BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan maka

Chapter 01. UNTAD Webinar

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI E-LEARNING DI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL UNTUK OPERATOR E-LEARNING UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MAB BANJARMASIN Oleh: Hamdan Husein Batubara, M.Pd.I

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN E-LEARNING (Untuk Siswa)

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

PRAKTEK E-LEARNING. Mengaskses e-learning UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Puskom UNY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

Pengenalan elearning. Untuk Mahasiswa Angkatan Baru Semester Genap Tahun Akademik 2014/2015 Universitas Mercu Buana Pusat Bahan Ajar dan elearning

Hak Cipta 2014 DIREKTORAT SISTEM INFORMASI Halaman 2 dari 15

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

E-LEARNING PETUNJUK UNTUK SISWA

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

Modul ke: APLIKASI KOMPUTER OLEH : Fakultas FASILKOM. Sabar Rudiarto, S.Kom., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika.

BAB I PENDAHULUAN. dan tentu belum mengenal betul tentang lokasi Rumah Sakit dan Puskesmas yang ada

MATERI PELATIHAN E-LEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR. Muhamad Ali, MT Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY

PETUNJUK TEKNIS E-TRAINING 2014

Panduan Tutorial Online Untuk Mahasiswa

A. Cara mengakses Tutorial Online

WEBSITE PORTAL COMPANY PADA PT. BAHARI EKA NUSANTARA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL. Novita Wulandari Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH

Apa itu elearning? E-learning adalah proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi dan internet.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KUESIONER EVALUASI DAN PEMETAAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI PERGURUAN TINGGI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. Berikut ini akan dijelaskan tentang tampilan hasil rancangan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Tim ICT UNY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 MANAJEMEN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

User Manual Distance Learning Panduan Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh (Dosen) Versi 1.1 (17 Juni 2014)

Syarat Dan Ketentuan

PANDUAN PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DIGITAL (E-LEARNING)

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Registrasi Kuliah Online

Panduan Umum SDLR LPKIA 2016

APRESIASI E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merubah model dan pola pembelajaran pada dunia pendidikan. Terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.

Institusi Pendidikan: Uji Tuntas Keterlibatan [EDD]

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

PANDUAN PENGGUNAAN ELEARNING UNIVERSTAS PENDIDIKAN GANESHA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. merancang dan membangun Sistem Informasi Monitoring Kepastian Penjaminan

Analisis E-Learning Sebagai Media Bantuan Pengajaran di Lingkungan Kampus

BAB I PENDAHULUAN. sangat terasa perubahan akibat pengaruh globalisasi tersebut. Dalam era

Modul Pengguna SCeLE

PEMBELAJARAN E-LEARNING

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar

Panduan elearning untuk Mahasiswa

Panduan Penggunaan Akun Guru SIAJAR LMS

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI E-LEARNING VERSI MOBILE BERBASIS ANDROID

PANDUAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA

PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

Oleh Amat Jaedun Nuryadin ER.

Materi #1 ESA121 Pengantar Aplikasi Komputer 2013 INTERNET & BLOG

LEARNING MANAGEMENT SYSTEM

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

LAMPIRAN. Nama : Bpk Lubis, Jabatan : Wakil Bidang Kurikulum Hari & Tanggal wawancara : Tempat dan waktu : Sekolah SMAN 90 Jakarta,

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI E_LEARNING UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN PHP

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

e-msa (Elektronik Monitoring Serapan Anggaran) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PANDUAN PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA

PANDUAN PENGGUNAAN E-LEARNING BAGI MAHASISWA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

EKSPLORASI PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE E-LEARNING Oleh : Eva Imania Eliasa, S.Pd

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Draft Katalog Layanan UPT. TIK Undiksha disusun untuk memperjelas Service Level Agreement (SLA)

D i s a m p a i k a n pada W o r k s o p A A

PELATIHAN PORTAL PENGAJUAN ARTIKEL JURNAL

Dasar Penggunaan Internet Untuk Kelas IX

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

Buku Panduan Pengguna Portal IT. [ Calon Mahasiswa, Mahasiswa, Dosen, Tata Usaha, Komunitas, Industri ]

PEMANFAATAN TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DARING (ON LINE) BAGI GURU DAN SISWA DI SMK NU ROGOJAMPI

