BAB 4 ANALISA. 4.1 Analisa Lingkungan Analisa Tapak. Ket : : Alternatif Tapak. : Lokasi kampus BiNus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISA. 4.1 Analisa Lingkungan Analisa Tapak. Ket : : Alternatif Tapak. : Lokasi kampus BiNus"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISA 4.1 Analisa Lingkungan Analisa Tapak Gambar 18. Alternatif Tapak Ket : : Alternatif Tapak : Lokasi kampus BiNus Kriteria lokasi tapak asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut. - Strategis supaya mudah dicapai dari berbagai arah. - Dekat dengan kampus Universitas Binus. - Terletak di daerah yang tenang. 37

2 - Mudah dicapai kendaraan kecil maupun sedang. - Dilalui kendaraan umum agar mempermudah pengunjung yang tidak memiliki kendaraan. Berikut dibawah ini adalah alternatif lokasi tapak yang dapat digunakan sebagai asrama mahasiswa. Alternatif A Gambar 19. Lokasi tapak A Sumber. Google Earth Gambar 20. Lokasi tapak A Sumber.Dinas Pemetaan Lokasi A sangat strategis yaitu terletak di jl. Kebon Jeruk Raya, berbatasan dengan pertigaan menuju Batusari. Kondisi sekitar tapak digunakan sebagai area komersil dan berbatasan dengan sekolah Tarsisius pada bagian selatannya. Tapak itu sendiri pada saat ini digunakan sebagai area komersil dan kios-kios kecil. Karakteristik tapak berkontur namun tidak curam. Tapak tersebut dapat dicapai oleh kendaraan kecil sampai besar karena dikelilingi oleh jalan besar. Alternatif B 38

3 Gambar 21. Lokasi tapak B Sumber. Google Earth Gambar 22. Lokasi tapak B Sumber.Dinas Pemetaan Berlokasi di jl. H.Senin. Tapak tersebut pada saat ini dipergunakan sebagai kos-kosan. Kondisi disekitar tapak tersebut berbatasan dengan kos-kosan, rumah penduduk dan kios-kios kecil. Karakteristik tapak tidak memiliki kontur dan berada didalam jalan sempit yang sulit dicapai kendaraan berukuran sedang. Alternatif C Gambar 23. Lokasi tapak C Sumber. Google Earth Gambar 24. Lokasi tapak C Sumber.Dinas Pemetaan 39

4 Tapak ini berlokasi di jl. Rawa Belong 2C. Tapak tersebut pada saat ini dipergunakan sebagai perumahan penduduk. Kondisi disekitar tapak ini berbatasan dengan rumah-rumah penduduk. Kondisi tapak ini berkontur namun tidak curam. Tapak hanya dapat dicapai oleh kendaraan berukuran kecil dan sedang. Berikut adalah tabel perbandingan jarak lokasi ke kampus Universitas Binus Alternatif A Alternatif B Alternatif C Kampus ± 200 m ± 300 m ± 300 m Anggrek Kampus ± 300 m ± 40 m ± 100 m Syahdan Kampus Kijang ± 800 m ± 600 m ± 800 m Tabel 1. Jarak lokasi tapak dengan kampus Binus Kelebihan & Kekurangan Lokasi Tapak Alternatif A Alternatif B Alternatif C Kelebihan - Dekat dengan - Lokasi tidak jalan raya dekat jalan sehingga akses raya sehingga mudah. lebih tenang. - Lebih dekat ke kampus Anggrek. - Lebih dekat ke kampus Syahdan. - Dilalui kendaraan umum dari berbagai arah. Kekurangan - Berisik karena - Akses sulit dekat dengan karena jalan jalan raya. tidak lebar. - Jarak jauh dari - Tidak dilalui kampus Kijang. kendaraan umum. Tabel 2. Kelebihan dan kekurangan alternatif tapak - Lokasi tidak dekat jalan raya sehingga lebih tenang. - Lebih dekat ke kampus Syahdan. - Akses sulit karena jalan lebih kedalam. - Tidak dilalui kendaraan umum. Dari berbagai kriteria lokasi dan alternatif tapak diatas maka dapat disimpulkan bahwa lokasi tapak alternatif 1 lebih cocok untuk sebuah asrama 40

5 mahasiswa, karena akses mudah dekat dengan jalan raya, dilalui kendaraan umum dari berbagai trayek sehingga penghuni dapat berpergian dengan mudah. Selain itu letak yang strategis dan dekat dengan kampus Anggrek. Gambar 25. Lokasi tapak Lokasi : Jl. Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk Jakarta Barat Peruntukan : Wisma dagang Luas Tapak : m² KDB : 50 % KLB : 2 Ketinggian Maksimum : 4 GSB : 10 m Batas Wilayah : Utara : Jalan Kebon Jeruk Raya Timur : Jl. Rawa Belong 41

6 Barat : Perumahan Penduduk Selatan : Perumahan Penduduk Luas lantai dasar yang boleh di bangun : 50% x m² = m² Luas lantai bangunan yang boleh di bangun : 2 x m² = m² Kondisi Sekitar Tapak Pertiga an arah Batu Sari Tanah kosong Sekolah TK Tarsisius Daerah komersil Gambar 25. Kondisi sekitar tapak Tapak ini berada disekitar lingkungan ramai dan kurang penghijauan yang pada umumnya digunakan sebagai area komersil, sekolah dan real estate. 42

7 Lingkungan ini merupakan daerah urban yang padat terdiri dari daerah komersil dan sekolahan. Berada di daerah kemacetan tinggi. Kesimpulan : Lingkungan yang akan didesain untuk asrama mahasiswa universitas Bina Nusantara adalah lingkungan yang memiliki banyak penghijauan pada tapak tersebut dengan memberi banyak taman dan pepohonan agar polusi udara dan kebisingan yang terjadi dapat dikurangi pada tapak Analisa Pencapaian Gambar 26. Pencapaian Tapak Berdasarkan sumber buku Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan oleh Ir.Jimmy S.Juwana, hal. 17 mengatakan bahwa kriteria pintu masuk dan keluar yang baik adalah minimum berada 20 meter dari tikungan 43

8 dan jika tidak memnuhi persyaratan tersebut maka letak pintu diletakkan di ujung sisi muka (frontage) terjauh dari tikungan. Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa pencapaian ketapak dapat melalui tiga alternatif yaitu Alternatif pertama yaitu gambar panah A dari arah BatuSari menuju ke arah Rawa belong atau ke arah Kebon Jeruk. Alternatif kedua yaitu gambar panah B dari arah Kebon Jeruk menuju ke Rawa Belong atau Batu Sari. Alternatif ketiga yaitu gambar panah C dari arah Rawa Belong menuju ke Kebon Jeruk atau Batu Sari. Dari ketiga alternatif pencapaian diatas dapat ditentukan akses masuk yang tepat dan cepat menuju tapak, dari ketiganya alternatif yang paling cepat menuju ke tapak adalah dari arah Rawa Belong menuju Kebon Jeruk atau Batu sari. Peletakkan pintu masuk dan keluar tapak. Pintu masuk dan keluar kendaraan akan dibuat jauh dari pertigaan seperti pada gambar dibawah ini untuk menghindari kemacetan di pertigaan akibat keluar masuk kendaraan dari tapak dan juga sesuai syarat yaitu minimal 20 m dari tikungan agar tidak terjadi kemacetan. Pintu masuk keluar utama akan diletakkan di Jl. Rawa Belong untuk side entrance dan dari Jl. Kebon Jeruk. 44

9 Gambar 27. Analisa pintu masuk dan keluar tapak Side entrance Pejalan kaki Main entrance Analisa Orientasi Bangunan Faktor2 yang mempengaruhi letak dan orientasi bangunan adalah : - Orientasi matahari - Arah angin - Topografi - Kelandaian - Bunyi - Karakteristik tapak (Sumber. Catatan mata kuliah perancangan tapak oleh Theo Salim M.Arch) Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif orientasi masa bangunan yang akan digunakan. 45

10 Alternatif I Gambar 28. Analisa arah matahari pada bangunan menghadap utara dan selatan Bangunan yang menghadap utara dan selatan pada bagian yang panjang dan pada bagian yang pendek dihadapkan ke timur dan barat dapat mengurangi suhu uadara panas akibat sinar matahari langsung, Dengan desain memanjang menghadap utara dan selatan ini pemakaian Air Conditioner atau kipas angin dalam ruangan dapat dikurangi sehingga penghematan energi dapat dilaksanakan. Jika tidak bisa diarahkan keutara dan selatan maka bangunan dapat ditutupi dengan pepohonan agar tetap sejuk atau dengan shading. Sedangkan untuk faktor kebisingannya, orientasi masa diatas dapat mengurangi kebisingan yang berasal dari jalan raya karena bagian yang terpendek dihadapkan pada sumber bunyi. Dengan kondisi kontur tapak seperti pada gambar 22, masa bangunan seperti ini dapat memerlukan biaya perataan tanah lebih karena dapat memotong dua garis kontur, namun dapat diatasi dengan pengaturan masa yang baik atau dengan split level. 46

11 Gambar 29. Alternatif 1 terhadap kontur Sumber. Dinas Pemetaan Jakarta Alternatif II Gambar 30. Analisa arah matahari pada bangunan menghadap timur dan barat Bangunan yang menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang akan lebih panas ruang dalamnya dari pada bangunan yang menghadap utara dan selatan seperti dibahas sebelumnya. Hal ini disebabkan banyak sinar matahari yang masuk sehingga ruangan lebih panas dan pemakaian Air Conditioner dan kipas angin harus 47

