BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Sedangkan dalam PSAK No 31 mengenai akuntansi perbankan disebutkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perbankan Indonesia (API) untuk memperkuat fundamental industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun


BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sebagai wujud peningkatan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian suatu negara. Perbankan mempunyai kegiatan yang. mempertemukan pihak yang membutuhkan dana (borrower) dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dari modal yang dimiliki (Sartono, 2001:119). Oleh karena itu, perlu diupayakan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. source (sumber utama) pembangunan. Pengertian perbankan menurut UU No. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk mendapatkan revenue atau

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun rerangka pemikiran yang komprehensif. Tinjauan teoritis pada dasarnya mencangkup 2 (dua) hal, yaitu tinjauan teoritis yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti dan tinjauan teoritis dari hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 2.1.1 Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, serta lembaga yang membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter. Menurut Dendawijaya (2001), Bank adalah badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana pada waktu yang ditentukan. Kasmir (2011:11), dalam buku Manajemen Perbankan mendefinisikan Bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. 10

11 Bank adalah lembaga keuangan, berarti bank adalah badan usaha yang kekayaan utamanya dalam bentuk asset keuangan (financial asset) serta bermotivasi profit dan juga sosial (Hasibuan : 2006) Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas, fungsi bank dapat disimpulkan sebagai berikut: - Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat atau penerima dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. - Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan lalu lintas pembayaran dalam suatu negara. Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agen of trust, agent of development, dan agent of services.(sri Susilo, Sigit Triandaru, Totok Budi Santoso : 1999) a) Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank, begitu pula sebaliknya pihak bank percaya bahwa debitor tidak akan menyalah gunakan pinjamannya dan mempunyai niat

12 baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b) Agent of Development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan lain. Sektor riil tidak dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak berkerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tresebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. c) Agent of Service Disamping melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan perbankan ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberi jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

13 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) adalah bank yang berbadan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Dilihat dari lingkup usahanya BUSN ada dua, yaitu : (Hasibuan:2006) a) Bank Devisa (foreign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, antara lain menerima simpanan dan memberikan kredit dalam valuta asing, misalnya letter of credit, travelers check. b) Bank Non-Devisa (nonforeign exchange bank) adalah bank yang dalam kegiatan usahanya tidak dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam penghimpunan dan penyaluran dananya serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan (Lukman Dendawijaya, 2001). 2.1.2 Laporan Keuangan Secara umum setiap perusahaan baik itu bank maupun non bank pada suatu periode tertentu akan melaporkan kegiatan keuangannya. Informasi tentang proses kinerja perusahaan, keuangan perusahaan, aliran kas dan informasi lain yang berkaitan dengan kegiatan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai

14 cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan (Kirana, 2008). Menurut SFAC No.1 FASB 1978 tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bermanfaat kepada investor, kreditor dan pemakai lainnya baik yang sekarang maupun potensial dalam pembuatan investasi, kredit, dan keputusan sejenisnya secara rasional. Tujuan kedua adalah menyediakan informasi dalam menilai jumlah, waktu, ketidak pastian penerimaan kas dari deviden dan bunga dimasa yang akan datang. Hal ini mengandung makna bahwa investor menginginkan informasi tentang hasil dan resiko atas investasi yang dilakukan. Pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2004:2) Laporan keuangan pada dasarnya adalah dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data perusahaan. Laporan keuangan bank merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dan berfungsi sebagai media untuk melihat kondisi kesehatan bank. Dalam standar akuntansi keuangan, laporan keuangan ditunjukkan untuk : (kasmir, 2002). 1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

15 2) Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar pemakainya, secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masalalu. 3) Laporan keuangan menunjukkan apa yang dilakukan oleh manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang ditunjukkan kepadanya. 2.1.3 Rasio Keuangan Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut (Slamet Riyadi : 2006). Menurut Harahap (2009), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Berarti misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. 2.1.4 Return On Asset (ROA) Return on asset (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas

