BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB 4 ANALISA. 4.1 Analisa Lingkungan Analisa Tapak. Ket : : Alternatif Tapak. : Lokasi kampus BiNus

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan pembeli dapat merasakan kenyamanan dalam berbelanja.

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Secara umum, arahan yang diberikan dalam rangka perencanaan Apartemen Di

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

Bab IV. Konsep Perancangan

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA


AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Main Entrance. Pusat Perbelanjaan. Apartemen 1 Unit Kamar Tidur

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 77. Konsep pintu masuk dan keluar bangunan Side entrance Pejalan kaki Main entrance 5.1.2 Zoning Tapak Berdasarakan hasil analisa pada bab sebelumnya maka peletakkan zoning pada tapak adalah seperi pada gambar dibawah ini. Asrama putri diletakkan lebih kedalam karena mahasiswi yang menginap akan merasa lebih aman dan terlindung, 115

sedangkan asrama putra lebih kedepan karena sesuai dengan jiwa mahasiswa putra yang bebas. Sedangkan untuk pengelola diletakkan paling depan agar tamu dapat langsung bertemu dengan pengelola dahulu. Penunjang diletakkan ditengah agar dapat dicapai dari segala arah dan servis diletakkan di pojok kiri agar tidak terlalu terlihat. Untuk guest house diletakkan dekat dengan pintu masuk utama dan pengelola. S er A. Put ra Penun jang Penge lola Guest House A.Putri Gambar 78. Konsep zoning Tapak 5.1.3 Orientasi Bangunan Dari analisa yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya orientasi masa bangunan seperti dibawah ini, dengan pertimbangan mengurangi panas matahari masuk dan pada tampak yang menghadap matahari akan diberi shading. 116

Gambar 79. Konsep orientasi masa bangunan 5.1.4 Sirkulasi Dalam Tapak Jenis sirkulasi dalam tapak yang akan digunakan adalah sirkulasi linier karena sirkulasi ini mudah disesuaikan dengan tapak dan jelas, selain itu sirkulasi ini dapat bercabang, berbelok arah, melengkung dan sebagainya. Gambar 80. Sirkulasi linier Dari hasil analisa sebelumnya maka peletakkan pintu masuk dan keluar kendaraan, sirkulasi kendaraan, dan sirkulasi manusia adalah seperti gambar berikut ini. 117

Gambar 81. Sirkulasi kendaraan, manusia dan daerah hijau Ket : : Pintu masuk dan keluar kendaraan : Pintu masuk pejalan kaki : Sirkulasi kendaraan : Sirkulasi manusia : Ruang hijau 5.1.5 Orientasi Bangunan Terhadap Arah Angin Orientasi bangunan terhadap arah angina seperti yang telah dijelaskan pada analisa bab sebelumnya adalah seperti gambar dibawah ini. Hal ini dikarenakan 118

dengan bentuk bangunan memanjang maka angin lebih leluasa mengalir didalam bangunan sehingga dapat menciptakan cross ventilation. Gambar 82. Arah masa bangunan terhadap arah angin 5.1.6 Pengisi Ruang Luar Tapak Untuk pengisi ruang luar bangunan terdiri dari elemen keras dan elemen lunak. Berikut adalah elemen keras dan lunak yang akan digunakan pada tapak asrama. Elemen Keras Elemen keras yang akan digunakan adalah grass block dan beton cetak untuk sirkulasi kendaraan dan manusia. Grass block dipilih karena tidak membuat suhu udara naik dan dapat menyerap air. 119

Gambar 83. Grass block dan Con block Sedangkan untuk elemen estetikanya berupa patung yang dapat dibentuk simbol universitas maupun simbol lainnya, lampu taman untuk penerangan pada malam hari, kolam untuk menambah kesan alami pada taman, gazebo untuk tempat berkumpul dan belajar bersama dan selasar dengan tanaman rambat sehingga pejalan kaki dapat terlindung dari terik matahari dan hujan. Gambar 84. Selasar Elemen Lunak Elemen lunak yang akan digunakan adalah tanaman hias untuk memperindah tapak, rerumputan sebagai penghijauan pada tanah, dan pepohonan 120

yang memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat berteduh dan mengurangi polusi udara dan kebisingan. Jenis parkir mobil yang akan digunakan pada asrama ini adalah parkir dengan kemiringan 90º, karena pada lahan yang sempit parkir 90º ini lebih ringkas. Gambar 85. Parkir 90º 5.1.7 Konsep Parkir Mobil Berikut dibawah ini adalah perhitungan jumlah parkir yang akan disediakan pada tapak asrama mahasiswa. Parkir Mobil Asumsi parkir mobil pengelola Asumsi parkir mobil tamu guest house Asumsi parkir penghuni Total parkir mobil : 2 mobil : 3 mobil : 5 mobil : 10 mobil Luas parkir mobil : 10 x 12,5 m² = 125 m² Parkir Motor 10 % x 400 penghuni : 40 parkir motor Parkir Servis 121

