FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI HB 0 PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKMB). Misalnya posyandu. Sebagai

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODE PENELITIAN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BANGUNSARI SEMIN GUNUNG KIDUL TAHUN Oleh ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

NURJANNAH NIM

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Analitik bertujuan mencari hubungan pengetahuan dan

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di seluruh Puskesmas Kota Salatiga.

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Observasional Analitik study yaitu

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terpadu kepada masyarakat dalam upaya untuk mengatasi masalah kesehatan serta

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN ANAK BATITA YANG DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DIGAMPONG LAMBHUK KOTA BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Maulina. Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan hubungan antar variabel yaitu pemberian MP ASI dengan

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI TINGKAT III PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN STIKES U BUDIYAH BANDA ACEH

PERAN KADER DALAM PENINGKATAN STRATA PELAYANAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA KOTA BANDUNG TAHUN 2008

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Penanganan Infeksi Pada Bayi Akibat Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh Tahun 2012

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

Nisa khoiriah INTISARI

Umi Sa adah, Asih Setyorini

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB III METODE PENELITIAN

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

Disusun Oleh: Wiwiningsih

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KADER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANTEE BIDARI LHOK NIBONG KABUPATEN ACEH TIMUR RACHMADY Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh Latar belakang : Kinerja kader adalah peranan yang sangat penting untuk bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu, bila kader tidak aktif maka pelaksanaan menjadi tidak lancar. Berdasarkan hasil penelitian awal terdapat 20 posyandu dengan jumlah kader ada 60, dan kader yang aktif 50 orang, bayi sebanyak 382 bayi,yang telah mendapat imunisasi DPD-I dan HB-I sekitar 268 bayi dengan 130.46%, menujukkan imunisasi bayi dan pemantauan tumbuh kembang balita belum maksimal. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur 2013. Metode Penelitian : Bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan teknik total sampling dengan jumlah populasi 60 responden, Penelitian dimulai tanggal 14 s/d 21 Agustus 2013. Pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, selanjutnya di uji statistik dengan menggunakan regresi linear dengan memakai program SPSS for windows dengan batas kemaknaan (α=0,05) dengan signifikansi = 0,025 Ho ditolak artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengatahuan dengan kinerja. Hasil Penelitian : dari 40 responden menujukkan ada pengaruh pendidikan terhadap Kinerja Kader dengan signifikansi = 0,025, ada pengaruh pengetahuan terhadap Kinerja Kader Di Kecamatan Pante Bidari Lhok dengan signifikansi = 0,025 ada pengaruh pekerjaan terhadap Kinerja Kader Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kesimpulan : ada pengaruh pendidikan terhadap Kinerja Kader, ada pengaruh pengetahuan terhadap Kinerja Kader, ada pengaruh pekerjaan terhadap Kinerja Kader di puskesmas dan diharapkan kepada kader agar dapat terus meningkatkan pelayanan kinerja kader posyandu supaya bayi atau bilita mendapat imuniasi untuk lebih tumbuh dan kembangnya di kecamatan pantee Bidari Kabupaten Aceh Timur PEDAHULUAN Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata bentuk peran masyarakat antara lain muncul dan perkembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKMB). Misalnya posyandu. Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKMB digunakan persentase desa yang memiliki pasyandu.posyandu merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama

(KIA,KB,Gizi, Imunisasi dan p2 Deare) dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat. Peran kader sangat penting karena kader bertanggung jawab dalam pelaksanaan program posyandu.bila Kader tidak aktif maka pelaksaan posyandu juga akan menjadi tidak lancer dan akibatnya status gizi bayi dan balita (bawah lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan jelas. Hal ini secara langsung akan mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita.pada tahun 2007,lebih kurang 250.000 posyandu di Indonesia hanya 40% yang masih aktif dan diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatan (Riskesdes,2008) Berdasarkan jumlah posyandu di provinsi Aceh mencapai 5,561 dan jumlah kades sebanyak 51,066. Dengan jumlah balita 616,347 orang,jumlah balita yang di timbang sebanyak 507,297 (82,31%) yang berat badan balita naik yaitu 369,099 (59,88%) dengan status gizi buruk yaitu 24,592 orang (3,99%). Provinsi Aceh mempunyai 9735 posyandu,tingkat partipasi untuk dating ke posyandu (D/S) belum mencapai target yaitu hanya 64%,sedangkan target 75%. Tingkat penimbangan (N/D) tahun 2010 hanya mencapai 60% dari target sebesar 70% (Dinkes Aceh, 2010). Di Puskesmas pante bidari lhok nibong terdapat 20 Posyandu dengan Jumlah kader yang ada 60, dan kader yang aktif 50 orang. Bayi di desa pante bidari sebanyak 282 bayi, yang telah mendapatkan imunisasi DPT-1 dan HB-1 sekitar 368 bayi dengan 130,46 %. Data ini menunjukkan imunisasi bayi dan pemantauan tumbuh kembang balita di kecamatan pante bidari kabupaten aceh timur belum maksimal. (Dinas Kesehatan aceh timur, 2011). Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Apa saja faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan Aceh Timur tahun 2013 Tujuan Penelitian a. Tujuan umum Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas Pante Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur tahun 2013. b.tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas ditinjau dari pengetahuan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas ditinjau dari perkerjaan. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kader di wilayah kerja puskesmas ditinjau dari pendidikan. Manfaat Penelitian 1. BagiDinas Kesehatan/ Puskesmas Puskesmas dapat meningkatkan pembinaan dan pelatihan kader posyandu dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerjanya. 2. Bagi masyarakat/ kader Ketua kader dapat me-review kedisiplinan kader dalam melaksanakan tugas sebagai kader posyandu.

3. Bagi institusi pendidikan Dapat memberikan gambaran dan informasi sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan calon tenaga kesehatan propesional. 4. Bagi penelitian Dapat dijadikan acuan untuk dilakukan penelitian selanjutnya. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Berdasarkan teori yang ditemukan Notoatmodjo (2003), maka kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Pendidikan Pengetahuan Perkerjaan Variabel Penelitian Kinerja kader Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang diteliti, yaitu sebagai berikut: 1. Kinerja kader. Hasil yang dicapai oleh seorang kader dalam melaksanakan tugasnya. Variabel ini akan diukur denga cara membagikan kuesioner. Cara ukur dikategorikan 2 kategori yaitu: (1) baik bila melakukan tugasnya (2) buruk bila tidak melakukan tugasnya. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 2. Pendidikan. Jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh kader. Variabel ini akan diukur dengan pembagian kuesioner. Cara ukur dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: (1) Tinggi = bila DIII/S1 (2) Menegah bila SMA/Sederajat (3) Dasar = Bila SD/SLTP/Sederajat. Hasil ukur tersebut berskala ordinal. 3. Pengetahuan. Pemahaman kader tenteng pelayanan posyandu. Variabel ini akan diukur dengan pembagian kuesioner. Cara ukur dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: (1) Benar jika > 75-100% (2) sedang jika 56-75% (3) rendah <56%. Hasil ukur tersebut berskala ordinal 4. Pekerjaan. Kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Variabel ini akan diukur dengan pembagian kuesioner. Cara ukur dikategorikan dalam 3 kategori yaitu: (1) Tidak berkerja= bila kegiatan sehari-hari dilakukan dirumah (2) berkerja tidak tetap = bila perkerjaan dilakukan dibeberapa tempat diluar rumah (3) berkerja tetap = Bila dilakukan di luar rumah. Hasil ukur ini berskala nominal. Hipotesa 1. Ada Pengaruh Antara Pendidikan Dengan Kinerja Kader Di Wilayah Kerja puskesmas pande bidari lhok nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013 2. Ada Pengaruh Antara Pengetahuan Dengan Kinerja Kader Di Wilayah Kerja puskesmas pande bidari lhok nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013 3. Ada Pengaruh Antara Pekerjaan Dengan Kinerja Kader Di Wilayah Kerja puskesmas pande bidari lhok nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013 Wilayah Generalisasi Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan untuk seluruh Kader

