BAB V KESIMPULAN. telah mendapatkan legitimasi sebagai karya grafis bersifat internasional dan

dokumen-dokumen yang mirip
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB 4 KESIMPULAN. 69 Universitas Indonesia. Memori kolektif..., Evelyn Widjaja, FIB UI, 2010

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB IV KESIMPULAN. bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini masih terkurung dengan pemikiran

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

BAB II FINLANDIA DAN MASALAH KETIDAKADILAN GENDER. A. Hak Pilih Perempuan (Women Suffrage) sebagai Awal Mula Perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Opini Edisi 5 : Tentang Seksualitas: Masyarakat Sering Menggunakan Standar Ganda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. imaginasi, pengamatan, dan perenungannya dalam bentuk karya sastra. Karya-karya

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah daerah untuk menata dan memberikan warna tersendiri dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

RADIKALISME AGAMA DALAM KAJIAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

BAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 PERSEPSI MAHASISWA JEPANG TENTANG ISLAM YANG MUNCUL SETELAH MENONTON TELEVISI PASCAPERISTIWA 9/11

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

Mencari Format Kerangka Kebijakan yang Ramah Bagi Masyarakat Lokal : Sebuah Diskusi Awal. Indriaswati Dyah Saptaningrum

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

BAB I PENDAHULUAN. Rokok mengandung banyak bahan yang mengandung zat berbahaya. salah satu bahan

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

BAB V P E N U T U P. bahwa dalam komunitas Kao, konsep kepercayaan lokal dibangun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB V PENUTUP. mungkin kita kenal adalah salah satunya berupa biodata yang berisi tentang nama,

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Aksi secara bahasa adalah suatu gerakan, tindakan, sikap (gerak -gerak tingkah

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1

ISU-ISU GLOBALISASI KONTEMPORER, oleh Ahmad Safril Mubah, M.Hub., Int. Hak Cipta 2015 pada penulis

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi

BAB I PENDAHULUAN. (KTSP) tahun 2006 lalu, pendidik tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. A. PERMASALAHAN I. A.

8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN. Sejarah panjang bangsa Eropa mengenai perburuan penyihir (witch hunt) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB VI KESIMPULAN. instrumentnya meraih legitimasi-legitimasi, namun juga menelisik kehidupan

Semarang, Maret 2010 Dosen Pembimbing I

Intel Teach Program Assessing Projects

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

BAB IV KESIMPULAN. Pada bab analisis dipaparkan bagaimana tokoh utama melakukan penolakan

yang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya sebagai manusia, kita membutuhkan untuk dapat berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

MAKALAH. Kebutuhan Pendampingan Hukum Penyandang Disabilitas

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

BAB VII KESIMPULAN. penyerapan mengalami penyesuaian dengan sistem bahasa Indonesia sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN PEREMPUAN MENURUT MASDAR FARID MAS UDI DAN KIAI HUSEN MUHAMMAD

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DI ORGANISASI FRONT MAHASISWA NASIONAL CABANG BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Sesi 8: Pemberitaan tentang Masalah Gender

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

BAB V PENUTUP. Kehadiran dan kepiawaian Zulkaidah Harahap dalam. memainkan instrumen musik tradisional Batak Toba, secara tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Persepolis karya Marjane Satrapi merupakan karya francophone yang telah mendapatkan legitimasi sebagai karya grafis bersifat internasional dan dimasukkan ke dalam ranah studi literatur. Layaknya sebuah novel, Persepolis mengandung narasi, ide, pendalaman karakter, dan latar sejarah yang mendukung kekompleksan ceritanya. Penggunaan bahasa Prancis dalam Persepolis menunjukkan usaha Satrapi agar karyanya bisa menjadi karya yang dinikmati dunia internasional dan memperlihatkan kemampuan dan keikutsertaan Satrapi dalam memasuki budaya asing yang bukan merupakan budaya aslinya. Karya Satrapi (Persepolis 1 dan Persepolis 2) yang termasuk karya autobiografis menjadi saksi yang menceritakan secara jujur mengenai revolusi dan perang Iran-Irak. Ketidakstabilan politik dan ekonomi di Iran mengakibatkan adanya revolusi dan perang yang menjadi pemicu kontestasi identitas seorang individu yang dibesarkan pada masa itu. Pergantian regulasi serta rezim pemerintah yang berkuasa pada masa sebelum dan sesudah revolusi diceritakan Satrapi membawa persoalan identitas yang dihadapi masyarakat Iran, khususnya bagi para perempuan Iran mengenai regulasi berjilbab. Perempuan Iran dalam Persepolis terbagi menjadi kelompok sekuler, yang menentang pemakaian jilbab kembali dan kelompok fundamentalis, yang mendukung pemakaian jilbab kembali. Adanya pertentangan di antara kedua kelompok ini disebabkan oleh regulasi rezim Reza Shah atau pemerintahan monarki terdahulu yang justru melarang perempuan memakai jilbab sebagai bentuk westernisasi dan modernisasi 194