12 lebih maksimal. Dengan kontur sepeti pada gambar dibawah, masa bangunan seperti ini dapat membatasi biaya perataan tanah, karena sedikit memotong garis kontur yang terdapat dalam tapak. Gambar 31. Alternatif 2 terhadap kontur Kesimpulannya, pada asrama ini akan menggunakan alternatif I yaitu bangunan dengan bentuk masa bagian panjang ke arah utara dan selatan. Alternatif I dipilih untuk mencegah banyak cahaya matahari masuk yang menyebabkan panas dalam ruangan dan mengurangi kebisingan yang berasal dari jalan raya Analisa Kebisingan Gambar 32. Analisa kebisingan 48

13 Pada tapak ini daerah yang kebisingannya paling tinggi adalah pada daerah berwarna kuning yaitu dari Jl. Kebon Jeruk Raya dan Jl. Rawa Belong. Kendaraan yang berlalu lalang banyak sekali dan bertemu dipertigaan lampu merah tersebut. Selain kendaraan pribadi dan motor, banyak juga mikrolet dan metro mini yang berhenti menunggu penumpang di sekitar pertigaan lampu merah, sehingga menambah kebisingan disekitar tapak. Untuk mengantisipasi kebisingan tersebut dapat dengan memberikan buffer yaitu berupa pepohonan pada sisi tapak yang menghadap ke kedua jalan raya tersebut. Selain memberikan buffer hal yang perlu dipertimbangkan adalah peletakkan zoning tapaknya, pada daerah hunian atau private lebih kedalam tapak dan jauh dari jalan raya sedangkan daerah public dapat diletakkan didepannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 33. Pengurangan bising pada tapak 49

14 Gambar 34. Penggunaan pohon sebagai buffer Selain penggunaan tanaman penentuan orientasi masa bangunan juga berpengaruh terhadap pengurangan kebisingan yaitu dengan mengarahkan bagian pendek bangunan kearah sumber bising seperti pada gambar 21 dan seperti yang telah dijelaskan pada analisa orientasi bangunan sebelumnya, atau dapat juga menggunakan dinding penahan bunyi didekat sumber bising Analisa Sirkulasi Dalam Tapak Sirkulasi dalam pada asrama ini dibedakan menjadi dua yaitu sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia. 1) Linier Sirkulasi linier dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet ruangruang. Selain itu jalan dapat berbentuk lengkung, bercabang, berbelok arah dan sebagainya. 2) Radial Sirkulasi radial memiliki jalan-jalan yang lurus yang berkembang dari sebuah titik atau menuju ke sebuah titik pusat. 50

15 3) Spiral Sirkulasi spiral adalah sirkulasi dai sebuah titik pusat dan mengelilingi titik pusat tersebut dengan jarak yang berbeda. 4) Grid Sirkulasi grid adalah dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan dan membentuk kotak-kotak atau kawasan ruang segi empat. 5) Jaringan Sirkulasi jaringan terdiri atas jalan-jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam tapak. Tabel 3. Sirkulasi dalam tapak Sumber. Ching F. Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan 51

16 Dari berbagai sirkulasi tapak diatas dapat disimpulkan bahwa sirkulasi yang akan digunakan untuk kendaraan adalah sirkulasi linier, karena sirkulasi ini mudah disesuaikan dengan tapak dan jelas, selain itu sirkulasi ini dapat bercabang, berbelok arah, melengkung dan sebagainya. Sedangkan untuk sirkulasi manusia akan menggunakan sirkulasi linier karena akan mudah disesuaikan dengan arah sirkulasi dan masa bangunan yang ada sehingga lebih jelas dan terarah bagi pejalan kaki Analisa Zoning Analisa zoning digunakan untuk menentukan zoning peletakan daerah private, publik, semi publik, semi private dan juga membantu dalam menentukan letak bangunan asrama, pengelola, fasilitas penunjang, tempat parkir, service, dan lain-lain. Tapak tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa wilayah zoning yaitu : a. Publik Publik adalah daerah yang diakses langsung oleh umum. Publik terdiri dari daerah yang berhubungan langsung dengan tamu maupun pengunjung seperti kantor pengelola, ruang tamu, guest house dan diletakkan lebih kedepan dan dekat pintu masuk utama. b. Semi publik Semi publik merupakan area yang dapat diakses pengunjung dengan persyaratan tertentu dan penghuni. Area semi publik terdiri dari fasilitas penunjang yang 52

17 dibutuhkan oleh penghuni dan pengunjung maka semi publik diletakkan di tengah tapak sehingga mudah dijangkau oleh penghuni maupun pengunjung. c. Private Privat adalah daerah yang lebih terjamin privasinya. Privat hanya bisa diakses oleh penghuni, servis dan pengunjung yang memiliki izin tertentu. Privat diletakkan lebih kedalam. d. Service Servis adalah daerah yang berfungsi untuk melayani daerah lainnya. Servis hanya dapat diakses oleh petugas servis. Servis diletakkan jauh dari daerah zoning lainnya agar tidak mengganggu kegiatan di daerah zoning lainnya. Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif zoning yang dapat digunakan pada tapak tersebut. Alternatif Zoning I S er A.Putri Guest House A. Put ra Penun jang Penge lola Gambar 35. Alternatif zoning I 53

18 Pada alternatif zoning diatas asrama putri dan putra diletakkan jauh dari keramaian jalan raya dengan pertimbangan supaya penghuni tidak merasa bising dengan keadaan sekitar. Daerah penunjang yang berwarna hijau diletakkan ditengah agar mudah dicapai dari asrama maupun guest house dan pengelola. Guest house dan pengelola diletakkan lebih kedepan dekat dengan jalan raya karena tidak terlalu membutuhkan ketenangan, guest house diletakkan dekat dengan pintu masuk, sedangkan pengelola berada didepan, dekat dengan pintu masuk utama. Untuk daerah servis diletakkan lebih kedalam jauh dari jalan raya, supaya tidak terlihat. Alternatif Zoning II S er A. Put ra Penun jang Penge lola Guest House A.Putri Gambar 36. Alternatif zoning II Pada alternatif zoning II asrama putra diletakkan lebih kedepan daripada asrama putri, hal ini dikarenakan penghuni putri akan lebih membutuhkan 54

19 ketenangan dan keamanan daripada penghuni putra, dan penghuni putra lebih berjiwa bebas. Untuk peletakkan daerah penunjang dan pengelola akan diletakkan seperti gambar diatas, pengelola diletakkan dekat dengan pintu masuk utama agar para tamu mudah untuk melapor ke pengelola. Dari alternatif zoning diatas maka dapat disimpulkan alternatif zoning yang baik dalam perancangan tapak asrama ini adalah alternatif kedua. Zoning ini dipilih karena pertimbangan asrama putri lebih baik terlindung dan asrama putra lebih kedepan, hal ini dikarenakan penghuni putri lebih memerlukan keamanan dan penghuni putra lebih berjiwa bebas. Pengelola diletakkan depan tapak dekat dengan pintu masuk utama agar lebih terlihat dan tamu bila ingin berkunjung menuju ke pengelola terlebih dahulu. S er A. Put ra A.Putri Penun jang Penge lola Guest House Gambar 37. Zoning tapak 55

20 4.1.8 Analisa Angin Angin di Indonesia terdiri dari angin musim barat dan angin musim timur. Angin musim barat bertiup dari barat daya ke timur laut, sedangkan angin musim timur bertiup dari timur laut ke barat daya dengan kecepatan angin di Indonesia pada umumnya 5,9 meter per detik menurut sumber Bila angin terlalu kencang maka dapat diatasi dengan penggunaan pepohonan pada bagian tapak yang langsung dilalui angin karena pepohonan dapat membelokan dan membatasi angin kencang yang masuk ke daerah tapak. Berikut dibawah ini adalah berbagai alternatif massa bangunan untuk arah angin. Gambar 38. Alternatif masa bangunan terhadap arah angin 1 Pada alternatif pertama diatas, setiap bangunan dilalui angin sehingga bangunan dapat menerapkan penghawaan alami. 56

21 Gambar 39. Alternatif masa bangunan terhadap arah angin 2 Pada alternatif kedua angin yang melalui bangunan lebih banyak ditangkap sehingga dapat lebih banyak memanfaatkan sirkulasi alami. Dengan demikian, bangunan yang menghadap ke barat dan timur seperti pada alternatif 2 lebih efektif dalam memanfaatkan sirkulasi udara alami Analisa pengisi ruang luar Elemen pengisi ruang luar terdiri atas elemen keras maupun elemen lunak. 1) Elemen Keras Elemen keras pengisi tata ruang luar bangunan terdiri dari - Aspal Aspal digunakan untuk sirkulasi kendaraan maupun manusia, aspal bersifat menaikan suhu disekitarnya dan menutup seluruh permukaan sehingga tidak dapat meresap air hujan. - Beton cetak 57

22 Beton cetak biasanya digunakan untuk sirkulasi manusia maupun kendaraan, beton cetak dapat meresap air hujan dengan memberikan celah kecil pada pemasngannya dan tidak membuat suhu udara naik. - Grass block Grass block seperti beton cetak, dapat meresap air hujan lebih banyak dan tidak membuat suhu udara naik. - Kayu Kayu digunakan untuk sirkulasi manusia, kayu dapat membuat suasana tapak lebih alami. - Batu alam Batu alam biasa digunakan sebagai jalan setapak untuk manusia. Batu alam dapat membuat suasana lebih alami dan menambah estetika pada ruang luar tapak. Selain elemen untuk sirkulasi dan pedestrian, elemen keras lainnya yang berfungsi memperindah taman pada tapak berdasarkan sumber adalah seperti berikut. - Patung Patung merupakan salah satu elemen estetik. Patung merupakan benda seni yang dapat mempercantik taman dan biasanya menyimbolkan sesuatu. 58

