Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

Gambar 4.1 Air Laut Menggenangi Rumah Penduduk

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

LONGSHORE CURRENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP TRANSPORT SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI SENDANG SIKUCING, KENDAL

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

KAJIAN BEBERAPA ALTERNATIF LAYOUT BREAKWATER DESA SUMBER ANYAR PROBOLINGGO

STUDI SEBARAN SEDIMEN SECARA VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

ANALISA PENGINDERAAN JARAK JAUH UNTUK MENGINDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PANTAI TIMUR SURABAYA. Di susun Oleh : Oktovianus Y.S.

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI TUBAN, JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)

KAJIAN SEBARAN SUBSTRAT SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN PANTAI KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

KONDISI GELOMBANG DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI LABUHAN HAJI The Wave Conditions in Labuhan Haji Beach Coastal Territory

BAB V Analisa Peramalan Garis Pantai

Studi Laju Sedimentasi Akibat Dampak Reklamasi Di Teluk Lamong Gresik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Jawa. - Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta. Kabupaten Lebak.

Created by : Firman Dwi Setiawan Approved by : Ir. Suntoyo, M.Eng., Ph.D Ir. Sujantoko, M.T.

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

ANALISIS REFRAKSI GELOMBANG LAUT BERDASARKAN MODEL CMS- Wave DI PANTAI KELING KABUPATEN JEPARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Hidrodinamika Arus dan Pasut Di Muara Gembong

III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

Karakteristik Kecepatan Dan Arah Dominan Arus Sejajar Pantai (Longshore Current) Di Pantai Larangan Kabupaten Tegal Jawa Tengah

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembangkitan Gelombang oleh Angin

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

STUDI ANGKUTAN SEDIMEN SEJAJAR PANTAI DI PANTAI PONDOK PERMAI SERDANG BEDAGAI SUMATERA UTARA

KAJIAN LAJU TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI AKKARENA

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI PADA DAERAH PANTAI KIMA BAJO KABUPATEN MINAHASA UTARA

ANALISIS ARUS DAN GELOMBANG PERAIRAN BATU BELANDE GILI ASAHAN DESA BATU PUTIH KECAMATAN SEKOTONG LOMBOK BARAT

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

PERENCANAAN GROIN PANTAI TIKU KABUPATEN AGAM

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG PADA RENCANA BANGUNAN PELABUHAN DI TANJUNG BONANG, KABUPATENREMBANG Radhina Amalia, Warsito Atmodjo, Purwanto*)

HUBUNGAN PENGELOLAAN ALIRAN SEDIMEN HULU HILIR DI BATANG ANAI (BAGIAN WS. INDRAGIRI AKUAMAN) SUMATERA BARAT 1) Bambang Istijono 2)

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

PEMODELAN GENESIS. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 5. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN LUAS PESISIR DESA PERANCAK, BALI DITINJAU BERDASARKAN POLA REFRAKSI GELOMBANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 2.1. Definisi Daerah Pantai Sumber: Triatmodjo (1999)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

Ujian P3 Tugas Akhir. Oleh : RACHMAT HIDAYAH

STUDI PERLINDUNGAN PIPELINE PT. PERTAMINA GAS DI PESISIR INDRAMAYU

PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI DI PANTAI PAL KABUPATEN MINAHASA UTARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di :

