membaca anak dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kesiapan fisik, kesiapan psikologis, kesiapan pendidikan, dan kesiapan IQ. Kesiapan fisik, Sebelum melakukan aktifitas belajar, guru harus yakin bahwa anak didiknya memiliki indra yang sehat, sebab memiliki peranan penting dalam aktifitas membaca. Telinga, mata, kedua tangan dan alat bicara merupakan organ yang sangat penting dalam belajar membaca. Kesiapan psikologis, sebelum aktifitas belajar membaca berlangsung, terlebih dahulu guru harus mengetahui kondisi psikologi setiap anak, kemudian memberinya motivasi agar secepatnya anak melepaskan diri dari persoalanpersoalan yang membelit dirinya, sehingga anak merasa tenang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan belajarnya. Kesiapan pendidikan, Mempersiapkan anak membaca adalah tanggung jawab keluarga dan sekolah, namun dalam hal ini sekolah merupakan

97 penanggung jawab utama, sementara keluarga merupakan tempat pembentukan pengalaman anak. Melihat dari faktor-faktor di atas, keberhasilan membaca tidak hanya dipengaruhi dari dalam diri saja, tidak menutup kemungkinan dapat dipengaruhi dari luar diri, atau disebut dengan lingkungan. Lingkungan diartikan segala sesuatu yang berada di luar diri yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikannya. Terdapat tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Jadi kemampuan membaca termasuk hasil belajar yang baik dan dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, diantaranya dengan faktor sosial maupun non sosial (eksternal) yang dijalankan oleh guru sebagai pembimbing dan penyampai materi, sehingga seorang guru diharapkan mempunyai cara (metode) untuk mencapai tujuan pengajarannya, dengan menggunakan metode sorogan di harapkan anak mampu membaca dan menghafal al-qur an dengan baik dan benar. C. Pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar membaca Al- Qur an di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo Pengaruh motivasi orang tua dengan keberhasilan belajar anak membaca Al-Qur an dengan nilai 0,296 yang menunjukkan korelasi yang rendah. Prosedur yang memungkinkan peneliti menerima atau menolak Hipotesis Nihil (Ho) atau menentukan apakah data sampel berbeda nyata dari hasil yang diharapkan. Jika

98 Hipotesis Nihil (Ho) diterima berarti Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak. Dari perhitungan data yang memiliki nilai korelasi sebesar 0,296 mempunyai arti bahwa rendah pengaruh motivasi orang tua terhadap keberhasilan belajar anak membaca Al-Qur an di Madin Darul Aiman Celep Sidoarjo. Dari pernyataan dan hasil analisa menunjukkan bahwa Hipotesis Nihil (Ho) ditolak dengan kata lain Hipotesis Alternatif (Ha) diterima. Untuk membuktikan sekali lagi kebenaran hipotesis diatas, maka penulis menggunakan taraf signifikan 5%. Dimana nilai (r) 0,296 lebih besar dari nilai (r) yang ada pada tabel kritik 5% yaitu 0,279. Maka nilai (r) 0,296 itu berarti signifikan. Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut, maka penelitian hipotesis yang menjadi dugaan sebelumnya terbukti, bahwa Hipotesis Alternatif (Ha) atau hipotesis kerja yang diterima, berarti ada korelasi antara variabel X dan variabel Y sebasar 0,296 dengan frekwensi rendah. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam proses interaksi belajar dan mengajar peranan motivasi sangat diharapkan. Oleh karena itu orang tua sebagai orang yang paling bertanggung jawab dalam proses belajar mengajar tersebut harus dapat membangkitkan dan menumbuhkan motivasi pada diri anak. Dalam pendidikan agama, khususnya pendidikan Al-Qur an, ada tiga aspek yang ingin dicapai yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pertama aspek pengetahuan dimaksud untuk mendidik anak mengetahui apa itu Al-Qur an. Anak dirangsang untuk tertarik mengetahui isinya melalui

99 cerita dan tema-tema yang sesuai dengan perkembangan kejiwaan dan nalarnya. Kelak diharapkan anak menjadi orang yang tertarik untuk mendalami isi kandungan Al-Qur an. Kedua aspek keterampilan merupakan tingkatan awal, dimana anak dipacu untuk memiliki keterampilan membaca, serta mengerti tertibnya menurut ilmu tajwid, termasuk terampil menjadikan Al-Qur an sebagai referensi. Ketiga aspek sikap, aspek sikap ini menumbuhkan kesadaran anak bagaimana harus bersikap terhadap Al-Qur an, menanamkan kegemaran membaca Al-Qur an dan dengan adab sesuai tuntunan Rasulullah, sembari belajar menghayati nilai-nilai pokok ajaran agama Islam. Disamping tiga aspek yang diterapkan pada pengajaran Al-Qur an, juga pengajaran tersebut mempunyai tujuan untuk menyiapkan anak agar menjadi generasi yang Qur ani, yakni generasi yang mencintai Al-Qur an, komitmen, serta konsekwen dengan Al-Qur an dan menjadikan Al-Qur an sebagai pandangan hidup. Untuk mencapai tujuan ini, pengajaran Al-Qur an di lembaga pendidikan Al-Qur an atau di sekolah dasar perlu pula merumuskan target-target operasionalnya. Dalam waktu kurang lebih enam tahun diharapkan anak didik akan memiliki kemampuan : Dapat membaca Al-Qur an dengan benar sesuai dengan kaedah-kaedah ilmu tajwid. Dapat melakukan sholat dengan baik dan terbiasa hidup dalam suasana yang Islami dan mempunyai akhlak yang tinggi.

100 Hafal beberapa surat pendek, ayat-ayat pilihan dan do a sehari-hari. Dapat menulis huruf Al-Qur an. Kemampuan membaca Al-Qur an dengan benar merupakan target pokok yang harus di dapat setiap anak. Oleh sebab itu pada saat pelaksanaan munaqasah (tes akhir) kemampuan membaca Al-Qur an dijadikan salah satu evaluasi utama. Pendidikan agama kepada anak dalam keluarga dapat juga dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya pengembangan bahasa agama seperti cerita bernafaskan agama, sandiwara agama. Sedangkan untuk kegiatan bidang jasmani dilakukan dengan gerakan sholat, istinjak, dan lain-lain. Dalam hubungan ini. M. Arifin menyatakan sebagai berikut : Pendidikan agama pada masa ini dapat diberikan dalam bentuk pemberian suasana, contoh tauladan, tingkah laku yang baik, tetapi juga dapat diwujudkan dalam bentuk cerita-cerita fantasi yang mengandung unsur-unsur keagamaan. Dari beberapa uraian dan kutipan terdahulu dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan agama merupakan dasar tingkah laku anak pada tahan-tahap perkembangan dan pertumbuhan pribadinya sampai ia dewasa. Fungsi keluarga dalam pendidikan anaknya yang sangat mendasar adalah menanamkan nilai-nilai agama melalui pembiasaan dan contoh teladan orang tua sejak anak masih kecil. Aspek penanaman nilai agama dalam keluarga yang

101 sangat ditekankan adalah meliputi pokok ajaran Islam, yaitu aqidah, syari ah, ibadah, akhlak dan pembelajaran Al-Qur an. Memotivasi anak-anak dalam belajar adalah mengandung fungsi yang sangat penting, sebab dengan motivasi yang diberikan orang tua dapat meningkatkan gairah dan semangat belajar anak. dalam kaitannya dengan fungsi motivasi, maka setiap kegiatan belajar yang diikuti anak harus diberikan motivasi agar tujuan yang diharapkan dapat tecapai.