GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA KELOMPOK LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON PADA TAHUN

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN GOUTHY ARTHRITIS

Kata kunci: Kualitas hidup, faktor sosiodemografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan., EQ- 5D.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Diabetes Melitus, Lansia

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease atau penderita tidak

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

HUBUNGAN PERAN SERTA KADER POSYANDU DENGAN PERAWATAN HIPERTENSI PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA SALAMREJO SENTOLO KULON PROGO

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerang penduduk di dunia. Saat ini prevalensi DM di dunia diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

*Bidang Minat Epidemiologi *, Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Riwayat Keluarga Menderita Diabetes, Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes Mellitus tipe 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018


BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. juta dan diprediksikan meningkat hingga 1,5 miliar pada tahun Lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi epidemiologi. Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai kegiatan. Apabila mata menderita kelainan atau gangguan seperti low vision

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

Keywords: hormonal contraceptive pills, hypertension, women in reproductive age.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

Transkripsi:

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA KELOMPOK LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI KELURAHAN KINILOW KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON TAHUN 217 Mach Weber Sumbung*, Budi T. Ratag*, Sekplin A.S. Sekeon* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Hipertensi merupakan penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia. Riskesdas 213 kasus hipertensi sebanyak 2,8%. Tahun 21, data dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, penyakit hipertensi menempati urutan kedua terbanyak di daftar penyakit-penyakit yang ada di Sulawesi Utara dan menempati urutan pertama di daftar penyakit tidak menular, sebanyak 24.6 kasus, dan kasus hipertensi di Kota Tomohon, 1.37 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada kelompok lanjut usia dengan hipertensi. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang. Sampel penelitian ini adalah kelompok umur 6 tahun keatas. Jumlah sampel 4 orang menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh dengan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner terstruktur. Teknik analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup baik 4 orang (,74%), kualitas hidup kurang baik orang (,26%). Kualitas hidup kurang baik pada pria 4 orang (1,3%), kualitas hidup kurang baik pada wanita 1 orang (3,6%). Kualitas hidup kurang baik pada penderita hipertensi orang (11,1%). Dimensi EQ-D- L, permasalahan terbanyak pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, paling sedikit pada dimensi perawatan diri. Kesimpulan, kualitas hidup lansia di Kelurahan Kinilow secara umum baik. Lansia pria lebih banyak memiliki kualitas hidup kurang baik. Penderita hipertensi memiliki kualitas hidup kurang baik. Kata kunci: Kualitas Hidup, Lansia, Hipertensi ABSTRAK Hypertension is the highest non-communicable diseases in Indonesia. Riskesdas 213 cases of hypertension as much as 2.8%. In 21, data from the Department of Health of North Sulawesi Province, hypertension is the second largest in the list of diseases that exist in North and ranks first in the list of non-communicable diseases, with as many as 24 6 cases, and the cases of hypertension in Tomohon, 1,37 cases. This study aims to describe the quality of life in elderly with hypertension. This was a descriptive research with cross sectional approach. Samples were taken from the age group 6 years and older. Total sample of 4 people using purposive sampling techniques. Data was collected from interviews with respondents using a structured questionnaire. Data was analyzed. The results showed good quality of life of 4 individuals (.74%), poor quality of life (.26%). Poor quality of life in men 4 (1.3%), poor quality of life in women 1 (3.6%). Poor quality of life in patients with hypertension people (11.1%). Based on dimensions of EQ-D-L, most issues were fount on the dimensions of pain / discomfort, and the least were on the dimensions of self-care. In conclusion, the quality of life of the elderly in the village of Kinilow was generally good. Most the elderly men, has a not good quality of life. The patients of hypertension has a not good quality of life. Keywords: Quality Of Life, Elderly, Hypertension 1

