SINTESIS GARAM TIMAH KLORIDA (SnCl 2 ) BERBAHAN DASAR LIMBAH ELEKTRONIK

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS GARAM SnCl 2 DARI BAHAN KEMASAN BERLAPIS TIMAH Taslimah, Ismail, R., Sumardjo, D. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Diponegoro

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 14 April 2014

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

PERCOBAAN VI. A. JUDUL PERCOBAAN : Reaksi-Reaksi Logam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis bahan baku (kalium diklofenak)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3 Metodologi Penelitian

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

Penentuan Kadar Besi selama Fase Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

MENYARING DAN MENDEKANTASI

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

KELOMPOK 5 BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

TITRASI POTENSIOMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Sulistyani, M.Si.

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PERBANDINGAN PENGGUNAAN NAOH-NAH DENGAN NAOH-NA 2 SEBAGAI BAHAN PENGIKAT IMPURITIES PADA PEMURNIAN GARAM DAPUR

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ORGANIK DAN FISIK FA2212

Regina Tutik Padmaningrum, Jurdik Kimia, UNY

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Juni 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

BAB III METODE PENELITIAN

Pemisahan dengan Pengendapan

PENENTUAN KADAR ION KLORIDA DENGAN METODE. ARGENTOMETRI (metode mohr)

3 Metodologi Penelitian

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

SMP kelas 7 - KIMIA BAB 2. UNSUR, SENYAWA, DAN CAMPURAN LATIHAN SOAL

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

ANALISA MAKANAN DAN MINUMAN ANALISIS KADAR ABU DAN MINERAL OLEH :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

JKK, Tahun 2017, Vol 6(1), halaman ISSN

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

Analisis Fisiko Kimia

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Kelompok I. Anggota: Dian Agustin ( ) Diantini ( ) Ika Nurul Sannah ( ) M Weddy Saputra ( )

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Transkripsi:

SINTESIS GARAM TIMAH KLORIDA (SnCl 2 ) BERBAHAN DASAR LIMBAH ELEKTRONIK Annisa Rizky Brilliantari 1*, Adhitiyawarman 1, Nelly Wahyuni 1 1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak *email: annisa.brilliantari31@gmail.com ABSTRAK Timah (Sn) merupakan mineral logam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses kimia. Limbah elektronik Cathode Ray Tubes (CRTs) tabung TV berwarna mempunyai kandungan timah (Sn). Timah (Sn) dari limbah elektronik Cathode Ray Tubes (CRTs) tabung TV berwarna dapat digunakan sebagai bahan baku dalam proses sintesis garam SnCl 2. Cathode Ray Tubes yang telah dipreparasi selanjutnya didestruksi menggunakan asam nitrat (HNO 3 ) dan dikarakterisasi dengan X-Ray Fluoresence (XRF). Sintesis SnCl 2 dilakukan dengan reaksi redoks dan dilanjutkan dengan tahap kristalisasi. Garam SnCl 2 yang dihasilkan berwarna putih keabu-abuan. Randemen yang diperoleh 62,89 %. Karakterisasi produk dilakukan dengan menentukan titik leleh produk dan uji daya reduksi Sn 2+. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemurnian garam SnCl 2 dari limbah elektronik tabung TV berwarna masih belum murni berdasarkan dari uji titik lelehnya 227-232 o C sedangkan daerah titik leleh standar SnCl 2 231,8 o C. Dilihat dari uji daya reduksi Sn 2+ yang dilakukan dengan cara titrasi potensiometri, nilai potensial yang diperoleh yaitu,132, nilai ini tidak jauh berbeda dengan nilai standar potensial sel Sn 2+ yaitu,13. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai potensial untuk reduksi Sn 2+ yang dihasilkan baik. Kata kunci: SnCl 2, Cathode Ray Tubes (CRTs), timah, potensiometri PENDAHULUAN Sumber daya mineral logam di Indonesia berpotensi untuk dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri, salah satunya industri elektronika. Perkembangan industri elektronika mendorong penggunaan timah sebagai salah satu material peralatan elektronik. Timah tergolong mineral logam yang dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, baik dari sisi pengolahan dasar hingga pengolahan limbahnya (Purnomo, 26). Limbah elektronik (electronic waste) merupakan peralatan elektronik yang telah rusak atau tidak dapat menjalankan fungsinya lagi. Secara umum, limbah elektronik mengandung beberapa komponen, diantaranya bahan plastik, bahan oksida, logam-logam seperti tembaga (Cu), palladium (Pd), besi (Fe), nikel (Ni), emas (Au), alumunium (Al), zink (Zn), perak (Ag), dan timah (Sn). Adanya komponen logam dalam limbah elektronik menunjukkan potensi limbah ini untuk diolah dan dijadikan bahan yang bermanfaat. Televisi (TV) berwarna yang telah rusak tergolong sebagai limbah elektronik yang hingga saat ini pemanfaatannya belum optimal. Limbah ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi TV yang semakin canggih serta tingginya daya konsumsi masyarakat Indonesia. Produk TV berwarna adalah suatu produk yang mengandung berbagai macam logam. Selain itu, produk ini juga memiliki komponen yang disebut Cathode Ray Tubes (CRTs). Cathode Ray Tubes mengandung logam Sn. Adanya kandungan logam Sn dalam CRTs ini menjadikannya tergolong sebagai limbah dengan karakteristik toksik atau beracun (Staff, =1972). Berdasarkan hasil penelitian dari Department of Environmental Engineering Sciences, University of Florida (1999) kemampuan pelepasan logam Sn dari CRTs adalah 6 kali lebih cepat dibandingkan dari bahan-bahan elektronik lain. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan tanah 79