Memanfaatkan. dalam pembelajaran. Disampaiakan dalam in house training SMA 1 DEMAK, 7 Desember Oleh Sudar, M.Pd. Apakah EDMODO itu?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompetitif dan dinamis. Hal ini memaksa Bank untuk memaksimalkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat. Salah satu piranti teknologi

This page is intentionally left blank.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu suatu alat agar dapat bekerja maksimal, awal mula jaringan internet dimulai pada tahun 1969 dengan hanya dua buah komputer yang disambungkan guna bertukar informasi. Internet sendiri secara sederhana dimaknai sebagai sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa komputer pribadi yang tersambung satu dengan yang lainnya baik dalam satu wilayah maupun antar wilayah kemudian menurut Lantip Diat Prasojo dan Riyanto (2011: 178) internet adalah kependekan dari interconnected-networking yang berarti sebuah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung untuk melayani pengguna diseluruh dunia. Lewat internet inilah yang berperan sebagai media untuk bertukar informasi satu dengan yang lain walaupun terpisahkan jarak jauh, jika dahulu harus menggunakan jasa kurir atau ekspedisi untuk mengirim surat maka sekarang hanya hitungan detik saja untuk mengirim sebuah surat elektronik (e-mail). Jarak geografis dan waktu yang menjadi penghambat proses penyampaian informasi bukan lagi menjadi kendala yang berarti setelah kehadiran internet saat ini, sebuah ilustrasi dari pengembangan internet dimisalkan saja pada kendaraan terdapat alat Global Positioning System (GPS) guna membantu seseorang untuk menemukan jalur mana yang harus dilalui agar hemat waktu maupun tenaga. 1

Bidang pendidikan juga saat ini sedang membangun sistem untuk mempermudah peserta didik mendapatkan haknya yaitu mendapatkan layanan pendidikan karena perkembangan dunia pendidikan saat ini masih saja menyisakan masalah, dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Pendidikan Nasional 2005-2009 menyebutkan beberapa masalah umum pendidikan di Indonesia, masalah tersebut dikelompokan menjadi tiga masalah mendasar, yaitu masalah pendidikan yang berkaitan dengan: (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) mutu, relevansi, dan daya saing keluaran (output) pendidikan, dan (3) manajemen, akuntabilitas dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan (Soekartawi, 2007: 5). Berdasarkan RENSTRA tersebut, maka terdapat masalah di bidang pemerataan dan perluasan akses pendidikan yang dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan dengan penerapan pendidikan jarak jauh (distance learning) atau yang biasa disebut e-learning. E-learning sendiri dimaknai situs belajar dan mengajar dengan menggunakan web dan internet. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-learning) adalah kegiatan pembelajaran yang dapat diselenggarakan jarak jauh (distance learning) dan memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer atau internet. E-learning memungkinkan peserta didik untuk belajar melalui komputer ditempat masing-masing tanpa harus secara fisik bertemu face to face di kelas dengan dosen atau gurunya. E-Learning dapat pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet (Anonim, 2011). 2

Melalui media e-learning ini menurut Anggoro Mohammad Toha (2001: 62) para pengajar dapat mengelola materi pembelajaran, misalnya menyusun silabi, mengunggah materi, memberikan tugas kepada peserta didik, menerima pekerjaan, membuat tes atau kuis, memberikan nilai, memonitoring keaktifan, mengelola nilai, berinteraksi dengan peserta didik dan sesama tim pengajar melalui forum diskusi maupun chat, dan lain-lain. sebaliknya, peserta didik dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran, berinteraksi dengan sesama peserta didik dan guru, melakukan transaksi tugas-tugas, mengerjakan tugas dan kuis, melihat pencapaian hasil belajar, dan lain-lain. Sebagai sarana memotivasi agar lembaga pendidikan terus mengembangkan e-learning maka Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kemendiknas mengadakan kompetisi e-learning awards tingkat nasional 2010 yang melibatkan peserta dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia baik yang berstatus negeri maupun swasta. Dalam seleksi tersebut ada 189 situs e- learning dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia kemudian diseleksi kembali hingga tersisa 5 (lima) finalis dan akhirnya diputuskan juara pertama adalah UNY dengan situs e-learning yang dapat dikunjungi melaui alamat www.besmart.uny.ac.id. Ada beberapa kriteria dalam penilaiannya yaitu aspek penilaian umum meliputi breakthorugh/terobosan: inovasi, kreativitas dan potensi meliputi potensi untuk dikembangkan, potensi sebagai contoh yang layak guna menjadi bahan referensi bagi instansi lain yang sedang mengembangkan e-learning. Berdasarkan keterangan dari staf Puskom divisi pengelolaan web mengatakan bahwa juara 3