PENDAHULUAN Salah satu rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun 21-21 dalam program Nawa Cita yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Akan tetapi, seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini terjadi pula peningkatan populasi lansia yang sangat signifikan, sehingga diperlukan suatu perhatian khusus dalam peningkatan kualitas hidup lansia. World Populatian Ageing (WPA) mengatakan, bahwa populasi lansia terbanyak ada di negara-negara berkembang. Jumlah populasi lansia di Indonesia sebanyak 18 juta jiwa, dan diproyeksikan akan meningkat 41 juta jiwa pada tahun 23 (Kemenkeu RI, 21). Di Sulawesi Utara sendiri, persentase estimasi penduduk lansia sebanyak,7 % (Pusdatin Kemenkes RI, 216). Peningkatan jumlah lansia ini, mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan, dikarenakan penyakit degeneratif pun menjadi meningkat (Pusdatin Kemenkes RI, 213). Menurut World Health Organization (WHO) komplikasi kasus serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kematian prematur, kecacatan, hingga komplikasi diabetes mellitus penyabab utamanya adalah hipertensi. Hipertensi mempunyai peran besar, yang menyebabkan 4% kematian karena penyakit jantung, dan 1% kematian akibat stroke (WHO, 213). Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia. Data riskesdas tahun 213 kasus hipertensi sebanyak 2,8%. Prevalensi hipertensi cenderung meningkat seiring bertambahnya usia seseorang (Riskesdas, 213). Pada tahun 21, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, bahwa penyakit hipertensi menempati urutan kedua terbanyak di antara penyakit-penyakit yang ada di Provinsi Sulawesi Utara dan menempati urutan pertama di daftar penyakit tidak menular, yaitu sebanyak 24.6 kasus. Khusus untuk Kota Tomohon, kasus hipertensi sebanyak 1.37 kasus. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada lansia sangat dipengaruhi oleh penyakit hipertensi. Penelitian yang dilakukan Chin, dkk (213) menunjukkan bahwa kualitas hidup lansia penderita hipertensi dimensinya lebih rendah, dibandingkan dengan orang-orang tanpa penyakit kronis. Hasil penelitian Wilakananda (21) menunjukan bahwa kualitas hidup kurang atau buruk berkaitan dengan kelompok usia >7 tahun, gender laki-laki, tingkat pendidikan rendah, status tidak menikah atau janda/duda, tidak bekerja, tingkat 2

penghasilan perbulan rendah, dan adanya >2 penyakit kronis. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul gambaran kualitas hidup pada kelompok lanjut usia dengan hipertensi di kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon Tahun 217. Hasil laporan diatas diharapkan dapat menjadi manfaat dan acuan untuk penelitian kedepannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, dengan menggunakan desain penelitian cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon selama bulan Maret-Juni tahun 217. Populasinya adalah seluruh kelompok lanjut usia (usia 6 tahun ke atas). Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 4 responden, diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrument yang digunakan berupa kuesioner dan sphygmomanometer, dimana kuesioner ini dibuat oleh EuroQol Group yaitu Euro Quality of Life -Dimensions. Data diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap responden menggunakan kuesioner terstruktur. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis univariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik hasil penelitian yang didapatkan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon yang paling banyak adalah kelompok umur antara 6-6 tahun dengan jumlah 31 orang (7,41%), dan paling sedikit yaitu lansia berumur 8 tahun ke atas dengan jumlah orang (,26%). Berdasarkan jenis kelamin kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow paling banyak lansia dengan jenis kelamin wanita dengan jumlah 28 orang (1,86%), sedangkan pria berjumlah 26 orang (48,14%). Berdasarkan tingkat pendidikan kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow paling banyak lansia dengan tamat pendidikan SD/MI dengan jumlah 2 orang (3,8%), sedangkan paling sedikit, lansia dengan pendidikan universitas/diploma VI dengan jumlah 1 orang (1,8%). 3

Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Kelompok Umur: 6-6 tahun 7-7 tahun >8 tahun Jenis Kelamin : Pria Wanita Tingkat Pendidikan : Tidak Pernah Sekolah Tidak Tamat SD/MI Tamat SD/MI SMP/MTs/sederajat SMA/MA/sederajat Diploma I/II/III Universitas/Diploma IV Frekuensi (n) 31 18 26 28 Persentase (%) 7,41 33,33,26 48,14 1,86 2 1 1,2 3,8 18, 16,7 1,8 Total 4 1 Hipertensi Hasil penelitian didapatkan bahwa kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow sangat banyak yang menderita Tabel 2. Distribusi Status Tekanan Darah hipertensi dengan jumlah 4 orang (83,3%), sedangkan yang yang tidak menderita hipertensi hanya berjumlah orang (16,7%). Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Hipertensi Tidak Hipertensi 4 83,3 16,7 Total 4 1 Penelitian ini menadapatkan hasil, bahwa kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 4 orang (,74%), sedangkan yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak orang (,26%). Tabel 3. Distribusi Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Kategori Frekuensi (n) Persentase (%) Baik 4,74 Kurang Baik,26 Total 4 1 4

Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Lansia Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup EQ-D-L Dimensi EQ-D-L, merupakan dimensi penelitian untuk mengetahui seberapa besar keluhan yang terdapat pada lansia di Kelurahan Kinilow, dan peneliti mendapatkan bahwa dimensi kemampuan berjalan responden yang tidak ada masalah 21 orang (38,%), sedikit bermasalah 23 orang (42,6%), cukup bermasalah 1 orang (18,%), dimensi perawatan diri tidak ada masalah 1 orang (4,4%), tidak didapatkan responden yang sedikit bermasalah, cukup bermasalah 2 orang (3,7%), dan sangat bermasalah 1 orang (1,%), dimensi kegiatan yang biasa dilakukan tidak ada masalah 37 orang (68,%), sedikit bermasalah orang (16,6%), cukup bermasalah 7 orang (13%), dimensi rasa nyeri/tidak nyaman tidak ada masalah 13 orang (24,7%), Tabel 4. sedikit bermasalah 28 orang (1,8%), cukup bermasalah 11 orang (2,37%), dan sangat bermasalah 2 orang (3,71%), dimensi rasa cemas/depresi (sedih) tidak ada masalah 27 orang (%), sedikit bermasalah 2 orang (4,8%), cukup bermasalah orang (,2%). Hasil analisis penelitian didapatkan bahwa dimensi rasa nyeri/tidak nyaman merupakan dimensi yang paling banyak mendapatkan permasalahan, dimana responden yang memiliki nilai sedikit bermasalah ada 28 orang (1,8%), cukup bermasalah 11 orang (2,37%), dan responden dengan nilai sangat bermasalah ada 2 orang (3,7%). Hasil analisis untuk dimensi dengan nilai permasalahan paling rendah yaitu dimensi perawatan diri dengan responden yang tidak memiliki masalah sebanyak 1 orang (4,4%), cukup bermasalah 2 orang (3,7%), dan yang sangat bermasalah 1 orang (1,%). Distribusi Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Dimensi Kualitas Hidup EQ-D-L Dimensi Kualitas Hidup EQ-D Nilai 1 (Tidak ada masalah 21 (38,%) Kemampuan Berjalan Perawatan Diri 1 (4,4%) Kegiatan yang 37 Biasa Dilakukan (68,%) Rasa Nyeri/Tidak 13 Nyaman (24,7%) Rasa Cemas/Depresi 27 (sedih) (%) Nilai 2 (Sedikit bermasalah) 23 (42,6%) (%) (16,6%) 28 (1,8%) 22 (4,8%) n (%) Nilai 3 (Cukup bermasalah) 1 (18,%) 2 (3,7%) 7 (13%) 11 (2,37%) (,2%) Nilai 4 (Sangat bermasalah) (%) 1 (1,%) 1 (1,%) 2 (3,71%) (%) Nilai (Masalah berat) (%) (%) (%) (%) (%)

Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin. Jenis kelamin menjadi salah satu karakteristik yang menjadi tujuan penelitian ini, dan didapatkan hasil penelitian, bahwa pria dengan kualitas hidup baik sebanyak 22 orang (84,7%), dan pria yang memiliki kualitas hidup kurang baik sebanyak 4 orang (1,3%), sedangkan wanita yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 27 orang (6,4%), dan yang memiliki kualitas hidup kurang baik 1 orang (3,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa, pria di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon, mempunyai kualitas hidup yang kurang baik dibandingkan wanita yang ada di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Tabel. Distribusi Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin Variabel Kualitas Hidup Total Baik Kurang Baik Pria 22 (84,7%) 4 (1,3%) 26 (1%) Wanita 27 (6,4%) 1 (3,6%) 28 (1%) Total 4 (,74%) (,26%) 4 (1%) Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Status Tekanan Darah Hasil penelitian pada tabel 7 didapatkan bahwa responden yang menderita hipertensi, memiliki kualitas hidup baik sebanyak 4 orang (88,%), dan yang memiliki kualitas hidup kurang baik orang (11,1%). Responden yang tidak menderita hipertensi, memiliki kualitas hidup baik sebanyak orang (1%). Hasil di atas menunjukkan bahwa, responden penderita hipertensi memiliki kualitas hidup yang kurang baik, dibandingkan dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Tabel 6. Distribusi Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Status Tekanan Darah. Variabel Kualitas Hidup Total Baik Kurang Baik Hipertensi 4 (88,%) (11,1%) 4 (1%) Tidak Hipertensi (1%) (,%) (1%) Total 4 4 (,74%) (,26%) (1%) 6