Asumsi mobil box = 30 m² 5.2 Konsep Dasar Perancangan 5.2.1 Konsep Luasan Ruangan Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya maka luasan ruangan yang dihasilkan seperti dibawah ini. Asrama Sub total = 3637,2 m² Sirkulasi 20 % = 722,2 m² Total = 4340 m² Pengelola Sub total = 117,9 m² Sirkulasi 20 % = 24 m² Total = 141,9 m² Penunjang Sub total = 400,3 m² Sirkulasi 20 % = 80 m² Total = 480,3 m² Service Sub total = 78 m² Sirkulasi 20 % = 15,6 m² Total = 93,6 m² Guest House Sub total = 397,2 m² 122

Sirkulasi 20 % = 87,4 m² Total = 484,6 m² Luas total kebutuhan ruang adalah 5540,4 m² Luas total bangunan yang boleh dibangun 18.400 m² 5.2.2 Hubungan Skematik Hubungan Makro Gedung asrama Kegiatan Pengelola 123

Guest House Kegiatan Penunjang 5.2.3 Pola Tinggal Penghuni 124

Dari analisa pola tinggal penghuni pada bab sebelumnya didapat jumlah penghuni dalam satu kamar adalah dua orang (Double rooms), dengan ukuran satu kamar 15,6 m². Gambar 86. Contoh kamar double 5.3 Konsep P erancangan Bangunan 5.3.1 Bentuk masa bangunan Bentuk masa bangunan akan menggunakan bentuk kotak dengan masa memanjang, agar penataannya mudah dan mendapat banyak udara dan cahaya pada bagian yang memanjang. Gambar 87. Bangunan bentuk memanjang 5.3.2 Organisasi Ruang pada asrama ini akan menggunakan bentuk cluster karena bentuk cluster dengan salah satu fungsi bangunan di tengah dapat memudahkan setiap penghuni 125

untuk menuju ke setiap fungsi bangunan dengan fungsi bangunan paling penting diletakkan ditengah. Gambar 88. Organisasi terpusat 5.3.3 Tampak Bangunan Untuk tampak bangunannya akan didesain seperti gambar dibawah ini, asrama ini menggunakan balkon supaya mahasiswa yang menginap tidak merasa suntuk jika hanya berada didalam kamar yang kecil, mereka dapat beristirahat pada balkon. Bagian bergaris pada balkon digunakan untuk penempatan outdoor AC agar tidak terlihat dari luar. Gambar 89. Tampak timur asrama Gambar 90. Tampak barat asrama Gambar 91. Tampak selatan asrama Gambar 92. Tampak utara asrama 126

Gambar 93. Desain jendela asrama Shading yang digunakan adalah seperti gambar dibawah ini. Gambar 94. Shading 5.3.4 Interior (Furnitur) furnitur yang akan digunakan pada ruang asrama ini adalah furnitur tingkat. Karena furnitur ini lengkap sudah terdiri atas tempat tidur, lemari dan meja relajar dalam satu tempat sehingga tidak memakan banyak tempat, cocok untuk kamar asrama yang kecil karena praktis. 127

Gambar 95. Tempat tidur tingkat 5.3.5 Sistem Struktur Bangunan ini akan menggunakan struktur rangka, dikarenakan jika menggunakan shear wall kemungkinan membuat bukaan jendela lebih sedikit. Gambar 96. Penggunaan struktur rangka Untuk pondasi menggunakan bore pile karena karena selain lebih kuat tidak perlu mengangkut tiang-tiang pancang untuk sampai ke tujuan sehingga lebih hemat karena pemasangan langsung ditempat. 128

Gambar 97. Pondasi tiang bor Sedangkan untuk atap menggunakan atap pelana atau bisa juga atap perisai supaya tidak mudah bocor dan sesuai dengan iklim tropis yang selalu hujan. Gambar 98. Atap pelana dan struktur rangka baja 5.3.6 Sistem Sirkulasi Dalam Bangunan Karena asrama ini akan dirancang hanya sampai lantai 4, maka asrama ini menggunakan tangga dan tidak menggunakn lift untuk sirkulasi vertikalnya, karena selain perawatan dan listriknya mahal pemakaian lift tidak terlalu dibutuhkan pada bangunan 4 lantai. Selain itu bangunan ini juga akan menyediakan tangga untuk darurat kebakaran. 129

