BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. PERNYATAAN... ii. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR... iv. UCAPAN TERIMA KASIH...v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Pramesti Indriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tanaman Sembukan Hasil determinasi tanaman sembukan dapat dilihat pada tabel 4.1.

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A.

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

PROSES EKSTRAKSI MINYAK BUNGA MELATI (JASMINUM SAMBAC) DENGAN METODE ENFLEURASI. Elwina, Irwan, Ummi Habibah *) ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan sifat tumbuhnya, tanaman nilam adalah tanaman tahunan (parenial).

ISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beranekaragam.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. malam cukup tinggi yang disebabkan adanya variasi manfaat. Keharuman bunga

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro adalah tanaman dengan nama ilmiah Cerbera odallam G. Bintaro

PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan tersebut

NURUL MU NISAH AWALIYAH ( ) 3 APRIL 2014 SINTESIS ASAM SALISILAT DARI MINYAK GANDAPURA

menghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat,

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

PENGARUH LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK KEMANGI YANG DIHASILKAN DENGAN METODE DISTILASI VACUUM

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

I. PENDAHULUAN. Non-nutritive feed additive merupakan suatu zat yang dicampurkan ke. dalam ransum ternak dengan bermacam-macam tujuan misalnya, memacu

PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP RENDEMEN MINYAK SEREH WANGI (CYMBOPOGON WINTERIANUS)

I. PENDAHULUAN. keberadaan obat-obatan kimiawi juga semakin meningkat. Kemajuan dalam

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Efisiensi Pemurnian Minyak Nilam Menggunakan Distilasi Vacum Gelombang Mikro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

BAB I PENDAHULUAN. serta pemulihan kesehatan. Hal ini disebabkan karena tanaman banyak

I. PENDAHULUAN. mengganggu aktivitas seseorang. Menurut Wijayakusuma (2008), bau. (Lundstrom dan Olsson, 2010). Bau yang dihasilkan disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. memiliki potensi perikanan terbesar ketiga dengan jumlah produksi ,84

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mikrobiologi Analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

BAB I PENDAHULUAN. Candida yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan selaput lendir. C. albicans

B. Struktur Umum dan Tatanama Lemak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumus Masalah

Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)

Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si

Memiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari

I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa

ASAM KARBOKSILAT. Deskripsi: Struktur, tata nama, penggolongan dan manfaat asam karboksilat

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

I. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu

Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam peradaban manusia. Untuk setiap pertumbuhannya, tanaman memerlukan zat

I. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. bahwa hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak atsiri adalah minyak eteris (essential oils) atau minyak terbang

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

DESTILASI UAP (PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI BUNGA MAWAR) Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sejak era tahun 60-an dikenal sebagai negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia terutama minyak atsiri nilam. Secara biologis, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam mempertahankan hidup. Secara umum minyak atsiri berbau sedap banyak digunakan dalam industri kosmetik (sabun, pasta gigi, shampo, losion), industri makanan (bahan penyedap atau penambah cita rasa), industri parfum (bahan dasar pewangi), industri farmasi dan kesehatan (anti nyeri, anti infeksi, dan pembunuh bakteri), bahkan sebagai insektisida (Lutony,1994). Selain itu minyak atsiri banyak digunakan dalam bidang kesehatan dan bidang lainnya. Beberapa jenis minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan antiseptik internal atau eksternal, sebagai bahan analgesik, haemolitik atau sebagai enzimatik, sebagai sedatif dan stimulan untuk obat sakit perut (Agusta, 2000). Selain minyak atsiri berbau sedap, minyak atsiri dari tanaman berbau tidak sedap juga diperlukan. Minyak atsiri berbau tidak sedap dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan senjata kimia berbau busuk sebagai zat anti huru-hara ataupun sebagai senjata perlindungan diri pada wanita. Penggunaan agen kimia ini memanfaatkan kelemahan sensor indra penciuman manusia terhadap bau menyengat dan busuk. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap perilaku manusia menunjukkan bahwa manusia sangat bereaksi terhadap bau-bauan menyengat khususnya bau yang diasosiasikan dengan konotasi jorok maupun kotoran (Herz, 2001). Selain itu, minyak atsiri berbau tidak sedap pun juga dapat digunakan sebagai pencita rasa pada makanan.