pertama yang ditorehkan oleh Be-Smart ini salah satunya adalah karena program e-learning di UNY ini ditanggapi dengan positif oleh para pimpinan sehingga beberapa faktor yang mendukung misalnya saja dalam hal pendanaan dalam kaitannya pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan. Jumlah dosen dan mahasiswa yang terdaftar dalam Be-Smart ini sudah cukup banyak, hal ini peneliti tegaskan dalam tabel yang didapatkan dari pihak Puskom pada bulan Februari 2011. Tabel 1. Statistik Pengguna E-learning di UNY per Desember 2010 Jumlah Total Terdaftar di Be-Smart % Dosen 1046 800 76,5% Mahasiswa 30090 23892 79,4% Sumber: UPT Puskom UNY, 2011 Berdarkan data di atas dapat dilihat jika dari segi pengguna sudah lebih dari 70% yang telah mendaftar di Be-Smart, data ini bersifat umum karena yang dicantumkan disini adalah keseluruhan pengguna di UNY, belum pada masingmasing fakultas karena menurut keterangan dari pihak Puskom pada saat data itu diambil memang belum tersedia data untuk masing-masing fakultas karena masih membenahi akun para pengguna yang tidak menggunakan email UNY. Be-Smart UNY ini telah berdiri sejak tahun 2005 dan mengalami beberapa perubahan, sejak berdiri memang Be-Smart ini mengalami beberapa penyesuaiaan baik dari segi hardware, software hingga SDM yang terkait pengembangan Be- Smart tersebut, hingga akhirnya pada tahun 2007 dikembangkan dengan software open source yaitu moodle yang dapat diunduh gratis dan sebagian besar situs e- learning di dunia memang menggunakan moodle sebagai desain awalnya. 4

Menurut salah satu staf Puskom keberhasilan Be-Smart UNY meraih juara pertama selama dua tahun berturut-turut salah satunya adalah karena moodle yang awalnya tampilannya minimalis dikembangakan dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tampilan awalnya dan beberapa fitur di dalamnya menjadi berbeda dari kebanyakan situs e-learning yang tersebar di dunia maya. Dukungan yang positif dari pihak kampus UNY juga turut menambah motivasi dan semangat staf Puskom sebagai organisasi yang bekerja dibalik suksesnya e-learning UNY tersebut, adapun dukungan dari segi kebijakan dalam bentuk aturan maupun kebijakan dalam hal pendanaan yang dialokasikan untuk membangun infrastruktur jaringan. Be-Smart adalah situs e-learning UNY yang dimanfaatkan oleh seluruh fakultas yang ada, sehingga seluruh fakultas yang di dalamnya terdapat dosen dan mahasiswa diperkenankan menggunakan Be-Smart guna menunjang kepentingan perkuliahan. Peneliti memilih mengadakan penelitian mengenai implementasi e-learning di FIP dikarenakan FIP adalah salah satu bagian dari UNY yang tentu saja sudah terintegrasi dengan Be-Smart, alasan selanjutnya karena FIP termasuk yang mata kuliahnya cukup banyak terdaftar pada Be-Smart. Sejumlah hal-hal positif dari sebuah e-learning di FIP UNY ternyata juga masih meninggalkan beberapa masalah yang terjadi ketika penerapannya dilapangan. Masalah pertama yang peneliti ditemukan ketika observasi peneliti di Puskom melalui wawancara dengan staf Puskom mengungkapkan bahwa untuk menggunakan Be-Smart saat ini harus menggunakan email dari UNY sehingga untuk mahasiswa UNY yang dahulu ketika mendaftar menggunakan email selain 5