Untuk sirkulasi horisontalnya menggunakan lorong double loaded dengan void ditengah karena pertimbangan luasan tapak yang tidak terlalu besar dan kapasitas kamar yang banyak. Gambar 99. Double loaded 5.3.7 Sistem Utilitas Utilitas air bersih Air bersih berasal dari air PAM yang ditampung pada reservoir bawah dan kemudian disalurkan ke reservoir atas lalu menuju ke kamar mandi, toilet. Total kebutuhan air bersih sesuai dengan perhitungan pada bab sebelumnya adalah sekitar 253.500 liter. Utilitas air kotor Air kotor berupa air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, akan dibuang menuju ke WTP lalu didaur ulang dan digunakan kembali untuk air kloset. Sedangkan air hujan akan ditampung dan diolah kembali sebagai air kloset. Untuk kotoran akan dibuang menuju ke STP kemudian disalurkan ke riol kota. 5.3.8 Konsep Penghawaan Bangunan asrama ini tetap menggunakan penghawaan buatan atau AC, hal ini disebabkan lingkungan sekitar tapak yang ramai dan polusi sehingga jika hanya 130

menggunakan ventelasi alami maka penghuni tidak nyaman. AC yang akan digunakan tersebut adalah AC jenis Split karena lebih hemat energi dan dapat dimatikan sesuai keinginan penghuni kamar dengan setiap kamar menggunakan AC 1 PK seperti pada perhitungan sebelumnya. Gambar 100. AC split Namun, penggunaan AC akan dibatasi dengan mempertimbangkan hal berikut. Mengorientasikan arah bangunan ke utara dan selatan. Karena jika bangunan menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang maka sinar matahari akan banyak masuk ke dalam ruangan dan mengakibatkan kerja AC berat. Jika tidak bisa diarahkan keutara dan selatan bangunan dapat ditutupi dengan pepohonan agar tetap sejuk atau dapat juga dengan shading. Menata denah bangunan dengan cara mengelompokan ruangan yang panas dan lembab (dapur dan kamar mandi) dan menambahkan exhaust fan pada ruangruang tersebut supaya sirkulasi udara lancar. Pemakaian AC hanya pada ruang-ruang yang diprioritaskan seperti kamar tidur dan ruang kerja. 131

Memakai bahan bangunan bertransmitan rendah (isolator) untuk menahan panas matahari masuk ke ruangan. Menggunakan jendela dengan bukaan banyak yang dapat ditutup kembali seperti pada gambar dibawah ini, agar udara dapat mengalir dengan lancar. Gambar 101. bukaan jendela Gambar 102. Sirkulasi udara dalam bangunan 5.3.9 Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan alami Pada pencahayaan alami menggunakan cahaya matahari yang datang dari jendela di masing-masing kamar tidur, atau dapat juga menggunakan cermin pada setiap sisi luar yang nantinya dipantulkan dan pantulan tersebut dipantulkan kembali ke lorong asrama seperti pada gambar potongan berikut. 132

Gambar 103. Pencahayaan alami pada bangunan Sistem pencahayaan buatan Penghematan energi pada pemakaian cahaya buatan adalah penggunaan lampu fluorescent pada sebagian besar lampu yang akan digunakan, hal ini dikarenakan lampu fluorescent lebih hemat 75% energi dari lampu pijar biasa. 5.3.10 Penggunaan material Karena bangunan ini akan dirancang hemat energi maka bahan bangunan atau material yang digunakan adalah material mampu menyerap panas dengan baik sehingga tidak membuat panas ruangan. Dinding Untuk dinding bangunan menggunakan bahan yang memiliki transmitan rendah (bersifat isolator) dan menggunakan warna cat yang cerah sehingga suhu udara tidak panas dan tidak perlu menyalakan AC. Penggunaan batu bata cukup menyerap panas sehingga cukup menurunkan suhu didalam ruangan. 133

Pada dinding luar bangunan asrama dipasang batu alam agar panas dari luar dapat diresap dengan baik. Batu alam itu sendiri mempunyai sifat tahan terhadap cuaca dan kemampuan menyerap panas yang tinggi. Atap Untuk atapnya menggunakan genteng tanah liat karena kemampuan penyaluran panasnya rendah dan mampu menyerap panas dengan baik. Untuk rangka atapnya seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan rangka baja ringan karena dengan mengunakan baja ringan tidak perlu menebang pohon dan pemasangannya mudah. Plafon Pada langit-langit menggunakan kayu triplek selain lebih menyerap panas dibandingkan gypsum kayu triplek dapat dipakai kembali ketika sudah tidak terpakai dan membuat suhu ruangan tidak terlalu panas. Lantai Untuk lantai bangunan menggunakan keramik 30cm x 30cm karena keramik dapat membuat suhu udara rendah sehingga kamar tidak terlalu panas. 5.3.11 Sumber Listrik Sumber listrik yang dipakai adalah berasal dari PLN dan photovoltaic dengan perhitungan kebutuhan listrik total seperti pada bab sebelumnya. Photovoltaic digunakan 20% dari total kebutuhan listrik. Photovoltaic digunakan agar dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber listrik sehingga tidak perlu memakai energi biasa yang semakin lama akan habis. 134

5.3.12 Pembuangan Sampah Pembuangan sampah menggunakan shaft sampah yang melalui setiap lantai, sehingga penghuni membuang sampah langsung ke dalam shaft tanpa harus naik turun tangga untuk membuang sampah. Kemudain sampah dikumpulkan dilantai dasar dan kemudian diangkut oleh mobil Dinas Kebersihan DKI. 135