Gambaran Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Hasil penelitian yang didapatkan dari 4 responden, secara umum kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon paling banyak memiliki kualitas hidup baik, dibandingkan dengan kelompok lanjut usia dengan kualitas hidup kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wikananda (21) tentang hubungan kualitas hidup dan faktor risiko pada usia lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali, yang menyatakan bahwa lansia memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil analisis data distribusi kualitas hidup lansia berdasarkan masing-masing dimensi menurut EQ- D-L, secara umum lansia di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon memiliki banyak keluhan kesehatan pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman dan paling rendah terdapat pada dimensi perawatan diri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari, dkk (216), tentang pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta menggunakan European Quality Of Life Dimensions (EQ-D) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS), bahwa dimensi rasa nyeri/tidak nyaman merupakan dimensi yang paling banyak mendapatkan permasalahan dari responden, sedangkan permasalahan paling sedikit terdapat pada dimensi perawatan diri. Gambaran Kualitas Hidup Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil yang didapatkan dari 4 reponden yang terdiri dari 26 responden pria dan 28 responden wanita, bahwa kualitas hidup baik paling banyak terdapat pada responden wanita, sedangkan kualitas hidup kurang baik banyak terdapat pada responden pria. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Wikananda (21) tentang hubungan kualitas hidup dan faktor risiko pada usia lanjut di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten Gianyar Bali 21, bahwa kualitas hidup kurang baik lebih banyak terdapat pada responden pria, sedangkan kualitas hidup baik lebih banyak terdapat pada responden wanita. Penelitian lain ditemukan hasil yang berbeda, dilakukan sebelumnya oleh Pangestika (216) tentang perbedaan kualitas hidup lansia dengan hipertensi berdasarkan jenis kelamin di balai pelayanan sosial lanjut usia Bisma Upakarya Pemalang, didapatkan bahwa kualitas hidup kurang baik paling 7

banyak ditemukan pada lansia wanita, sedangkan kualitas hidup baik banyak ditemukan pada lansia pria. Gambaran Kualitas Hidup Pada Kelompok Lanjut Usia Berdasarkan Status Tekanan Darah Hasil analisis yang didapatkan dari 4 responden, terdapat 4 responden yang menderita hipertensi, dan responden yang tidak menderita hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa kualitas hidup kurang baik, seluruhnya terdapat pada responden penderita hipertensi, sedangkan pada reponden yang tidak menderita hipertensi, didapatkan kualitas hidup yang baik secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Dewi dan Suardana (213) tentang dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Gianyar I, bahwa kualitas hidup kurang baik banyak terdapat pada responden penderita hipertensi. Penelitian yang dilakukan oleh Bhandari, dkk (216) tentang quality of life of patient with hypertension in Kathmandu, juga mendapatkan hasil yang sama, bahwa dengan meningkatnya usia seseorang, maka ada perubahan fungsional maupun fisiologis, salah satunya menderita penyakit hipertensi sehingga mempengaruhi kualitas hidup seseorang menjadi kurang baik. Hasil distribusi kualitas hidup berdasarkan status tekanan darah menurut dimensi EQ-D-L, didapatkan bahwa responden yang menderita hipertensi dan yang tidak menderita hipertensi, paling banyak mendapatkan keluhan masalah kesehatan pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, sedangkan dimensi yang paling sedikit ditemukan keluhan dari responden, yaitu dimensi perawatan diri. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari, dkk (216) tentang pengukuran kualitas hidup pasien hipertensi di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta menggunakan European Quality Of Life Dimensions (EQ-D) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS), bahwa dimensi yang paling banyak mendapatkan permasalahan yaitu dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, dan paling sedikit keluhan pada dimensi perawata diri. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelurahan Kinilow Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon, dengan jumlah responden sebanyak 4 orang, dengan usia 6 tahun keatas, disimpulkan: 1. Kelompok lanjut usia di Kelurahan Kinilow pada umumnya didapatkan 8