maupun penurunan kualitas lingkungan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi pencemaran logam Sn dari CRTs adalah dengan memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan baku pembuatan garam timah klorida (SnCl 2 ). Garam SnCl 2 digunakan dalam industri sebagai bahan baku pembuatan senyawa timah lain maupun sebagai reduktor dalam proses kimia (Liyana, 21). Dalam penelitian ini dikaji pemanfaatan limbah Cathode Ray Tubes (CRTs) dari tabung TV sebagai bahan baku pembuatan garam SnCl 2. Beberapa tahap penting dalam penelitian ini antara lain : preparasi sampel, proses destruksi, sintesis timah klorida, dan karakterisasi produk SnCl 2 hasil sintesis. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan adalah seperangkat alat gelas yang umum digunakan di laboratorium, bunsen, hot plate, kaki tiga, oven, ph meter, pipa U, alat uji titik leleh, tanur, X-Ray Fluoresence (X-RF). Bahan Bahan yang digunakan adalah sampel Cathode Ray Tubes (CRTs) TV berwarna. Bahan kimia yang digunakan adalah akuades (H 2 O), asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO 3 ), besi (III) klorida (FeCl 3 ). Prosedur Kerja Penelitian ini didasarkan pada metodologi yang dikembangkan oleh Taslimah ( 23). Preparasi Sampel Sampel berasal dari limbah elektronik yang diambil dari tempat perbaikan televisi di Jl. Husein Hamzah Pontianak. Kemudian diambil Cathode Ray Tubes (CRTs) dari limbah televisi tersebut. Setelah itu Cathode Ray Tubes (CRTs) dihancurkan untuk diambil sampel Sn. Sampel yang sudah dicuci dengan menggunakan air sebanyak 3 kali. Selanjutnya, sampel dipotong kecil, dan dipanaskan dalam tanur pada suhu 5 o C selama 2 jam. Pemisahan Oksida Timah dari Campurannya Potongan sampel yang dihasilkan kemudian dilakukan proses destruksi. Sebanyak 1 gram didestruksi dengan 15 ml HNO 3 pekat selama 3 menit, kemudian ditambah 1 ml HNO 3 pekat, diuapkan hingga volume menjadi 5 ml, ditambahkan 5 ml HNO 3 3 M dan 25 ml akuades selanjutnya dipanaskan selama 3 menit. Endapan yang terbentuk dicuci dengan HNO 3 pekat, selanjutnya di oven pada suhu 2 o C, hasil yang diperoleh digunakan sebagai sampel berikutnya. Sintesis Garam SnCl 2 Asam klorida 15 ml dimasukkan kedalam corong pisah, dimasukkan,488 gram sampel kedalam erlenmeyer, alirkan sedikit demi sedikit HCl ke dalam erlenmeyer. Dipanaskan larutan di penangas air sampai gasnya benar-benar habis, kemudian rangkaian dibuka. Larutan disaring, diuapkan filtratnya sampai jenuh. Setelah jenuh, larutan didinginkan hingga terbentuk kristal. Kristal dikeringkan pada suhu 9 o C selama 1 menit selanjutnya dikarakterisasi dengan melihat titik leleh dan uji daya reduksi SnCl 2. Karakterisasi Hasil Produk Sintesis Penentuan titik leleh produk Sampel SnCl 2 dimasukkan kedalam pipa kapiler, dimasukkan pipa kapiler yang telah terisi SnCl 2 kedalam alat yaitu melting point, kemudian dibaca termometer pada melting point bila zat dalam kapiler mulai meleleh. Diamati kristal SnCl 2 ketika meleleh semua. Dicatat range temperatur pelelehan. Uji daya reduksi produk Kristal produk sebanyak 1,125 gram dilarutkan dalam 5 ml HCl kemudian diencerkan menjadi 25 ml. Diambil 1 ml larutan tersebut dititrasi dengan larutan FeCl 3,1 m. Titik akhir titrasi ditentukan dengan membuat kurva potensial sel terhadap volume titran. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Preparasi Sampel Sumber timah yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Cathode Ray Tubes (CRTs) TV berwarna yang telah 8