23 Gambar 40. Patung taman - Lampu taman Lampu taman selain berfungsi sebagai penerangan pada malam hari dan dapat juga memperindah taman pada malam hari, namun memerlukan energi listrik yang tidak sedikit untuk penerangan lampu pada taman. Gambar 41. Lampu taman - Kolam Kolam dapat membuat kesan taman lebih alami, biasanya kolam dilengkapi dengan air mancur atau dengan air terjun. 59

24 Gambar 42. Kolam - Gazebo Gambar 43. Gazebo Gazebo dapat digunakan sebagai tempat bersantai dan belajar bersama sambil menikmati taman dan juga sebagai tempat berteduh dari panas matahari. - Ayunan Gambar 44. Ayunan 60

25 Ayunan dapat digunakan sebagai area bersantai dan mengobrol sambil menikmati keindahan taman. - Selasar Gambar 45. Selasar Selasar adalah jalur yang digunakan untuk pejalan kaki. Selasar yang ditanami tanaman rambat seperti pada gambar diatas dapat melindungi pejalan kaki dari terik matahari maupun hujan. 2) Elemen Lunak Elemen lunak terdiri dari tanaman dan binatang. Berikut ini adalah berbagai macam elemen lunak yang dapat memperindah ruang luar tapak. - Tanaman hias Tanaman hias terdiri dari tanaman hias bunga dan daun. Tanaman hias dapat membuat ruang luar tapak lebih indah dan cantik, namun tanaman hias memerlukan perawatan yang lebih karena membutuhkan intesitas cahaya matahari yang cukup banyak. 61

26 Gambar 46. Bunga - Rumput Rumput digunakan sebagai penutup tanah sehingga tanah menjadi hijau alami dan tidak kering. Kesimpulannya, dari berbagai elemen diatas tapak ini akan menggunakan beberapa elemen yang telah disebutkan diantaranya. 1) Elemen Keras Elemen keras yang akan digunakan adalah grass block dan beton cetak untuk sirkulasi kendaraan dan manusia. Grass block dipilih karena tidak membuat suhu udara naik dan dapat menyerap air. Gambar 47. Grass block dan Conblock 62

27 Sedangkan untuk elemen estetikanya berupa patung yang dapat dibentuk simbol universitas maupun simbol lainnya, lampu taman untuk penerangan pada malam hari, kolam untuk menambah kesan alami pada taman, gazebo untuk tempat berkumpul dan belajar bersama dan selasar dengan tanaman rambat sehingga pejalan kaki dapat terlindung dari terik matahari dan hujan. Gambar 48. Selasar 2) Elemen Lunak Elemen lunak yang akan digunakan adalah tanaman hias untuk memperindah tapak, rerumputan sebagai penghijauan pada tanah, dan pepohonan yang memiliki banyak fungsi yaitu sebagai tempat berteduh dan mengurangi polusi udara dan kebisingan. Gambar 49. Pohon 63

28 1) Parkir Berdasarkan buku Ernest Neufert jilid 2 p.105 terdapat berbagai macam jenis parkir mobil. Parkir paralel pada jalur kendaraan. Parkir dengan sudut 30º keluar masuk mobil lebih mudah, namun hanya satu arah. Parkir dengan sudut 45º hanya bisa dilalui mobil satu arah. Parkir dengan sudut 60º lebih sulit dari parkir 45º namun lebih banyak dapat menampung mobil. Parkir jenis ini hanya bisa dilalui mobil satu arah. 64

29 Parkir dengan sudut 90º keluar masuk kendaraan lebih sulit, lebar jalan lebih besar supaya mobil dapat keluar masuk dengan mudah, selain itu jumlah mobil yang ditampung dapat lebih banyak. Parkir jenis ini dapat dilalui oleh kendaraan dari dua arah. Lebar tempat parkir 2,5 m dengan lebar jalan 5,5 m. Tabel 4. Macam-macam jenis parkir mobil Sumber. Neufret, E (2002) Data Arsitek jilid 2 p.105 Jenis parkir mobil yang akan digunakan pada asrama ini adalah parkir dengan kemiringan 90º, karena pada lahan yang sempit parkir 90º ini lebih ringkas. Berikut dibawah ini adalah kebutuhan parkir mobil berdasarkan buku Sistem Bangunan Tinggi oleh Ir. Jimmy S. Juwana, MSAE, 2005 p.19. Sumber. Juwana, J.S (2005) Panduan Sistem Banunan Tinggi p.19 Penghuni dari asrama ini sebagian besar tidak menggunakan mobil untuk berpergian karena penghuninya yang semua berasal dari luar kota. Untuk itu kebutuhan parkir hanya diperuntukan bagi tamu guest house, tamu yang 65

30 berkunjung, pengelola dan sebagian kecil penghuni. Maka perhitungan parkir akan menggunakan hotel seperti pada tabel diatas, khususnya bintang 2-3. Perhitungan parkir tersebut adalah sebagai berikut. Parkir Mobil Asumsi parkir mobil pengelola Asumsi parkir mobil tamu guest house Asumsi parkir penghuni Total parkir mobil : 2 mobil : 3 mobil : 5 mobil : 10 mobil Luas parkir mobil : 10 x 12.5 m² = 125 m² Parkir Motor Asumsi parkir motor 10% dari penghuni 10 % x 400 penghuni : 40 parkir motor Parkir Servis Asumsi mobil box = 30 m² 4.2 Analisa Aspek Manusia Analisa Pelaku Kegiatan Asrama Manusia Pelaku kegiatan dalam asrama mahasiswa ini terdiri dari : Mahasiswa Mahasiswa adalah pelaku utama dalam asrama mahasiswa ini khususnya mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang berasal dari luar Jakarta dan berkuliah selama tahun pertama. Pengguna asrama ini dikhususkan bagi 66

31 mahasiswa Universitas Bina Nusantara satu tahun pertama yang berasal dari luar kota Jakarta. Pengunjung Pengunjung ini terdiri dari tamu yang mengunjungi mahasiswa maupun tamu dari luar. Pengelola Pengelola merupakan pelaku kegiatan pengelolaan asrama mahasiswa baik dari administrasi, keamanan sampai pengelolaan bangunan dan fasilitas yang dimiliki asrama ini. Penunjang Penunjang adalah pelaku yang menunjang kegiatan didalam asrama seperti penjual makanan, penjaga kios atau toko yang diperlukan mahasiswa dan pihak lainnya yang berada didalam lingkungan asrama. Servis Servis adalah pihak yang bertugas dalam melayani penggunan gedung dan merawat gedung asrama baik dari kebersihan, perawatan dan perbaikan peralatan mekanikal elektrikal dan sebagainya Analisa Daya Tampung Asrama Analisa ini digunakan untuk mempertimbangkan jumlah kamar yang akan digunakan sesuai jumlah mahasiswa yang ada dari tahun ke tahun. Sehingga daya tampung asrama cukup memuat mahasiswa yang ingin menginap di asrama tersebut. 67

32 Jumlah daya tampung asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara akan dibandingkan dengan daya tampung asrama yang telah ada di universitas lain yaitu Universitas Indonesia Depok dimana jumlah penghuni asrama UI adalah 1248 orang dan Universitas Pelita Harapan adalah 160 orang sesuai survey lapangan yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Perbandingan pria dan wanita dapat dilihat dari data jumlah mahasiswa aktif Bina Nusantara tahun 2007 yang didapat dari seperti pada tabel dibawah ini. Tahun Pria Wanita Tabel 5. Jumlah mahasiswa aktif Binus Sumber.ATL BiNus Dari data diatas, maka perbandingan jumlah mahasiswa aktif pria dan wanita tahun 2007 adalah 65% banding 35%, maka perhitungan daya tampung mahasiswa adalah sebagai berikut. Angkatan Jumlah mahasiswa luar daerah Kenaikan Kenaikan rata-rata % % 14,5% Asumsi 3 tahun mendatang dengan kenaikan 14,5% setiap tahun Jumlah mahasiswa luar daerah BINUS (100%+(14,5% x 3)) x

33 Jumlah mahasiswa Jumlah penghuni Perbandingan luar daerah asrama UI % UPH % 12,5% BINUS ,5% Persentase pria dan wanita mahasiswa luar daerah (2007) Perkiraan penghuni asrama 65% : 35% 284:154 Tabel 6. Perhitungan perkiraan jumlah penghuni Analisa Jenis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Ruang Sifat Ruang Tidur, Kamar Private istirahat, belajar Mandi Memasak Kamar mandi, toilet Pantry Dipakai bersama Service Pengguna Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Persyaratan Ruang Tidak Bising, Ventelasi baik. Ventelasi udara baik, memiliki kloset dan bak air Cuci Ruang cuci baju Service Mahasiswa Edukatif Belajar Ruang belajar bersama Semi Publik Mahasiswa Memiliki meja belajar dan kursi, penerangan baik 69

34 Sosial Pengelola Mengobrol Bertamu Menerima tamu Mengatur administrasi dan perawatan asrama Buang air Memasak Ruang tamu Lobby & hall Ruang Kantor pengelola, Ruang kepala asrama Toilet Pantry Publik Mahasiswa & tamu Publik Pengelola & pengunjung Private Service Service Kepala asrama, staf pengelola Pengelola pengunjung & Staff pengelola Ventelasi baik, pencahayaan baik, memiliki meja kursi kantor dan loket. Ventelasi baik, memiliki kloset dan bak air. Penunjang Makan & minum Cuci baju Menjual keperluan sehari-hari Kantin Laundry Mini market, kios Publik Service Publik Mahasiswa, pengunjung, pengelola Mahasiswa, Penunjang. Mahasiswa, pengunjung, pengelola,tamu. Memiliki tempat untuk makan dan minum Fotokopi Bermain & berolah raga Rental internet Berkumpul utk suatu kegiatan. Jasa fotokopi Ruang hobi Warung internet Ruang serba guna Publik Publik Publik Publik Mahasiswa, pengunjung, pengelola. Mahasiswa, pengunjung, pengelola. Mahasiswa, pengunjung, pengelola. Mahasiswa, pengunjung 70