2 Salah satu metode paling populer untuk memperoleh minyak atsiri adalah destilasi uap (steam distillation). Melalui metode ini komponen-komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih dipisahkan berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Penggunaan distilasi uap untuk mengekstraksi minyak atsiri tanaman berbau tidak sedap telah dilaporkan oleh Pramesti tahun 2013. Penelitian dilakukan terhadap daun sembukan, babadotan, tembelekan dan inggu. Dengan distilasi uap, Pramesti berhasil memperoleh minyak atsiri sembukan, babadotan, tembelekan dan inggu berturut-turut sebanyak 0,0143%; 0,0559%; 0,2893%; 0,1364%. Namun, komponen minyak atsiri yang dihasilkan menggunakan metode distilasi uap tidak menghasilkan aroma bau tidak sedap. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis GCMS yang menunjukkan komposisi minyak atsiri sembukan setidaknya terdiri atas 28 senyawa dengan komponen utama patchouli alkohol. Komposisi minyak atsiri babadotan memberikan komponen utama 1H-siklopenta[1,3] siklopropa [1,2]benzena, oktahidro-7-metil- 3-metilen-4-(1-metiletil)-, [3aS (3a. alfa., 3b.beta., 4.beta., 7.alfa., 7aS)]. Minyak atsiri tembelekan memberikan hasil setidaknya terdiri dari 37 senyawa dengan komponen utama 1H-siklopenta[1,3] siklopropa[1,2]benzena, oktahidro-7-metil- 3-metilen-4-(1-metiletil)-,[3aS (3a. alfa., 3b.beta., 4.beta., 7.alfa., 7aS)]. Sedangkan komposisi senyawa minyak atsiri inggu setidaknya terdiri dari 26 senyawa dengan komponen utama 2-nonanon. Pada penelitian Pramesti ini, penggunaan distilasi uap berhasil mengekstrak minyak atsiri tetapi tidak berhasil mengekstraksi senyawa-senyawa berbau tidak sedap pada tanaman-tanaman tersebut. Oleh karena itu diperlukan metode ekstraksi lain untuk memperoleh minyak atsiri dari tanaman berbau tidak sedap. Metode simultaneous steam distillation extraction (SDE) telah dikenal sebagai salah satu metode untuk mengekstraksi aroma pada bahan pangan, dimana pertama kali diperkenalkan oleh S.T. Likens dan G.B. Nickerson di tahun 1964.

3 Pada metode ini, komponen volatil sampel berhasil dikeluarkan dalam fasa uap pada suhu rendah dibawah titik didih air. Hal ini mencegah terjadinya kerusakan pada senyawa volatil tersebut. Saat komponen volatil dalam fasa uap, saat itu pula dipertemukan dengan uap pelarut organik yang diharapkan dapat menangkap komponen volatil sampel yang pada umumnya merupakan senyawa non polar. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam melakukan ekstraksi yaitu pemilihan pelarut yang sesuai dengan sifat-sifat polaritas senyawa yang ingin diekstraksi ataupun sesuai dengan sifat kepolarannya. Oleh karena itu pemilihan pelarut yang tepat merupakan faktor penting untuk keberhasilan proses ekstraksi, termasuk dengan metode SDE. Beberapa tanaman Indonesia yang memiliki bau tidak sedap diantaranya adalah buah mengkudu (Morinda citrifolia), biji jengkol (Archidendron pauciflorum), biji petai (Parkia speciosa) dan daun sembukan (Paederia foetida). Tanaman tersebut banyak ditemukan di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tanaman berbau busuk. Hampir semua bagian tanaman Mengkudu dapat digunakan untuk obat akan tetapi yang paling banyak khasiatnya sebagai obat berasal dari daun dan buahnya (Rukmana, 2002). Penelitian yang sudah dilakukan dari biji jengkol yaitu pemanfaatan kulit biji jengkol untuk mengendalikan gulma padi sawah, sedangkan penelitian yang sudah dilakukan dari biji petai yaitu dapat mengendurkan saraf, hilangkan despresi, obat hati, ginjal, serta dapat menurunkan kematian akibat stroke, dan dapat menjaga saluran pencernaan. Terdapat tiga publikasi terkait penelitian kandungan minyak atsiri pada buah mengkudu yaitu mengandung sedikitnya 96 senyawa minyak atsiri diantaranya asam oktanoat sebagai kandungan utama. Penelitian ini menggunakan buah mengkudu yang berasal dari Havana, Kuba dengan menggunakan metode headspace solid-phase microextraction (Jorge, 2010). Penelitian lain berkesimpulan bahwa asam oktanoat dan asam heksanoat adalah komponen utama minyak atsiri pada buah mengkudu. Penelitian ini menggunakan buah mengkudu varietas Fiji dan menggunakan metode steam distillation (Joe, 2008). Hanya satu