Iran pada zaman itu. Westernisasi dan modernisasi Iran pada masa kekuasaan Shah memberi angin segar bagi kelompok perempuan sekuler Iran yang mendapatkan pendidikan à la Barat, namun ketika Shah akhirnya jatuh karena revolusi, kelompok inilah yang kemudian menjadi objek opresi kelompok perempuan fundamentalis. Sementara kelompok perempuan fundamentalis yang mendapat giliran angin segar pada saat Khomeini berkuasa menjadi bagian dari patroli pengawas khusus perempuan untuk mengajarkan mengenai cara berjilbab yang baik menurut syariah Islam. Tidak hanya perubahan dalam regulasi berpakaian, Persepolis juga menceritakan perubahan sistem pendidikan di Iran seiring dengan bergantinya rezim kekuasaan dalam pemerintah. Di masa Shah masih berkuasa, sekolahsekolah bilingual banyak didirikan dan pengiriman siswa untuk studi ke Eropa gencar dilakukan. Pada masa Khomeini memerintah, semua sekolah bilingual dan universitas ditutup dengan alasan sistem pendidikan yang tidak sesuai dengan syariah Islam dan akan menciptakan pengikut imperialis baru. Sensitivitas penduduk Iran meningkat dengan adanya rombongan pengungsi perang yang datang dari selatan dan kurangnya bahan pangan, serta menipisnya persediaan bahan bakar menjadi sebab lain dari revolusi dan perang. Masyarakat sipil Iran banyak yang menjadi korban perang dan kehilangan harta benda mereka. Sebagian dari mereka tetap bertahan di Iran sementara sebagian lainnya mencari suaka ke luar negeri. Persepolis tidak hanya memaparkan perubahan yang terjadi di masyarakat sehubungan dengan terjadinya revolusi dan perang. Revolusi dan perang telah 195

membawa dampak dalam konstruksi identitas seorang individu yang direpresentasikan oleh tokoh Marjane. Dominasi rezim penguasa dan penegakan Republik Islam memunculkan perlawanan dari kelompok yang didominasi termasuk Marjane didalamnya. Sebagai agen, resistensi Marjane muncul karena motivasi tak sadar dalam dirinya melalui ingatan masa lalunya akan revolusi dan pamannya yang dieksekusi. Tidak hanya itu, keluarga Marjane yang menunjukkan resistensi mereka baik secara diam-diam di balik tembok rumah dengan diskusi politik maupun dengan mengikuti demonstrasi secara langsung, menumbuhkan kesadaran praktis yang mewujudkan tindakan dari diri Marjane. Sementara itu, sekolah sebagai penggambaran dominasi rezim kepada rakyatnya juga menjadi agen yang mempengaruhi cara berpikir Marjane secara kritis dan berani. Resistensi yang muncul dari diri Marjane menjadi strateginya bertahan hidup di tengah rezim Islam sebagai remaja modern yang tumbuh di tengah keluarga liberal. Karya Satrapi (Persepolis 3) menggambarkan persoalan identitas yang dihadapi Marjane ketika memasuki dan bertemu dengan budaya baru, yaitu budaya Barat di Wina. Dalam proses adaptasinya dengan budaya Barat tersebut Marjane mengalami kendala bahasa dan keterkejutan budaya. Kendala bahasa terjadi pada awal keberadaan Marjane di Wina, namun diceritakan pada akhirnya Marjane tidak mengalami kesulitan berkomunikasi dengan orang di sekelilingnya. Keterkejutan Marjane terhadap budaya Barat yang paling menonjol dalam Persepolis 3 adalah masalah seputar seks bebas. Sebagai individu yang datang dan dibekali dengan budaya Timur, masalah seks merupakan masalah tabu baginya 196