rusak. Selain timah, CRTs mengandung beberapa komponen antara lain aluminium, besi, dan nikel. Preparasi sampel CRTs dilakukan dengan tiga tahap yaitu proses pencucian, pemotongan dan pemansan. Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan komponen organik pada sampel. Komponen logam sampel akan teroksidasi menjadi senyawa oksidaoksidanya melalui proses pemanasan pada suhu 5 o C dengan menggunakan alat tanur. Oksida yang terbentuk seperti oksidaoksida timah (SnO dan SnO 2 ), oksida aluminium (Al 2 O 3 ) dan oksida besi (Fe 2 O 3 /Fe 3 O 4 ) (Taslimah, 23). Pemisahan Oksida Timah dari Campurannya Destruksi merupakan salah satu proses pemutusan ikatan organologam menjadi ion anorganik bebas. Proses destruksi dilakukan menggunakan erlenmeyer, karena dapat meminimilkan letupan-letupan yang terjadi pada saat proses pemanasan dan menahan kehilangan senyawa atau unsur akibat penguapan. Murtini (29) menjelaskan bahwa unsur-unsur logam dalam sampel dapat dilepas ikatannya dengan cara destruksi menggunakan asam nitrat. Penggunaan HNO 3 pada proses destruksi didasarkan oleh kemampuannya bertindak sebagai oksidator kuat dalam keadaan panas dan dapat melarutkan hampir semua logam serta dapat mencegah pengendapan unsur. Endapan yang terbentuk dicuci dengan HNO 3 panas. Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat di permukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan yang terbentuk selanjutnya di oven pada suhu 1 o C. Tujuannya untuk menghasilkan bahan dalam bentuk oksida dan menghilangkan zat-zat yang tidak dibutuhkan seperti H 2 O. Analisis Komponen Logam Sampel Komponen logam sampel dianalisis dengan menggunakan X-RF. Tujuan dilakukan analisis dengan menggunakan XRF untuk menentukan komposisi unsure dari Cathode Ray Tubes (CRTs). XRF merupakan metode yang prosesnya cepat dan tidak merusak sampel. Hasil XRF ditunjukkan dalam tabel 1. Hasil analisis dengan menggunakan XRF terlihat pada Tabel 1 bahwa Sn yang terkandung didalam CRTs sebesar 4,88 %. Kandungan logam terbesar yaitu Al dengan formula Al 2 O 3 sebesar 52,129 %. Tabel 1. Hasil Analisis XRF CRTs Logam Formula Konsentrasi Mg Al Cr Fe Ni Sn Nd Pb <Cl> MgO Al 2 O 3 Cr Fe 2 O 3 Ni Sn Nd Pb Cl 2,617 52,129 5,699 4,66 18,47 4,88 1,66 1,361, Garam SnCl 2 Sintesis garam SnCl 2 dilakukan dengan reaksi redok dan dilanjutkan dengan tahap kristalisasi. Kristalisasi adalah pembentukan partikel-partikel zat padat di dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagaimana pembentukan partikel padat dalam uap (Brady, 1999). Kristalisasi menunjukkan sejumlah fenomena yang berkaitan dengan pembentukkan struktur matriks kristal. Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian didinginkan senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Ini disebabkan oleh pertumbuhan kristal zat terlarut, sehingga zat-zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya (Siswanto, 214). Proses pembuatan SnCl 2 dilakukan dengan menggunakan HCl. Penggunaan HCl ini sebagai sumber ion klorida. Asam klorida merupakan senyawa kovalen yang dapat terhidrolisa, ion-ion H + dan Cl - dapat bergerak bebas dalam larutan (Taslimah, 23). Pada penelitian ini, HCl dialirkan ke erlenmeyer secara perlahan-lahan sampai gas H 2 habis. Tujuan dari dialirkannya HCl adalah untuk melarutkan Sn. Timah dapat mudah larut dalam asam kuat dan basa kuat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 81

