BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FORMULASI LOTION EKSTRAK BUAH RASPBERRY(Rubus rosifolius) DENGAN VARIASI KONSENTRASI TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR SERTA UJI HEDONIK TERHADAP LOTION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Per wadah Per bets

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Satu

BAB I PENDAHULUAN. pelindung, maupun pembalut penyumbat (Lachman, dkk., 1994). Salah satu bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. xerosis yang akan menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit sehingga lapisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia kulit akan mengalami proses penuaan. Penuaan disebabkan oleh berbagai faktor

FORMULASI SEDIAAN KRIM PELEMBAB EKSTRAK AIR BUAH SEMANGKA (CITRULLUS LANATUS)

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FORMULASI SEDIAAN PELEMBAB EKSTRAK LIDAH BUAYA (ALOE VERA L.) DENGAN KOMBINASI GLISERIN DAN PROPILEN GLIKOL DALAM BASIS VANISHING CREAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

Determinasi tanaman pisang raja (Musa paradisiaca L.) dilakukan di. Universitas Sebelas Maret. Tujuan dari determinasi tanaman ini adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran gas, perlindungan terhadap patogen, dan memiliki fungsi barrier untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara tropis dimana pengaruh sinar matahari sangat besar terhadap kehidupan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penentuan rancangan formula krim antinyamuk akar wangi (Vetivera zizanioidesi

BAB I PENDAHULUAN. adalah melindungi tubuh dari lingkungan misalnya radiasi sinar ultraviolet, bahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

OPTIMASI SEDIAAN PELEMBAB EKSTRAK KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DENGAN KOMBINASI ASAM STEARAT DAN TRIETANOLAMIN SEBAGAI EMULGATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. turunan asam amino fenil alanin yaitu 2-acetyl-1-pyrroline (Faras et al., 2014).

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lobak mulai dikenal bangsa China sekitar tahun 500 SM. Lobak sering

BAB II METODE PENELITIAN. A. Kategori Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental

UJI AKTIFITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT TERONG (SOLANUM MELONGENA L.) DAN UJI SIFAT FISIKA KIMIA DALAM SEDIAAN KRIM

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Metode Penelitian. asetat daun pandan wangi dengan variasi gelling agent yaitu karbopol-tea, CMC-

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

FORMULASI SEDIAAN PELEMBAB EKSTRAK KERING KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang merupakan permukaan luar organisme dan membatasi lingkungan dalam tubuh dengan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil daripada jaringan kulit lainnya. Dengan demikian, sifat barrier stratum korneum

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis.

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk berupa spiral pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembuatan Basis Krim VCO (Virgin Coconut Oil) Menggunakan Microwave Oven

B. Cara Penelitian Formula Skema Jalannya Penelitian Determinasi Pengumpulan Bahan Penyiapan Bahan...

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang sering dijumpai, dimana kulit kering akan terlihat kusam, permukaan bersisik, kasar dan daerah putih kering merata (Voegeli, 2007). Penyebab kulit kering yang paling umum yaitu paparan dari surfaktan yang merupakan bagian dari produk kebersihan sehari-hari seperti sabun mandi, shampoo, sabun cuci tangan atau bahan pembersih lainnya (Simion, Abrutyn and Draelos, 2005). Selain itu, suhu dan kelembaban lingkungan yang rendah, paparan bahan kimia dan sinar matahari, mikroorganisme dan penuaan juga menjadi faktor yang dapat menyebabkan kulit kering (Voegeli, 2007). Kulit kering memiliki kadar air dan natural moisturizing factor (NMF) yang lebih rendah daripada kulit normal. Stratum korneum yang sehat memiliki kadar air yang relatif tinggi yaitu 15-20% (Flynn, Petros and Clark, 2004), dan jika terjadi penguapan yang berlebihan mengakibatkan kadar air dalam stratum korneum dapat berkurang hingga 10% yang dapat mengakibatkan kulit menjadi kering (Rawlings et al., 2000). Pelembab (moisturizer) merupakan sediaan yang digunakan untuk memperbaiki kulit yang kering. Sediaan ini dapat menurunkan Trans Epidermal Water Loss (TEWL) dengan membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit sebagai barier, menenangkan ujung saraf dermal, dan mengembalikan kelembutan kulit (Simion, Abrutyn and Draelos, 2005). Pelembab dapat dikelompokan menjadi empat jenis berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu oklusif, humektan, emolien, dan protein rejuvenator. Oklusif adalah bahan yang melakukan tahanan terhadap TEWL dalam stratum korneum. Humektan adalah bahan yang menarik air ketika diaplikasikan 1