4 publikasi terkait kandungan senyawa minyak atsiri dan senyawa yang berperan pada aroma buah mengkudu yaitu 6 senyawa organosulfur memiliki kontribusi penting pada aroma buah mengkudu dan telah berhasil mengidentifikasi keberadaan senyawa asam karboksilat, aldehid, keton, alkohol, ester, dan terpen sebagai senyawa minyak atsiri pada buah mengkudu yang berasal dari Hawai dengan menggunakan metode steam distillation extraction dan solid-phase microextraction (Guor, 2010). Pada biji jengkol belum ditemukan publikasi mengenai kandungan minyak atsiri dalam buah jengkol. Sedangkan pada biji petai hanya satu publikasi mengenai kandungan minyak atsiri yaitu polisulfida siklik sebagai kandungan utama yang diisolasi menggunakan metode hydrodistillation (Eric, 2008). Pada daun sembukan terdapat dua publikasi, yaitu senyawa linalol sebagai komponen utama dengan dimetil disulfida sebagai penyebab bau pada daun sembukan yang diisolasi menggunakan metode steam distillation (Wong, 2006). Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, menunjukkan adanya perbedaan komposisi pada sampel yang sama namun berbeda asal dan metode yang digunakan sehingga diduga komposisi minyak atsiri pada suatu tanaman dipengaruhi oleh keadaan lingkungan atau ekosistem dimana tumbuhan itu berada. Selain kondisi lingkungan, metode yang digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri juga berpengaruh terhadap hasil analisis komposisi minyak atsiri. Maka dari itu, penelitian yang mempelajari identifikasi komposisi minyak atsiri tanaman berbau tidak sedap hasil ekstraksi menggunakan SDE penting dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana komposisi minyak atsiri hasil ekstraksi menggunakan simultaneous steam distillation extraction (SDE) dari tanaman Indonesia yang memiliki bau tidak sedap?

5 2. Bagaimana pengaruh pelarut terhadap komposisi minyak atsiri yang diperoleh menggunakan simultaneous steam distillation extraction (SDE)? 3. Senyawa apakah yang menyebabkan bau dari tanaman Indonesia yang memiliki bau tidak sedap? 1.3 Batasan Masalah 1. Tanaman berbau tidak sedap yang diteliti dibatasi pada buah mengkudu, biji petai, biji jengkol yang berasal dari daerah Ujung Berung Bandung dan daun sembukan yang berasal dari daerah Cililin Bandung. 2. Pelarut yang digunakan dibatasi pada heksan, etil asetat dan kloroform. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui komposisi minyak atsiri hasil ekstraksi menggunakan simultaneous steam distillation extraction dari tanaman Indonesia yang memiliki bau tidak sedap. 2. Mengetahui pengaruh pelarut terhadap komposisi minyak atsiri yang diperoleh menggunakan simultaneous steam distillation extraction. 3. Mengetahui senyawa penghasil bau dari tanaman Indonesia yang memiliki bau tidak sedap. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan mengenai hasil penelitian ini, meliputi: 1. Dapat menjadi informasi tambahan dan pengetahuan bagi para peneliti tentang senyawa-senyawa bau. 2. Dapat digunakan untuk keperluan sintesis senyawa bau. 3. Dapat digunakan untuk pencita rasa pada bahan pangan.

6 1.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi bab 1 tentang pendahuluan, bab 2 tentang tinjauan pustaka, bab 3 tentang metode penelitian, bab 4 tentang hasil dan pembahasan, serta bab 5 tentang kesimpulan dan saran. Bab 1 yang merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. Latar belakang penelitian membahas tentang kerangka pemikiran penelitian yang dilakukan. Rumusan masalah mencakup masalahmasalah yang dimunculkan pada penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang tujuan untuk memecahkan masalah yang diangkat pada penelitian. Batasan masalah berisi tentang manfaat penelitian secara keseluruhan. Sistematika penulisan berisi tentang sistematika penulisan skripsi secara keseluruhan. Bab 2 yang mencakup tinjauan pustaka membahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian yang akan dilakukan serta telusur pustaka mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Bab 3 berisi tentang metode penelitian yang dilakukan termasuk tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjawab masalah yang diangkat. Bab 4 berisi tentang hasil penelitian beserta pembahasan mengenai hasil yang didapatkan. Bab 5 berisi tentang kesimpulan penelitian yang menjawab masalah yang diangkat pada penelitian serta saran untuk penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya. Pada akhir skripsi ini terdapat daftar pustaka yang merupakan rujukan-rujukan dari jurnal ilmiah maupun buku untuk mendukung dasar-dasar penelitian.