E / V E JKK, Tahun 215, Vol 4(3), halaman 79-83 ISSN 233-177 Sn + 2 HCl SnCl 2 + H 2 Menurut reaksi tersebut, terjadi reaksi reduksi-oksidasi (redok). Prinsip dari reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi apabila terdapat kenaikan atau penurunan bilangan oksidasi. Selanjutnya dilakukan proses penyaringan, pada proses penyaringan ini akan terbentuk residu dan filtrat. Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan inti. Setelah larutan didinginkan, di oven pada suhu 1 o C selama 1 menit. Tujuannya untuk mengurangi kandungan air yang masih terdapat di dalam sampel. Berdasarkan hasil pengamatan kristal SnCl 2 yang dihasilkan berwarna putih keabu-abuan. Massa SnCl 2 yang terbentuk dari proses kristalisasi ini adalah,288 gram. Rendemen yang diperoleh adalah sebesar 62,89 %. Penyebab rendemen dari SnCl 2 yang diperoleh tidak menapai 1 % disebabkan karena didalam limbah elektronik CRTs masih terdapat kandungan logam lain, seperti Al dan Ni. Karakterisasi Hasil Penentuan titik leleh produk Penentuan titik leleh garam SnCl 2 hasil sintesis dilakukan dengan menggunakan melting point. Suhu untuk menentukan titik leleh suatu zat yang akan ditentukan adalah suhu yang rendah terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengamatan dalam menentukan suhu titik lelehnya. Oleh karena itu, suhu awal penentuan titik leleh haruslah suhu yang rendah, apabila menggunakan suhu awal yang terlalu tinggi, terdapat kemungkinan bahwa suhu yang terlalu tinggi menyebabkan sampel langsung meleleh. Hasil penelitian didapat titik leleh dari produk SnCl 2 yang diperoleh mempunyai titik leleh 227 o C 232 o C sedangkan titik leleh SnCl 2 menurut teori adalah 231,8 o C (Vogel, 199). Hal ini mengindikasikan bahwa produk yang diperoleh kemurniannya tidak tinggi. Uji daya reduksi produk Penentuan aktivitas Sn 2+ sebagai reduktor terhadap ion Fe 3+ ditentukan dengan cara titrasi potensiometri (Taslimah, 23). Potensiometri adalah salah satu metode penentuan konsentrasi zat melalui pengukuran nilai potensial. Nilai potensial yang diukur setiap penambahan volume titran tertentu akan diplotkan menjadi kurva titrasi dan akan didapatkan titik ekuivalen titrasinya. Volume pada titik ekuivalen titrasi tersebut adalah volume titran yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya. Dalam potensiometri ini, tidak digunakan indikator karena dengan pengukuran potensial larutan sudah bisa didapatkan titik ekuivalennya dari kurva (Day and Underwood, 1998). Titik akhir titrasi diharapkan mendekati titik ekivalen sehingga data yang dihasilkan dianggap memiliki kesalahan yang kecil (Gandjar dan Rohman, 27)..6.4.2 5 1 15 Volume FeCl 3 (ml).15.1.5 -.5 E 2 / V 2.2.1 -.1 -.2 5 1 15 (a) Volume FeCl 3 (ml) (b) 5 1 15 Volume FeCl 3 (c) Gambar 1 (a) Grafik volume FeCl 3 vs E, (b) Grafik volume larutan FeCl 3 vs E/V dan (c) Grafik Volume larutan FeCl 3 vs E 2 / V 2 82

