BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan kematian. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebesar 70%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proporsi usia lanjut (WHO, 2005, pp. 8-9). Di Indonesia, data survei kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker adalah salah satu penyakit yang dapat terjadi pada anak. Kejadian

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (World Health Organization,

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sangat serius (Setyopranoto, 2010). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan pada berbagai bidang terutama dibidang. (lansia) terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), kanker menempati urutan ke-3

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sosial, dan ekonomi individu, yang dapat menyerang berbagai usia dan

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penting baik di kalangan negara maju maupun berkembang. Tingkat Insidensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. menyerang perempuan. Di Indonesia, data Global Burden Of Center pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita umur tahun (Bland,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

I. PENDAHULUAN. antaranya mengalami kecacatan. (Markus, et al, 2010). Di Indonesia, 8 dari 1000

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang menderita asma hingga saat ini. Prevalensi asma di Indonesia tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pasien kanker di dunia setiap tahun selalu meningkat. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk berusia 60

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

Survey inkontinensia urin yang dilakukan oleh Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSU Dr. Soetomo tahun 2008 terhadap 793 pen

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB I PENDAHULUAN. Populasi orang berusia lanjut di dunia saat ini mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah dan oksigen ke otak (Smeltzer et al, 2002). Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya angka harapan hidup penduduk adalah salah satu indikator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab utama kematian di. Indonesia (Sagita, 2013). Adapun stroke adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia dan menyumbang 7,6 juta kematian (sekitar 13% dari semua kematian) pada tahun 2008. Diantaranya terdapat kanker parudengan 1,37 juta kematian, kanker lambung 736.000 kematian, kanker hati 695.000 kematian, kanker kolorektal 608.000 kematian, kanker payudara 458.000 kematian dan kanker leher rahim 275.000 kematian (Depkes, 2012). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2013), prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 per mil, artinya dari setiap 1000 orang Indonesia sekitar 2 orang di antaranya menderita kanker. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah dengan prevalensi kanker tertinggi di tanah air, yaitu 4,1 per 1000 penduduk. Pada tahun 2013, jumlah pasien kanker paliatif yang menjalani rawat inap di IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta sebanyak 260 pasien. Pasien kanker sering mengalami gejala-gejala diantaranya cancer related fatigue (CRF), mual, gangguan tidur, rambut rontok, depresi dan kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas (Hofman et al., 2004). Hampir semua pasien dengan berbagai tipe kanker yang menjalani pengobatan kanker mengalami CRF(Levy, 2008). Fatigue atau kelelahan adalah suatu terminologi yang sulit untuk dijelaskan, namun secara luas dapat dipahami sebagai perasaan subjektif seseorang akan kelemahan, kurangnya energi atau mudah lelah. Walaupun kelelahan seringkali 1

2 berhubungan dengan menurunnya performance, namun kelelahan ini tidak dapat diukur oleh orang lain dan hanya dapat dikaji oleh laporan dari individu tersebut (Fernsler & Jayne, 1986). Kelelahan dapat disebabkan oleh stres yang berkepanjangan karena berbagai faktor (Cella et al., 1998). Faktor predisposisi termasuk karakteristik demografi, penyakit yang mendasari, pengobatan yang diterima, komorbid, gangguan tidur, imobilitas, dan faktor psikososial (Portenoy & Itri,1999). Kanker dan pengobatannya sering menyebabkan kelelahan hebat yang muncul tidak seperti kelelahan biasa(mock et al., 2006). Menurut National Comprehensive Cancer Network (2012), definisi dari cancer-related fatigue (CRF) adalah perasaan ketidaknyamanan terus menerus akan kelelahan fisik, emosional dan/ atau kognitif yang berhubungan dengan kanker atau pengobatan kanker yang tidak sesuai dengan aktivitasnya saat ini dan mengganggu fungsi biasanya. Berbeda dengan kelelahan yang fisiologis, kelelahan pada kanker ini (CRF) tidak cukup disembuhkan dengan tidur atau istirahat saja (Cella et al., 2000) dan tidak disebabkan oleh aktivitas fisik (Morrow et al., 2002), bahkan aktivitas kecilpun dapat menyebabkan kelelahan. Secara klinis, CRF membutuhkan diagnosis dan intervensi yang adekuat untuk dapat disembuhkan (Munch et al., 2006). Sebanyak 70-100% pasien kanker akan mengalami CRF (Agasi-Idenburg et al., 2010). CRF dilaporkan menjadi gejala yang paling sering dan paling beratpada 78% pasien kanker yang menjalani perawatan paliatif (Stone& Minton, 2008; Loge et al., 1999).