Yang Ada Diwilayah Kerja Puskesmas Pande Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur. Populasi dan Sampel 1. Populasi Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader di wilayah Puskesmas Pante Bidari Lhok Nibong Aceh Timur pada tahun 2013 yang berjumlah 60 orang. 2. Sampel Teknik pegambilan sampel dalam penelitian ini di lakukan dengan metode total sampling yang berjumlah 60 orang. Desain Penelitian Adapun penelitian ini bersifat Analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kinerja kader kesehatan tentang pelayanan posyandu di wilayah kerja kader di Puskesmas Lhok Nibong Aceh Timur. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di wilayah kerja puskesmas pante bidari lhok nibong dilakukan pada taggal 14 s/d 21 agustus 2013. Pengumpulan Data Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengobservasi responden dan menjelaskan tujuan dilakukannya observasi agar tidak ada kesalah pahaman dalam melakukan penelitian untuk data primer dan sekunder diperoleh dari buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Analisa Data a. Analisa univariat Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada tiap variabel dalam penelitian b. Analisa Bivariat Untuk mengindetifikasi ada tidaknya hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, dan variabel independen dengan variabel dependen dibuat dalam bentuk tabel silang. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan melalui penyebaran kuesioner pada responden yang berjumlah 60 orang diperoleh hasil sebagai sebagi berikut: Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kader Posyandu di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan aceh Timur Tahun 2013 No. Pengetahuan Frekuensi (%) 1 Rendah 35 58,3 2 Sedang 6 10,0 3 Tinggi 19 31,7 Total 60 100 Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebagian besar pengetahuannya berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 35 orang (58,3%). Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perkerjaan Kader Posyandu Di Kecamatan Pante Bidari

Lhok Nibong Kecamatan Aceh Timur Tahun 2013 No. Pekerjaan Frekuensi (%) 1 Tidakberkerja 32 53,3 2 Berkerja tidak tetap 16 26,7 3 Berkerja tetap 12 20,0 Total 60 100 Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 60 responden mayoritas sebagian besar berada pada kategori tidak bekerja yaitu sebanyak 32 orang (53,3%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Kader Kader Posyandu Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan Aceh Timur Tahun 2013 No. Pendidikan Frekuensi (%) 1 Dasar 28 43,3 2 Menengah 16 26,7 3 Tinggi 18 30,0 Total 60 100 Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 60 responden sebagian besar pendidikannya berada pada kategori dasar yaitu sebanyak 26 orang (43,3%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kinjerja Kader Kader Posyandu Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kecamatan Aceh Timur Tahun 2013 No. Pekerjaan Frekuensi (%) 1 Buruk 32 53,3 2 Baik 28 46,7 Total 60 100 Berdasarkan tabel 5.4 dari 60 responden sebagian besar kinerjanya berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 32 orang (53,3%). Hasil uji regresi linear menunjukkan bahwa nilai t hitung 5,250, sementara dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,003 (Lihat pada lampiran). Oleh karena nilai t hitung > t tabel (5,250 > 2,003) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pengetahuan dengan kinerja Kader Di Kecamatan Pante Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013. PEMBAHASAN Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Kader Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan Pearson Correlation untuk melihat pengaruh pengetahuan terhadap kinerja didapatkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan terhadap kinerja. Hasil uji statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasinya atau r = 0,568, yang berarti pengaruh pengetahuan terhadap kinerja berada pada hubungan yang kuat.