Pada gambar 1 (a), (b), dan (c) merupakan kurva titrasi antara Volume larutan FeCl 3 dengan potensial yang digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi dalam titrasi redoks. Lonjakan nilai potensial terjadi ketika volume larutan FeCl 3 8 ml. Lonjakan nilai potensial yang terjadi secara drastis dengan penambahan sedikit volume titran ini menunjukkan titik akhir titrasi telah terjadi. Berdasarkan grafik diatas nilai potensial Sn 2+ untuk menentukan aktivitas produk sebagai reduktor terhadap ion Fe 3+ yaitu sebesar,132 V pada saat volume FeCl 3 8 ml dan nilai potensial standar untuk Sn 2+ adalah,13 V. Reaksi yang terjadi saat Fe 3+ tereduksi menjadi Fe 2+ setelah direduksi oleh SnCl 2 adalah sebagai berikut : 2 Fe 3+ + Sn 2+ 2Fe 2+ + Sn 4+ Berdasarkan reaksi diatas menunjukkan bahwa Fe 3+ dapat tereduksi dengan baik oleh reduktor SnCl 2 (Liyana, 21). Potensial elektroda (E o ) Sn adalah +,14 V relatif rendah sehingga dapat mereduksi suatu zat dengan jumlah yang baik (Martinez, 197). SIMPULAN Kandungan Sn limbah elektronik Cathode Ray Tubes dari TV berwarna berdasarkan analisis X-RF yaitu sebesar 4,88 %. Rendemen hasil yang diperoleh dari sintesis garam SnCl 2 yaitu 62,89 %. Karakteristik garam SnCl 2 dari sintesis berwarna putih, karakteristik fisika dapat dilihat dari titik leleh, titik leleh SnCl 2 hasil sintesis yaitu 227 o C-232 o C. Nilai potensial sel Sn 2+ yang diperoleh dari titrasi potensiometri yaitu,132 V pada saat volume FeCl 3 8 ml. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai potensial untuk reduksi Sn 2+ yang dihasilkan baik. DAFTAR PUSTAKA Brady, J.E, 1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur. Alih Bahasa: Sukmariah, Bina Aksara, Jakarta Day, R.A and Underwood A.L, 22, Analisis Kimia Kuantitatif, Alih Bahasa : A.H Pudjaatmaka, Erlangga, Jakarta Department of Environmental Engineering Sciences, 1999. Release Capability Tin and Cathode Ray Tubes.University of Florida. Liyana,D.E, 21, Optimisasi ph Buffer dan Konsentrasi Larutan Pereduksi Natrium Tiosulfat (Na 2 S 2 O 3 ) dan Timah (II) Klorida (SnCl 2 ) dalam Penentuan Kadar Besi Secara Spektrofotometri UV-VIS, Jurusan Kimia FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh November, (Skripsi) Gandjar, I.G dan A, Rohman, 27, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Martinez, F, 197, Identification of Several of Tin (II) Chlorida, Microchemical Journal, Vol. 16(4) Murtini, Hastuti, R dan Gunawan, 29, Efek Destruksi Terhadap Penentuan Kadar Cu (II) dalam Air Sumur, Air Laut dan Air Limbah Pelapisan Krom Menggunakan AAS, Jurusan Kimia, Universitas Diponegoro, (Skripsi) Purnomo, A, 26, Limbah Elektronik di Indonesia, Berita Antara Edisi Tanggal 2 Desember 26 Siswanto, 214, Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl dengan Cara Rekristalisasi. Teknik Kimia, Vol. 11(2) Staff, 1972, Tin Chemicals for Industry, Internasional Tin Research Institute Middleesex. England Taslimah, 23, Sintesis Garam SnCl 2 dari Bahan Kemasan Berlapis Timah, Vol. 6(3) Vogel, A.L, 199, Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan SemiMikro, Alih Bahasa : L, Setiono dan A.H, Pudjaatmaka, Kalman Media Pustaka, Jakarta 83