pada kulit dan meningkatkan hidrasi stratum korneum. Emolien dapat melembutkan kulit dengan mengisi ruang antara kulit yang retak dengan butiran minyak. Protein rejuvenator dapat menyebabkan kulit menjadi lebih muda dengan mengisi protein esensial dalam kulit (Lynde, 2012). Beberapa buah dapat dimanfaatkan menjadi produk pelembab salah satunya yaitu buah semangka. Namun, pemanfaatan buah semangka sebagai produk kosmetik dipasaran masih jarang ditemukan. Buah semangka mengandung 91,45% air, 0,15% lemak, 7,55% karbohidrat, 0,4% serat, 6,2% gula, vitamin seperti vitamin C, tiamin, riboflavin dan niasin (United States Department of Agriculture, 2003). Semangka juga kaya akan beberapa karotenoid diantaranya termasuk lycopene, phytofluene, phytoene, beta-karoten, dan lutein. Lycopene merupakan karotenoid yang paling banyak ditemukan pada semangka merah (Inuwa et al, 2011). Selain itu, semangka juga mengandung asam amino seperti citrulline (Choudhary, 2015). Bahan aktif dalam buah semangka yang berperan sebagai pelembab yaitu karbohidrat jenis gula-gulaan yaitu sukrosa, glukosa dan fruktosa yang merupakan gula utama yang terdapat pada buah semangka (Liu et al.,2013). Sukrosa, glukosa dan fruktosa termasuk golongan humektan, memiliki efek sebagai pelembab karena memiliki gugus hidroksi yang menyebabkan terikatnya air dari udara atau lingkungan sehingga dapat mereduksi penguapan air dalam kulit, sehingga kelembaban kulit akan terjaga dan kulit tidak menjadi kering (Lubis, Lubis, dan Reveny, 2012). Adanya ikatan inter dan intramolekuler antara sukrosa dan air yang disebut sebagai ikatan hidrogen menyebabkan terjadinya proses kristalisasi. Terjadinya proses kritalisasi ini disebabkan karena air yang berada di udara ditarik oleh sukrosa, sehingga air mampu bertahan didalamnya dan menyebabkan kulit tampak lembab (Mathlouthia and Genotelleb, 1998). Selain itu, gula juga sebagai emolien, yaitu mampu melembutkan kulit serta mampu 2

meningkatkan sirkulasi darah didalamnya (Proserpio, 1981). Sediaan di pasaran yang mengandung ekstrak buah semangka yaitu produk dengan merek Avon Naturals Ò, yang merupakan sediaan lotion pelembab yang berfungsi untuk menghidrasi kulit, menjaga elastisitas dan kelembaban kulit. Pada umumnya, sediaan pelembab dibuat dalam bentuk krim atau lotion (Feldman and Strowd, 2010). Bentuk sediaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah krim minyak dalam air. Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan ditujukan untuk pemakaian luar. Keuntungan menggunakan sediaan bentuk krim yaitu krim dapat mempertahankan kelembaban kulit serta dapat membuat kulit terasa lebih lentur saat pemakaiannya. Krim juga dapat meningkatkan suplai bahan-bahan seperti humektan, air, dan minyak ke dalam kulit sehingga diharapkan bahan aktif maupun bahan penunjang lainnya yang ada dalam sediaan krim dapat masuk atau berpenetrasi kedalam kulit dengan baik (Pertiwi, 2015). Tipe krim yang dipilih adalah tipe krim o/w atau minyak dalam air, karena tipe krim o/w ini dapat memberikan efek dingin pada kulit (Departemen Kesehatan RI, 1995a). Tipe krim minyak dalam air memiliki mekanisme kerja yaitu kandungan airnya akan menguap sehingga hanya akan meninggalkan bahan minyak berupa lapisan tipis. Keuntungannya yaitu fungsi kulit sebagai pelindung yang rusak akan diperbaiki dengan cepat oleh krim tipe minyak dalam air (Feldman and Strowd, 2010). Selain itu, bentuk sediaan ini memiliki banyak keuntungan dibanding bentuk sediaan yang lain, diantaranya mudah dicuci, tidak meninggalkan bekas pada kulit, lembut, serta menimbulkan rasa nyaman dan dingin setelah air menguap pada daerah yang digunakan (Lachman, Lieberman, and Kanig, 1994). 3