UNY dipastikan tidak bisa login, apalagi untuk menggunakan Be-Smart sehingga harus melakukan pendaftaran ulang. Sebenarnya hal ini baik untuk mendata secara terstruktur pengguna Be-Smart, namun bagi mahasiswa angkatan sebelum tahun 2010 itu akan sedikit menyulitkan karena proses mendaftar ulang Be-Smart harus dilakukan langsung di Puskom dan tidak bisa secara online. Bagi mahasiswa baru yaitu angkatan 2010, 2011, dan seterusnya sudah dibuatkan email yang berakhiran student@uny.ac.id dan secara otomatis terdaftar dan memiliki akun Be-Smart. Masalah selanjutnya yang ditemukan yaitu mahasiswa sering lupa username atau password untuk bisa login ke Be-Smart karena sudah lama tidak digunakan dan tentu saja harus datang ke Puskom untuk mengurusnya, kendala ini diungkapkan oleh staf Puskom divisi web yang menyatakan setiap harinya itu pasti ada saja yang mengurus terkait Be-Smart yaitu tidak bisa login karena user name atau password yang lupa. Masalah ini tidak hanya dialami mahasiswa angkatan lama saja, namun mahasiswa baru yang sudah otomatis terdaftarpun seringkali mengalami lupa password, mahasiswa FIP menyatakan karena jarangnya membuka Be-Smart sehingga user name dan password itu lupa. Sebenarnya hal ini dikarenakan password standar yang diberikan oleh pihak Puskom sering diubah pengguna dengan alasan keamanan sehingga ketika jarang digunakan maka user name dan password tersebut menjadi lupa. Infrastruktur penunjang sebagai penopang kegiatan e-learning ini juga ditemukan beberapa kekurangan, seperti salah satu dosen yang mengatakan ketika beliau mengajar dan ingin memperlihatkan beberapa situs jurnal ilmiah sekaligus cara mengaksesnya selalu gagal karena masalah koneksi internet yang saat itu 6

digunakan yaitu wi-finya bermasalah, padahal lokasi kelas tersebut berada di atas ruang dosen jurusan yang wi-fi jurusannya ketika digunakan di dalam ruangan kantor tersebut cepat, kemudian mengenai infrastruktur di FIP itu masih kurang dalam hal sarana yang berkaitan langsung dengan kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut jika ditinjau dari sarana prasarana pendukung kegiatan e- learning ini masih perlu dibenahi. Masalah berikutnya yang terjadi adalah dosen dan mahasiswa yang telah terdaftar ternyata masih ada yang belum secara aktif menggunakan e-learning dalam hal pemanfaatannya misalnya saja dalam hal penyampaian materi, kuis, diskusi maupun tugas-tugas. Asumsi tersebut diperkuat dengan penuturan salah seorang dosen yang sudah terdaftar di Be-Smart, mengungkapkan bahwasannya beliau sudah jarang menggunakan Be-Smart karena menurut dosen tersebut menggunakan Be-Smart menyita waktu ketika harus mengunggah materi, gambar, video yang belum tentu juga dibaca atau diunduh oleh para mahasiswanya. Kebijakan guna pengembangan e-learning di FIP ternyata juga dirasa masih belum optimal bagi sebagian dosen, hal ini dapat dilihat dari kemauan dosen untuk menggunakan Be-Smart belum menyeluruh dan kurang dalam segi penggunaanya. Mahasiswa FIP juga belum banyak merasakan hasil dari e-learning, hal ini dibuktikan dari penuturan beberapa mahasiswa yang sempat peneliti wawancarai untuk memperkuat data awal yang menyebutkan bahwa pelaksanaan e-learning belum maksimal dikarenakan hanya 1 (satu) atau 2 (dua) dosen saja yang pernah menggunakan Be-Smart dalam perkuliahan, kemudian bahwa memang sejauh ini 7

selama kuliah biasanya hanya lewat e-mail. Peneliti sendiri adalah salah satu mahasiswa yang sudah hampir selama 5 (lima) tahun kuliah di FIP ini sehingga jika ditanya terkait implementasi e-learning ini maka memang sejauh ini peneliti baru menggunakan e-learning dalam perkuliahan satu kali dan mata kuliah tersebut diampu bukan oleh dosen FIP namun dosen FBS, berdasarkan pengalaman dan beberapa keterangan teman-teman mahasiswa tersebut maka ternyata kegiatan e-learning di FIP ini belum banyak menghasilkan dampak yang signifikan dikalangan mahasiswa. Untuk memanfaatkan e-learning bukan hanya kemampuan dalam menggunakan komputer namun juga peserta didik harus memiliki budaya kemandirian untuk belajar dan mencari informasi, hal ini juga disebutkan oleh Soekartawi (2007: 32) bahwasannya siswa yang tidak memiliki motivasi yang tinggi dan cenderung pasif maka akan sulit atau malah gagal dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar menggunakan e-learning ini. Mahasiswa FIP juga belum bisa dikatakan memiliki budaya belajar mandiri, ini didapat dari keterangan mahasiswa yang menyatakan bahwa hanya menggunakan Be-Smart ketika ada perintah atau himbauan dari dosen. E-learning diupayakan untuk menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan soal-soal latihan untuk mengukur kemampuan pemahaman peserta didik, namun pada saat peneliti mengunjungi beberapa mata kuliah yang tersaji di dalam Be-Smart ternyata masih ada dosen yang jarang memperbaharui informasi ataupun materi mata kuliah, hal ini terlihat pada situs e-learning UNY khususnya pada kelompok Fakultas Ilmu Pendidikan yang masih ada beberapa mata kuliah 8