3 Prevalensi CRF meningkat menjadi 80-96% pada pasien yang menjalani kemoterapi, dan 60-93% pada pasien yang sedang menjalani radioterapi (Stasi et al., 2004). Tujuh puluh enam persen pasien mengalami CRF selama beberapa hari setiap bulan setelah kemoterapi. Wanita lebih banyak mengalami CRF dibandingkan pria (33% vs 22%). Sebanyak 54% pasien kanker melaporkan bahwa CRF merupakan gejala sekaligus efek samping yang paling lama disembuhkan (Curtet al., 1999). Insidensi dan keparahan CRF dipengaruhi oleh karakteristik pasien (Stone, 1998), keganasan utama dan tipe atau intensitas pengobatan (Cella et al., 1998). Walaupun telah dilakukan pengelompokan berdasarkan jenis kelamin maupun jenis kanker, CRF merupakan gejala yang paling berdampak terhadap kehidupan sehari-hari selama pengobatan berlangsung (Diaz et al., 2008). Dampak yang ditimbulkan oleh CRF cukup serius. CRFdapat mengganggu fungsi sehari-hari dan menyebabkan penurunan kemampuan activity daily living(adl) pada lebih dari 80% pasien kanker (Curt et al., 2000; Kieszkowska- Grudny et al., 2010). Ditinjau dari dampak pada kehidupan sehari-hari yang ditimbulkan oleh CRF, 58,3% pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan self-care (mandi, berpakaian, melepas pakaian), 69,8% berdampak pada aktivitas di waktu senggang (jalan-jalan, belanja, menonton bioskop), dan 71,4% terbatas pada aktivitas sosial (Diaz et al., 2008). CRF tidak hanya mempengaruhi keadaan fisiknya, tetapi juga psikologis dan sosialnya yang akan berdampak signifikan pada kualitas hidup pasien (Hofman et al., 2007). Ketidakadekuatan bantuan dalam melakukan ADLakan mengganggu konsep diri yang dapat menurunkan kualitas hidup (Aistar, 1987). Selain itu juga beresiko

4 tinggi untuk hospitalisasi karena beberapa resiko misalnya usia lanjut, komorbiditas, kecacatan, dan riwayat hospitalisasi (Xuet al., 2012). Tingginya prevalensi yang ditimbulkan oleh CRF terhadap ADL ternyata membuat para oncologist memandang kecil masalah ini dan tidak butuh manajemen yang efektif. Hanya 27% pasien dengan kanker paliatif yang menerima manajemen CRF(Stone et al., 2000). Sampai saat ini data mengenai prevalensi CRF di Indonesia sangat sulit didapatkan. Begitu pula untuk dampak CRF terhadap kehidupaan fungsional pasien dan minimnya perhatian tenaga kesehatan terhadap manajemen CRF. Selain itu juga belum ada literatur yang cukup untuk membuktikan hubungan antara CRF dengan ADL pada pasien kanker paliatif. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara CRFdengan ADL pada pasien kanker paliatif. B. Rumusan Masalah Pada pasien kanker terjadi peningkatan aktivitas pro-inflammatory cytokines sehingga menimbulkan cancer related fatigueyang dapat menurunkan status fungsional tubuh dan dapat mengganggu activity daily living. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara CRF dengan ADL pada pasien kanker paliatif.