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 PENGARUH GELOMBANG TERHADAP TRANSPOR SEDIMEN DI SEPANJANG PANTAI UTARA PERAIRAN BANGKALAN Dina Faradinka, Aries Dwi Siswanto, dan Zainul Hidayah Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura PO BOX 2, Jl. Raya Telang, Kamal, Bangkalan, Madura Korespondensi : ariesdwisiswanto@trunojoyo.ac.id; ariesdwisiswanto@yahoo.co.id ABSTRAK Beranekaragam permasalahan di daerah pantai pada sebagian besar perairan di Indonesia, tidak terkecuali daerah perairan Bangkalan. Salah satu masalah yang ada di perairan pantai di Kabupaten Bangkalan berupa abrasi pantai, yang diakibatkan oleh transpor sedimen (Romimoharto, 2003). Pergerakan sedimen akibat pengaruh gelombang sangat menarik untuk diteliti karena memberikan dampak terhadap sedimen sepanjang pantai sekaligus berpengaruh terhadap stabilitas pantai, khususnya di perairan Kabupaten Bangkalan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh gelombang terhadap transpor sedimen di Pantai Utara Perairan Kabupaten Bangkalan. Penelitian dilakukan pada bulan November 2012. Substrat sedimen dianalisa ukuran butir untuk mengetahui jenis sekaligus karakteristiknya. Parameter gelombang dianalisa menggunakan metode SMB sesuai hasil konversi angin, dan selanjutnya menjadi input utama untuk menghitung transpor sedimen sesuai persamaan CERC (Triatmodjo, 1999). Hasil penelitian menunjukkan tinggi gelombang periode 5 tahun (2008 2012) terbesar 0,87 m (bulan Januari) dan terkecil 0,48 m (bulan November), sedangkan tinggi gelombang pecah terbesar 2,75 m (bulan Januari) dan terkecil 0,57 m (bulan November). Jenis sedimen dilokasi penelitian berupa silt, clay, sand, dan gravel; dengan pemilahan yang baik (0,031), kepencengan puncak sangat tumpul (0,06452), dan nilai mean yang kecil. Hal ini diduga karena pergerakan sedimen oleh gelombang yang mendeposisikan ukuran butir sedimen dalam kisaran pendek dan proses seleksi butiran halus lebih banyak oleh butiran kasar yang selektif. Uji Regresi Linear Berganda menunjukkan nilai R (Corelasi determinasi) 0,993 dan R square 0,986 yang berarti data akurat serta terdapat hubungan antara tinggi gelombang maupun tinggi gelombang pecah terhadap pergerakan transpor sedimen. Kata Kunci: Transpor Sedimen, Karakteristik Gelombang PENDAHULUAN Indonesia memiliki perairan yang cukup luas sehingga permasalahan yang muncul relative beragam, khususnya didaerah perairan pantai, tidak terkecuali di perairan utara Kabupaten Bangkalan. Fenomena menarik pada sebagian besar permasalahan pantai adalah adanya abrasi dan sedimentasi, yang sebagian besar disebabkan oleh adanya proses transpor sedimen di sepanjang pantai (Siswanto, 2010; 2011; Triatmodjo, 1999; CERC, 1984). Gelombang diduga menjadi salah satu faktor oseanografi penting berpengaruh terhadap proses transpor sedimen. Salah satu 645

Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan pembangkit penting bagi terbentuknya gelombang adalah factor angin. Pergerakan angin di permukaan laut akan membangkitkan gelombang dengan kecepatan yang bervariasi tergantung pada kecepatan dan durasi angin berhembus, yang seringkali direpresentasikan dengan fetch efektif. Gelombang yang bergerak menuju pantai, akan menimbulkan gesekan antara gelombang di dasar lautan sehingga menimbulkan gelombang pecah. Gelombang pecah ini yang menyebabkan terjadinya pengadukan sedimen pantai sehingga berpindah. Transpor sedimen yang berlebihan akan menyebabkan sedimentasi di satu bagian pantai sekaligus menyebabkan abrasi pada bagian lain di perairan pantai yang bersangkutan (Triatmodjo, 1999). Pergerakan sedimen akibat pengaruh gelombang sangat menarik untuk diteliti karena memberikan dampak terhadap sedimen sepanjang pantai sekaligus berpengaruh terhadap stabilitas pantai, salah satunya adalah perubahan garis pantai, khususnya di perairan Kabupaten Bangkalan. METODE PENELITIAN Materi utama dalam penelitian ini adalah data angin (BMKG Stasiun Maritim Perak, Surabaya) yang dikonversi menjadi data gelombang untuk periode 2008-2012. Analisa data dilakukan selama bulan November 2012. Adapun lokasi penelitian dimulai 7 00' 21.93"S - 112 45'31.69"E sampai 7⁰ 02' 40.62 S - 112⁰41'24.05 T (Sepanjang pantai Bancaran sampai pantai Kramat, Bangkalan) yang dibagi menjadi 12 stasiun (Gambar 1) dengan pertimbangan kondisi morfologi garis pantai. Pada penelitian ini, diasumsikan bahwa pada semua lokasi, arah datang gelombang adalah sama dengan pertimbangan bahwa arah angin yang relative sama pada semua lokasi. Gambar 1. Lokasi Penelitian Data angin diolah menggunakan software WR-Plot untuk mengetahui kecepatan angin rata-rata (kecepatan angin permukaan laut) dan arah dominan. Kemudian dihitung tegangan angin berdasarkan persamaan: 646