Menurut teori Notoadmodjo, (2003), Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang yang mempengaruhi terhadap tindakan yang dilakukan. pengetahuan seseorang tidak secara mutlak dipengaruhi oleh pendidikan karena pengetahuan dapat juga diperoleh dari pengalaman masa lalu, namun tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami informasi yang diterima yang kemudian menjadi dipahami. Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. pengetahuaninkan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Depkes (2011) bahwa ibu yang mengetahui atau memiliki pengetahuan baik tentang kinerja kader, akan cenderung untuk memanfaatkan tersebut. Oleh karena itu pengetahuan ibu tentang kinerja kader penting untuk diketahui agar pemanfaatannya lebih maksimal Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kinerja Kader Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan Pearson Correlation untuk melihat pengaruh pekerjaan terhadap kinerja didapatkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pekerjaan terhadap kinerja. Hasil uji statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasinya atau r = 1,000, yang berarti pengaruh pekerjaan terhadap kinerja berada pada hubungan yang sangat kuat (sempurna). Menurut Teori Notoadmodjo (1997) Kehidupan seseorang sangat ditunjang oleh kemampuan ekonomi keluarga. sebuah keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan akan sangat mustahil untuk memenuhi kebutuhan dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada keluarganya. orientasi keluarga miskin adalah kebutuhan fisiologi yang dibutuhkan sehari-hari, sedangkan kesehatan baru mendapatkan penelitian apabila telah mengganggu aktifitas mereka sehari-hari. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Mubarak (2011), bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu bekerja dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang didapat oleh seseorang akan merangsang pikiran dan kemampuan seseorang serta menambah pengetahuan. Menurut peneliti, ibu-ibu yang bekerja akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang dari segala bidang sehingga memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja. Selain itu, seseorang yang bekerja cenderung lebih mudah menerima informasi guna menambah pengetahuannya termasuk dalam hal kesehatan yang salah satunya adalah tentang kinerja kader posyandu. Dengan kondisi demikian, ibu yang bekerja akan lebih memilih kader posyandu yang memiliki tingkat efektifitas tinggi dan sehingga ibu dapat lebih nyaman dalam bekerja dan keluarga sejahtera. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Kader Berdasarkan hasil penelitian yang kemudian diuji secara statistik dengan menggunakan Pearson Correlation untuk melihat pengaruh pendidikan terhadap kinerja didapatkan p value = 0,000 yang

berarti lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan terhadap kinerja. Hasil uji statistik juga diperoleh nilai koefisien korelasinya atau r = 0,582, yang berarti pengaruh pendidikan terhadap kinerja berada pada hubungan yang kuat. Menurut teori Sisdiknas (2003), pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau berbentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah atau berbentuk lain yang sederajat, pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umm dan pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan tinggi yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, megister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi (Sisdiknas, 2003). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Widianti (2007) bahwa pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan denga seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi faktor yang mempegaruhi pendidikan kinerja masyarakat sehingga dapat menerima ideide baru, sedangkan tingkat pendidikan merupakan factor yang terkait dengan ekonomi dan sosialnya seprti, pendapatan, gaya hidup. Dan pendidikan suatu penerapan ilmu atau konsep dalam bidang kesehatan melalui proses belajar, supaya masyarakat yang tidak tahu tentang nilainilai kesehatan menjadi tahu, dari yang tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatan sendiri menjadi mampu. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sbagai berikut: 1. Ada Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja Kinerja Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur 2. Ada Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kinerja Kinerja Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur 3. Ada Pengaruh Pekerjaan Terhadap Kinerja Kinerja Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantee Bidari Lhok Nibong Kabupaten Aceh Timur Saran 1. Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang penulisan karya tulis ilmiah sehingga dapat menambah ilmu peneliti yang dapat digunakan dalam penelitian. 2. Diharapkan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U Budiyah, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk dapat dijadikan bahan bacaan guna meningkatkan pengetahuan mahasiswi kebidanan tentang kinerja kader-kader di puskesmas serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dengan variabel yang lebih lengkap. 3. Bagi tempat penelitian Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan guna meningkatkan pengetahuan kader-

kader sehingga dapat berhasil melakukan posyandu. Daftar Pustaka Depkes, RI, (2000). Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta., (2003). Pedoman Kerja Kader Posyandu. Jakarta., (2004). Dasar-Dasar Penyuluhan Kesehatan. Jakarta. Dinkes NAD, (2009): Profil Kesehatan. Banda Aceh. Heru, (2002).Kader Kesehatan Masyarakat. Worl Health Organiation. Notoatmodjo, S. (2003).Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo,S.(2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi.Rineka Cipta. Jakarta.