5 D. Manfaat Penelitian Dengan mengetahui hubungan antara CRF dengan ADL pada pasien kanker paliatif di IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, maka penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Ilmu Pengetahuan Dapat mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan serta dapat menjadi referensi dan dasar penelitian selanjutnya. 2. Masyarakat Diharapkan lebih aware terhadap tanda dan gejala CRF agar tidak terjadi dampak yang tidak diinginkan. 3. Instansi Terkait Diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga kesehatan khususnya bidang kanker yang merawat pasien kanker paliatif terkait hubungan antara CRF yang ditimbulkan dengan tingkat kemampuan ADL sehingga dapat menangani dengan tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan dan literatur yang ditelaah, penelitian tentang hubungan antara CRFdengan ADL pada pasien kanker paliatif di IRNA 1 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta belum pernah dilakukan. Penelitian yang berhubungan dengan CRF dengan ADL pada pasien kanker yang pernah dilakukan antara lain: 1. Mustian (2008) melakukan penelitian berjudul Cancer-related fatigue interferes with activities of daily living among 753 patients receiving chemotherapy: A URCC CCOP study di New York. Penelitian Mustian bertujuan

6 mengkaji dampak CRF dengan ADL pada permulaan pengobatan kanker. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan pertanyaan dari Multidimensional Assessment of Fatigue (MAF) Instrument yang diberikan pada 753 pasien yang menjalani kemoterapi.lebih dari sembilan puluh persen pasien mengeluhkan bahwa CRFmempunyai dampak yang sangat besar terhadap kehidupannya, terutama berdampak pada aktivitas berjalan yang merupakan salah satu komponen dari ADL. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti dua variabel yang sama yaitu CRF dan ADL. Perbedaannya terletak pada penggunaan instrumen penelitian, yaitu Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS-F) untuk mengukur CRF dan Modifikasi Indeks Barthel untuk mengukur kemampuan ADL, serta hanya menggunakan pasien kanker paliatif dengan berbagai pengobatan sebagai sampel penelitian. 2. Penelitian berjudul Patients perception of cancer-related fatigue: results of a survey to assess the impact on their everyday lifeoleh Diaz et al (2008) dilakukan di Spanyol. Penelitian Diaz et al pada 505 pasien kanker dengan rata-rata usia 58,8 tahun bertujuan untuk mengeksplorasi dampak fungsional dan psikologis CRF diantara gejala kanker yang lain menurut persepsi pasien. Metode yang digunakan berupa penelitian cross-sectional pada 10 pelayanan oncologist di Spanyol dengan mengukur dampak CRFterhadap aktivitas fungsional dan sosial serta kesejahteraan emosional.diaz et almenggunakan Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS-F) dengan ditambah tiga pertanyaan terkait ADL sebagai instrument penelitian. CRF dianggap mengganggu rutinitas sehari-hari yang

7 meliputi kemampuan self-care (58,26%), aktivitas hiburan (69,8%), dan hubungan (71,4%). Persamaan dengan penelitian ini adalah desain penelitian berupa crosssectional dan VAS-F untuk mengukur tingkat CRF. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada instrumen untuk mengukur kemampuan ADL dengan Modifikasi Barthel Indeks dan variabel tergantung berupa ADL. 3. Penelitian serupa telah dilakukan oleh Curtet al (2000) di United States dengan judul Impact of Cancer-Related Fatigue on the Lives of Patients: New Findings From the Fatigue Coalition. Penelitian Curt et al yang dilakukan pada 379 pasien kanker dengan rata-rata usia 62 tahun ini bertujuan untuk menentukan prevalensi dan durasi CRF pada populasi kanker dan untuk mengkaji dampak fisik, mental, sosial dan ekonomi terhadap kehidupan pasien maupun caregivernya. Curt et al menggunakan wawancara sebagai instrumen penelitian pada kedua variabel yaitu CRF dan dampaknya terhadap kualitas hidup termasuk rutinitas sehari-hari. Tujuh puluh enam persen pasien merasakan CRF selama beberapa hari setiap bulan selama menjalani kemoterapi, dan 30% merasakan CRF setiap menjalankan aktivitas dasar sehari-hari. Sembilan puluh satu persen pasien melaporkan bahwa CRF mengganggu kehidupan normalnya, dan 88% pasien mengatakan bahwa CRF berdampak pada rutinitas sehari-harinya. Persamaan dengan penelitian ini adalah meneliti dua variabel yang sama yaitu CRFdan ADL. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada instrumen penelitian yang menggunakan dua instrumen berupa Visual Analogue Scale for Fatigue (VAS-F) dan Modifikasi Barthel Indeks yang berturut-turut untuk mengukur CRF dan ADL.