35 Sholat (beribadah) Musholla Semipublik Mahasiswa, pengelola, tamu. Ventelasi & penerangan baik Service Keamanan Tempat mesin genset Tempat panel listrik Tempat pompa air Pos satpam Ruang genset Ruang panel listrik Ruang pompa Service Service Service Service Satpam Pengelola Pengelola Pengelola Ventelasi udara baik, diberi peredam suara. Ventelasi udara baik. Pengunjung, tamu Menginap Bertamu Kamar Guest house Ruang duduk Guest house Private Publik Tamu pengunjung Tamu pengunjung Tabel 7. Jenis kegiatan dan kebutuhan ruang & & Analisa Hubungan Makro dan Mikro Pelaku yang terdiri dari penghuni, pengunjung dan pengelola memasuki plasa terlebih dahulu, dari plasa kemudian dapat mengakses ke parkir atau langsung ke kantor pengelola. Selain ke kantor pengelola dari plasa juga dapat langsung menuju ke guest house, asrama dan penunjnag. Hubungan makro dan mikro dapat dilihat dari diagram dibawah ini Hubungan makro 71

36 Gedung Asrama Pelaku yang terdiri dari penghuni memasuki lobby terlebih dahulu, lalu dari lobby dapat menuju ke kamar asrama masing-masing, ruang komunal, dapur umum, kamar mandi. Bangunan Penunjang 72

37 Pelaku yang terdiri dari penghuni, pengunjung dan pengelola memasuki lobby, kemudian dari lobby dapat mengakses ke mini market, kantin, mushola, kios-kios dan gedung serba guna. Entrance Kantin Ruang hobi Kios, mini market Laund ry Gedung Pengelola Pelaku yang terdiri dari kepala asrama dan staf pengelola memasuki lobby dahulu untuk entrancenya. Kemudian dari lobby dapat menuju ke ruang kantor kepala asrama, staf, toilet, dan pantry. 73

38 Gedung Guest House Pelaku yang terdiri dari tamu memasuki lobby terlebih dahulu, kemudian dari entrance dapat menuju ke kamar dan ruang tamu. Kamar guest house Entr ance R. Tamu Analisa Pola Tinggal Penghuni Dalam pengelompokan jumlah penghuni asrama terbagi menjadi 6 tipe ruangan berdasarkan buku Time Saver Standards for Building Types edisi kedua oleh Joseph De Chiara dan John Hancock Callender penerbit McGraw Hill USA, pengelompokan tipe kamar adalah sebagai berikut. 1) Single rooms Single room atau kamar yang dihuni satu penghuni memiliki privasi yang lebih ketika tidur maupun keluar masuk kamar secara bebas. Single room penghuninya dapat belajar lebih efektif tanpa terganggu penghuni lainnya, selain itu si penghuni dapat mendengarkan atau memainkan musik tanpa harus mengganggu orang lain. 74

39 Gambar 50. Contoh kamar single 2) Split double rooms Split double room terdiri dari dua ruangan yang terhubung dengan sebuah bukaan. Keuntungannya adalah dapat memungkinkan untuk salah satu penghuninya tidur ketika penghuni lainnya sedang mengobrol dengan teman, selain itu dapat juga mengobrol diantara dua ruangan tersebut seperti single room dengan komunikasi langsung diantaranya. Jika dua penghuni harus berbagi tempat maka split double merupakan pilihan yang tepat karena selain privasi terjamin penghuni juga dapat bersosialisai. 3) Double rooms Double room adalah ruang kamar standard yang biasa dipakai dalam asrama. Kamar ini privasinya kurang dan karena ketidak cukupan ruang belajar dan ruang penyimpan, menjadi memaksa. Tipe kamar ini memungkinkan beberapa alternatif furnitur layout. Keuntungan tipe kamar ini penghuni dapat bersosialisasi dengan teman sekamarnya, namun kerugiannya adalah seperti telah disebutkan diatas bahwa penghuni merasa kurang privasi dan kurang bebas. 75

40 Gambar 51. Contoh kamar double 4) Triple rooms Bentuk ini telah dikenal oleh beberapa murid di sedikit kampus. Bentuk ini lebih menghasilkan masalah antar penghuni karena privasi yang kurang, namun selain itu kelebihan tipe ini adalah suasana dalam ruangan lebih ramai, kebersamaan lebih terasa. Gambar 52. Contoh kamar triple 5) Four student rooms Pada four student rooms atau satu kamar terdiri dari empat orang memiliki masalah yang sama seperti double room dan triple room dalam privasi. Keuntungan tipe kamar ini adalah ruangan biasanya cukup luas untuk menaruh lemari, partisi berbahan ringan dan elemen lainnya, selain itu penghuni dapat memiliki banyak teman dan dapat bersoialisasi, namun kerugian dari tipe kamar ini adalah mudah terjadi konflik antar penghuni. 76

41 6) Suites Tipe suite adalah kamar yang terdiri dari empat atau lebih penghuni yang berbagi dalam satu atau dua ruangan, dengan atau tanpa kamar mandi, dan sebuah ruang komunal ekstra. Kelompok penghuni tersebut bekerja dan tinggal bersama dalam ruangan tersebut yang mencakup tiga kegiatan yaitu tidur, belajar, dan aktivitas sosial. Berdasarkan pengelompokan tipe kamar asrama diatas maka dapat disimpulkan bahwa asrama ini akan memakai tipe double rooms, karena untuk mengefektifkan luas lahan yang tidak terlalu luas dan mahasiswa dapat bersosialisasi tetapi tidak terlalu ramai, dan juga dari hasil survey terhadap 101 mahasiswa yang 56,4% mahasiswanya menginginkan kamar double. Dibawah ini adalah berbagai ukuran kamar tidur double dengan menggunakan tempat tidur tingkat. Ruang double dengan bed tingkat (Minimum), ukuran ruang 15,6 m² 77

42 Ruang double dengan bed tingkat (Optimum) 17,8 m² Ruang double dengan bed tingkat (Generous) 20 m² Tabel 8. Macam macam ukuran kamar asrama Sumber. Time Saver Standard for Building Types Dari ketiga jenis ukuran kamar asrama diatas, ukuran yang akan digunakan adalah ukuran minimum yaitu 15,6 m² karena pertimbangan lahan yang tidak terlalu luas, dan memanfaatkan ruangan yang ada dan tipe asrama yang diinginkan tidak terlalu mewah, namun ukuran tersebut akan dikecilkan lagi dengan pertimbangan perletakan furniture kamar. Analisa Program Ruang Asrama Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang Luas 78

43 Lobby 1 m²/ org Asumsi m² Kamar 2 orang 11,22 m² Time m² Saver & asumsi Kamar mandi 1,4 m²/ org Data m² arsitek 1 Toilet 1,3 m²/ org Data m² arsitek 1 Tempat cuci 1,3 m²/ org Data m² Arsitek 1 Ruang Komunal 2 m²/ org Asumsi m² Pantry 1,8 m²/ org Asumsi ,2 m² Sub total = 3637,2 m² Sirkulasi 20 % = 722,2 m² Total = 4340 m² Pengelola Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang Luas Lobby 1 m²/ org Asumsi m² Ruang tamu 1,5 m²/ org Asumsi m² Loket 2 m²/ org Asumsi m² Toilet 1,3 m²/ org Data arsitek ,3 m² Ruang kepala 9 m²/ org Asumsi m² asrama Ruang staf 4 m²/ org Asumsi m² Pantry 1,8 m²/ org Asumsi 2 1 3,6 m² Ruang konseling 2 m²/ org Asumsi m² Sub total = 117,9 m² Sirkulasi 20 % = 24 m² 79

44 Total = 141,9 m² Penunjang Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah ruang Luas Kantin 16 m²/ 8 org Time m² saver Warnet 9 m² Asumsi 1 12 m² Mushola 1,2 m²/ org Data m² arsitek Laundry 12 m² Asumsi 1 12 m² Kios makanan 4 m²/ org Asumsi m² Mini market 25 m² Asumsi 1 25 m² Toilet 1,3 m²/ org Data m² arsitek 1 Ruang serbaguna 150 m² Asumsi m² Sub total = 400,3 m² Sirkulasi 20 % = 80 m² Total = 480,3 m² Service Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah Luas ruang Genset 20 m² Asumsi 1 20 m² Ruang panel 20 m² Asumsi 1 20 m² listrik Ruang pompa 20 m² Asumsi 1 20 m² Ruang satpam 9 m² Asumsi 2 18 m² Sub total = 78 m² Sirkulasi 20 % = 15,6 m² 80

45 Guest House Total = 93,6 m² Jenis Ruang Standard Sumber Kapasitas Jumlah Luas ruang Ruang tamu & lobby 40 m² Asumsi 1 40 m² Unit hunian Kapasitas 2 org 18,36 m² Time Saver ,6 m² Sub total = 397,2 m² Sirkulasi 20 % = 87,4 m² Total = 484,6 m² Luas total kebutuhan ruang adalah 5540,4 m² Luas total bangunan yang boleh dibangun adalah m² 4.2 Analisa Aspek Bangunan Analisa Bentuk Bangunan Bentuk dasar bangunan dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti matahari, kebisingan, dan penataan ruang dalamnya. Berikut dibawah ini adalah tabel bagaimana suatu bentuk berpengaruh terhadap matahari. 81