16 investasi (Mardiyanto, 2009). Sedangkan menurut Bank Indonesia, return on asset (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total aset dalam suatu periode. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Dalam kerangka penilaian kesehatan bank, BI akan memberikan score maksimal 100 (sehat) apabila bank memiliki ROA > 1,5% (Hasibuan, 2006). Menurut Dendawijaya (2003), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar return on asset (ROA) suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Sedangkan menurut Lestari dan Sugiharto (2007), ROA adalah rasio yang yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. 2.1.5 Capital Adequacy Ratio (CAR) CAR atau sering disebut rasio permodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Peraturan Bank Indonesia (2006) menyatakan bahwa CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri, bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang) dll.

17 Capital adequacy ratio (CAR) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan atas hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal dalam menyanggah risiko dari aktiva bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesui dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap profitabilitas bank (ROA) yang bersangkutan (Lukman, 2005). Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti yaitu modal milik sendiri yang diperoleh dari modal disetor oleh pemegang saham. Modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, cadangan umun, cadangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan. Modal pelengkap terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasa, dan pinjaman subordinasi. Sedangkan ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca dengan ATMR administratif. 2.1.6 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, melakukan efisiensi operasi, yaitu untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang

18 berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham (Hanley, 1997). BOPO termasuk rasio rentabilitas (earnings). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Menurut Dendawijaya (2005) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi, rasio digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan Indonesia adalah sebesar 93,55%. Hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dari rasio ini, dapat diketahui tingkat efisiensi kinerja manajemen suatu bank, jika angka rasio menunjukkan angka diatas 90% dan mendekati 100% ini berarti kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat rendah. Tetapi jika rasio ini redah, misalnya mendekati 75% ini berarti kinerja bank yang bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi (Slamet Riyadi, 2006).

19 2.1.7 Net Interest Margin (NIM) Menurut Riyadi (2006) NIM adalah perbandingan antara interest income (pendapatan bunga bank yang diperoleh) dikurangi interst expenses (biaya bunga bank yang menjadi beban) dibagi dengan average interest earning assets (ratarata aktiva produktif yang digunakan). Rasio NIM juga digunakan untuk membedakan antara bunga pendapatan yang diterima bank dan jumlah bunga yang harus diberikan kepada pihak pemberi dana. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6%. Semakin tinggi rasio ini maka akan meningkat pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga keuntungan semakin meningkat, serta dapat disimpulkan bahwa semakin besar net interst margin suatu bank, maka semakin besar pula return on asset (ROA) perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. 2.1.8 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio adalah rasio adanya kemungkinan deposan atau debitur menarik dananya dari bank. Resiko penarikan dana tersebut berbeda antara masing-masing likuiditasnya. Giro tentunya memiliki likuiditas yang lebih tinggi karena sifat sumber dana ini sangat labil karena dapat di tarik kapan saja sehingga bank harus dapat memproyeksi kebutuhan likuiditasnya untuk memenuhi nasabah giro. Sementara deposito berjangka resikonya relatif lebih rendah karena bank dapat memproyeksikan kapan likuiditas dibutuhkan untuk memenuhi penarikan deposito berjangka yang telah jatuh tempo. Kata lain loan to

20 deposit ratio adalah kinerja bank untuk mengukur likuiditas bank dalam memenuhi kebutuhan dana yang ditarik oleh masyarakat dalam bentuk tabungan, giro dan deposito (Sudiyatno, 2010:130). Salah satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah loan to deposit ratio (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan ke perkreditan. Ketentuan Bank Indonesia tentang loan to deposit ratio (LDR) antara 85% hingga 110% (Werdaningtyas, 2002). 2.1.9 Penelitian Terdahulu Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), BOPO, Net Interest Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA). Hasil dari beberapa penelitian akan digunakan sebagai referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut: Defi (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sementara BOPO memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Septian Yudha Nurhayati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM) dan Efisiensi Perusahaan (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA). Menggunakan Analisis Regresi Linier