menampilkan materi yang sama dari waktu ke waktu tanpa ada perubahan content, hal lain yang menguatkan masalah tersebut berasal dari mahasiswa yang menyebutkan bahwa biasanya materi pembelajaran yang disajikan di dalam Be- Smart itu sama dengan ketika presentasi tatap muka di kelas kemudian materi yang tersedia juga masih sedikit. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi e-learning khususnya di FIP ditinjau dari proses awal lahirnya kegiatan e-learning, kemudian pelaksanaanya ditinjau dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi dosen, mahasiswa, dan admin. Bahan ajar atau materi elektronik yang tersedia serta infrastruktur yang kemudian terakhir akan menghasilkan bahan evaluasi yang berupa kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning ini dan terakhir solusi yang diberikan sebagai upaya mengatasi kendala yang muncul tersebut. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa masalah yang dapat di identifikasi, yaitu sebagai berikut: 1. Prosedur pendaftaran Be-Smart harus menggunakan email domestik UNY sehingga bagi mahasiswa angkatan lama yang tidak memiliki email tersebut diharuskan melapor dan mengurus kembali ke Puskom. 2. Kebijakan universitas guna pengembangan e-learning masih belum optimal, misalnya saja pelatihan yang diberikan kepada para dosen belum diimbangi dengan tindak lanjut yang berarti seperti evaluasi dan monitoring. 9

3. Layanan akses internet sebagai salah satu penunjang kegiatan e-learning di FIP belum merata ke seluruh lokasi gedung dan kecepatan akses internet di FIP masih terasa lambat ketika waktu-waktu sibuk. 4. Masih ada dosen FIP yang sudah terdaftar di Be-Smart, namun belum memanfaatkan e-learning guna kepentingan perkuliahan misalnya input materi, kuis, tugas, dan lain-lain. 5. Keaktifan dosen yang sudah terdaftar di Be-Smart untuk memperbaharui isi dan informasi dalam e-learning masih kurang. 6. Seringnya ditemukan pengguna khususnya mahasiswa tidak bisa login ke Be-Smart karena alasan lupa user name atau password. 7. Masih ada mahasiswa FIP yang belum memanfaatkan e-learning guna kepentingan perkuliahan misalnya mengunduh materi, kuis, tugas, dan lainlain. C. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada Implementasi E-learning yang ditinjau dari Sumber Daya Manusia (SDM), materi atau bahan ajar, dan infrastruktur beserta kendala dan solusi yang digunakan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. D. Perumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian di atas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kebijakan e-learning di FIP UNY? 10

2. Bagaimana pelaksanaan e-learning ditinjau dari SDM, materi atau bahan ajar, dan infrastruktur? 3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning di FIP UNY? 4. Bagaimana cara mengatasi kendala dalam implementasi e-learning di FIP UNY? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kebijakan e-learning di FIP UNY. 2. Untuk mendeskripsikan mengenai pelaksanaan e-learning dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), materi atau bahan ajar, dan infrastruktur di FIP UNY. 3. Untuk mengetahui kendala yang dialami dalam implementasi e-learning di FIP UNY. 4. Untuk memberikan solusi dari kendala yang dihadapi dalam implementasi e- learning di FIP UNY. F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian secara lebih mendalam mengenai pengelolaan segala aspek terkait e-learning khususnya di FIP UNY ataupun pada unit-unit lainnya tentunya ditinjau dari aspek lainnya yang belum tergali pada penelitian ini sehingga dapat memberikan sumbangan positif bagi pengembangan teori-teori pada 11

bidang Administrasi Pendidikan yang terlibat langsung dalam komponen e- learning. 2. Secara Praktis Manfaat dari penelitian ini secara praktis adalah diharapkan dapat menjadi masukan bagi FIP UNY khususnya dalam memaksimalkan pelaksanaan e-learning sebagai alternatif pembelajaran saat ini. 12