46 Sumber. q=getit&lid=1072. Dilihat dari tabel tersebut maka bentuk segi empat memiliki radiasi matahari paling sedikit, maka bentuk segi empat sangat baik untuk pencahayaan alami maupun pengkondisian udara buatan. Berdasarkan buku Data Arsitek oleh Ernest Neufret jilid 1 p.242 terdapat berbagai macam bentuk masa bangunan hunian vertikal dalam bentuk gedung. Macam Bentuk Masa Hunian Vertikal Bangunan bentuk blok Bentuk bangunan datar, merupakan satu kesatuan yang dapat membuat kepadatan tinggi, ruang yang berada diluar dan didalam memiliki fungsi yang berbeda. Contoh bangunan asrama dengan pola masa seperti ini adalah IPB dan asrama mahasiswa UI Depok pada bangunan asrama putra. Bangunan bentuk barisan Bangunan terbuka, bentuk bangunan datar, ruang luar dan dalam tidak terlalu berbeda fungsinya. 82

47 Bentuk bangunan irisan Bentuk bangunan ini hampir sama antara perluasan panjang dan tinggi, ruang luar dan dalam tidak memiliki perbedaan Bentuk bangunan besar/luas Merupakan perluasan dan penyambungan dari bentuk irisan ke bentuk besar. Bentuk bangunan datar dengan ukuran besar. Perbedaan ruang luar dan dalam tidak begitu terlihat. Bentuk bangunan balok tinggi Bentuk bangunan ini pembentukan ruang luar tidak ada. Bentuk ini sebagai bentuk dominan yang digunakan apartemen pada kota-kota besar dan sering menggunakan struktur bangunan datar. Tabel 9. Macam-macam bentuk massa hunian vertikal Sumber. Neufret, E (1996). Data Arsitek jilid 1 p.242 Pada asrama mahasiswa ini alternatif yang bisa digunakan adalah bentuk masa balok atau bentuk barisan, karena keduanya cocok digunakan dalam asrama 83

48 mahasiswa karena lantai tidak terlalu tinggi dan masa bangunan tidak terlalu besar. Sedangkan pada bangunan asrama yang akan dirancang menggunakan bentuk bangunan barisan karena mempertimbangkan arah utara dan selatan dan agar setiap sisi mendapatkan view yang berbeda Analisa Organisasi Ruang Macam-macam organisasi berdasarkan buku Bentuk, Ruang, dan Tatanan (Francis D.K. Ching, Erlangga, Jakarta, 2000, p ) adalah sebagai berikut dibawah ini. Macam Organisasi Ruang Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. Menentukan satu fungsi ruang yang akan dijadikan sebagai pusat perhatian, dan ruangruang yang memiliki fungsi lain akan mengarah ke ruang pusat. Linear Tata atur ruang ini menempatkan fungsi-fungsi yang ada dalam satu penataan yang menyerupai garis lurus yang meneruskan fungsi ruang yang satu ke ruang yang lain. Bentuk tata ruang ini diibaratkan seperti sebuah jalan lurus yang sebelah kanan dan kiri terdapat ruang-ruang yang memanfaatkan jalan sebagai akses utama. 84

49 Grid Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang. Cluster Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersamasama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. Tabel 10. Macam-macam organisasi ruang Sumber. Ching, F.(1999). Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Tatanan Dari berbagai macam organisasi ruang diatas maka pada asrama ini akan menggunakan bentuk cluster karena bentuk cluster dengan salah satu fungsi bangunan di tengah dapat memudahkan setiap penghuni untuk menuju ke setiap fungsi bangunan dengan fungsi bangunan paling penting diletakkan ditengah Analisa Tampak Bangunan Tampak bangunan yang digunakan adalah tampak bangunan asrama mahasiswa sesuai dengan iklim tropis. Dibawah ini adalah berbagai macam contoh tampak bangunan asrama mahasiswa dari berbagai survey yang dilakukan. 85

50 Foto 23. Tampak asrama UI Depok Gambar 53. Tampak asrama Bilkent University Turki Foto 24. T ampak asrama IPB Bogor Tampak bangunan yang akan digunakan pada asrama ini adalah tampak bangunan tropis dengan bagian yang menghadap ke timur dan barat diberi sunshading. 86

51 Gambar 54. Sunshading Tampak bangunan akan diberi sunshading pada setiap sisi bangunan berdasarkan arah matahari berikut ini. Gambar 55. Rotasi bumi pada bulan Juni Sumber. Karena bumi berputar sesuai rotasi bumi diatas (daerah tropis tidak terlalu berpengaruh pada kemiringan rotasi bumi pada bulan-bulan tertentu) maka Jakarta memiliki panas matahari yang lebih pada bagian utara daripada selatan, dan memiliki panas yang tidak nyaman pada bagian barat daripada bagian timur. Maka, 87

52 tampak bangunan untuk bagian utara, selatan, barat dan timur adalah sebagai berikut ini. Gambar 56. Tampak timur asrama Gambar 57. Tampak barat asrama Gambar 58. Tampak selatan asrama Gambar 59. Tampak utara asrama Pemanfaatan sinar matahari pada asrama ini adalah menggunakan reflektor yang dapat memantulkan sinar matahari kedalam ruang kamar dan membantu penerangan kamar secara alami seperti pada gambar dibawah ini dengan arah pantulan cahaya matahari berupa garis merah dan dibahas lebih lanjut pada analisa pencahayaan. 88

53 Gambar 60. Pantulan cahaya matahari Analisa Interior (Furnitur) Pada umumnya dalam satu kamar asrama terdiri dari tempat tidur, lemari pakaian dan meja belajar. Furnitur yang dipakai dalam kamar asrama ini sebaiknya furnitur yang praktis, multi fungsi dan dapat dilipat sehingga tidak banyak menggunakan ruang. Pemilihan furnitur yang praktis ini dikarenakan supaya penghuni tidak merasa sempit dengan banyaknya furnitur, dan selain itu penghuni dapat leluasa belajar bersama dengan pemakaian furnitur praktis. Dibawah ini adalah macam-macam furnitur yang dapat digunakan di kamar asrama. Tempat tidur Bersifat multifungsi karena selain 89

54 sebagai tempat untuk tidur dapat juga sebagai tempat penyimpanan barang pada bagian bawahnya, sehingga tidak perlu menggunakan lemari lagi. Bed diatas berukuran panjang 198 cm, lebar 108 cm, dan tinggi 60 cm. Penggunaan tempat tidur tingkat pada jenis kamar double yang bagian bawahnya digunakan sebagai meja belajar dan lemari sehingga tidak menggunakan banyak ruang. Memiliki ukuran panjang 195 cm, tinggi 179,5 cm, dan lebar 107 cm untuk masing-masing tempat tidur. Lemari Pakaian Mudah dipindahkan dan jika tidak dipakai lagi dapat dilipat sehingga tidak banyak memakan tempat dan cocok digunakan di dalam kamar asrama. Lemari pakaian ini memiliki ukuran panjang 68 cm, lebar 52 cm dan tingi 164 cm. Lemari pakaian diatas selain sebagai tempat menyimpan pakaian juga dapat menyimpan barang-barang seperti buku dan keperluan lainnya pada rak di bagian sampingnya. Lemari ini memiliki ukuran panjang 100 cm, tebal 57 cm dan tinggi 177 cm. 90

55 Meja belajar ini selain digunakan untuk komputer dan belajar juga dapat digunakan sebagai tempat penyimpanan buku. Ukuran meja diatas adalah panjang 145 cm, tebal 65 cm dan tinggi 73 cm. Tabel 11. Furnitur asrama Sumber. Dari berbagai macam jenis furnitur diatas, furnitur yang akan digunakan pada ruang asrama ini adalah furnitur tingkat. Karena furnitur ini lengkap sudah terdiri atas tempat tidur, lemari dan meja relajar dalam satu tempat sehingga tidak memakan banyak tempat, cocok untuk kamar asrama yang kecil karena praktis. Gambar 61. Layout asrama 91

56 4.3.5 Analisa Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi manusia pada bangunan asrama terdiri sirkulasi vertikal dan horisontal. Sirkulasi vertikal yaitu sirkulasi manusia secara vertikal dari atas kebawah dan sebaliknya, biasanya menggunakan tangga, eskalator dan lift. Sedangkan sirkulasi horisontal adalah sirkulasi manusia secara horisontal atau sejajar. Pada asrama ini menggunakan sirkulasi vertikal berupa tangga, karena jika menggunakan eskalator dan lift lebih membutuhkan banyak listrik dan selain itu bangunan empat lantai ini tidak terlalu membutuhkan lift. Untuk sirkulasi horisontalnya terdiri dari double loaded dan single loaded, double loaded berupa kamar-kamar yang berada dikanan dan kiri lorong seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 62. Double loaded Single loaded adalah ruang-ruang dalam satu baris yang berada pada satu jalur disamping lorong seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 63. Single loaded 92

57 Dari kedua jenis sirkulasi horisontal diatas, asrama ini akan menggunakan double loaded dengan void ditengah karena pertimbangan lahan yang tidak terlalu luas dan juga tidak memakan banyak ruang tapak. Karena asrama ini akan dirancang hanya sampai lantai 4, maka asrama ini tidak menggunakn lift untuk sirkulasi vertikal, karena selain perawatan dan listriknya mahal pemakaian lift tidak terlalu dibutuhkan pada bangunan 4 lantai. Selain itu bangunan ini juga akan menyediakan tangga untuk darurat kebakaran Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi 1) Pondasi Pondasi adalah salah satu bagian terpenting bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan ke tanah. Untuk menentukan jenis pondasi hal yang perlu diperhtikan adalah ketinggian bangunan, struktur dan konstruksi bangunan, serta kondisi atau jenis tanah. Pondasi batu kali Merupakan pondasi menerus karena memiliki ukuran yang sama dan kedalaman yang sama dan dipasang dibagian bawah setiap tembok dan kolom. Pondasi ini biasa digunakan pada bangunan yang tidak tingi seperti rumah tinggal sampai 2 lantai. Pondasi tiang pancang Biasanya digunakan pada bangunan tinggi. Pondasi ini terdiri dari tiangtiang pancang yang dipasang pada poer. Kedalaman tiang pancang biasanya 15 m - 20 m. Semakin besar diameter tiang maka tumpuannya semakin kuat. 93