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 R L = (Triatmodjo, 1999; CERC, 1984)..(1) Dimana U L = Kecepatan angin yang di ukur di darat (m/s), Uw= Kecepatan angin di laut (m/s). Kemudian dihitung nilai fetch berdasarkan persamaan: F eff = (Triatmodjo, 1999; CERC, 1984).(2) dengan F eff = fetch rerata effektif (km), Xi = panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch, dan = deviasi pada kedua sisi dari arah angin dengan menggunakan pertambahan 6⁰ sampai sudut sebesar 42⁰ pada kedua sisi dari arah angin. Pergerakan gelombang terjadi karena adanya angin, kemudian terjadi penjalaran gelombang di dekat pantai yang mengalami pembelokan akibat adanya perubahan topografi kedalaman dasar pantai, sehingga terbentuk gelombang pecah. Gelombang pecah sangat mempengaruhi pada pergerakan sedimen sepanjang pantai sebagaimana persamaan (Triatmodjo, 1999; CERC, 1984) : Qs = K.P n 1....(3) P 1 = Hb 2 C b Sina b Cosa b...(4) Dimana : Qs angkutan sedimen sepanjang pantai (m 3 /hari), Pi komponen fluks energi gelombang pada saat pecah (Nm/s/m), rapat massa air laut (kg/m 3 ), H b tinggi gelombang pecah (m), C b cepat rambat gelombang pecah (m/s) = 647, a b sudut datang gelombang pecah, K, n konstanta, dan g percepatan gravitasi (m/s 2 ). Sedangkan sudut gelombang pecah yang membentuk sudut < 5⁰ akan mengalami arus sejajar pantai dapat dihitung dengan persamaan (Triatmodjo, 1999; CERC, 1984) : V = 1.17 ( g.hb ) 1/2 sin a b.cos a b... (5) Dengan : V kecepatan arus sepanjang pantai, g percepatan gravitasi, Hb tinggi gelombang pecah, dan a b sudut datang gelombang pecah HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa data angin selama lima tahun (2008-2012) yang dikonversikan menjadi data gelombang menunjukkan bahwa arah angin dominan yang berpotensi membangkitkan gelombang adalah dominan arah timur dengan panjang fetch efektif sebesar 44,64 km, sehingga diperoleh nilai tinggi gelombang signifikan sebesar 0,69 m dengan periode gelombang 6,06 jam (Tabel 1). Tabel 1. Analisa Gelombang selama 5 tahun (2008-2012) UL RL Uw Arah Fetch Fetch Efektif (Km) Ua (m/s) Hs (m) T (jam) ts (det) 3,5 1,7 5,95 Timur 44,64 6,37 0,69 6,06 4,10

Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan U L = kecepatan angin di atas permukaan laut (m/s),u w = Kecepatan angin di atas permukaan daratan (m/s), Hs = tinggi gelombang signifikan, R L = hubungan antara kecepatan angin didaratan dengan kepatan angin di laut, ts = waktu gelombang, T = Periode gelombang. Analisa arah angin menggunakan software Wr-Plot mengindikasikan kecepatan angin rata-rata sebesar 3,5 m/s yang bergerak dari timur ke barat dengan jarak fetch 44,64 km (Tabel 1). Jika gelombang mulai bergerak dari laut dalam menuju pantai, gelombang mengalami perubahan bentuk sesuai dengan kedalaman pantai, saat gelombang mendekati pantai, gelombang akan berbelok arah ke arah puncak gelombang dan berpindahnya energi di sepanjang puncak gelombang serta adanya pemantulan energi gelombang dikarenakan pembangunan dilokasi pantai. Sehingga lama- kelamaan gelombang akan mulai memuncak, akan tetapi pada saat mendekati pantai, gelombang di permukaan akan semakin kecil, laju gelombang akan lambat sehingga terjadinya pembelokan arah gelombang yang berakibat pecahnya gelombang (Triatmodjo, 1999) dengan ketinggian 0,825 m (Tabel 2) di kedalaman 1,5 m. Tabel 2. Hasil Perhitungan Arus Sejajar Pantai dan Transpor Sedimen Selama 5 Tahun (2008-2012) Hb (m) αb (⁰) Sin αb Cos αb V (m/s) Qs 0,825 43,329 0,686 0,727 1,66 0,132 Hb = Tinggi Gelombang Pecah (m), αb = Sudut Datang Gelombang Pecah (⁰), V = Kecepatan Arus Sejajar (m/s), Qs = Transpor sedimen (m 3 /hari) Perhitungan arus sepanjang pantai (V) selama periode limat tahun (2008-2012) menunjukkan bahwa nilai relatif tidak besar (1,66 m/detik). Hal ini menunjukkan bahwa gelombang pecah yang terbentuk relatif tidak tinggi, sehingga arus sepanjang pantai yang terjadi juga relative kecil. Konsekuensinya, transport sedimen yang terbentuk di sepanjang pantai juga tidak terlalu besar, yaitu 0,132 (m 3 /hari). Tabel 3. Analisa Gelombang pertahun selama 5 tahun UL Uw Arah Fetch Effektif Ua Tahun RL (m/s) (m/s) Fetch (Km) (m/s) 2008 3,27 1,73 5,66 Timur 44,642 5,983 0,646 6,190 4,017 2009 2,85 1,80 5,13 Timur 44,642 5,305 0,573 6,443 3,859 2010 2,67 1,83 4,89 Timur 44,642 4,997 0,539 6,573 3,783 2011 4,30 1,60 6,88 Timur 44,642 7,612 0,822 5,713 4,353 2012 4,39 1,59 6,98 Timur 44,642 7,748 0,837 5,679 4,379 U L = kecepatan angin di atas permukaan laut (m/s),u w = Kecepatan angin di atas permukaan daratan (m/s), Hs = tinggi gelombang signifikan, R L = hubungan antara kecepatan angin didaratan dengan kepatan angin di laut, ts = waktu gelombang, T = Periode gelombang. Kecepatan angin tahunan selama periode 2008-2012 menunjukkan bahwa kecepatan terkecil berkisar 3,27 m/s (2008) dan terbesar 4,39 m/s (2012), fetch 44,642 648 Hs (m) T (jam) ts (det)