dan tidak dibicarakan dengan sembarang orang. Bukan hanya masalah seks yang menjadi awal keterkejutan Marjane dalam prosesnya beradaptasi. Isu homoseksual yang mengakui orientasinya juga merupakan masalah yang diangkat dalam karya Satrapi ini. Marjane digambarkan sebagai individu yang mampu membuka diri terhadap budaya asing sebagai bentuk negosiasi identitasnya. Namun tidak semua keterbukaan diri tersebut itu menghasilkan konstruksi identitas yang diinginkannya. Di negara Barat, Marjane tetap dianggap sebagai imigran asing yang berusaha mencari keuntungan di negara migran, dipinggirkan, dan sering mengalami perilaku rasis. Akulturasi yang diusahakan Marjane dalam negosiasinya digambarkan tidak selalu berhasil karena dalam usahanya tersebut tetap ada benturan budaya Barat-Timur yang tidak dapat Marjane atasi. Sekembalinya Marjane ke Iran, dia digambarkan harus menghadapi proses adaptasi yang hampir serupa dengan saat di Wina. Pengasingannya selama empat tahun telah memberikan pengaruh kebarat-baratan dalam tindakan dan cara berpikirnya. Marjane kembali merasa tertekan dan melakukan negosiasi dengan identitas masa lalunya selama berada di Iran. Depresi yang dia alami sesudah pengasingannya justru menampilkan kesadaran dari dirinya bahwa hanya dirinya sendiri yang bisa mengatasi pilihan identitasnya. Persepolis memperlihatkan identitas sebagai simbol perlawanan dari seorang individu yang terdominasi tradisi, agama dan rezim pemerintah. Dalam konstruksi identitasnya, individu yang bertemu dengan budaya asing akan berusaha menyerap budaya tersebut dan berusaha menjadikan dirinya sebagai 197

bagian dari budaya tersebut dengan menegosiasikan dengan budaya aslinya. Dengan memfokuskan bahasan pada persoalan identitas individu pada masa revolusi, perang, dan pengasingan, terungkap bahwa Persepolis merepresentasikan perlawanan dan strategi bertahan masyarakat Iran pada masa revolusi dan perang. Bentuk perlawanan tersebut sebagai tindakan aktif bertahan di tengah dominasi kekuasaan rezim. Sementara itu representasi Marjane yang melekat dengan budaya Timur menegaskan konstruksi identitas Timur yang menjadi asumsi bangsa Barat: terbelakang, tidak berpendidikan dan tidak memiliki perilaku yang baik. Penyesalan Marjane dan kesedihannya meninggalkan tanah air menjadi konsekuensi yang harus dihadapi karena keinginannya mendapat keleluasaan dan kebebasan memilih. Identitas Marjane digambarkan tidak berhenti berproses dan tersusun dari perwujudan individualnya, hubungannya dengan orang lain, serta dapat berubah terkait dengan berbagai konteks sosial dan kultural. Dapat dikatakan pula, negosiasi Marjane terwujud ke dalam bentuk novel grafis sebagai simpanan memori untuk melupakan dan mengingat. Melupakan karena pada akhirnya dia memilih memulai hidup yang baru dengan caranya sendiri namun juga mengingat dirinya sebagai seorang Iran yang memiliki latar historis dalam dirinya yang dikarenakan hal tersebut membuatnya tergugah untuk mewujudkan novel grafis ini. 198