memiliki kualitas hidup yang baik, hanya terdapat beberapa responden yang memiliki kualitas hidup yang kurang baik. Kualitas hidup lanjut usia di Kelurahan Kinilow berdasarkan dimensi EQ-D-L, yaitu kemampuan berjalan, perawatan diri, kegiatan yang biasa dilakukan, rasa nyeri/tidak nyaman, dan rasa cemas/depresi (sedih). Permasalahan terbanyak terdapat pada dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, dan untuk permasalahan paling sedikit terdapat pada dimensi perawatan diri. 2. Kualitas hidup baik, paling banyak ditemukan pada lansia dengan jenis kelamin wanita, sedangkan kualitas hidup kurang baik paling banyak ditemukan pada lansia dengan jenis kelamin pria. 3. Kualitas hidup kelompok lanjut usia berdasarkan status tekanan darah, didapatkan bahwa kualitas hidup baik secara keseluruhan pada lansia yang tidak menderita hipertensi, sedangkan kualitas hidup kurang baik, terdapat pada lansia yang menderita hipertensi. Kualitas hidup kelompok lanjut usia dengan hipertensi menurut dimensi EQ-D-L, didapatkan bahwa lansia yang menderita hipertensi memiliki tingkat permasalahan yang lebih banyak pada setiap dimensinya, dibandingkan dengan lansia yang tidak menderita hipertensi. Dimensi rasa nyeri/tidak nyaman, merupakan dimensi yang paling banyak ditemukan keluhan dari lansia penderita hipertensi, dan lansia yang tidak menderita hipertensi, dan paling sedikit keluhan terdapat pada dimensi perawatan diri. SARAN 1. Kepada Pemerintah Kelurahan Kinilow harus mensosialisasikan kepada para kelompok lanjut usia, untuk memeriksakan kesehatannya dan untuk aktif dalam posyandu lansia. Sehingga, penyakit yang diderita oleh para lansia, lebih cepat dideteksi. 2. Bagi kelompok lanjut usia penderita hipertensi dan yang tidak menderita hipertensi untuk meningkatkan kesadaran diri dalam menjaga pola hidup sehat, dengan cara menghindari makanan yang mengandung kadar lemak tinggi, kadar garam tinggi, meminimalisir stress, dan biasakan untuk berolahraga, sehingga yang menderita hipertensi tidak memperburuk kesehatan dirinya, dan yang tidak menderita hipertensi, bisa terhindar dari penyakit hipertensi. 3. Bagi keluarga kelompok lanjut usia, agar dapat selalu memberikan

dukungan dan motivasi kepada para lansia. 4. Kepada peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualits hidup kelompok lanjut usia, sehingga dapat diketahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. DAFTAR PUSTAKA Bhandari N, Bhusal B, Takma, Lawot I. 216. Quality of Life of Patient With Hypertension In Kathmandu. Nepal. Chin Y, Lee I, Lee H. 213. Effects of Hypertension, Diabetes, and/or Cardiovascular Disease on Health-related Quality of Life in Elderly Korean Individuals: A Population-based Crosssectional Survey. Dewi P, Sudhana I. 213. Gambaran Kualitas Hidup Pada Lansia Dengan Normotensi Dan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar. Denpasar: Bagian Ilmu Penyakit Dalam. RSUP SanglahFakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. 216. Penyakit Hipertensi. Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Manado. Badan Pusat Statistik. 214: Statistik Penduduk Lanjut Usia. Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 21 : Penduduk lansia dan bonus demografi kedua. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 216 : Situasi Lanjut Usia (Lansia) Di Indonesia. Pusat Data dan Informasi. Jakarta Pangestika D. 216. Perbedaan Kualitas Hidup Lansia Dengan Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Di Balai Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bisma Upakara Pemalang. STIKes Muhammadiyah Pekajangan/Program Studi Ners. Sari A, Lolita, Fauzia. 216. Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Di Puskesmas Mergangsan Yogyakarta Menggunakan European Quality Of Life Dimensions (EQD) Questionnaire dan Visual Analog Scale (VAS).Universitas Ahmad Dahlan. Wikananda G. 21. Hubungan Kualitas Hidup dan Faktor Risiko Pada Usia Lanjut di Wilayah Kerja Puskesmas Tampaksiring 1 Kabupaten Gianyar. Bali: Universitas Udayana Fakultas Kedokteran/Program Studi Pendidikan Dokter. Wirabrata. 21. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 21-21 Kementrian Kesehatan. 1

Disampaikan pada Konsultasi Nasional Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Padang, 17 Maret 21. World Health Organization. 213. A Global Brief on Hypertension. World Population Ageing. 21: Department of Economic and Social Affairs Population Division. United Nations. New York. 11