Penelitian sebelumnya lebih banyak mempelajari mengenai aktivitas antioksidan dari buah semangka dan belum ada penelitian yang mempelajari efektivitas ekstrak buah semangka dalam suatu sediaan krim pelembab dengan mempertimbangkan kandungan gula dalam buah semangka yang dapat berfungsi sebagai pelembab dengan mekanisme kerja sebagai humektan. Menurut Wijaya (1996), senyawa radikal bebas dapat merusak serabut kolagen kulit dan matrik dermis sehingga kulit menjadi kering sehingga penggunaan antioksidan juga baik untuk pencegahan kulit kering. Dengan diperbaikinya struktur kulit, maka kulit dapat mengurangi terjadinya penguapan air dan dengan adanya gula pada ekstrak maka akan dapat membantu menarik air ke dalam kulit dan mengembalikan kelembaban kulit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemampuan ekstrak buah semangka sebagai pelembab dan juga aktivitas antioksidannya untuk memperoleh suatu sediaan yang efektif untuk mengatasi kulit kering. Menurut Olabinri at al (2013), ekstrak air buah semangka dengan konsentrasi 2-10% menunjukan adanya aktivitas antioksidan (% inhibisi DPPH) sekitar 60% untuk semua konsentrasi (2-10%) dan tidak ada perbedaan yang signifikan antar konsentrasi tersebut (P > 0,05). Sehingga pada penelitian ini akan dibuat sediaan krim pelembab dimulai dari konsentrasi ekstrak 10% dengan pertimbangan pada konsentrasi ekstrak tertinggi pada percobaan oleh Olabinri et al (2013) kandungan gula pada ekstrak juga semakin banyak sehingga dapat memberikan efek sebagai pelembab disamping daya antioksidannya. Pada penelitian ini akan dilakukan variasi konsentrasi antara 10%, 20% dan 30% kemudian dilakukan pengujian terhadap daya antioksidan dan uji efektivitas pelembab. Peningkatan konsentrasi ekstrak yaitu 10%, 20% dan 30% dilakukan untuk dapat melihat pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak 4

yang telah teruji memberi aktivitas antioksidan terhadap aktivitas melembabkan kulit serta untuk memperoleh hasil sediaan dengan formula terbaik. Pada penelitian ini terdapat perbedaan pada bentuk ekstrak yang digunakan dimana pada penelitian ini akan digunakan ekstrak kental sedangkan pada penelitian Olabinri et al menggunakan ekstrak cair sehingga perlu dilakukan uji antioksidan kembali karena proses ekstraksi dan formulasi yang dilakukan dapat mempengaruhi daya antioksidan pada ekstrak dan sediaan. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan manfaat buah semangka yang telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan menjadi suatu sediaan kosmetika yang juga mampu memberikan efek melembabkan kulit melihat adanya kandungan gula yang terdapat dalamnya, sehingga diperoleh suatu sediaan yang memiliki nilai tambah dengan kombinasi efek antioksidan dan kemampuan melembabkan yang dihasilkan. Penelitian ini diawali dengan pembuatan ekstrak buah semangka. Ekstrak yang digunakan berupa perasan buah segar. Metode perasan dipilih karena kandungan air buah semangka yang tinggi dan prosedur kerja serta peralatan yang digunakan sederhana. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan metode penguapan menggunakan thermostatic waterbath pada suhu tidak lebih dari 80 0 C hingga diperoleh ekstrak kental. Suhu diatur agar tidak lebih dari 80 0 C untuk mencegah terjadinya reaksi karamelisasi pada ekstrak. Metode pemekatan ekstrak dengan penguapan merupakan metode yang sederhana dan dengan menggunakan metode penguapan akan menghasilkan ekstrak kental yang memiliki konsistensi seperti jelly yang memudahkan dalam proses pelarutan dan pencampuran dengan basis (Pertiwi, 2015). Formula basis yang akan digunakan mengacu pada penelitian Cahyani (2015) yang terdiri dari asam stearat dan trietanolamin yang berfungsi sebagai emulsifying agent, gliserin dan propilen glikol sebagai humektan, gliseril monostearat sebagai stiffening agent, metil paraben 5