58 Kekurangan pondasi ini adalah perlu memikirkan alat angkut tiang pancang ke lokasi, namun dari segi kegagalan dalam pelaksanaan tiang pancang relatif kecil dibanding tiang bor. Gambar 64. Pondasi Tiang Pancang Pondasi bore pile Pondasi ini sistemnya adalah memasukan beton bertulang kedalam tanah, dengan cara cor ditempat. Pondasi ini daya dukungnya lebih kuat dari tiang pancang tergantung dari diameter pondasi tiang bor. Kekurangan pondasi ini adalah kegagalan yang timbul lebih tinggi daripada tiang pancang dalam proses pemasangannya. 94

59 Gambar 65. Tiang bor Dengan demikian, pada asrama ini akan menggunakan pondasi bore pile, karena selain lebih kuat tidak perlu mengangkut tiang-tiang pancang untuk sampai ke tujuan sehingga lebih hemat bensin karena pemasangan langsung ditempat. 2) Upper Structure Upper structure atau struktur atas terdiri dari struktur rangka dan shear wall (dinding geser). Struktur Rangka (rigid frame) Struktur rangka ini terdiri dari balok yang ditopang oleh kolom. Berikut dibawah ini adalah gambar unit asrama yang menggunakan struktur rangka. Kelebihannya adalah bukaan pada dinding dapat banyak, namun kekurangannya adalah sulit dalam pengaturan furnitur karena terdapat kolom-kolom yang menonjol. 95

60 Gambar 66. Denah menggunakan struktur rangka Shear Wall Shear wall atau yang disebut juga dinding geser keuntungannya lebih kuat dan dalam mendesain ruangan tidak sulit karena tidak ada kotak-kotak kolom yang menonjol dalam ruangan. Namun kekurangannya adalah hanya dapat memiliki bukaan yang terbatas. Gambar 67. Denah menggunakan shear wall Kesimpulannya pada asrama ini akan menggunakan struktur rangka karena menggunakan shear wall dapat membatasi bukaan atau jendela pada dinding. Macam rangka atap terdiri dari rangka baja ringan dan rangka kayu. Rangka baja ringan lebih mudah pemasangan karena rangkanya dapat langsung dipesan sesuai ukuran, selain itu tidak perlu menebang pohon, sedangkan rangka kayu lebih sulit pemasangannya dan dapat terkena rayap. Pada asrama ini akan menggunakan rangka baja ringan karena lebih mudah pemasangan dan mengurangi dampak perusakan lingkungan dari penebangan pohon. 96

61 Gambar 68. Rangka baja ringan Gambar 69. Rangka kayu Berikut ini adalah berbagai jenis atap yang baisa dipakai. Atap Kelebihan Kekurangan Dak beton Pemasangan mudah karena tidak ada genteng sama sekali. Jika hujan mudah terjadi kebocoran Perisai Lebih terlihat cantik Pemasangan sulit karena memiliki banyak sambungan dan mudah bocor. Pelana Pemasangan mudah, tidak mudah bocor, perawatan mudah. Tabel 12. Macam-macam bentuk atap 97

62 Kesimpulannya, dari berbagai macam atap maka jenis atap yang akan digunakan adalah atap pelana karena tidak mudah bocor jika hujan dan mudah pemasangan Analisa Utilitas Utilitas air bersih Air bersih berasal dari air PAM yang ditampung pada reservoir bawah dan kemudian disalurkan ke reservoir atas lalu menuju ke kamar mandi, toilet, tempat cuci, sprinkler dan hydrant pada masing-masing gedung. Perhitungan air pencegah kebakaran adalah sebagai berikut berdasarkan buku Panduan Ssistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy. S.J (2005) p Jumlah hidran = 2 x Luas total bangunan ( 5540,4 m²) 800 = 14 unit Kebutuhan air hidran = Jumlah hidran 400 liter/menit 30menit = liter Jumlah sprinkler = Luas total bangunan = 222 unit 25 Kebutuhan air sprinkler = 20% x Jumlah sprinkler x 18 liter/menit x 30 menit = liter Jadi kebutuhan air untuk proteksi kebakaran adalah = liter Kebutuhan air untuk bersih untuk kesehatan sebagai berikut berdasarkan buku Eco house 2 oleh Roaf sue (2001) adalah sebagai berikut. Untuk asrama diasumsikan 123 liter/hari, yaitu sebagai berikut Mandi dua kali sehari dengan menggunakan shower : 60 liter/hari Buang air besar dua kali flush dalam sehari : 18 liter/hari 98

63 Buang air kecil lima kali flush dalam sehari Jadi kebutuhan air setiap orang dalam sehari : 45 liter/hari : 123 liter Jumlah orang sekitar 500 orang, maka kebutuhan air : 123 x 500 = liter Total kebutuhan air = = liter Utilitas air kotor Air kotor berupa air buangan dari kamar mandi, tempat cuci, akan dibuang menuju ke WTP lalu didaur ulang dan digunakan kembali untuk air kloset. Sedangkan air hujan akan ditampung dan diolah kembali menjadi air kloset. Untuk kotoran akan dibuang menuju ke STP kemudian disalurkan ke riol kota Analisa penghawaan Penghawaan pada ruangan terdiri dari penghawaan alami dan penghawaan buatan. Pada penghawaan alami menggunakan sirkulasi udara alami sedangkan penghawaan buatan menggunakan AC atau Air Conditioner. Pada bangunan asrama ini menggunakan penghawaan AC pada setiap kamarnya, hal ini dikarenakan daerah tersebut bising dan polusi sehingga jika mengandalkan penghawaan alami akan tidak nyaman. Penggunaan AC hanya pada waktu tertentu atau sesuai dengan kebutuhan penghuni, karena ruang-ruang tersebut akan didesain semaksimal mungkin menggunakan penghawaan alami sehingga penghuni seminimal mungkin menggunakan AC. Jenis AC yang biasa digunakan pada saat ini adalah AC Central, AC Split dan AC window. 99

64 AC Split - Kelebihan AC jenis ini adalah mudah pemasangannya, pemakaian listrik lebih hemat dan jika tidak digunakan dapat dimatikan oleh pengguna. - Kekurangan AC jenis ini memerlukan tempat untuk meletakkan outdoor unit. AC Window - Kelebihan AC jenis ini adalah jika tidak digunakan dapat dimatikan oleh pengguna, harga relatif lebih murah di pasaran. - Kekurangan AC jenis ini listrik tidak sehemat AC jenis split, perlu menjebol dinding untuk pemasangannya. AC Central - Kelebihan AC jenis ini adalah dapat diatur dari pusat, dimatikan dengan cara bersamaan. - Kekurangan AC jenis ini listrik tidak sehemat AC jenis split, AC tidak bisa dimatikan jika salah satu ruangan tidak ingin menyalakan AC, pemasangan sulit karena memerlukan ruang untuk kabel-kabel AC. Tabel 13. Macam macam jenis AC 100

65 Kebutuhan listrik AC sesuai dengan besar PK, semakin besar PK, semakin tinggi listrik yang dibutuhkan. AC berukuran 1 PK biasanya membutuhkan listrik dibawah 1000 watt. Berikut adalah perhitungan kebutuhan AC - Kamar Asrama Luas kamar = 11 m² Tinggi Plafon = 2,8 m Koefisien AC = 50 Kapasitas AC = (11 m² x 2,8)/50 = 0,78 = 3/4 PK - Kamar Guest House Luas kamar = 18,36 m² Tinggi Plafon = 2,8 m Koefisien AC = 50 Kapasitas AC = (18,36 m² x 2,8)/50 = 1,03 = 1 PK - Ruang Pengelola Ruang kepala asrama = 9 m² (9 m² x 2,8)/50 = 0,5 = ½ PK - Ruang Staff Ruang staff = 32 m² (32 m² x 2,8)/50 = 1,8 = 2 PK 101

66 Berdasarkan buku Fisika Bangunan 1 (Prasasto Satwiko, Andi, Yogayakarta, 2004, p.23) dalam penghawaan alami sebaiknya terdapat tiga lubang supaya pergerakan udara dapat maksimal, ketiga lubang itu yaitu lubang atas (ventelasi atas), lubang bawah (ventelasi bawah), lubang tengah (jendela). Lubang atas untuk melepaskan udara panas akibat jendela yng ditutup dan lubang bawah untuk melepaskan udara lembab akibat lantai dibawahnya. Gambar 70. Zona bukaan pada bangunan Sumber. Fisika Bangunan 1 p.23 Pertimbangan desain bangunan untuk menghemat energi AC menurut buku Fisika Bangunan 2 (Prasasto Satwiko, Andi, Yogayakarta, 2004, p.20) adalah sebagai berikut. Mengorientasikan arah bangunan ke utara dan selatan. Karena jika bangunan menghadap timur dan barat pada bagian yang panjang maka sinar matahari akan banyak masuk ke dalam ruangan dan mengakibatkan kerja AC berat. Jika tidak bisa diarahkan keutara dan selatan bangunan dapat ditutupi dengan pepohonan agar tetap sejuk seperti pada gambar dibawah ini. 102