21 Berganda, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan NPL berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, LDR dan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA sedangkan variablel BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Ayunigrum (2011) dalam penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA (studi kasus pada Bank Umum Go Public yang Listed pada Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009). Menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa CAR dan LDR berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan NPL, BOPO dan NIM berpengaruh negatif terhadap ROA. 2.2 Rerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Pemberian kredit merupakan salah satu kegiatan utama dari usaha perbankan. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Pada umumnya ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on equity (ROE) dan Return on assets (ROA). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan adalah ROA. Return on assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset perusahaan yang dimilikinya. Maka faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) bank adalah manajemen (Machfoedz, 1999). Yaitu seluruh manajemen suatu bank, salah satunya baik yang mencangkup

22 manajemen permodalan (CAR), manajemen umum dan manajemen rentabilitas (BOPO), manajemen pasar (NIM) serta manajemen likuiditas (LDR) pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba (ROA) perusahaan perbankan. Tingkat kecakupan modal menunjukkan besarnya modal yang dimiliki bank untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Jika kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik maka akan berdampak positif terhadap pendapatan bank tersebut atau dengan istilah lain tingkat kecakupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) ini diduga mempengaruhi return on assets (ROA). Rasio BOPO bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Net interests margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh bank. Likuiditas bank menunjukkan kemampuan bank menyediakan dana dalam jumlah yang cukup, tepat pada waktunya untuk memenuhi kewajibannya. Bank yang terlalu mengejar profitabilitas yang tinggi dengan pemberian kredit yang berlebihan dapat mengalami kesulitan likuiditas. Tingkat likuiditas yang diukur oleh loan to deposit ratio (LDR) ini diduga mempengaruhi return on assets (ROA).

23 Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian membuat rerangka pemikiran sebagai berikut : BANK PROFITABILITAS (ROA) Capital Adequacy Ratio (CAR) Biaya Operasional per Pendapatan Operasional Net Interest Margin (NIM) Loan to Deposit Ratio (LDR) (BOPO) Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran 2.3 Perumusan Hipotesis Hipotesis menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2007:137) adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.

24 2.3.1 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) Dendawijaya (2003:34) menyatakan semakin tinggi CAR (sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) berarti bahwa bank tersebut mampu membiayai operasi bank, dan keadaan yang menguntungkan tersebut dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas bank (ROA) yang bersangkutan. H 1 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA 2.3.2 Pengaruh Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset (ROA) BOPO adalah rasio perbandingan antara Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasional, semakin rendah tinggkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada di perusahaan (Riyadi, 2006). Hasbi dan Haruman (2011) menyatakan bahwa semakin kecil rasio ini, berarti kinerja bank semakin baik. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel efisiensi operasi yang diproksikan dengan BOPO berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). H 2 : Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Return On Asset (ROA)

25 2.3.3 Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Asset (ROA) Net interest margin merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sehingga semakin besar perubahan NIM suatu bank, maka semakin besar pula ROA yang diperoleh bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin membaik atau meningkat. Sebaliknya jika perubahan NIM semakin kecil, maka ROA juga akan semakin kecil, dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut akan menurun. Penelitian ini dilakukan Septian Yudha Nurhayati (2012) menyatakan bahwa hasil NIM mempunyai hubungan positif terhadap ROA. H 3 : Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) 2.3.4 Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return On Asset (ROA) Dalam perbankan indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas bank adalah LDR. Loan to deposit ratio (LDR) dapat diartikan sebagai perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan dana yang berhasil dihimpun oleh bank yang terdiri dari DPK ditambah dengan ekuitas. LDR ini

26 menjadi salah satu tolak ukur likuiditas bank yang berjangka waktu agak panjang. Tingkat LDR yang terlalu tinggi menunjukkan semakin buruk likuiditas bank, karena penempatan pada kredit juga dibiayai oleh dana pihak ketiga yang sewaktu-waktu akan ditarik. LDR dapat berpangaruh terhadap profitabilitas (ROA) didasarkan penelitian Ayuningrum (2011) menyatakan bahwa LDR mempunyai hubungan positif terhadap Profitabilitas (ROA). H 4 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)