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Juni, 2013 km dengan arah timur. Arah angin dominan timur dan fetch yang sama selama periode 2008-2012 menunjukkan bahwa ada konsistensi arah angin, sehingga factor tegangan angin (Ua) yang akan menentukan perbedaan tinggi gelombang signifikan (Hs). Tinggi gelombang signifikan (Hs) terkecil sebesar 0,539 m (2010) dan terbesar 0,837 m (2012) (Tabel 3). Tabel 4. Hasil Perhitungan Arus Sejajar Pantai Pertahun Tahun Hb (m) αb (⁰) Sin αb Cos αb V (m/s) Qs 2008 0,343 43,617 0,689 0,724 1,071 0,014 2009 0,579 43,770 0,692 0,722 1,392 0,055 2010 0,504 59,270 0,859 0,511 1,142 0,034 2011 0,979 42,541 0,676 0,737 1,805 0,205 2012 0,787 54,895 0,818 0,575 1,529 0,111 Hb = Tinggi Gelombang Pecah (m), αb = Sudut Datang Gelombang Pecah (⁰), V = Kecepatan Arus Sejajar (m/s), Qs = Transpor sedimen (m 3 /hari) Adapun tinggi gelombang pecah (Hb, m) yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan kontur kedalaman dimana gelombang bergerak. Berdasarkan analisa, diperoleh nilai tinggi gelombang pecah (Hb) terkecil 0,343 m (2008) dan terbesar 0.979 m (2011). Konsekuensinya, arus sejajar pantai yang terbentuk menunjukkan nilai terkecil 1,071 m/detik (2008) dan terbesar 1,805 m/detik (2011). Hal ini berkorelasi dengan transpor sedimen yang terbentuk, yang menunjukkan nilai terkecil 0,014 m 3 /hari (2008) dan terbesar 0,205 m 3 /hari (2011) (Tabel 4). Diduga kecilnya nilai transpor sedimen yang terbentuk di lokasi penelitian disebabkan oleh relative kecilnya kecepatan angin yang berhembus sehingga gelombang (Triatmodjo, 1999) yang terbentuk juga lemah, didukung oleh pendeknya fetch yang terbentuk, dan perubahan kontur kedalaman diduga tidak terlalu bepengaruh terhadap nilai transpor sedimen mengingat sudut gelombang pecah yang terbentuk relative tumpul. Perhitungan laju transpor sepanjang pantai menunjukkan bahwa besar kecilnya transpor sedimen yang terjadi diduga dipengaruhi oleh sudut datang gelombang. Dengan demikian gelombang besar akan mengangkut sedimen lebih banyak tiap periode dibandingkan digerakkan oleh gelombang kecil. Akan tetapi, jika gelombang kecil terjadi dalam periode yang lama, maka gelombang tersebut dapat mengangkut sedimen lebih banyak dibandingkan yang terjadi dengan gelombang besar (Triatmodjo, 1999). Pada hasil uji Regresi Linear Berganda didapat bahwa untuk data tinggi gelombang pecah (m), tinggi gelombang (m) dan pergerakan transpor sedimen dari bulan Januari sampai bulan Desember dalam model summary diperoleh nilai R (Corelasi determinasi) 0,993 dan R Square 0,986. Maka nilai R mendekati nilai 1 menunjukkan bahwa ada hubungan antara Tinggi gelombang dan Tinggi gelombang pecah terhadap pergerakan transpor sedimen. 649

Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan PENUTUP Kesimpulan Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa ada pengaruh tinggi gelombang dan tinggi gelombang pecah terhada transpor sedimen sepanjang pantai. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai parameter oseanografi lainnya untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pergerakan sedimen sepanjang pantai dengan pendekatan model numeric sehingga diperoleh gambaran lebih detail tentang perpindahan sedimen yang ada. DAFTAR PUSTAKA CERC. 1984. Shore Protection Manual Volume I, 4 th Engineering Research Center : Washington. U. S. Edition. Army Coastal Siswanto, A.D. 2010. Analisa Stabilitas Garis Pantai di Kabupaten Bangkalan. [Tesis]. Surabaya : ITS Siswanto, A.D. 2011. Kajian Substrat Sedimen Permukaan Dasar Di Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan. EMBRYO Vol 8 No. 1. Triatmodjo. 1999. Tekhnik Pantai. Beta Ofset : Yogyakarta 650