67 Gambar 71. Sunshading berupa tanaman Sumber. Lechner. N (2001) Heating, Cooling, Lighting p.215 Atau dapat juga dengan shading. Dibawah ini adalah berbagai macam shading berdasarkan buku Heating, Cooling, Lighting: Design Method for Architect (Norbert Lechner, John Wiley & Sons Inc New Jersey,2001) Gambar 72. Macam-macam shading Sumber. Lechner. N (2001) Heating, Cooling, Lighting p.210 Menata denah bangunan dengan cara mengelompokan ruangan yang panas dan lembab (dapur dan kamar mandi) dan menambahkan exhaust fan pada ruangruang tersebut supaya sirkulasi udara lancar. Pemakaian AC hanya pada ruang-ruang yang diprioritaskan seperti kamar tidur dan ruang kerja. Memakai bahan bangunan bertransmitan rendah (isolator) untuk menahan panas matahari masuk ke ruangan. 103

68 Menggunakan jendela nako akan lebih baik karena udara luar yang hangat dapat masuk, sementara itu udara dalam mengalir keluar. Dibawah ini adalah berbagai macam desain jendela berdasarkan buku Data Arsitek jilid 1 oleh Ernst Neufret p. 161 Gambar 73. Macam-macam jendela Ketiga jendela diatas adalah jendela yang memiliki katup pembuka dan penutup diatas dan bawahnya dan akan dipergunakan pada kamar asrama sehingga sirkulasi udara dapat mengalir dengan baik. Jendela yang akan digunakan pada kamar asrama adlah jendela ketiga. Peletakkan tanaman didekat gedung juga berpengaruh pada ventelasi alami bangunan. Berdasarkan buku Heat Transfer (Environmental Control System, Heating, Cooling Lighting, McGraw Hill, USA p.65-66) menyebutkan. Tanaman dapat mengakibatkan pergerakan udara melalui gedung. Selama penggunaanya, tanaman dapat menambah atau mengurangi pergerakaan udara pada bangunan. Tanaman dapat menyebabkan perubahan aktual arah pergerakan udara didalam bangunan. 104

69 Kesimpulannya pada bangunan asrama ini akan menggunakan AC pada setiap kamarnya, hal ini dikarenakan daerah yang bising dan polusi yang menimbulkan ketidaknyamanan jika hanya mengandalkan ventelasi alami, namun karena bangunan ini hemat energi, maka penggunaan AC sebisa mungkin diminimalkan seperti yang dijelaskan pada uraian diatas. Sebisa mungkin ruangan tetap nyaman tanpa menggunakan AC sehingga penghuni tidak menerus merasa harus menggunakan AC, salah satu caranya adalah menggunakan shading dan tanaman untuk mengurangi panas matahari masuk dan menggunakan bahan material yang dapat menyerap panas dengan baik Analisa Pencahayaan Pencahayaan juga terdiri dari pencahayaan buatan dan pencahyaan alami. Pencahayaan buatan menggunakan lampu, sedangkan pencahayaan alami berasal dari sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan. Pada perancangan asrama ini sebisa mungkin memaksimalkan pencahyaan alami, karena asrama ini berusaha menghemat energi, maka penggunaan bukaan yang banyak dan pembatasan matahari panas masuk akan digunakan pada bangunan asrama ini. Pemakaian cahaya buatan seperti lampu akan dipakai pada saat pengguna gedung membutuhkannya. 1) Pencahayaan Alami Berdasarkan buku Fisika Bangunan 2 (Prasato Satwiko, Andi, 2004, p.93) menyebutkan pedoman perancangan yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan cahaya alami adalah sebagai berikut. 105

70 Membuat jendela selebar-lebarnya akan lebih menguntungkan daripada jendela sempit. Jendela timur dan barat perlu dilindungi tirai agar panas tidak mengganggu. Bila dimungkinkan bangunan diletakkan ditengah tapak agar setiap sisi mendapat cahaya masuk. 2) Pencahayaan Buatan Menurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan 2 p.87, pada kamar asrama atau ruang tidur bersifat pribadi maka lampu biasanya untuk penerangan umum dan lampu baca didekat tempat tidur dan di meja belajar. Sebaiknya menggunakan lampu 60 watt daripada lampu 100 watt. Pada kamar mandinya sendiri sebaiknya menggunakan lampu flourescent untuk memberi kesan bersih. Menurut buku Sustainable Energy System in Architectural Design A Blueprint for Green Building (Peter Gevorkian, McGraw Hill, USA, 2006, p.83-84) Metode mudah untuk menghemat energi dalam penggunaan lampu adalah sebaiknya menggunakan lampu fluorescent, dalam mengurangi penggunaan lampu tradisional pijar. Lampu fluorescent mengurangi penggunaan energi 75% daripada lampu pijar biasa. Sebuah lampu fluorescent 15 watt dapat mensuplai jumlah yang sama dari 60 watt lampu pijar. Kesimpulannya, bangunan asrama ini menggunakan pencahayaan alami pada siang hari dan pencahayaan buatan pada malam hari. Pada malam hari menggunakan lampu fluorescent atau lampu TL. Pada siang hari semaksimal 106

71 mungkin memanfaatkan cahaya matahari dengan arah cahaya matahari akan dibuat dan dipantulkan seperti pada potongan dibawah ini. Dengan begitu lorong asrama tetap dimasuki cahaya matahari. Gambar 74. Penggunaan cahaya alami pada bangunan Analisa Penggunaan Material Karena bangunan ini akan dirancang hemat energi maka bahan bangunan atau material yang digunakan adalah material tidak membuat panas ruangan sehingga kerja AC tidak berat. Dibawah ini table beberapa material dan kemampuan menyerap panasnya. Sifat Thermal beberapa material Name of materials Hollow block concrete (1 cavity) Hollow block Burnt Clay (2 cavities) Cement Mortar Burnt Clay blok Burnt Clay Tile Concrete Tile Bamboo Woodboard (bangkirai) Woodboard (jackfruit) Plywood K (W/mK) 1,000 0,500 0,930 0,500 0,800 0,120 0,100 0,200 0,070 0,130 C (Wh/kg K) 0,25 0,26 0,29 0,20 0,24 0,24 0,76 0,58 0,79 0,75 P (Kg/m)

72 Yumen (wood wool slab) Coconutfiber Asbestos cement Gypsum Air Cavity Sand Earth 0,085 0,045 0,400 0,220 0,024 0,400 1,400 0,50 0,45 0,25 0,23 0,28 0,24 0, , Tabel 14. Macam-macam material Sumber. _funkeeh.doc. Keterangan: K= conductivity C= specific heat P= density Dinding Untuk dinding bangunan menggunakan bahan yang memiliki transmitan rendah (bersifat isolator) dan menggunakan warna cat yang cerah menurut Prasasto Satwiko dalam bukunya Fisika Bangunan 2, 2004, p21-34, sehingga suhu udara tidak panas dan tidak perlu menyalakan AC. Pada tabel diatas batu bata cukup menyerap panas sehingga cukup menurunkan suhu didalam ruangan. Pada dinding luar bangunan asrama dipasang batu alam agar panas dari luar dapat diresap dengan baik. Batu alam itu sendiri mempunyai sifat tahan terhadap cuaca dan kemampuan menyerap panas yang tinggi. Atap Untuk atapnya menggunakan genteng tanah liat karena kemampuan penyaluran panasnya rendah dan mampu menyerap panas dengan baik. Untuk rangka atapnya seperti dijelaskan sebelumnya menggunakan rangka baja ringan 108

73 karena dengan mengunakan baja ringan tidak perlu menebang pohon dan pemasangannya mudah. Plafon Pada langit-langit menggunakan kayu triplek karena dapat dipakai kembali ketika sudah tidak terpakai dan membuat suhu ruangan tidak terlalu panas. Lantai Untuk lantai bangunan menggunakan keramik 30cm x 30cm karena keramik dapat membuat suhu udara rendah sehingga kamar tidak terlalu panas Analisa Sistem Pencegahan Kebakaran Pada setiap bangunan perlu dipasang sistem pencegahan terhadap kebakaran tak terkecuali bangunan asrama mahasiswa ini. Menurut buku Sistem Bangunan Tinggi (Ir. Jimmy S.Juwana, MSAE, 2005, p ) terdapat berbagai macam alat pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran aktif. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut. Alat Penginderaan Dini (Detektor) Dengan adanya detektor maka akan mengurangi kemungkinan pengguna bangunan yang celaka. Oleh karena itu detektor asap memberikan peringatan dini jika terdapat asap yang berasal dari api. Detektor asap merupakan alat yang diaktifkan oleh fotoelektrik atau sel ion sebagai sensornya, selanjutnya detektor ini dihubungkan dengan alarm. Hidran dan Selang Kebakaran 109

74 Hidran digunakan jika terjadi kebakaran penghuni atau pengguna gedung dapat menanggulanginya terlebih dulu sebelum api menjadi besar. Berdasarkan lokasi penempatan hidran dibagai atas: 1) Hidran Bangunan (Kotak hidran/box Hydrant) Kotak hidran terdiri dari selang dan pemadam api ringan. Kotak ini harus ditempatkan pada jarak 35 meter satu dengan yang lainnya karena panjang selang dalm kotak hidran adalah 30 m. Gambar 75. Kotak Hidran 2) Hidran Halaman Hidran ini ditempatkan diluar bangunan yaitu pada lokasi yang aman dari api. 3) Sprinkler Sprinkler adalah alat penyemburan air yang akan bekerja jika terdapat asap, sprinkler merupakan alat pengendali kebakaran yang baik karena dapat langsung mencegah api menjadi lebih besar. Untuk tangga kebakaran menggunakan tangga darurat kebakaran dengan jarak minimal 30 meter antara tangga. Selain tangga darurat pemakaian bahan 110