sebagai pengawet dan air sebagai pelarut. Modifikasi dilakukan pada basis yaitu dengan penambahan propil paraben pada formula, dimana kombinasi metil dan propil paraben sebagai pengawet dapat meningkatkan aktivitas antimikroba sehingga sediaan yang dihasilkan lebih tahan terhadap mikroorganisme selama penyimpanan (Rowe, Sheskey, and Owen, 2009). Pada penelitian ini akan dibuat 5 macam formula yang terdiri dari ekstrak kental buah semangka dengan konsentrasi 10%, 20%, 30% dan 2 formula blangko yaitu basis tanpa ekstrak sebagai blangko 1 dan basis tanpa ekstrak, gliserin dan propilen glikol sebagai blangko 2. Formula blangko berfungsi untuk membuktikan bahwa bahan yang juga berfungsi sebagai pelembab sintetis dalam basis yaitu gliserin dan propilen glikol tidak mempengaruhi penentuan efektivitas sediaan krim pelembab ekstrak kental buah semangka. Masing-masing sediaan selanjutnya dievaluasi terhadap sediaan krim pelembab ekstrak kental buah semangka yang meliputi evaluasi mutu fisik, efektivitas, keamanan, aseptabilitas dan stabilitas fisik sediaan. Evaluasi mutu fisik sediaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis, ph, tipe emulsi, viskositas, daya sebar, daya lekat, homogenitas, dan daya tercucikan air sediaan. Uji efektivitas terdiri dari uji daya melembabkan secara in vitro dengan metode The Sorbtion-Desoption Test (SDT) dengan parameter nilai area dibawah kurva pada grafik bobot terhadap waktu yang menunjukkan kapasitas hidrasi kulit (Herawati, 2006) dan uji daya antioksidan menggunakan metode pengurangan radikal bebas DPPH (2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl) (Molyneux, 2004). Uji keamanan sediaan dilakukan dengan uji iritasi. Evaluasi aseptabilitas sediaan meliputi kemudahan diratakan, sensasi dingin, dan perasaan lengket saat digunakan. Uji stabilitas fisik sediaan dilakukan dengan metode uji stabilitas dipercepat (Djajadisastra, 2004). Data hasil uji dianalisis secara statistik dengan menggunakan software SPSS statistic 17.0. Analisa data antar bets 6

menggunakan metode analisis parametrik independent sample t test dan analisis non parametrik yaitu Mann-Whitney. Uji antar formula dilakukan pengolahan data menggunakan metode analisis data statistik yang bersifat parametrik dengan menggunakan one way anova (α = 0,05) dan non parametrik dengan menggunakan Kruskal-wallis. Data yang bersifat parametrik didapatkan dari hasil uji ph, uji viskositas, uji daya sebar, uji daya lekat, daya tercucikan air dan uji efektifitas, sedangkan data yang bersifat non parametrik yaitu hasil dari uji keamanan dan aseptabilitas (Jones, 2010). 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak kental buah semangka (10%, 20% dan 30%) terhadap mutu fisik, efektivitas, keamanan, aseptabilitas dan stabilitas fisik sediaan krim pelembab? 2. Formula manakah yang memiliki mutu fisik, efektivitas, keamanan, aseptabilitas dan stabilitas fisik sediaan yang terbaik? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi ekstrak kental buah semangka (10%, 20% dan 30%) terhadap mutu fisik, efektivitas, keamanan, aseptabilitas dan stabilitas fisik sediaan krim pelembab. 2. Mengetahui formula yang memiliki mutu fisik, efektivitas, keamanan, aseptabilitas dan stabilitas fisik sediaan yang terbaik. 1.4. Hipotesis Peningkatan konsentrasi ekstrak kental buah semangka dalam sediaan krim pelembab dapat meningkatkan efektivitas sediaan sesuai dengan spesifikasi yaitu memberikan kapasitas hidrasi yang lebih besar dari formula blangko, memiliki mutu fisik, keamanan, aseptabilitas yang sesuai 7

dengan spesifikasi dan menghasilkan sediaan yang stabil pada penyimpanan. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data-data ilmiah mengenai pemanfaatan ekstrak buah semangka sebagai bahan pelembab alami dalam sediaan krim pelembab dan agar sediaan krim pelembab dengan ekstrak buah semangka dapat diproduksi oleh produsen kosmetika. 8