75 tahan kebakaran juga dipikirkan, misalnya tidak memakai material kertas, kayu, plastik dan sebagainya. Pada asrama ini akan menggunakan hidran bangunan, hidran halaman, dan sprinkler agar pengamanan terhadap bahaya kebakaran tinggi Analisa Sistem Keamanan Berdasarkan buku Sistem Bangunan Tinggi oleh Ir. Jimmy S.Juwana MSAE, 2005 p , sistem keamanan ruangan dibagi sebagai berikut. Dengan Menggunakan Anak Kunci Sistem keamanan ini menggunakan anak kunci pada setiap pintu yang dibuka. Biasanya menggunakan sistem master key yaitu pada sistem ini sebuah kunci dapat membuka kunci-kunci yang berada di bawah tingkatannya. Tanpa Anak Kunci Sistem ini menggunakan tombol berupa angka yang ditekan sesuai kode untuk membuka pintu. Selain menggunakan tombol berangka juga dapat menggunakan kartu dengan pita magnetik. Penggunaan alat pembuka pintu lainnya adalah dengan pengendalian jarak jauh (remote sensing), sidik jari, pupil kornea mata, tapak tangan dan suara. Pada asrama ini akan menggunakan sistem tanpa anak kunci khususnya penggunaan kartu, dengan begitu tidak sembarangan orang dapat masuk ke dalam kamar asrama. Selain itu, penggunaan kamera cctv juga diperlukan disetiap sisi bangunan asrama untuk mengkontrol kegiatan mahasiswa 111

76 Analisa Sumber Listrik Sumber listrik yang dipakai adalah berasal dari PLN dan photovoltaic dengan perhitungan kebutuhan listrik total seperti dibawah ini. Photovoltaic ini digunakan agar dapat memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber listrik sehingga tidak perlu memakai energi biasa yang semakin lama akan habis. Cara kerja photovoltaic adalah menangkap dan menyimpan sinar matahari dalam baterai yang kemudian dapat digunakan untuk peralatan elektronik. Berikut perhitungan kebutuhan listrik berdasarkan buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy S.J (2005) p Kebutuhan listrik untuk penerangan Untuk hunian diasumsikan = 10 watt/m² Luas total bangunan = 5541 m² Kebutuhan listrik untuk penerangan = watt = 56 kw Kebutuhan listrik AC - AC hunian asrama Berdasarkan pada perhitungan AC pada bab sebelumnya, setiap kamar menggunakan AC split ¾ PK. Untuk AC split ¾ PK membutuhkan listrik sekitar 600 Watt berdasarkan situs kamar asrama x 600 watt = 138 kw - AC Guest House Setiap kamar guest house menggunakan AC split 1 PK seperti pada perhitungan AC pada bab sebelumnya. Untuk AC split 1 PK membutuhkan listrik sekitar 112

77 800 watt berdasarkan situs maka - AC Kantor pengelola 20 kamar guest house x 800 watt = 16 kw Ruang kepala asrama menggunakan AC split ½ PK = 330 Watt = 0.33 kw Ruang staff menggunakan AC split 2 PK = 2000 Watt = 2 kw Total kebutuhan listrik AC adalah = 156,3kW Kebutuhan listrik pompa air Seperti perhitungan pada bab sebelumnya yaitu total kebutuhan air bersih adalah liter, maka perhitungan kebutuhan listrik untuk pompa air berdasarkan sumber buku Panduan Sistem Bangunan Tinggi oleh Jimmy S.J (2005) p.246 adalah sebagai berikut. Qmaks = c. kebutuhan air = 1,5 x = liter/jam = 0,6 m³/menit T 10 Tinggi angkat total = Ht = tinggi floor to floor x jumlah lantai x 1,3 = 17,16 m Daya listrik pompa adalah = 0,163 x 1,2 x Q maks x Ht x γair = η Total Kebutuhan listrik = 0,163 x 1,2 x 0,6 x 17,16 x 1 = 3,4 kw 0,6 Perkiraan total kebutuhan listrik adalah sebagai berikut Kebutuhan untuk penerangan = 56 kw Kebutuhan untuk AC = 156,3 kw Kebutuhan untuk pompa air = 3,4 kw 113

78 Total kebutuhan listrik seluruhnya adalah = 215,7 kw Penggunaan photovoltaic untuk 20 % total pemakaian listrik. Photovoltaic akan dipasang pada bagian atap bangunan yang langsung menghadap timur atau barat agar kerjanya maksimal.. Berdasarkan situs Solar panel dengan merk Sharp berukuran sekitar 0,67 m x 1,5 m dapat menghasilkan daya listrik sekitar 130 Watt. Sumber listrik yang berasal dari photoviltaic adalah sekitar 20% dari total kebutuhan listrik. Maka perkiraan luas photovoltaic yang diperlukan adalah sebagai berikut. 20% x Watt = Watt Maka perkiraan luas photovoltaic yang diperlukan diperlukan adalah watt x 0,67 m x 1,5 m = 388 m² 130 watt Gambar 76. Penggunaan photovoltaic 114

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983)

BAB IV ANALISA. Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama. Gambar 28. standar kamar. international edition by McGraw-Hill (1983) BAB IV ANALISA 4.1. Analisa Fungsi 4.1.1. Program ruang Sesuai dengan standar, ruang-ruang yang dibutuhkan untuk asrama adalah: Standar-standar ukuran kamar asrama a. Singel room 27 36 m² Gambar 28. standar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA JURUSAN ARSITEKTUR- FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Pindhy Secaningrum Santoso : Asrama Mahasiswa Binus University di Jakarta Barat : Permulaan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perancangan Kegiatan Adapun pengelompokkan jenis kegiatan berdasarkan sifat, yang ada di dalam asrama mahasiswa Universitas Bina Nusantara, adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut :

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Bina Nusantara adalah sebagai berikut : 112 BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan Adapun jenis kegiatan dan sifat kegiatan yang ada di dalam asrama mahasiswa Bina Nusantara adalah sebagai berikut : Jenis Kegiatan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1 Program Dasar Perencanaan Dalam perencanaannya, asrama ini merupakan tempat tinggal sementara bagi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Bina Nusantara sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 27 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Analisa Aspek Manusia 4.1.1. Analisa Pelaku Kegiatan Tabel 4.1 Analisa pelaku kegiatan No Pelaku Keterangan 1 Penghuni atau pemilik rumah susun Memiliki unit ataupun menyewa

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN 5.1 Program Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Tabel 5.1 Program ruang Sumber : Analisa Jenis Ruang Luas Kegiatan Administrasi Kepala Dinas 42,00 Sekretariat

Lebih terperinci

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO 6.1.PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1. Tapak Tapak yang digunakan adalah tapak existing Asrama Universitas Diponegoro, dengan

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan 5.1.1 Aspek Fungsional Pengelompokan berdasarkan area aktivitas besar : Pelatihan pelatihan kerja (teori&praktek) uji sertifikasi,informasi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi

BAB V KONSEP. berkunjung menjenguk anaknya. Kostel yang mengangkat tema mengefisiensikan energi BAB V KONSEP Merancang sebuah kostel di Jakarta kususnya di daerah Universitas Bina Nusantara dimana kebutuhan akan tempat tinggal sangat diperlukan untuk para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar dalam suatu perguruan tinggi dibutuhkan suatu suasana dan lingkungan yng mendukung.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik. BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tapak Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan ruang publik dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan 5.1.1 Program Ruang Topik dari proyek ini adalah perilaku atlet, dengan tema penerapan pola perilaku istirahat atlet

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c.

KUESIONER. Fasilitas yang diperlukan untuk asrama (boleh pilih lebih dari satu) a. Kantin. e. Laundry b. Warnet. f. Mini Market c. KUESIONER Angkatan : Jurusan : Jenis Kelamin : L / P Kota Asal : Tempat tinggal selama kuliah: a. Kost b. Orang tua / rumah sendiri c. Saudara Seandainya di BiNus terdapat asrama mahasiswa, apakah Anda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN. mencari hiburan diluar apartemen karena semua kebutuhan sudah terpenuhi di dalam BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan dari Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat ini adalah All in One Place, dimana para penghuni bangunan merasa nyaman dan tidak perlu lagi mencari hiburan diluar

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang

BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN. Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN V. 1. Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar, konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian bertaraf hotel bintang tiga

Lebih terperinci

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730

Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit. = (90x3) + (230x2) = 730 orang. - 50% asal Jakarta = 50/100 x % asal luar Jakarta = 50/100 x 730 Asumsi Pedagang dengan Jumlah Unit Jumlah Kios = 90 bh (rata-rata memiliki karyawan 2 orang) Jumlah Los (grosir) = 230 bh (rata-rata memiliki karyawan 1 orang) Total = (90x3) + (230x2) = 730 orang Prosentase

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1. Dasar Perencanaan Dan Perancangan Judul dari perancangan ini adalah kostel yang berarti singkat koskosan hotel. Sebuah fenomena baru di bidang hunian di Indonesia.

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Hemat Energi pada IklimTropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG TEMA DAN KONSEP T E M A Trend dalam berpakaian dari tahun ke tahun akan TEMA terus berputar, dan akan berkembang lagi seiring berjalannya waktu eksplorasi tentang suatu pergerakan progressive yang selalu

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB 4 ANALIS IS. Gambar 4-1. Alternatif Lokasi Tapak

BAB 4 ANALIS IS. Gambar 4-1. Alternatif Lokasi Tapak BAB 4 ANALIS IS 4.1 Analisis Lingkungan dan Tapak 4.1.1 Analisis Kegiatan Lingkungan Alternatif Pemilihan Tapak Gambar 4-1. Alternatif Lokasi Tapak Alt.1 terletak di pertigaan (Jl. Rawa Belong dan Kebon

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Panti Asuhan Anak Terlantar di Solo merupakan tempat dimana anak-anak terlantar dapat tinggal, terpenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. menggunakan dinding yang sifatnya masif. BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Orientasi Massa Bangunan Bagian massa bangunan apartemen menghadap arah utara-selatan sedangkan massa bangunan pusat perbelanjaan berbentuk masif dan mengarah ke dalam.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci